Jumat, 28 Februari 2014

4. RUMAHMU YANG BARU DI DUNIA BARU.


 
(Oleh Pdt. H.M. Siagian MPTh)
Pendahuluan:
   Pelajaran kita sebelumnya menyatakan bahwa penderitaan tidak akan terjadi selama-lamanya karena Anak Domba Allah, Yesus Kristus telah mati untuk kita sekalian.
   Yesus Kristus telah berjanji akan datang kembali untuk membawa kita ke suatu tempat yang disediakan bagi kita.  Judul pelajaran kita saat ini ialah: “Rumahmu Yang Baru Di Dunia Baru”.

   ISI:

   Mari kita buka Alkitab kita dalam Yohanes 14:1-3. ...”Aku pergi untuk menyediakan tempat bagimu”.

   Saudaraku,..dari keterangan ayat ini, tempat yang mana yang akan kita tuju?.     Kemana kita mau dibawa oleh Yesus Kristus, Anak Domba Allah itu?.

   Mari kita buka Alkitab kita dalam Wahyu 21:1-3.
   Ayat 1 menyatakan:…”Aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu.”
   Ada beberapa pengertian tentang langit ini.  Ada yang mengatakan langit itu 7(tujuh) tingkat, dan lain-lain.  Mari kita pelajari lebih dahulu sekilas pintas tentang alam semesta kita ini.  Bila kita mempelajari sistem tata surya kita maka ada 9 planet yang mengelilingi matahari .  Inilah yang disebut dengan KONSEP HELIOSENTRIS yang artinya: Matahari sebagai pusat tata surya kita. 
   Dalam Tata Surya, terdapat sembilan planet besar dengan 61 satelit dan asteroid yang tak terhitung jumlahnya, semuanya berevolusi mengelilingi satu bintang yang bernama matahari. Matahari terletak di pusat Tata Surya.

   Sembilan planet ini, yang merupakan bagian dari Solar system (Tata Surya), saling berevolusi mengelilingi matahari dalam sebuah keteraturan. Mari kita ingat kembali nama-nama planet dari yang terdekat dengan matahari: Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Jadi, bumi kita adalah planet ke-tiga dari matahari.
   Setiap planet di Tata Surya memiliki ciri-ciri yang berbeda. Suhu pada beberapa planet cukup tinggi untuk meleburkan sesuatu. Sedangkan ada diantaranya yang permukaannya tertutup oleh es. Beberapa planet hampir seluruhnya terdiri atas gas. Bahkan beberapa planet berukuran kecil seperti bulan.

   PANDANGAN HELIOSENTRIS

   Gerak benda-benda langit menjadi rumit untuk dijelaskan dalam kerangka geosentris. Pandangan geosentris ini kemudian digusur oleh pandangan heliosentris yang menyatakan bahwa pusat jagat raya adalah matahari , benda langit lainnya beredar mengelilingi matahari.
   Tokohnya: Nicolaus Copernicus (dalam bukunya “De Revolusionibus Orbium Celestium”)
   Pandangan heliosetris ini menempatkan Matahari sebagai pusat alam semesta dan pusat peredaran seluruh benda-benda langit, menggantikan posisi yang dulu ditempati oleh Bumi dalam pandangan geosentris.
   Konsep Heliosentris itu sendiri dikenal dipopulerkan oleh Copernicus (ilmuwan Eropa). Namun tidak dapat dipungkiri, dalam merumuskan konsep tersebut ia turut mengadopsi pemikiran dan perhitungan para ilmuwan sebelumnya. Hingga saat ini konsep Heliosentris-lah yang terbukti benar secara empiris dan tidak ada fakta yang bertentangan dengannya.

   Berbeda dengan pendapat yang lain yang menyatakan tentang Konsep GEOSENTRIS dimana bumi adalah pusat tata surya kita.
   Dalam ilmu Astronomi, teori Geosentris dipopulerkan oleh seorang ilmuwan Yunani bernama Ptolemy.Teori inilah yang dulu dipercayai oleh orang-orang Yunani kuno. Walau begitu, ada juga di antara mereka yang tidak mempercayainya.
   Berbeda dengan pendapat yang lain yang menyatakan tentang Konsep  GEOSENTRIS.

   Konsep atau pandangan ini memandang Bumi sebagai pusat Jagat Raya, meyakini bahwa semua benda langit mengelilingi bumi dan bumi merupakan pusat kekuatan alam semesta.
   Bulan adalah satelit alami yang mengelilingi planet bumi yang dapat dilihat secara langsung dengan mata telanjang tanpa bantuan alat apapun. Bulan adalah benda angkasa yang bergerak secara relatif. Secara umum bulan bergerak relatip dalam tiga macam, yaitu rotasi, revolusi dan revolusi dengan bumi pada matahari.

1.Rotasi/Hari
  
Rotasi adalah perputaran satelit bulan pada porosnya seperti bumi berputar pada porosnya setiap hari. Saat ini bulan berotasi setiap 27,3 hari sekali. Dengan demikian satu hari di bulan sama dengan 27,3 hari di bumi atau 27,3 kali lebih lama daripada di pelanet kita.

2.Revolusi Terhadap Planet Bumi 
   Bulan sebagai satelit alami bumi juga berputar mengelilingi bumi dalam jangka waktu 27,3 hari. Karena waktu rotasi dan revolusi bulan adalah sama, maka permukaan bulan yang terlihat dari bumi tidak berubah dari waktu ke waktu.

3.Revolusi Terhadap Matahari Bersama Bumi
  
Bulan bersama-sama dengan planet bumi juga mengelilingi matahari. Seperti yang kita ketahui bahwa waktu yang dibutuhkan oleh bumi untuk beredar mengelilingi matahari adalah 365.25 hari. Begitupun revolusi bulan terhadap matahari bersama bumi juga 365,25 hari. Setiap empat tahun sekali kelebihan hari dibulatkan menjadi 366 hari atau disebut juga sebagai tahun kabisat.

   Perlu kita ketahui bahwa masa rotasi dan masa revolusi tiap planet itu berbeda-beda sehingga perhitungan hari dan tahun pada semua planet tidak sama.  Perlu kita ketahui lagi agar kita tidak keliru dengan menganggap bahwa system tata surya kita sebagai kuasa terbesar di alam semesta.  Para ahli perbintangan memberikan informasi tentang adanya system tata surya yang lebih kompleks dan lebih berkuasa di luar tata surya kita.  Ini yang kita kenal dengan BIMA SAKTI (dalam bahasa Inggeris disebut MILKY WAY) yang berasal dari bahasa Yunani GALAXIAS yang berarti “SUSU” adalah Galaksi spiral yang besar.  Memiliki 200 – 400 milyar bintang dengan diameter 100 000 tahun cahaya.  Jarak antara matahari dan pusat galaksi diperkirakan 27 700 tahun cahaya.  Didalam galaksi Bimasakti terdapat system tata surya, yang didalamnya terdapat PLANET BUMI tempat kita tinggal.  Estimasi kecepatan rotasi 914 000 km/jam.  Total masa Bimasakti adalah sekitar 3 trilyun bintang.  Jadi, tata surya tempat kita tinggal hanyalah satu dari antaranya.  Bintang---sama halnya seperti matahari.  “Sebagaimana matahari adalah pusat tata surya kita maka setiap bintang adalah pusat dari salah satu tata surya tertentu”. (Maxwell Arthur, Signs of the times, April 1964.

   Saudaraku,..Lebih hebat lagi dikatakan dalam buku Astromy For Everybody hlm.8 bahwa: dengan pesawat teropong di Palomar (U.S.A) yang tebalnya 200 inchi, maka telah dapat dilihat 40 bilyun matahari dalam Milky Way System atau Bimasakti kita.
   Matahari kita mempunyai 9 planet.  Kalau dikalikan dengan 40 bilyun, maka ada 360 bilyun planet dalam Bima Sakti.  Tetapi ingat, Bimasakti bukan hanya satu tetapi ada 200 bilyun Bima Sakti.  Kalau dari 360 bilyun planet atau dari satu Milky Way system, satu saja planet di bumi makhluk hidup maka ada 200 planet yang berpenduduk.

   Saudaraku yang kekasih didalam Tuhan Yesus,
  
   Dengan demikian kita bisa lihat betapa HEBATNYA TUHAN kita.  Itu sebabnya Daud katakan dalam Mazmur 8:4,5, khususnya ayat 5: “Apakah manusia sehingga Engkau mengingatnya?”,
   Sekarang mari kita pusatkan perhatian kita kepada Tata Surya yang lebih spesifik bagi planet bumi dimana kita tinggal.
   Kita boleh baca kitab Kejadian 1:8, 20.
   Dalam ayat 8 dikatakan : “lalu Allah menamai cakrawala itu langit”.
   Kemudian dalam ayat 20 : “burung beterbangan melintasi cakrawala”.

   Saudaraku,…Inilah yang disebut dengan LANGIT PERTAMA, tempat dimana burung-burung masih dapat beterbangan.

