Kamis, 21 Juni 2012

Menafsirkan Nubuatan-nubuatan akhir zaman.


Pendahuluan:
   Pada umumnya manusia memiliki perasaan takut.  Kita semua takut.  Banyak alasan mengapa kita harus takut.  Siapakah yang mengetahui perkara-perkara buruk apa yang bakal terjadi?.  Sebagai contoh, mungkin kita besok akan jatuh sakit atau besok tidak akan turun hujan serta  akan terjadi kelaparan.

   Kita akan selalu mencoba berusaha supaya perkara-perkara buruk jangan terjadi, namun kematian akan selalu menanti kita dan kematian adalah merupakan ketakutan kita yang paling besar.  Namun Allah mau menolong kita supaya JANGAN TAKUT.  Salah satu cara Allah menolong kita supaya jangan takut ialah melalui nubuatan-nubuatan AKHIR ZAMAN (Nubuatan-nubuatan APOKALIPTIS.)
   Bagaimana menafsirkan nubuatan-nubuatan mengenai peristiwa-peristiwa terakhir dunia?
  Nubuatan-nubuatan akhir zaman mempunyai pekabaran: Jangan takut!, Allah mengendalikan segala sesuatu,… tidak menjadi soal apa yang terjadi.  Kita perlu mengingat bahwa rencana Allah tidak akan gagal, walaupun perkara-perkara buruk terjadi.
   Tujuan nubuatan-nubuatan akhir zaman antara lain adalah:
a.    Menyingkapkan “tirai yang tergantung diantara dunia yang bisa terlihat dengan yang tidak bisa terlihat dan menunjukkan kepada kita apa yang kita tidak bisa lihat”. E.G. White, Education hlm.304.
b.    Menunjukkan Yesus kepada kita –yang mengalahkan iblis di sorga, didalam pekerjaan-Nya di dunia ini dan didalam pengorbanan-Nya di kayu salib.
   Mari kita buka Daniel 2:27,28 “Daniel menjawab, katanya kepada raja: “Rahasia, yang ditanyakan tuanku raja, tidaklah dapat diberitahukan kepada raja oleh orang bijaksana, ahli jampi, orang berilmu atau ahli nujum.  Tetapi di sorga ada Allah yang menyingkapkan rahasia-rahasia; Ia telah memberitahukan kepada tuanku raja Nebukadnezar apa yang akan terjadi pada hari-hari yang akan datang.  Mimpi dan penglihatan-penglihatan yang tuanku lihat di tempat tidur ialah ini:…….”
PENGAJARAN ALKITAB menekankan bahwa zaman itu bergerak pada satu garis lurus, yakni dari satu permulaan kepada satu akhir, sedangkan AGAMA KAFIR menekankan bahwa zaman itu terus berputar dan kembali lagi ke titik semula tanpa berhenti.

   Pertanyaan-pertanyaan kita yang utama adalah:  Apakah yang akan terjadi dimasa yang akan datang?.  Kapankah akan terjadi?.  Mengapa hal itu terjadi dan bagaimanakah hal yang akan terjadi itu mengubah hidup kita?.
   Tuhan Allah telah membukakan masa yang akan datang melalui nubuatan-nubuatan Apokaliptis (Nubuatan-nubuatan yang mengungkapkan apa yang akan terjadi pada akhir sejarah dunia ini).
  
   Pembahasan:
   Pembahasan kita ialah, bagaimanakah Alkitab menolong kita untuk mengerti nubuatan-nubuatan Apokaliptis?.
   SEJARAH SELAYANG PANDANG:
   Buku Daniel –berisi nubuatan-nubuatan yang paling berpengaruh dan paling menarik karena meliputi sejarah dunia ini.
   Nubuatan-nubuatan Daniel Fasal 2, 7 dan 8 mengajarkan kepada kita tentang sejarah dunia dengan cara yang khusus, mencakup sejarah dunia mulai dari zamannya sampai pada “zaman akhir”.
a.    Bukan hanya pada zaman lampau/sebelum Yesus, seperti pendapat sebagian orang.
b.    Atau jauh ke masa yang akan datang.
c.    Telah digenapi hampir 200 tahun sebelum Yesus datang ke dunia ini.
d.    Nubuatan-nubuatan tidak ada hubungannya dengan masa yang akan datang(dengan peristiwa-peristiwa akhir zaman).
   Daniel 7:17 –Ke empat binatang itu adalah melambangkan 4 raja.
   Selama ratusan tahun, banyak orang mengerti nubuatan ini sebagai suatu rangkaian besar kerajaan yang saling berganti sampai akhirnya.

