Minggu, 29 Desember 2013

Belajarlah Memahami Pasangan Anda.


BELAJARLAH MEMAHAMI PASANGAN ANDA
  
   Kita tidak bisa beranggapan bahwa setiap orang yang berjenis kelamin yang sama akan selalu memiliki kebutuhan emosi yang sama atau pola perilaku serupa ataupun cara berpikir yang persis sama. Tetapi dengan mempelajari kecendrungan-kecendrungan umum di kalangan setiap jenis kelamin, kita dapat memperoleh wawasan tentang bagaimana seseorang itu berpikir dan bereaksi. Jadi setiap pasangan perlu memahami pasangan masing-masing.

   Apa yang Kaum Pria Perlu Tahu Mengenai Kaum Wanita.

1. Menurut survey yang diadakan oleh Dr. James Dobson bahwa wanita menderita depresi akibat rasa harga diri yang rendah. Kenapa?. Karena ada pandangan yang mengatakan kalau mereka hanya mengabdikan diri di rumah tangga saja maka mereka itu tidak berharga. Hal ini terjadi karena masyarakat yang sudah mulai melecehkan tugas atau peran ibu rumah tangga. Nilai seorang wanita semakin diukur hanya dengan aset keuangannya dalam rumah tangga dan kontribusinya kepada dunia bisnis. Oleh sebab itu tidak heran kalau seorang wanita membutuhkan penghargaan dari suaminya tentang bagaimana dia menunaikan kewajiban-kewajibannya.

    Para suami harus berusaha menyediakan waktu untuk bisa bepergian keluar rumah jauh dari anak-anak, sedikitnya sekali seminggu selama setengah atau satu hari penuh. Atau makan siang sekali seminggu bersama anak-anak.
   Barangkali perlu juga memiliki pembantu rumah tangga(kalau ada yang dari kampung, bukan diambil dari agen karena mahal), yang akan mengerjakan tugas-tugas berat seperti : membersihkan rumah, mencuci dan menyeterika pakaian serta pekerjaan-pekerjaan rumah lainnya.

  Suami memberikan dukungan yang diperlukan oleh isteri misalnya bantuan untuk mendisiplin, melatih, membina, menghibur, dan mendidik anak-anak.

   Setiap suami harus meluangkan waktu untuk keluarganya(meskipun sibuk dalam pekerjaan setiap hari). Boleh jadi menentukan setiap hari Senin atau hari lain yang disetujui bersama bagi suami untuk menghabiskan waktunya bersama dengan keluarga. Kalaupun mereka tidak pergi kemana-mana tapi mereka tidak akan menjawab telepon. Lagipula, apa gunanya jabatan dan pekerjaan itu kalau sang suami sampai kehilangan kekaguman dan kasih sayang dari keluarganya sendiri?.

Sang suami harus menunjukkan perhatian yang seimbang terhadap apa yang terjadi di rumah tangga, jangan menghabiskan hampir semua waktunya di luar rumah.

Sekalipun suami mungkin seorang ahli disain interior tetapi hendaknya dia jangan berusaha untuk mengatur dapur ataupun mendekorasi ulang isi rumah atas kemauannya sendiri. Suami harus ingat bahwa itu adalah wilayah kekuasaan sang isri. Ini sama saja dengan kalau istrinya datang ke kantornya lalu berusaha mengatur suasana kantor, memberi perintah kepada sekretaris suaminya dan menunjukkan banyak kesalahan yang dibuat sang suami dalam menata kamar kerjanya.

2. Seorang wanita perlu mengetahui bahwa perasaan-perasaannya diakui dan diterima. Dia akan merasa puas untuk mencari solusi di kemudian hari, tetapi pada waktu dia merasa kesal maka yang dia inginkan adalah percakapan yang bersifat dewasa.

3. Didalam memecahkan masaalah, wanita biasanya menempuh proses emosi sedangkan pria pada logika yang murni. Tetapi seorang wanita dewasa dapat membuat kesimpulan yang sangat akurat. Naluri kewanitaan dapat memberi manfaat yang besar bagi pria dengan memberi sudut pandang yang lebih luas terhadap suatu masalah. Seorang pengacara pernah berkata, “Setengah dari klien saya bisa keluar dari persoalan jika mereka sudah membicarakan segala hal itu dengan istri mereka karena ternyata wanita memiliki akal sehat dan pikiran yang lepas untuk memandang masalah itu dengan segar.”

4. Wanita sering memiliki ketidakstabilan emosi (mengalami suasana hati yang gampang berubah-ubah). Hal ini terjadi akibat perubahan-perubahan pada aktivitas kelenjar. Misalnya tangis seorang wanita. Terkadang wanita menangis karena masalah yang besar, tapi sering pula untuk hal yang kelihatannya sepele. Dia bisa menangis kapan saja. Dia bisa menangis karena hendak melepas ketegangan, karena sangat tersentuh, sakit hati atau bahagia. Dalam keadaan-keadaan seperti itu kebanyakan wanita akan menghargai suatu ungkapan simpati yang lembut yang menunjukkan bahwa emosi mereka itu dimengerti. Yang lain menangis tanpa ada penyebab. Pada kebanyakan kasus tangisan yang baik itu merupakan suatu “TERAPI”.