   Dalam Mazmur 19:2 dikatakan: “langit memberitakan kemuliaan Allah”.
   Dan Mazmur 8:4 menyatakan: “bulan, bintang yang kau tempatkan”.
   Inilah yang dimaksud dengan LANGIT YANG KEDUA, tempat bulan, bintang dan semua gugusan.  Langit ini yang menceritakan kemuliaan Allah, inilah yang kita pelajari tadi.  Satu hal lagi yang perlu kita ketahui setelah kita pelajari tentang Tata Surya kita, bahwa diluar Tata Surya atau Solar System terdapat satu ruang angkasa kosong dan tanpa satu bintang pun.   Setelah ruang angkasa luar yang kosong itu baru kita tiba pada bintang pertama yang terdekat yang namanya: ALPHA CENTAURIS, sejauh 4,2 tahun cahaya (3x97x1013 km) dari bumi.  Dengan kecepatan jutaan cahaya 186 000 mil/detik, kita akan tiba disana setelah 4 tahun.   Untuk tiba di bintang yang ke dua terdekat diperlukan jarak 2x lebih cepat.  Bintang yang paling besar yang terlihat disebut SIRIUS/Dog Star.  Bintang ini lebih besar 63 kali dari matahari.  Nama Sirius diambil dari bahasa Yunani: Seirios yang artinya menyala-nyala atau sangat panas.  Jadi bintang Sirius atau Dog Star disebut sebagai The brightest star (Bintang yang paling terang).
  
    Mari kita buka Alkitab kita dalam 2 Korintus 12:2-4.

   Ayat 2 menyatakan –Tingkat ketiga dari surga.
   Ayat 4 menyatakan – Diangkat ke Firdaus.
   Saudaraku,..ayat 2 menyatakan tingkat ke tiga dari surga, seolah-olah ada beberapa surga.  Yang kita mau pelajari lebih dahulu APA ITU SURGA?.
   SURGA dalam bahasa Yunani (Grika) : Ouranu—yang artinya adalah LANGIT.  Jadi nama lain dari langit adalah surga.  Oleh karena itu maksud ayat 2 adalah tingkat ke tiga dari langit.  Lalu dalam ayat ke 4 ada istilah Firdaus.  Istilah Firdaus paling tidak, ada 3x disebut dalam Alkitab :

I---Waktu pencuri di kayu salib bertobat (Lukas 23:43).
II---Khayal Paulus (2 Korintus 12:2).
III—Berhubungan dengan Adam dan Hawa.

   Firdaus ini adalah: God’s dwelling place (Tempat tinggal Allah).
   Dalam Wahyu 2:7 –ada pohon kehidupan di taman Firdaus Allah.
   Dalam Wahyu 22:1,2 –disebutkan ada air kehidupan keluar dari tahta Allah.
  Jadi intinya ialah: Langit ke 3 adalah tempat tinggal Allah atau yang kita kenal dengan Surga.
   Baca selanjutnya 1 Tesalonika 4:16,17—khususnya ayat 17 bahwa kita akan dibawa ke surga.
   Saudaraku,..pada saat Yesus datang kali yang kedua, kita akan dibawa ke sorga tempat tinggal Allah, tinggal selama-lamanya disana.  Inilah RUMAH YANG BARU DI DUNIA BARU.
   Bagaimana nanti keadaan kita disana?.  Mari kita baca Wahyu 21:4

“Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu”.
   Saudaraku,..inilah gambaran tempat tinggal kita bilamana Yesus datang ke dua kali.
   Sekarang kita kembali ke Wahyu 21:2 .  Dalam ayat ini dikatakan “Aku melihat kota kudus Yerusalem baru turun dari surga dari Allah”.
   Ayat ini memberi keterangan bahwa setelah bumi kita dibersihkan, dibakar, dibaharui, maka Yerusalem itu turun dari surga.  Dalam ayat 1 dikatakan, langit yang pertama telah berlalu.  Jadi Surga itu dalam hal ini Yerusalem Baru tempat tinggal kita, turun ke bumi yang sudah dibaharui.
   Dalam ayat 3 dikatakan: “Lihatlah kemah Allah diantara manusia”.

   KONKLUSI:  Saudara-saudara,
   Allah akan tinggal bersama-sama umat-Nya, tinggal selama-lamanya, tidak ada air mata, kesakitan, perkabungan.  Inilah tempat yang sudah disediakan untuk kita semua.  Sebelum ini semua terjadi, kita akan lewati ujian-ujian lebih dahulu dan setan tentunya tidak mau kita tinggal disana.
   Apakah anda rindu masuk kedalam kerajaan Surga yang telah dipersiapkan bagi kita oleh Yesus Juruselamat kita?.  Semoga Roh Tuhan, membuka mata rohani kita agar dapat melihat kemuliaan tempat yang telah disedikan untuk orang-orang yang percaya akan Allah, melalui Yesus sebagai Juruselamat.

   Terimalah Yesus sebagai Juruselamat pribadimu pada saat ini! 

                                                                   AMIN.

 

 

 

 

 

 

Jumat, 21 Februari 2014

8.KEKAYAAN DAN KETENARAN DALAM PEMURIDAN.


"DENGAN YANG KAYA DAN TERKENAL"

PENDAHULUAN

Uang bukan segalanya.

   Adalah Will Rogers [1879-1935] yang mengatakan, "Terlalu banyak orang yang membelanjakan uang yang belum mereka miliki, untuk membeli barang-barang yang tidak mereka perlukan, untuk memberi kesan kepada orang-orang yang tidak mereka sukai." Will adalah seorang Indian-Amerika dari suku Cherokee yang terkenal sebagai pelawak, aktor, produser film, dan penulis. Maksud dari perkataan ini adalah untuk mengingatkan kita betapa "pencitraan diri" itu mahal dan tidak ada faedahnya. Tidak sedikit orang yang karena alasan "jaga imej" sampai memaksakan diri menghabiskan banyak uang untuk membeli barang-barang "bermerek" dan mahal supaya dikagumi dan dipuja orang.

   "Berapa banyak kebenaran dalam pernyataan itu yang bisa diperdebatkan; namun apa yang tidak perlu diperdebatkan ialah bahwa uang dapat mempunyai pengaruh yang kuat pada semua kita. Karena kebiasaan-kebiasaan dalam hal keuangan pribadi secara luas melambangkan nilai-nilai seseorang, uang sesungguhnya adalah masalah rohaniah. Itulah sebabnya tidak heran mengapa Alkitab menggunakan banyak waktu berbicara tentang hal itu" [alinea kedua].

   Dalam dunia yang materialistik dan memuja ketenaran, uang dan nama besar adalah dambaan banyak orang. Ketenaran dan kekayaan sering tampil sebagai kembar identik yang tak terpisahkan, di mana memiliki salah satu berarti mendapatkan yang lain. Orang terkenal biasanya kaya, dan orang kaya biasanya terkenal. Apabila seseorang yang memiliki keduanya itu juga berperangai haus kekuasaan, maka hampir dapat dipastikan bahwa dia akan menggunakan kekayaan dan ketenarannya untuk meraih kekuasaan. Terkadang dalam kondisi tertentu juga bisa dibalik, berkuasa dulu baru kemudian menjadi kaya dan tersohor.

   "Orang-orang terkenal menggunakan pengaruh, suatu bentuk kekuasaan. Namun, Yesus tidak terkesan oleh kekayaan atau kekuasaan seseorang. Ia hanya berusaha menjangkau mereka karena alasan yang sama seperti Ia lakukan kepada semua orang yang lain: Ia ingin agar mereka memiliki jenis kekayaan yang tak dapat dibeli oleh uang" [alinea terakhir: tiga kalimat terakhir].

1.   BAGAIMANA KITA MEMANDANG KEKAYAAN (Sangat Diberkati*)

(*Judul asli: Richly Blessed)

   Kekayaan bukan dosa.

   Sekali peristiwa sebuah pesawat penumpang berukuran kecil mengalami kerusakan mesin sehingga memaksa penerbangnya melakukan pendaratan darurat di tengah hutan belantara. Hanya karena kepiawaian sang pilot maka semua penumpang selamat, walaupun pesawat mengalami kerusakan parah dan peralatan komunikasi hancur. Banyak dari mereka yang mulai resah apakah tim penyelamat dapat menemukan mereka dalam waktu dekat. "Mereka segera akan menemukan saya," gumam seorang bapak berperawakan gempal. "Tapi pak, alat komunikasi tidak dapat digunakan sama sekali?" kata seorang pemuda yang berada di dekatnya. "Mereka pasti berusaha dengan cara apapun," bapak itu menjawab santai. "Mereka yang bapak maksudkan itu siapa? Dan bagaimana bapak merasa begitu pasti?" tanya pemuda itu lagi penasaran. "Anak muda, kamu tidak kenal siapa saya," sahut bapak itu sambil menatapnya. "Mana mungkin mereka mau kehilangan seorang anggota jemaatnya yang setia membayar persepuluhan seratus juta rupiah setiap bulan, belum lagi persembahan dan sumbangan beratus-ratus juta? Makanya saya bilang, mereka pasti akan menemukan saya!" Anda tentu tahu, ini cuma cerita rekaan saja.

