Jumat, 23 Desember 2011

Meditasi (1-5)

Meditasi : 1

U J I A N  I M A N
     
1 Petrus 1:7 “Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu – yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api – sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.”
      
     Sudah hampir 2 tahun anak saya berhenti bekerja ketika itu.  Meskipun ia telah hampir putus asa karena tidak mau lagi membuat dan mengirimkan surat lamaran kerja ke setiap kantor perusahaan.
     “Nak, kataku kepadanya suatu hari. Teruskan saja mengirimkan lamaran pekerjaan sambil berdoa terus kepada Tuhan”. “Ah,..tidak perlu lagi, pa!. Mungkin Tuhan tidak berkenan lagi, jawabnya sedikit kecewa”.  Sebagai orang tua, memang saya cendrung berpikir bahwa tidak ada harapan yang cerah bagi masa depan anak saya, karena setiap usaha tampaknya gagal.
     Namun, dengan pertolongan ayat-ayat Alkitab, saya belum kehilangan harapan samasekali.  Saya masih percaya bahwa pada suatu hari nanti Allah akan mengangkat anak saya dari keadaan ini.  Tiap hari keyakinan saya semakin kuat, bahwa ada maksud Allah dalam apa yang sedang dialami oleh anak saya disaat itu.  Mungkin masa sulit yang dialami oleh anak saya menjadi masa pertumbuhan rohani yang pesat lagi baginya.
     Tidak lama kemudian, anak saya pun menerima panggilan bekerja dan saya bersyukur karena Tuhan mengabulkan kerinduan anak saya.  Saya merasa terhibur mengetahui bahwa itu hanyalah merupakan UJIAN IMAN dan akhirnya anak saya telah menerima upah dari Allah.
     Kebenaran dan mutu iman pribadi biasanya dinyatakan oleh besarnya problem yang dapat diatasi oleh iman itu sendiri.  Iman di uji dan dimurnikan oleh api(bandingkan dengan 1 Korintus 3:13,15).  Iman pribadi juga berjalan melalui proses ujian, agar dengan demikian nilainya dapat ditampilkan dengan sepenuhnya.
      Saya menyadari bahwa Allah mempunyai rencana yang terindah bagi orang-orang yang menaruh harap pada-Nya.  Kemudian saya berdoa agar Dia memberikan kekuatan kepadaku untuk menghadapi setiap keadaan.   hms.


Meditasi: 2
                                    SETIA DALAM PERKARA KECIL
    
    Matius 25:21 ..”engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan meberikan kepadamu tanggungjawab dalam perkara yang besar...”
   
   Pagi-pagi benar tepatnya diwaktu subuh, sepulang mengantarkan keluarga dari  sebuah Rumah sakit saya masuk melalui pintu gerbang dimana saya tinggal.      Biasanya diwaktu subuh seperti itu beberapa pedagang sibuk dan terkadang meletakkan barang dagangannya begitu saja di pinggir jalan.  Disaat kenderaan membelok ke kiri tiba-tiba terasa bahwa ban mobil sebelah kanan terasa menggilas sesuatu yang menurut pemikiran saya bahwa itu hanyalah air yang terdapat pada sisi jalan.
   Setibanya di rumah, seorang ibu pedagang datang menemui saya pagi hari itu.  “Pak,tadi mobil bapak telah menggilas ikan yang saya letakkan dipinggir jalan”, katanya sambil menunjukkan bungkusan ikan yang sudah hancur.  Kejadian ini tidak saya sadari.  Bukan air yang saya gilas tetapi ternyata ikan dari sang pedagang.  Kemudian saya menjawab: “Bu,..saya bertanggungjawab untuk itu dan akan menggantinya”.  Setelah ibu itu menyatakan sejumlah harga yang harus saya ganti, masalahnya pun selesai.  Pengalaman ini mungkin adalah perkara yang kecil, namun hal ini telah mengingatkan saya akan firman Tuhan dalam Matius 25:21 ...”engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggungjawab dalam perkara yang besar..”.
   Hal yang ditekankan ialah tentang kesetiaan, bukan kepada keuntungan(profit). Upah bagi pelayanan yang setia, kepadanya akan dipercayakan kesempatan yang lebih meningkat untuk melayani.  Yesus juga berbicara disini tentang upah yang akan kita terima di dunia yang akan datang yang Dia telah persiapkan bagi umatNya yang percaya kepada-Nya.
    Point yang saya temukan disini adalah, kita mau setia akan perkara yang kecil apapun bentuknya.  Lakukan yang terbaik untuk itu, bertanggungjawab maka percayalah perkara tanggungjawab yang lebih besar akan kita terima.
    Saya berterimakasih kepada Tuhan untuk kepercayaan yang Dia telah berikan kepada saya dan memohon kepada-Nya untuk memberi kemampuan agar apapun yang saya lakukan berhasil.
   Tuhan Yesus memberkati!.  hms.


Meditasi: 3
                                    ALLAH MENGETAHUI RAHASIA HATI.

   Mazmur 44:22 “Karena Ia mengetahui rahasia hati !”.
   