5. Kaum pria harus berusaha mengerti atau memahami faktor-faktor psikologi yang terjadi selama ketegangan pra-haid dan mengantisipasi kemungkinan perubahan emosi. Sekitar 5 hari sebelum haid kandungan estrogen dalam darah meningkat yang mengakibatkan tubuh menahan cairan. Hal ini menyebabkan rasa malas, depresi, dan ketegangan serta kesemutan. Seorang istri memerlukan kasih sayang dan perhatian pada masa ini. Sebaiknya tidak membuat keputusan-keputusan keluarga yang penting pada saat ini.

6. Hanya sedikit wanita yang menghendaki lebih banyak barang atau benda, oleh sebab benda tidak pernah dapat menggantikan seorang suami yang menyayangi. Jadi yang dikehendaki oleh wanita adalah seorang suami yang menyayangi.
   Ingat, saat semuanya telah berlalu dan hidup telah mulai memudar kita pada akhirnya akan tetap bersama dengan istri yang kita cintai.

   Jika Anda tidak mengejar kekayaan dan kemasyhuran, lalu apa yang Anda inginkan?. Kecuali Anda mengalami kehangatan ikatan keluarga, melayani orang lain, dan usaha yang tulus untuk melayani Tuhan, tidak ada hal lain yang berarti, bukan?.

Apa yang kaum wanita perlu tahu mengenai kaum pria?

   Meskipun tidak semua pria itu sama, tetapi apa yang kita bahas disini dapat membantu seorang istri memahami suaminya.

1. Para isteri diharapkan agar tidak menyerang suami mereka dengan ucapan-ucapan ketus, misalnya seperti ucapan: “Kamu pikir itu sikap seorang laki-laki” atau “ Kamu kok tidak pernah jadi dewasa?”

Ilustrasi:

   Di satu tempat ada seorang wanita yang biasa mengolok-olok suaminya. Suaminya memulai kariernya sebagai seorang petugas pemasaran untuk sebuah produk yang disukainya dan ia sangat bersemangat. Namun ketika di pulang ke rumah di malam hari, yang seharusnya dia haus akan dorongan dan semangat dari isterinya, tetapi isterinya malah menyambutnya dengan berkata, “Bagaimana keadaan si anak jenius malam ini? Apakah kamu membawa pulang komisi, atau cuma petunjuk dari manajer pemasaran?. Saya kira kamu tahu kalau minggu depan kita harus bayar uang sewa rumah?”. Saudaraku,…Bertahun-tahun isterinya melakukan hal ini, namun meskipun istrinya itu terus saja mengejek, dia tetap maju dengan kemampuan yang luar bisa. Sehingga tibalah saatnya dia mendapat promosi untuk menjadi wakil direktur eksekutip pada sebuah perusahaan nasional yang terkenal. Lalu setelah itu bagaimana tentang istrinya?. Sang suami kemudian menceraikannya dan menikahi wanita lain yang mau memberikan kepadanya segenap dukungan yang tidak diberikan oleh istri pertamanya. Dan istrinya yang pertama itu TIDAK BISA MENGERTI mengapa dia kehilangan suaminya. Dia mengeluh kepada teman-temannya, “Jerry meninggalkan saya untuk menikah dengan wanita yang lebih muda pada waktu dia tidak membutuhkan saya lagi untuk menjadi babu. Dasar laki-laki!”,
   Kelihatannya dia tidak menyadari bahwa setiap laki-laki merindukan suatu hubungan yang sangat pribadi dan akrab di mana dia dapat mencurahkan isi hati dengan bebas dan aman. Dia memimpikan keintiman seperti ini dan sangat kecewa kalau tidak menemukannya. Dia ingin menumpahkan isi hati (curhat), hal-hal yang dia tidak ceritakan kepada orang lain.

2. Kebutuhan pria akan persahabatan dan perhatian di luar rumah. Hal ini disebutkan dengan istilah: “jangkauan keluar”.
    Karena dengan demikian hal itu akan menyediakan tempat baginya untuk meluapkan kekecewaan dan rasa tidak puas.

3. Prioritas seorang pria mengutamakan pekerjaannya kalau ingin sukses.

4. Seorang pria juga memiliki dorongan alami untuk mengejar kedudukan dan status. Jadi seorang pria bekerja keras bukan hanya untuk mencari uang. Kebanyakan wanita tidak memahami hal ini. Seorang pria akan lebih mudah memenuhi kebutuhan istrinya dan merasa lebih bahagia serta lebih romantis apabila dia merasa dirinya sukses.