   Sementara kekayaan begitu dipuja oleh manusia, Salomo menyatakan bahwa nama baik dan integritas lebih berharga daripada kekayaan (Ams. 22:1; 28:6). Bahkan Tuhan Yesus dengan tegas mengatakan, "Apa untungnya bagi seseorang, kalau seluruh dunia ini menjadi miliknya, tetapi ia kehilangan hidupnya?" (Mrk. 8:36, BIMK). Sebenarnya kekayaan itu sendiri bukan dosa, tetapi bagaimana kita menggunakan kekayaan itulah yang menentukan dosa atau tidak. Seperti pisau adalah barang yang netral, itu bisa menjadi benda yang bermanfaat bagi kehidupan jika digunakan sebagai peralatan dapur untuk memasak, tapi itu juga dapat menjadi alat kejahatan kalau dipakai untuk membunuh orang. Demikian pula halnya dengan kekayaan, itu bisa mendatangkan berkat ataupun dosa bergantung dari bagaimana anda menggunakannya.

"Bagaimana pun, Alkitab bukan tanpa alasan meremehkan kekayaan atau orang kaya. Sebagaimana dengan begitu banyak hal lain dalam kehidupan, masalah-masalah timbul bukan dari benda-benda itu sendiri melainkan dari cara kita berhubungan benda-benda itu" [alinea pertama: dua kalimat terakhir].

   Kekayaan dan keselamatan.

   Banyak tokoh dalam Alkitab yang kaya, bahkan kaya raya. Abraham (Kej. 13:2), Ishak (Kej. 26:12-13), Yakub (Kej. 36:6-7), Daud (1Taw. 29:26-28), Salomo (1Raj. 10:23; 2Taw. 9:22), Hizkia (2Taw. 32:27-29), dan Ayub (Ay. 1:1-3) untuk sekadar menyebutkan beberapa nama. Raja-raja Yehuda dan Israel purba pada umumnya adalah orang-orang kaya sebab mereka diberkati oleh Tuhan karena penurutan mereka. Allah tidak mengharamkan kekayaan, bahkan Ia menjanjikan kekayaan bagi orang-orang yang setia kepada-Nya dan yang dikasihi-Nya. Raja Salomo, orang terkaya yang pernah hidup di dunia, itu berkata: "Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahkannya" (Ams. 10:22). Sebab itu dia memuji Allah dengan bernyanyi, "Percuma saja bekerja keras mencari nafkah, bangun pagi-pagi dan tidur larut malam; sebab TUHAN menyediakannya bagi mereka yang dikasihi-Nya, sementara mereka sedang tidur" (Mzm. 127:2, BIMK).

   "Pendek kata, kekayaan itu sendiri tidak mengindikasikan kemiskinan atau ketidakacuhan rohani. Ada sebagian orang kaya yang sangat setia serta saleh dan ada juga yang begitu keji dan jahat. Bagaimana pun juga kita jangan membuat keinginan akan uang menjadi sebuah obsesi, jangan pula memandang keji orang-orang yang kaya. Mereka memerlukan keselamatan yang sama seperti orang lain juga" [alinea terakhir].

   Pena inspirasi menulis: "Kepada saya telah ditunjukkan bahwa beribu-ribu orang kaya masuk ke liang kubur mereka tanpa diamarkan, sebab mereka sudah dinilai dari penampilan dan dilewatkan sebagai orang-orang yang tak berpengharapan. Tuhan ingin agar hal ini berubah. Biarlah orang-orang yang bijaksana ikut dalam pekerjaan ini, orang-orang yang belum berbuat apa-apa di dalam tugas ini oleh sebab dianggap haram dan sia-sia. Ini adalah pekerjaan yang besar dan penting, dan Allah hendak memberkati orang-orang dengan hikmat untuk menjalankannya" (Ellen G. White, Medical Ministry, hlm. 245).
   Apa yang kita pelajari tentang orang-orang kaya dan kekayaan mereka?

1. Menjadi orang kaya itu tidak salah, selama anda yang memiliki kekayaan itu, bukan sebaliknya kekayaan yang "memiliki" anda. Seseorang yang berkuasa atas kekayaannya dapat mengendalikan kekayaan itu, sedangkan orang yang dikuasai oleh kekayaan maka seluruh hidupnya akan diatur dan dipengaruhi oleh kekayaannya.

2. Tidak semua orang kaya berperangai buruk, seperti juga tidak semua orang miskin berperilaku baik. Namun, seringkali orang kaya menjadi "besar kepala" karena kita sendiri yang turut membesarkan kepalanya. Misalnya dengan penghormatan dan pemanjaan yang berlebihan sehingga mereka menjadi tidak realistis dan tidak masuk akal.

3. Orang-orang kaya yang menyadari dan mengakui bahwa kekayaan datangnya dari Tuhan akan senantiasa rendah hati dan mau berbagi. Sebaliknya, orang kaya yang menganggap kekayaannya adalah semata-mata suratan nasib dan kemujuran akan cenderung angkuh dan mengandalkan kekayaan sebagai pemecahan setiap masalah.

2. PERLUNYA DILAHIRKAN KEMBALI (Pertemuan Malam Hari*)

   (*Judul asli: Nightime Rendezvouz)

   Kebingungan Nikodemus.

   Dalam PB kita menemukan setidaknya dua orang kaya yang datang menemui Yesus secara pribadi, di antaranya adalah Nikodemus (Yoh. 3:1). Dia adalah seorang pemuka agama Farisi dan anggota Sanhedrin (anggota dewan agama) yang masih muda, berkuasa dan tentu saja kaya. Karena kedudukannya yang tinggi dan terhormat itu maka Nikodemus (nama Grika yang artinya "penakluk") memilih untuk bertemu dengan Yesus secara diam-diam pada waktu malam. Saat bertemu dia menyapa Yesus dengan sebutan "Rabi" (=Guru) dan secara terbuka mengakui penyertaan Allah dalam diri Yesus (Yoh. 3:2). Tampaknya Nikodemus termasuk salah satu dari banyak orang yang terkesan menyaksikan tanda-tanda yang Yesus nyatakan selama perayaan Paskah di Yerusalem beberapa waktu sebelumnya (Yoh. 2:23).
   Sebagaimana kita baca, Nikodemus dibuat bingung ketika Yesus berkata kepadanya tentang "dilahirkan kembali" (Yoh. 3:3). Kata Grika yang diterjemahkan dengan kembali di sini adalah νωθεν, anōthen, juga dapat berarti dari atas atau dengan cara baru (Strong; G509). Jadi, "dilahirkan kembali" dapat diartikan "dilahirkan dari atas" atau "dilahirkan dengan cara baru." Sebagai seorang pemuka agama dan anggota dewan yang terhormat, Nikodemus seharusnya tidak terlalu naif untuk bisa mengerti apa yang Yesus maksudkan dengan kelahiran kembali itu, tapi nyatanya dia kebingungan (ay. 4). Pernyataan Nikodemus bahwa Yesus datang dari Allah tidak cukup untuk menyelamatkan dirinya, dia harus menyatakan keyakinannya itu melalui baptisan dengan air dan dengan Roh (ay. 5). Baptisan dengan air adalah pengakuan di hadapan umum bahwa kita percaya kepada Yesus, dan baptisan dengan Roh adalah kesediaan untuk diubahkan oleh Allah. Seorang pengikut Yesus harus mau meninggalkan keinginan daging (hal-hal duniawi) dan tunduk pada keinginan Roh (hal-hal rohani). Yesus menandaskan, "Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali" (ay. 6-7).

   "Nikodemus telah menyaksikan kuasa dan kewenangan Allah sebagaimana dinyatakan melalui pelayanan Yesus sehingga berusaha untuk bertemu dengan Dia tapi secara diam-diam. Yesus bisa saja menolak ajakan rahasia ini, tetapi karena tidak rela ada seseorang yang binasa maka Dia bersedia menerima kesempatan ini untuk membawa Nikodemus selangkah lebih dekat kepada kerajaan itu. Kemiskinan Nikodemus bersifat rohani, bukan materi. Diperkaya dengan perkara-perkara duniawi dan kedudukan sosial yang tinggi, namun demikian dia lapar secara rohani" [alinea kedua].

   Pilihan Nikodemus.

   Nikodemus muncul tiga kali dalam Alkitab, semuanya tercatat dalam injil Yohanes. Selain pertemuannya dengan Yesus di malam hari itu, pemimpin Yahudi ini juga tampil ketika dia membela Yesus di hadapan rekan-rekannya sesama kaum Farisi yang berniat menangkap Yesus (Yoh. 7:45-52). Ketiga kalinya adalah sesudah penyaliban sewaktu dia bersama Yusuf dari Arimatea mengambil mayat Yesus untuk dikuburkan (Yoh. 19:38-42).