   Dasar dari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh untuk mengerti Nubuatan dan menafsirkan patung-patung dan lambang-lambang adalah dengan metode Historis.
  Namun sebelum kita lanjutkan, perlu kita ketahui bahwa ada 3(tiga) pandangan dalam penafsiran Nubuatan :
1.    PRETERIST berpendapat bahwa hampir segala sesuatu dalam buku Wahyu telah digenapkan lama pada masa yang lalu.
2.    HISTORICIST berpendapat bahwa hampir segala sesuatu telah digenapkan disetiap waktu, dan beberapa perkara telah diberitahu sebelumnya terjadi pada zaman kita (It has been fulfilling all the time, and some of the things foretold are happening in our own day).  Inilah metode Yesus dan Rasul Paulus dan inilah  metode pendekatan yang digunakan oleh gereja kita, yakni metode Historis.  Mengapa? Karena Allah berbicara dalam bahasa manusia, dan bahasa kita adalah waktu dengan pengungkapannya yang terus berlanjut.
Pendekatan metode Historis ialah, bahwa suatu peristiwa terjadi sesudah peristiwa yang lain sepanjang sejarah sampai kedatangan Yesus yang keduakali.
3.    THE FUTURIST: Menunggu kegenapan semua nubuatan pada suatu waktu yang jauh dimasa yang akan datang.
   Ini cendrung menjadi Literalist (menafsirkan dengan literal meaning).
Contoh:
Kaabah yang sebenarnya di Yerusalem akan dibangun---belum dihancurkan(Wahyu 11)…bahwa kaabah itu telah di ukur.
    Padahal menurut Josephus : Lebih sejuta orang binasa selama dan sesudah pengepungan kota dan 97 000 lebih ditawan.  Semua orang-orang Kristen melarikan diri, dan tidak seorangpun diantara mereka yang kehilangan kehidupannya.  Jenderal Titus mengaku: Bahwa tentara-tentaranya dan pengepungannya tidak berhasil menghancurkan tembok Yerusalem.
   Dalam Matius 25:15,16 –Yesus sedang berbicara mengenai kehancuran bait suci dan system korban (Daniel 9:27; 11:31; 12:11).  Yesus menunjuk bahwa kehancuran itu aka digenapi sesudah zaman-Nya di dunia ini (tahun 70 TM).
   Memang, Wahyu yang pertama dikenal adalah buku Daniel, yang telah muncul pada zaman penawanan bangsa Babilonia pada abad ke 6 SM.  Walaupun Apocalypse memang nubuatan, namun itu berbeda dari nubuatan-nubuatan Alkitab lain (seperti Yesaya, Yeremia, Yehezkiel dan nabi-nabi kecil- dalam beberapa aspek penting).

   CIRI-CIRI APOCALIPTIC :
1.    Meluas diseluruh kosmis. Tema sentralnya ialah: Pertentangan besar antara Kristus dan setan.(Bukan hanya concern dalam persoalan-persoalan bangsa Israel secara nasional dan internasional).
2.    Dasar dalam visi dan mimpi : Para penulis mencatat mimpi-mimpi dan khayal sementara” dikuasai oleh roh” (Wahyu 1:10) ---dibawa ke tempat yang jauh, dimana dia melihat pemandangan yang mulia (Dalam Daniel dan Wahyu).
3.    Penggunaan Kiasan : Dalam nubuatan, lambing-lambang adalah pelajaran-pelajaran penting yang konkrit dari kehidupan sehari-hari.
Contoh : Penjunan dan tanah liat (Yeremia 18:1-10); Kuk (Yeremia 27:2); Gentengatap (Yehezkiel 4:1,2).  Dalam nubuatan Apocaliptic, lambing-lambang hamper selalu makhluk-makluk yang tidak pernah dilihat dalam kehidupan yang sebenarnya. 

Seperti: Binatang bertanduk banyak, malaikat terbang dilangit, dan binatang-binatang yang berbicara dan bertindak dengan kecerdasannya.
   Dalam hal periode waktu, umumnya dalam tahun-tahun literal (Yeremia 29:10), sementara dalam Daniel dan Wahyu ---periode waktu berulang-ulang digunakan berdasarkan prinsip hari –tahun.
4.    Bentuk Kesusastraan : Kebanyakan nubuatan adalah dalam bentuk sajak/puisi; sedangkan dalam nubuatan Apokaliptis, hampir seluruhnya dalam prosa dengan kekecualian sajak nyanyian pujian dalam : Wahyu 4:11;5:9,10; 11:17-18;15:3-4;18:2-24; 19:1-2, 6-8.  Buku Daniel ditulis pada abad ke 6 SM.  Banyak perkara yang ditutup dalam Daniel (Daniel 12:4), dibuka di Wahyu: Wahyu 22:10 karena “the time is at hand” dan kedua-duanya harus dipelajari bersama-sama.
       SDA Bible Commentary Jld.7 hlm 723-724.
TUJUAN NUBUATAN APOKALIPTIS:
·         Untuk memperkenalkan Yesus, bahwa Yesuslah satu-satunya yang bisa mengalahkan iblis yang mencoba mengendalikan jalannya sejarah dan buku Daniel menunjukkan bahwa Yesuslah sebagai pusat.
Kesimpulan :
   Jadi penting mempelajari Daniel dan Wahyu.

   “Bilamana buku Daniel dan Wahyu dimengerti lebih baik, maka orang-orang percaya akan mempunyai pengalaman keagamaan yang samasekali berbeda.  Tuhan akan memberkati semua orang yang dengan rendah hati dan penuh penyerahan mencari pengertian terhadap apa yang dinyatakan dalam buku Wahyu, semua orang yang membaca dan menyelidikinya dengan sungguh-sungguh akan menerima berkat mereka “yang mendengarkan kata-kata nubuat ini dan yang menurut apa yang tertulis didalamnya.  Bahwa hubungan antara Allah dan umat-Nya sangat dekat dan menentukan”.
          E.G White, The faith I live by, hlm.345.