5. Menyambut suami dengan sikap manis. Dr.Anna K.Daniels, seorang penasihat pernikahan dan penulis mengatakan, “Menyambut di rumah dengan sikap manis adalah hal terbaik yang dapat dilakukan seorang wanita.”
    Seorang istri bersaksi seperti ini: “Kalaupun saya terpaksa harus meninggalkan tugas-tugas lain, saya selalu mencari waktu untuk mandi agar segar dan berdandan sebelum suami saya pulang. Saya sadar bahwa suasana hati saya yang lebih penting dari apa pun.”. Ini tentu adalah merupakan nasihat yang bagus. Karena apa?. Karena seorang wanita yang memperbaiki dandanannya dan mengenakan pakaian yang feminin akan mendapatkan seorang suami yang selalu ingin pulang ke rumah pada waktunya setiap sore.

    Kebanyakan pria ingin menikmati saat yang tenang setelah sibuk sepanjang hari. Kalau seandainya masih punya anak-anak kecil memang sulit melakukan hal ini, namun mereka bisa disuruh untuk membereskan mainan mereka, sementara anak-anak yang sudah besar mengerjakan pekerjaan rumah (PR) mereka.

    Tetapi ketika Anda menyambutnya di pintu, jangan langsung melapor tentang kenakalan anak-anak atau mengenai tagihan. Seorang pria dapat mengatasi persoalan ini dengan lebih baik setelah sedikit melepaskan lelah. Jika Anda mengetahui bahwa suami Anda baru mengalami hari yang sial, lebih baik tunda dulu sesuatu berita buruk sampai lain waktu.

6. Seorang pria memerlukan tempat yang tenang untuk mengumpulkan kembali semangatnya. Yang penting adalah suasana di dalam rumah, bukan meja tamu yang mengkilap atau dekorasi yang indah, melainkan suasana di dalam rumah yakni kadar ketenangan dan kehangatan yang ada. Seorang istri akan mengetahui bahwa musik yang lembut dapat mengurangi ketegangan, menghilangkan rasa cemas, menghilangkan kebosanan, dan membantu pencernaan.
 
7. Seorang suami membutuhkan dukungan dari istrinya apabila dia menghadapi tekanan, kekalutan, depresi dan kekecewaan dalam bisnisnya/pekerjaannya untuk mencari nafkah. Pria memerlukan seorang wanita yang berada pada posisi untuk memberi dukungan moril kepada suaminya selama masa kekecewaan ini.

Namun perlu kita ketahui, yang diperlukan bukan seorang yang mampu memberikan saran-saran atau seseorang dengan segala macam jalan keluarnya. Apa yang seorang pria inginkan bila dia mengalami suatu masalah adalah TELINGA yang mau mengerti. Dia menginginkan seseorang kepada siapa dia bisa berterus terang tanpa disela, seseorang yang mau mendengarkan dengan penuh perhatian dan perasaan. Seorang istri yang mempunyai segala jawaban membuat suaminya merasa tidak nyaman, rendah diri, dan tidak dibutuhkan. Jika suami Anda mengalami suatu masalah dan ingin membicarakannya dengan anda, berilah dia kehangatan dan kelembutan. Sikap Anda yang mau memahami dan mendengarkan akan membuat dia tahu bahwa Anda peduli kepadanya.

Kalau dia tidak ingin membicarakan kesulitannya, jangan paksakan. Mungkin dia berusaha menyembunyikan beberapa kegagalan dari Anda. Kalau dia tetap kecewa untuk beberapa saat, terimalah keadaan itu. Berilah sebanyak mungkin waktu yang dia perlukan untuk mengatasi masalahnya, dan besarkan hatinya dengan penghargaan, dukungan, dan keyakinan akan kemampuannya. Ingatlah,..seorang pria membutuhkan seorang istri yang mau mengerti dirinya. Tidak perlu dia harus menguasai semua seluk-beluk persoalan, tapi sekadar telinga yang simpatik terhadap kebutuhannya pada saat itu.

Kesimpulan:

   Doa Francis dari Assisi : “Tuhan,..karuniakanlah kepadaku kemauan untuk berusaha lebih….MENGERTI daripada DIMENGERTI.
   Inilah yang menjadi tujuan masing-masing pasangan. Tujuan seperti ini dalam pernikahan akan dapat mencegah kesalahpahaman dari kedua pasangan. Tidak boleh hanya sang suami sendiri yang menuntut agar istrinya belajar untuk mengerti suaminya, tentu sang suami juga harus belajar untuk mengerti akan istrinya. Kebutuhan untuk SALING MENGERTI antara pasangan nikah adalah sangat penting diterapkan dalam kehidupan kita.
   Suami dan istri harus bercita-cita untuk mempelajari sepenuhnya apa yang disukai dan tidak disukai pasangannya, apa yang dicemaskan, yang dikhawatirkan, yang diimpikan, yang diyakini, dan mengapa dia merasa seperti itu.

Daftar Pustaka

- Pelt van Nancy, The Compleat Marriage (terj.) Bandung: Indonesia 
  Publishing House, 2006.