   "Secara naluri Nikodemus menentang pandangan bahwa orang-orang Israel yang berpengetahuan luas seperti dirinya harus memerlukan baptisan. Namun, Yesus mendesak Nikodemus dengan menyajikan pilihan kekal antara penghakiman dan keselamatan. Takut dituduh dan diejek, Nikodemus menolak untuk menerima undangan Kristus. Wawancara itu tampaknya gagal. Akan tetapi bibit rohani yang sudah tertanam itu lambat laun bertumbuh di dalam tanah hatinya" [alinea ketiga].

   Nikodemus adalah representasi dari orang-orang yang terkesan dengan pekabaran tentang Yesus Kristus sebagai Juruselamat, namun tetap bersikap kritis dan tidak mau begitu saja menerima kebenaran dari doktrin tersebut. Status sosial dan tingkat intelektualitas mungkin menjadi penyebab dari sikap kritis itu. Banyak kali kita kehilangan calon-calon murid Kristus dari lapisan masyarakat seperti Nikodemus ini karena kita terlalu bersemangat sehingga terburu-buru untuk segera membaptiskan mereka, karena menganggap jiwa-jiwa "kelas kakap" lebih penting dan membanggakan dibandingkan menarik jiwa dari "kelas teri." Tetapi kita harus memberi ruang kepada Roh Kudus untuk menjalankan peran-Nya, membiarkan bibit kebenaran yang kita tabur itu bertumbuh secara wajar dan menunggu sampai Roh itu bekerja dengan cara yang luar biasa dan tak terduga.

Apa yang kita pelajari tentang pengalaman Nikodemus bertemu dengan Yesus?

1. Kelahiran kembali (=pertobatan) adalah inti dari pekabaran Yesus, itu yang diajarkan-Nya kepada rakyat biasa dan itu juga yang diajarkan kepada orang kaya dan berpangkat seperti Nikodemus. Konsistensi dalam pengajaran adalah penting dan tidak dapat dikompromikan hanya karena melihat siapa calon murid itu.

2. Nikodemus tampil dalam tiga peristiwa, tetapi banyak orang lebih menekankan pada kemunculannya yang pertama saat bertemu dengan Yesus di malam hari dengan kesimpulan yang negatif. Pertemuannya dengan Yesus mengandung pelajaran berharga, tetapi akhir yang indah baru datang kemudian.

3. Sikap yang menggebu-gebu untuk menginjili orang kaya serta ternama, dan sebaliknya acuh tak acuh terhadap orang biasa serta miskin mencemari pekerjaan pemuridan itu sendiri. Kalau demikian, mungkin yang perlu "dilahirkan kembali" bukan cuma jiwa yang diinjili itu tapi terutama adalah penginjilnya juga.

3. PENGARUH UANG PADA CARA BERPIKIR (Kaya Tapi Reputasi Buruk*)

  (*Judul asli: "Rich and Infamous")

Kekayaan dan moralitas.

   Ketika bintang remaja Justin Bieber yang dipuja seantero dunia bulan lalu ditangkap polisi gara-gara mengemudikan mobil super-mewahnya di jalan raya Miami Beach, Florida secara ugal-ugalan karena berada di bawah pengaruh obat terlarang (DUI=driving under influence), publik Amerika mempersalahkan kekayaan dan ketenaran sebagai biang keladi dari perilaku buruk itu. Orang kemudian teringat pada selebriti-selebriti seperti Miley Cyrus, Paris Hilton, Britney Spears, Tiger Woods, Michael Jackson, dan banyak lagi yang kelakuan mereka tak kalah terkenal buruknya. Kekayaan dan ketenaran memang bisa bikin orang keblinger. Tetapi Jim Carrey, bintang komedi dan aktor papan atas Amerika kelahiran Kanada [1962], seorang yang sebelumnya pernah merasakan hidup melarat, mungkin termasuk segelintir selebriti yang tetap menjaga kewarasannya. Dia pernah berkata, "Saya harap semua orang bisa menjadi kaya dan terkenal serta memiliki segala sesuatu yang mereka impikan, supaya mereka bisa tahu bahwa itu semua bukanlah jawaban."

     Ada seorang mahasiswa kandidat doktor psikologi dari University of California, Berkeley melakukan penelitian tentang dampak kekayaan terhadap perubahan perilaku membuktikan bahwa memiliki lebih banyak uang dapat menimbulkan perilaku yang lebih agresif, egois, dan "moral tercela" (morally reprehensible). Bahkan lebih mengagetkan lagi, studi yang diturunkan sebagai laporan khusus siaran televisi PBS dengan judul "Money on the Mind" itu menemukan bahwa orang-orang kaya cenderung lebih menyukai perilaku tidak etis semisal mencuri di tempat kerja. Terhadap banjir kritikan atas kesimpulan yang dianggap kontroversial itu, sehari setelah hasil tersebut dipublikasikan, penelitinya menanggapi: "Tidak menjadi soal siapa anda. Kalau anda kaya, lebih besar kemungkinannya anda akan memperlihatkan pola seperti hasil itu." (Sumber: DeseretNews.com)

   "Kehormatan tidak selalu menyertai kekayaan. Walaupun banyak orang memperoleh kekayaan mereka secara jujur melalui kerja keras, kerajinan dan berkat Tuhan, yang lainnya memang bajingan. Gawatnya lagi, sebagian mencari uang secara sah tetapi tidak bermoral, sebab seperti kita tahu tidak semua yang amoral itu tidak sah" [alinea pertama].

Kasus Zakheus.

   Tidak disangsikan lagi bahwa nama Yesus sudah demikian terkenal sampai ke kota Yerikho (artinya "bulan"), sebuah kota yang dibangun oleh Herodes yang Agung pada tahun 105 SM dan tersohor dengan iklimnya yang nyaman serta balsem mujarab yang terbuat dari getah sejenis pohon yang wangi. Kota Yerikho pada zaman Yesus terletak sekitar tiga kilometer sebelah barat daya dari gundukan tanah bekas kota Yerikho zaman Yosua (PL), sebuah oase yang terletak sekitar 30 Km ke arah timur dari kota Yerusalem. Di kota peristirahatan orang-orang kaya inilah Zakheus tinggal dalam kedudukannya sebagai kepala kantor pajak. Kedudukan yang empuk di kota yang makmur, sudah tentu Zakheus adalah seorang yang kaya raya. Tetapi meskipun punya jabatan tinggi dan kaya, Zakheus tanpa malu-malu berlari dan memanjat pohon "untuk melihat orang [seperti] apakah Yesus itu" (Luk. 19:3). Usahanya berhasil, bukan saja dia dapat melihat Yesus, tapi Yesus bisa melihat dia. Lebih penting lagi, Yesus menyapanya dan berkata ingin mampir di rumahnya.

   Zakheus dicerca oleh orang-orang sebangsanya, dengan alasan yang kuat, yaitu karena dia adalah pengkhianat bangsa yang mengeruk kekayaan dengan cara mencekik leher atas setiap wajib pajak. Tetapi perjumpaan dengan Yesus mengubah segalanya. Di hadapan Tuhan dia bersumpah untuk membagikan setengah dari kekayaannya kepada orang-orang miskin, dan bersedia untuk mengembalikan empat kali lipat kepada para wajib pajak yang telah diperasnya (ay. 8). Orang-orang Yahudi dan khususnya kaum Farisi di luar sana yang memusuhi Zakheus hanya bisa mencela Yesus yang mampir makan di rumahnya, tetapi mereka tidak tahu dan tidak mendengar komitmen Zakheus yang luar biasa itu. Mungkin saja banyak di antara para pengeritik itu yang akan diuntungkan oleh niat "gembong" pemungut cukai ini, kalau orang miskin maka mereka akan mendapat pembagian harta, dan kalau orang kaya yang pernah diperas mereka akan menerima restitusi pajak hingga empat kali lipat. Gantinya mencerca, seharusnya mereka bersyukur kepada Yesus yang oleh kunjungan-Nya telah mengubah hati Zakheus seperti itu.

   "Sekali lagi, kita harus berhati-hati terhadap bentuk penghakiman rohani yang kita adakan perihal orang lain. Meskipun tidak semua dosa besarnya sama, dan sebagian tentu secara sosial lebih buruk dari yang lain (dan dengan alasan yang kuat), kita semua sederajat di hadapan Allah di mana kita semua kita memerlukan kebenaran Kristus" [alinea terakhir].

   Apa yang kita pelajari tentang pengaruh kekayaan, dan perubahan dalam diri Zakheus?

1. Kekayaan dapat membuat seseorang jadi terkenal, tetapi hanya moralitas yang tinggi membuat seseorang dikagumi. Kalau hanya sekadar menjadi tersohor anda tidak perlu menjadi orang kaya, sebab ketenaran juga bisa diperoleh melalui prestasi dan reputasi.

2. Kata orang, ada dua jenis manusia yang sangat membahayakan masyarakat: orang kaya yang bertindak bodoh dan orang miskin yang berlaku lihay. Sebenarnya, bukan kaya atau miskin yang menentukan, tetapi moralitas pribadi. Lebih baik kemiskinan yang bermoral daripada kekayaan tanpa moral.