   Baru saja saya pulang sehabis berkunjung melihat cucu di luar negeri.  Selama 6 bulan mobil kecil murahan yang terakhir kami pakai terpaksa kami tinggalkan di rumah.  Ketika masuk ke sebuah gereja yang lebih besar pada sabat pertama dimana saya menjadi anggota , seorang rekan dekat saya setelah melihat mobil tersebut tiba-tiba melontarkan sebuah pertanyaan: “Pak,..apakah mobilnya masih mengenal bapak?”.  Saya hanya tersenyum sambil berpikir, apa gerangan makna pertanyaan itu.
   Kemudian sabat kedua kami berbakti di gereja yang lebih kecil.  Seorang saudara dekat bertanya pula sambil tertawa: “Pak,..saya pikir mobilnya sudah diganti dengan yang panjang, bukan yang pendek lagi setelah dari luar negeri”.  Saya juga tidak menjawab hanya tersenyum sambil berpikir apa arti pertanyaan itu.
   Ditengah jalan menuju pulang ke rumah, hal itu saya tanyakan kepada isteri, orang yang setia menjadi tempat curhat.  “Mama, tanyaku. “Apa arti dari pertanyaan kedua saudara kita itu?”.  Kalau kita pakai motor, apa lagi nanti yang akan dikatakan?.  Jadi, kalau begitu, pakai ini salah dan pakai itu salah lagi!.  “Ah,..papa ini jangan sensitif, jawab isteri saya.  Kita kan tidak mengetahui apa isi hati orang, hanya Tuhan yang tau”.
   Akhirnya saya disadarkan oleh firman Tuhan yang mengatakan dalam Mazmur 44:22 “Karena Ia mengetahui rahasia hati!”.
    Memang hal itu benar bahwa Allah itu adalah: Mahakuasa, Maha hadir dan Maha Mengetahui.  Allah mengetahui apa yang terdapat dalam hati kita.  Segala sesuatu terbuka dan jelas dihadapan Allah. 
    Hal ini tentu meyakinkan saya untuk selalu bersikap positif kepada sesama, dan saya tidak boleh menghakimi  karena Allah yang mengetahui hati.
    Tuhan Yesus memberkati kita.  hms.


Meditasi: 4
KEHIDUPAN YANG TERTIB
    
    2 Tesalonika 3:11 “Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna”.
   
    Ketika saya mengemudikan mobil disebuah tempat yang memiliki tertib lalu lintas yang ketat, rupanya salah satu hal yang perlu kita perhatikan jika kecepatan mobil yang kita bawa tidak terlalu cepat ialah mengendarai di jalur sebelah kiri.  Tetapi saat itu saya berada di jalur kanan dengan kecepatan dibawah 70 km perjam.
   Tiba-tiba sebuah mobil dibelakang saya membunyikan klaksonnya dengan keras yang artinya dia mau duluan.  Menyadari hal itu, sayapun beralih ke jalur kiri dan mobil tersebut pun melaju dengan cepatnya melewati saya dan orang yang duduk disamping pengemudi  mobil tersebut kepalanya nongol keluar sambil berteriak mengatakan: “It’s seventy, seventy...yang mencoba mengatakan kepada saya: bahwa jalur itu kecepatan 70 km perjam.
   Memang disisi jalan tersebut terdapat rambu yang menunjukkan angka 70 dalam sebuah lingkaran.  Semua rambu lalu lintas itu membuat agar kita tertib.  Hidup tertib adalah hidup menurut aturan.  Setiap tingkah laku kita, baik itu perbuatan, ucapan maupun sikap hati tidak boleh sekehendak hati kita(sembarangan) tetapi semuanya harus menurut tata cara yang baik.
   Rasul Paulus menasihati jemaat di Tesalonika, menegor mereka yang hidup dengan tidak tertib.  Jadi kehidupan yang tertib harus ada dalam kehidupan umat Tuhan,dalam kehidupan orang percaya.  Seringkali kita tidak bisa membuat orang dunia menerima Injil, karena mereka tidak melihat bahwa hidup kita tertib, menurut aturan dan tidak mempunyai sikap hati yang baik.
   Kalau itu semua kita miliki, pasti mereka ingin menerima “SUMBER” yang menjadikan semuanya ini, yaitu: Tuhan kita Yesus Kristus. hms


Meditasi: 5
ALLAH YANG SELALU  MEMIMPIN KITA

     Mazmur 73:23 “Tetapi aku tetap di dekat-Mu. Engkau memegang tangan kananku.”
    
    Adalah merupakan kesempatan yang berbahagia ketika kami mengunjungi ke tiga cucu saya di suatu tempat yang jarak tempuh melalui udara hanya tujuh jam.  Saya memperhatikan bahwa hampir setiap hari ketiga cucu ini dibawak oleh ibunya ke suatu park(taman tempat bermain anak-anak) yang disediakan oleh pemerintah setempat disetiap kecamatan.
   Cucu saya yang kedua terkenal sebagai seorang anak yang super aktif alias tidak mau diam.  Kalau berjalan, ibunya selalu memegang dia dengan tangan kanannya.  Saya bertanya, “kenapa kamu selalu memegang dia dengan tangan kananmu?”.  “Pa,..kata mamanya menjawab:  “Supaya saya lebih mudah mengawasinya”.
   Para ibu memang adalah pemberian besar dari Allah.  Ibu-ibu dengan penuh kasih menyertai anak-anak mereka kepada Yesus!.
   Lebih indah lagi untuk mengetahui bahwa kita memiliki Allah yang Maha Kasih yang selalu memegang tangan kita sepanjang pengembaraan di dunia ini.  Biarpun kita harus melalui percobaan dan kesusahan, Pencipta kita akan selalu memimpin kita sampai akhirnya kita tiba di rumah Bapa.  hms