3. Zakheus telah membuktikan bahwa bersama Yesus manusia bisa berubah. Sebagai orang Kristen, khususnya dalam perspektif pemuridan, kita tidak boleh terlalu cepat menyimpulkan moralitas seseorang hanya berdasarkan kekayaannya atau pun kemiskinannya. Setiap orang yang menjadi murid Kristus pasti berubah.

4. KEKAYAAN DAN KITA (Pekabaran yang Disepuh Emas)

   Kekayaan yang membutakan.

   Kita mungkin saja tertipu oleh kekayaan orang lain, tetapi yang lebih pasti kekayaan itu dapat menipu pemiliknya. Orang yang kaya cenderung menganggap dirinya pintar, sukses, dan terhormat. Maka ketika dia melihat orang lain yang miskin, dia akan merasa orang itu bodoh, gagal, dan rendah. Coba anda perhatikan, hampir tidak ada orang kaya yang rendah hati, kalau ada maka sebaiknya anda menjaganya dengan berhati-hati karena orang seperti itu termasuk jenis yang langka. Menemukan orang kaya yang rendah hati jauh lebih sulit daripada mencari orang miskin yang sombong, bukan?

   Banyak ungkapan-ungkapan yang khas perihal keadaan orang kaya. Ada yang bilang, orang kaya itu punya aturan sendiri, yang artinya orang kaya susah diatur. Ada pula yang berkata, kulit muka orang kaya itu tebal, yang artinya orang kaya percaya dirinya berlebihan. Orang kaya itu tidak pernah salah, kalau dia salah harus ada orang lain yang menjadi tumbal. Orang kaya tidak pernah memiliki harta, sebab hartanya itulah yang memiliki dia, yang artinya orang kaya diatur oleh kekayaannya. Yesus menyebutnya, "tipu daya kekayaan" (Mrk. 4:19).

   "Pikirkanlah dalam-dalam betapa mudahnya uang atau memburu uang itu membutakan prioritas-prioritas kerohanian kita. Alangkah pentingnya kita untuk tetap mengingat kebenaran ini sementara kita berusaha menjangkau orang-orang yang mungkin sudah dibutakan oleh kekayaan" [alinea kedua].

   Perubahan prioritas.

   Lebih dari sepuluh tahun yang lampau sebuah majalah di Amerika mengadakan survai tentang bagaimana uang bisa mempengaruhi prioritas kehidupan masyarakat moderen. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para responden semua berkisar tentang uang sebesar US$10,000,000.00 (sepuluh juta dolar), seperti: Demi 10 juta dolar, maukah anda meninggalkan suami/istri anda? Demi 10 juta dolar, maukah anda melepaskan kewarganegaraan anda? Demi 10 juta dolar, maukah anda meninggalkan agama anda? Masih ada sederetan pertanyaan lain lagi dengan tawaran jumlah uang yang sama untuk dijawab dengan ya atau tidak, dan hasilnya secara umum lebih dari separuh menjawabnya dengan "Ya." Mungkin kalau survai serupa diadakan sekarang ini persentase responden dengan jawaban yang sama akan jauh lebih besar lagi.

   "Orang-orang yang materialistik, apakah dia kaya atau miskin, berada dalam bahaya mengorbankan kesejahteraan yang kekal dengan kesenangan sementara. Kepuasan abadi digantikan dengan kenikmatan sepintas lalu yang segera membusuk dan menjadi usang. Manusia melayani Allah atau uang, tidak bisa kedua-duanya. Semua orang, kaya atau miskin, perlu diingatkan: 'Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya' (Mrk. 8:36)" [alinea terakhir].

   Pena inspirasi menulis: "Mereka kehilangan rasa kebergantungan mereka pada Allah dan kewajiban mereka kepada sesama manusia. Gantinya memandang kekayaan sebagai sebuah talenta untuk digunakan bagi kemuliaan Tuhan dan mengangkat kemanusiaan, mereka melihatnya sebagai sarana melayani diri sendiri. Gantinya mengembangkan dalam diri manusia ciri-ciri tabiat Allah, kekayaan jadinya digunakan mengembangkan dalam dirinya ciri-ciri tabiat Setan. Bibit firman itu tercekik dengan semak duri" (Ellen G. White, Christ's Object Lessons, hlm. 52).

Apa yang kita pelajari tentang amaran terhadap materialisme?

1. Uang dapat membeli tempat tidur mewah, tapi uang tidak dapat membeli tidur yang nyenyak. Uang dapat membeli rumah megah, tapi uang tidak dapat membeli rumahtangga yang bahagia. Uang dapat membeli makanan lezat, tapi uang tidak dapat membeli selera makan. Tidak segala-galanya dapat dibeli dengan uang.

2. Memang kita hidup di alam nyata, bukan dalam mimpi. Hidup ini membutuhkan uang, sebab kenyataannya banyak kebutuhan hidup bisa terpenuhi dengan adanya uang. Tetapi uang dan kehidupan adalah dua hal yang berbeda, dan bagamana pun kita tidak akan menukar hidup kita dengan uang.

3. Pemuridan, penginjilan, jangkauan keluar, atau apapun namanya itu sering memerlukan dana untuk dapat dilaksanakan dengan lebih lancar. Gereja membutuhkan uang, tetapi Allah tidak. Uang adalah sarana, bukan tujuan. Tujuan pemuridan adalah jiwa-jiwa.

5. "LEBIH MUDAH UNTA MASUK LUBANG JARUM" (Hal yang Membahayakan)

Calon murid yang kecewa.

   Hari itu Yesus didatangi oleh seorang pemuda yang memiliki kerinduan untuk beroleh hidup yang kekal. "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" (Mat. 19:16). Perhatikan, orang muda ini datang dengan konsep berpikir bahwa keselamatan adalah hasil dari "perbuatan baik" sesuai dengan doktrin umum yang berlaku di kalangan orang Yahudi pada masa itu. Ini menunjukkan bahwa orang muda ini adalah seorang yang saleh, tetapi dia ingin memastikan bahwa hidup kekal sudah pasti adalah miliknya. Ketika Yesus menyebutkan soal penurutan Sepuluh Perintah Allah, dia langsung menjawab dengan bangga, "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?" (ay. 20).

   Ada beberapa perbedaan antara pertemuan Yesus dengan Nikodemus dibandingkan pertemuan Yesus dengan pemuda yang namanya tidak disebutkan ini. Tidak seperti Nikodemus yang menemui Yesus secara rahasia pada waktu malam karena takut dilihat orang, orang muda ini datang kepada Yesus dengan berlari-lari (Mrk. 10:17). Sangat mungkin Nikodemus telah membuat appointment (janji untuk bertemu) lebih dulu untuk bertemu dengan Yesus pada jam yang tidak biasa itu, sedangkan orang muda ini datang secara tiba-tiba dan hampir saja terlambat karena Yesus dan murid-murid sudah berkemas-kemas hendak berangkat ke tempat lain yang berarti waktunya adalah siang hari. Selain itu, orang muda yang satu ini begitu melihat Yesus langsung bertelut di hadapan-Nya, sekalipun dia kaya. Pada waktu bertemu Yesus, Nikodemus langsung membuat pernyataan tentang keyakinannya mengenai Yesus, sedangkan orang muda yang satu ini langsung mengajukan pertanyaan. Namun, seperti juga Nikodemus, pemuda yang tak dikenal itu adalah juga orang kaya dan mempunyai kedudukan sebagai pemimpin (Luk. 18:18).

   "Dia memiliki mandat, kualifikasi, sumberdaya materi yang berlimpah, moralitas yang tak diragukan, dan harga diri yang tidak terbatas! Calon murid yang masih muda ini memohon dengan sungguh-sungguh rumus keselamatan dari Guru Utama itu. Haruskah Kristus tersanjung? Akhirnya, kita sedang mempertobatkan orang dari kalangan atas! Kelihatannya tidak ada kegembiraan seperti itu yang mencemari pikiran Kristus. Sekiranya pemohon ini mengharapkan pujian, dia pasti sangat kecewa" [alinea pertama: enam kalimat pertama].

Kekayaan sebagai penghambat.

   Dapat dibayangkan kegembiraan pemimpin muda itu tatkala Yesus menyebutkan soal penurutan Hukum Allah sebagai jawaban awal atas pertanyaannya tentang syarat untuk hidup kekal, dan langsung menanggapi bahwa semua itu sudah dilaksanakannya sejak dulu. Mungkin dia berharap Yesus akan memberi ucapan selamat kepadanya dan menyuruh dia pulang dengan pesan untuk tetap memelihara hukum-hukum itu. Apa yang tidak diduganya ialah bahwa penurutan Sepuluh Hukum hanyalah persyaratan standar, dan bahwa keselamatan tidak ditentukan oleh penurutan hukum saja. Lalu Yesus menambahkan, "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku" (Mat. 19:21).

   Perhatikan, Yesus menuntut dua hal penting di sini: "pergi" untuk membagikan kekayaannya kepada orang-orang miskin, lalu "datang" untuk menjadi pengikut Yesus, dua tuntutan dalam satu paket. Mendengar tuntutan-tuntutan itu, surutlah kerinduannya untuk beroleh hidup kekal dan menjadi orang yang sempurna. Kekayaannya menjadi penghambat bagi dirinya sendiri. "Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya" (ay. 22). Kalau orang muda itu berlalu dengan perasaan sedih, Yesus lebih sedih lagi melihat kepergiannya. "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga," kata Yesus kepada murid-murid-Nya yang menyaksikan peristiwa itu. "Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah" (ay. 23-24; huruf miring ditambahkan).

   Akan halnya kalimat "lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah" telah menjadi adagium yang sangat populer hingga sekarang. Sebagian orang berusaha menjelaskan perkataan Yesus ini secara harfiah, bahwa "lobang jarum" adalah pintu sempit di samping gerbang utama kota-kota di Palestina zaman dulu yang hanya bisa dilewati oleh satu orang dewasa yang disebut "gerbang jarum" (needle gate), disediakan khusus bagi warga yang pulang kemalaman. Ada pula yang menyebutkan bahwa "lobang jarum" adalah pintu bawah tanah bagi unta milik warga kota yang pulang terlambat dari bepergian setelah gerbang ditutup, di mana unta-unta itu masuk dengan susah payah karena kakinya harus ditekuk. Tetapi itu semua hanyalah spekulasi sebab tidak ada bukti-bukti apapun yang mendukung teori demikian. Perkataan Yesus tersebut lebih tepat disebut sebagai peribahasa hiperbola tentang susahnya orang kaya masuk surga, mungkin pula itu adalah gaya bahasa yang lazim pada masa itu. Dalam Alquran perkataan serupa ditemukan, yang tafsirnya kurang-lebih berbunyi: "Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum..." (Surah 7, Al-A'raf ayat 40; huruf miring ditambahkan).

   "Bagaimana pun, cacat-cacat rohani tidak dapat diabaikan atau dianggap enteng, karena missi Yesus itu suci. Kompromi tidak dapat ditolerir. Setiap pemanjaan diri harus ditinggalkan...Persyaratan dari Allah tidak bersifat lentur. Tidak ada tawar-menawar maupun negosiasi dapat menurunkan harganya: segala sesuatu bagi Yesus; kebesaran duniawi digantikan dengan harta surgawi" [alinea kedua: tiga kalimat pertama dan dua kalimat terakhir].

  Apa yang kita pelajari tentang kekayaan sebagai hal yang membahayakan?

1. Untuk menjadi pengikut Kristus sejati anda tidak perlu membekali diri dengan sumberdaya pribadi apapun, bahkan anda harus bersedia meninggalkan semuanya itu untuk orang-orang lain yang lebih membutuhkan. Mengikut Yesus adalah suatu pengorbanan total, termasuk melepaskan kepentingan pribadi.

2. Kata Yesus, "Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu"  (Yoh. 15:16), dan Dia memilih kita apa adanya. Kita tidak dapat menawarkan diri menjadi pengikut Yesus karena merasa memenuhi syarat untuk menjadi murid-Nya.

3. Kekayaan dan sumberdaya pribadi lainnya dapat menjadi berkat jika kita mau menyerahkannya bagi Tuhan, atau sebaliknya bisa menjadi penghalang untuk keselamatan kalau kita ingin menahannya bagi diri sendiri.

PENUTUP

Pemuridan, kaya atau miskin.

   Pemuridan tidak pernah tidak berorientasi pada manusia sebagai jiwa-jiwa yang harus diperkenalkan kepada Kristus. Segala atribut yang melekat pada jiwa itu, dan segala sumberdaya yang dimiliki oleh jiwa itu, semuanya bukanlah sasaran pemuridan. Orang kaya perlu diselamatkan bukan karena dia kaya, melainkan karena dia telah ditebus dengan harga yang mahal. Nilai penebusan itulah yang membuat setiap jiwa berharga, kaya atau miskin.

  "Banyak yang telah dikatakan tentang tugas kita terhadap orang miskin yang terabaikan; bukankah perhatian juga harus diberikan kepada orang kaya yang diabaikan? Banyak yang menganggap golongan ini tidak berpengharapan, dan mereka hanya sedikit berbuat untuk membuka mata mereka yang dibutakan dan disilaukan oleh kilauan kemuliaan duniawi telah kehilangan kekekalan di luar perhitungan mereka" [alinea pertama: dua kalimat pertama].

   Penebusan Kristus berlaku bagi semua orang, kaya atau miskin. Kedatangan Yesus kedua kali adalah untuk menjemput semua umat-Nya yang setia, kaya atau miskin. Hidup yang kekal disediakan kepada setiap orang percaya, kaya atau miskin. Surga dan dunia baru adalah untuk segenap umat tebusan, kaya atau miskin. Pemuridan harus dijalankan demi semua manusia, kaya atau miskin. Kerinduan untuk diselamatkan adalah kerinduan seluruh umat manusia, kaya atau miskin.

   "Kekayaan dan kehormatan duniawi tidak dapat memuaskan jiwa. Banyak dari antara orang kaya yang rindu akan secuil jaminan ilahi, sedikit pengharapan rohani. Banyak yang merindukan sesuatu yang akan mengakhiri kehidupan mereka yang monton dan tanpa tujuan. Banyak pula dalam hidup ini merasakan keperluan mereka akan sesuatu yang mereka tidak miliki. Sedikit di antara mereka yang pergi ke gereja; sebab merasa bahwa mereka hanya mendapat sedikit manfaat" [alinea kedua: lima kalimat pertama].

   "Memang agama memberikan keuntungan yang besar, kalau orang puas dengan apa yang dipunyainya. Sebab tidak ada sesuatu pun yang kita bawa ke dalam dunia ini, dan tidak ada sesuatu pun juga yang dapat kita bawa ke luar!" (1Tim. 6:6-7, BIMK).

DAFTAR PUSTAKA:

1.       Dan Solis, PEMURIDAN -Pedoman Pendalaman Alkitab SSD,  Indonesia Publishing House, Januari - Maret 2014.

2.       Loddy Lintong, California, U.S.A-Face Book.

 

7. MEMURIDKAN KAUM MARJINAL.


"YESUS DAN ORANG BUANGAN"

PENDAHULUAN

   Mengartikan kemiskinan.

   Suatu hari seorang pengusaha kaya mengajak putranya yang masih remaja meninjau ke sebuah kawasan pertanian di luar kota yang penduduknya hidup sederhana. Tujuannya ialah untuk menanamkan dalam diri anaknya rasa ngeri terhadap kemiskinan. Sang ayah berharap dengan menimbulkan rasa takut miskin maka anaknya akan   memiliki ambisi bisnis yang besar. Mereka berada di wilayah itu sampai malam turun. Dalam perjalanan pulang mengendarai mobil mewah yang dikemudikan supir, ayah dan anak yang duduk di jok belakang itu bercakap-cakap.
   "Bagaimana dengan kunjungan kita tadi?" tanya sang ayah. "Wah, luar biasa," sahut anaknya. "Kamu perhatikan petani-petani miskin itu?" ayahnya bertanya lagi. "Oh, tentu saja," jawab anaknya. "Coba ceritakan apa kesan-kesan yang kamu dapat dari kunjungan kita hari ini, dan bagaimana kamu membandingkan keadaan kita dengan keadaan mereka," kata ayahnya. Inilah yang dikatakan oleh anak remaja itu kepada ayahnya:

   "Saya melihat, kita punya kolam renang yang airnya harus sering dikuras, tapi orang-orang itu punya sungai kecil yang airnya jernih alamiah dan terus mengalir. Kita punya beberapa lampu taman untuk menerangi halaman rumah kita, sedangkan mereka punya jutaan bintang yang berkelap-kelip di langit. Halaman depan rumah kita cuma sampai ke gerbang, tapi halaman depan rumah mereka jauh mencapai garis horison. Kita tinggal di rumah besar dengan halaman yang sempit, mereka tinggal di rumah yang kecil tapi dengan halaman sangat luas dan tidak terbatas. Kita harus membeli makanan, mereka hanya tinggal mengambilnya saja dari kebun sendiri. Kita kerepotan waktu pembantu-pembantu rumahtangga mudik, mereka tidak pernah repot karena melayani satu sama lain. Halaman rumah kita dikelilingi pagar tinggi seperti penjara, sedangkan halaman rumah mereka terbuka luas dan bebas. Kita menggaji satpam untuk menjaga rumah kita sebab kita hidup dalam ketakutan, tapi mereka hidup tanpa rasa takut karena mereka saling melindungi. Kesimpulannya, orang-orang kampung itu jauh lebih kaya dari kita."
   Karena ayahnya diam saja, anak itu menoleh ke samping dan melihat ayahnya sudah tersandar pulas di jok. Entah sudah berapa lama ayahnya tertidur, mungkin sejak dia tidak sanggup lagi mendengar khotbah anaknya yang tidak disangka-sangka itu. Perlahan anak itu membangunkan ayahnya dengan tepukan lembut di bahu sambil berkata, "Terimakasih, ayah, karena sudah memberi saya kesempatan pada hari ini untuk menyadari betapa miskinnya keluarga kita..."

1.   MENILAI KEMISKINAN (Masyarakat Kelas Bawah)
   Pada kelompok mana anda tergolong? Dalam sosiologi dikenal apa yang disebut "stratifikasi sosial" (social stratification), yaitu sebuah konsep yang menggolongkan manusia secara hierarki (bertingkat-tingkat) berdasarkan ukuran-ukuran penilaian tertentu seperti pemilikan kekayaan, kekuasaan, dan kehormatan serta penguasaan ilmu pengetahuan. Pada masyarakat Barat, penggolongan strata sosial biasanya hanya tiga: golongan atas (upper class), golongan menengah (middle class), dan golongan bawah (lower class).

   Menurut penafsiran moderen, mereka yang masuk dalam golongan atas adalah orang-orang yang kaya raya dan biasanya memiliki kekuasaan politik. Golongan menengah ialah mereka yang terdiri atas kaum profesional dan kelompok yang lazim disebut "pekerja kerah putih" (white-collar workers), yakni para pekerja kantoran dengan ciri khas kaum prianya pakai dasi dan kaum wanitanya pakai sepatu bertumit tinggi. Dalam kelompok ini termasuk dosen, eksekutif muda, dokter, pegawai negeri eselon, dan lain-lain. Sedangkan golongan bawah ialah orang-orang yang biasanya dijuluki golongan pekerja (working class) atau juga "pekerja kerah biru" (blue-collar workers), yaitu mereka yang bekerja mengenakan baju seragam pabrik atau yang mengerjakan pekerjaan kasar (menial jobs). Termasuk di sini adalah pekerja tambang, karyawan pabrik, tukang, dan pegawai rendah. Di masyarakat Amerika golongan pekerja ini biasanya disebut orang-orang yang hidup pas-pasan (living paycheck-to-paycheck). Pekan ini kantor berita CNN melaporkan hasil survai yang dirilis oleh Bankrate.com bahwa saat ini tiga perempat warga AS (76%) termasuk kelompok ini, tanpa uang simpanan untuk menghadapi keadaan darurat seperti PHK yang dapat terjadi sewaktu-waktu, dan tidak mampu membeli asuransi kesehatan.(Sumber: http://money.cnn.com/2013/06/24/pf/emergency-savings/).

   Bagaimana dengan keadaan di negeri kita? Kita memiliki penggolongan untuk mereka yang sangat miskin, yaitu warga yang hidup "di bawah garis kemiskinan" yang tahun lalu dilaporkan berjumlah hampir 30 juta orang dan cenderung bertambah dengan melebarnya jurang pemisah antara orang kaya dengan orang miskin. Garis Kemiskinan (GK) ialah batas kemiskinan yang ditentukan dengan menggunakan konsep pendekatan kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Penghitungannya menggunakan dua komponen, yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Berdasarkan laporan BPS (Badan Pusat Statistik), sebagaimana dilansir oleh DetikFinance, indeks kedalaman kemiskinan (IKK) di Indonesia naik dari 1,75% pada Maret 2013 menjadi 1,89% pada awal tahun 2014 ini. "Artinya dari indeks ini menyebutkan ada kecenderungan makin menjauh dari garis kemiskinan, ya semakin dalam dan parah," kata kepala BPS dalam konferensi pers awal Januari lalu. (Sumber: http://finance.detik.com/read/2014/01/02/152910/2456793/4/bps-akui-kemiskinan-di-indonesia-semakin-dalam-dan-parah).
   "Warga yang moralnya baik, yaitu orang-orang 'biasa' umumnya menempati anak tangga menengah pada tangga sosial. Tinggallah masyarakat kelas paling bawah, orang-orang seperti para pekerja seks komersial (PSK), pemakai narkoba, kaum kriminal, tunawisma, dan lain-lain. Di zaman Kristus, pada daftar itu termasuk juga para penderita kusta dan pemungut cukai" [alinea pertama: tiga kalimat terakhir].

   Yesus dan masyarakat kelas bawah.
   Sebagaimana dapat kita baca dalam keempat injil, masyarakat kelas bawah sangat dekat dengan Yesus, bahkan Ia adalah pembela kaum miskin dan yang terpinggirkan oleh masyarakat (baca Mat. 21:28-32 dan Luk. 15:1-10). Ketika pada suatu hari Sabat berada dalam sinagog di Nazaret, Yesus yang diminta membaca Kitabsuci telah membacakan nubuatan tentang diri-Nya yang tercatat dalam Yesaya 61:1-2, "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang" (Luk. 4:18-19). Pernyataan dalam kedua ayat ini sering disebut sebagai mission statement dari Yesus Kristus.

   "Yesus tidak membuang-buang tenaga merusak rasa harga diri mereka yang memang sudah berkurang. Gantinya, Ia menciptakan perasaan yang diperbarui atas nilai pribadi. Ia membangun dasar itu dengan terus-menerus mengasihi dan menerima mereka yang terbuang, orang-orang yang hatinya seringkali luluh oleh sambutan hangat dan penuh kasih yang telah mereka terima dari Kristus" [alinea terakhir].
   Apa yang kita pelajari tentang masyarakat kelas bawah dan bagaimana Yesus menilai mereka?

1. Kekayaan adalah faktor utama dan terbesar dalam menentukan penggolongan masyarakat. Artinya, anda dan saya dinilai berdasarkan berapa banyak uang dan harta yang dimiliki. Tidak heran kalau banyak orang, termasuk umat Tuhan dan para pekerja di ladang Tuhan, yang berlomba menjadi kaya.
2. Orang-orang miskin selalu ada di tengah masyarakat mana saja dan pada setiap zaman. Yesus sendiri berkata, "Orang-orang miskin selalu ada padamu, dan kamu dapat menolong mereka, bilamana kamu menghendakinya" (Mrk. 14:7). Ia juga mendorong untuk tidak melupakan orang-orang miskin dalam pesta kita (Luk. 14:12-14).
3. Di dalam jemaat seringkali kaum marjinal (orang-orang yang terpinggirkan, atau dikucilkan) itu bukan hanya orang miskin, tapi juga mereka yang dicap "berdosa" dan orang-orang yang tidak satu ide dengan kelompok yang "berkuasa" di jemaat. Berhati-hatilah dalam meminggirkan orang lain.

2.   MENGHAKIMI WANITA PEZINA ("Tertangkap Basah"*)
   *Judul asli: "In the Very Act" yang terambil dari Yoh. 8:4 versi King James
Hukum tentang berzina. Zina--Alkitab masih menulisnya dengan memakai huruf h, zinah--adalah sebuah kata serapan dari bahasa Arab, zina. Dalam bahasa serumpunnya, bahasa Ibrani, adalah zanah. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), zina ialah "1. perbuatan bersanggama antara laki-laki dan perempuan yang tidak terikat oleh hubungan pernikahan; 2. perbuatan bersanggama seorang laki-laki yang terikat perkawinan dengan seorang perempuan yang bukan istrinya, atau seorang perempuan yang terikat perkawinan dengan seorang laki-laki yang bukan suaminya." Dalam Torah (Hukum Musa) berzina adalah hubungan seksual antara seorang laki-laki dengan perempuan bersuami (Ul. 22:22), atau antara seorang laki-laki dengan seorang gadis yang sudah bertunangan (ay. 23), yang diancam dengan hukuman mati dirajam (ay. 24). Belakangan, Yesus membuat amplifikasi soal zina dengan mengatakan bahwa tatapan mata yang disertai hasrat seksual itu sudah dapat dianggap berzina (Mat. 5:27-28).

   Walaupun setiap hukum dalam Sepuluh Perintah itu setara, dan bahwa "orang yang melanggar salah satu dari hukum-hukum Allah, berarti melanggar seluruhnya" (Yak. 2:10, BIMK), namun tampaknya kita menaruh intensitas sangat tinggi terhadap pelanggaran Hukum Ketujuh, "Jangan berzinah" (Kel. 20:14). Tapi, itu dulu. Sekarang? Entahlah. Pada zaman Yesus dosa berzina diperlakukan sama dengan menghujat nama Allah, dan pelakunya bisa dihukum rajam sampai mati di depan publik. Apalagi kalau tertangkap basah, seperti yang dialami oleh seorang wanita PSK yang pagi itu juga diarak ke Bait Allah. Mungkin masyarakat sudah mengincar wanita malang tersebut ketika dia melayani langganannya, dan pada subuh itu juga mereka menggiringnya kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi untuk dihukum. Para pemuka agama itu kemudian menggunakan kasus tersebut untuk menjebak Yesus yang sedang mengajar di halaman kaabah.
   "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?" kata mereka (Yoh. 8:4-5). Yesus tidak menjawab, gantinya Ia membungkuk lalu mulai menuliskan dosa-dosa mereka di atas tanah dengan jari-Nya. Setelah selesai menulis Yesus berdiri lalu berkata, "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu" (ay. 7). Sejurus kemudian, satu demi satu orang-orang Farisi dan para ahli Taurat itu beranjak pergi sehingga yang ada di situ hanya Yesus bersama wanita yang sejak tadi gemetar ketakutan. "Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" tanya Yesus kepada wanita itu. "Tidak ada, Tuhan," jawabnya. Lalu Yesus berkata kepadanya, "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."

   Barangsiapa yang tidak berdosa. Mungkin sebagian kita masih ingat peristiwa yang mengguncang politik di Amerika Serikat pada tahun 1988 ketika publik dikejutkan oleh skandal Bill Clinton dengan Monica Lewinsky, wanita berusia 22 tahun yang bekerja magang di Gedung Putih, karena melakukan perbuatan tidak senonoh. Di bawah serangan hujatan lawan-lawan politik dari Partai Republik yang menuntut sangsi pemakzulan (impeachment) dari jabatan presiden, beberapa suratkabar yang membela Clinton menurunkan tajuk rencana dengan mengutip ucapan Yesus dalam Yohanes 8:7, "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu..."
   "Kata-kata itu meratakan gelanggang permainan. Orang-orang yang tidak berdosa bisa diizinkan untuk melaksanakan hukuman tanpa belas kasihan. Namun, setidaknya orang berdosa wajib untuk bermurah hati. Tetapi, kecuali Yesus, tidak ada orang yang tidak berdosa di situ. Perlahan-lahan para pemimpin agama itu membubarkan diri, dan orang yang terkucil dari masyarakat ini, yang bersalah sebagaimana adanya dia, menerima kasih karunia" [alinea ketiga].

   Pena inspirasi menulis: "Bukanlah pengikut Kristus sejati orang yang berpaling dari saudaranya yang bersalah dengan pandangan dingin dan membuang muka, membiarkan mereka bebas melanjutkan kehidupan mereka yang merosot. Kemurahan hati orang Kristen lambat mengkritik, cepat merasakan penyesalan, siap untuk mengampuni, memberi semangat, mengembalikan orang yang tersesat ke jalan kebaikan, dan menancapkan kakinya di situ" (Ellen G. White, Signs of the Times, 23 Oktober 1879).

   Apa yang kita pelajari tentang pembelaan Yesus terhadap wanita PSK yang tertangkap basah?
1. Zina bukan saja pelanggaran terhadap Hukum Allah, tapi di banyak kebudayaan merupakan pelanggaran terhadap adat-istiadat dan nilai-nilai moral yang dianut masyarakat. Pelacuran telah dikenal sejak ada peradaban, bahkan pelacuran disebut-sebut sebagai profesi tertua di dunia.

2. Kepedulian Yesus terhadap seorang pelacur adalah gambaran dari kepedulian-Nya atas orang-orang terbuang, yaitu mereka yang sering dianggap sebagai "sampah masyarakat." Yesus mati untuk semua manusia, termasuk orang-orang yang tidak mendapat tempat di tengah masyarakat.
3. Melalui tindakan-Nya membebaskan wanita PSK yang tertangkap basah itu Yesus hendak mengajarkan kepada semua pengikut-Nya tentang kasih dan pengampunan. Allah membenci dosa, tetapi mengasihi orang berdosa. Kita sebaliknya, membenci orang berdosa tapi mengasihi dosa.

3.   MENIRU KEPEDULIAN KRISTUS (Yang Terendah dari yang Rendah)
   Yesus lebih berkuasa dari setan.

   Dua pekan lalu pemirsa TV Amerika disuguhi berita mengenai sebuah rumah di kota Gary, Indiana, yang dijuluki "portal to hell" (pintu gerbang menuju neraka). Riwayat tentang rumah sederhana di Carolina Street itu berawal tatkala Latoya Ammons bersama tiga anaknya pindah ke rumah itu pada bulan November 2011. Tidak lama setelah itu Latoya, 32 tahun, mengaku anak-anaknya sering menyeringai secara mengerikan yang digambarkannya sebagai "senyuman iblis." Terjadi pula tanda-tanda aneh seperti munculnya sekumpulan besar lalat di sekitar rumah dan jejak-jejak kaki yang masih basah di lantai ruang keluarga. Suatu malam di bulan Maret 2012 wanita ini dikejutkan oleh suara teriakan dari kamar tidur anak perempuannya yang berumur 12 tahun, dan saat dia masuk dilihatnya anak sulungnya itu sedang melayang di atas tempat tidurnya.
   Pada hari yang lain dia menyaksikan anak laki-lakinya yang berumur 9 tahun berjalan mundur memanjati dinding sampai ke langit-langit. Polisi sempat menduga bahwa perempuan yang hidup menjanda ini sengaja mengarang cerita untuk cari uang, tetapi beberapa saksi mata mendukung kisah itu bahkan ada yang merekamnya dengan kamera video ponsel. Berbagai laporan masyarakat dan hasil investigasi pihak berwenang didokumentasikan dan tersimpan di kantor pemerintah setempat. Keluarga pernah mengundang gereja mengadakan upacara mengusir setan (exorcism) di rumah yang menurut beberapa "orang pintar" dihuni oleh sekitar 200 setan itu. Awal bulan Februari lalu kisah rumah hantu tersebut kembali menjadi berita ketika rumah yang sering menampilkan sosok hantu manusia di jendela kaca dan bisa dilihat orang-orang yang lewat itu dibeli seharga $35,000 oleh Zak Bagans, seorang "pemburu hantu" dan pembawa acara "Ghost Adventures" di TV, untuk kepentingan proyeknya. (Sumber: http://www.theblaze.com/stories/2014/01/27/a-real-life-demon-possession-is-being-reported-in-indiana-the-details-are-almost-too-horrifying-to-believe/)

   Sekitar dua tahun silam kita pernah dihebohkan oleh berita tentang sejumlah mahasiswa di salah satu lembaga pendidikan kita yang kerasukan setan. Banyak orang yang bertanya-tanya, koq bisa? Insiden orang kerasukan roh jahat bukan hal baru, itu sudah terjadi pada diri raja Saul yang murtad, itu juga terjadi pada orang-orang di zaman Yesus seperti tertulis dalam Markus 5:1-20. Dalam penuturan Lukas, laki-laki ini sudah lama dirasuk setan dan hidup bergelandang di kuburan dalam keadaan telanjang (Luk. 8:27). Setan memang sering diidentikkan dengan kuburan dan dilambangkan melalui atribut-atribut yang mengerikan seperti sering ditampilkan di panggung oleh pemusik-pemusik rock yang hingar-bingar itu. Tetapi fakta bahwa Yesus telah mengusir setan-setan yang mendiami tubuh laki-laki yang malang itu membuktikan setidaknya dua hal: pertama, Yesus lebih berkuasa daripada setan; kedua, Yesus menaruh perhatian terhadap orang-orang yang kehidupannya dikuasai oleh setan.
Setiap jiwa bernilai bagi Tuhan.

"Sebagai orang Kristen kita harus ingat bahwa Kristus mati untuk semua orang, dan sekalipun orang-orang yang mungkin kita anggap di luar kemampuan kita untuk menolongnya tetap layak menerima kemurahan dan penghargaan dan kebaikan sebanyak mungkin. Lagi pula, siapakah kita yang hendak menghakimi siapapun sebagai satu kasus yang tidak ada harapan dan di luar kuasa Allah? Dari sudut pandang kita keadaannya bisa kelihatan berat, tapi dari sudut pandang Allah setiap manusia nilainya tak terbatas" [alinea ketiga: tiga kalimat pertama].
   Mungkin tidak terlalu sulit untuk mendeteksi orang-orang yang hidupnya dikuasai setan, baik secara langsung dengan sengaja memuja setan melalui apa yang sering disebut "pegangan-pegangan" maupun secara tidak langsung melalui perilaku hidup yang bejat. Para pemuja setan biasanya terlihat dari sorot matanya yang sesekali tampak seperti hendak menerkam dan menakutkan, sedangkan mereka yang sekadar hidup menurut jalan-jalan setan dibuktikan oleh kelakuan-kelakuan yang anti-susila dan tergila-gila pada keduniawian. Tetapi apapun keadaannya, kita berkewajiban untuk berusaha menjadikan orang-orang itu sebagai murid Tuhan, sampai usaha itu terbukti tidak berhasil mengubah mereka.

   Pena inspirasi menulis: "Allah telah mengadakan setiap persediaan supaya orang yang tersesat bisa menjadi anak-Nya. Manusia yang sudah rapuh bisa diangkat, dimuliakan, diperhalus, dan disucikan oleh kasih karunia Allah. Inilah alasannya mengapa Allah menghargai manusia; dan mereka yang adalah pekerja-pekerja bersama Tuhan, yang dipenuhi dengan belas kasihan ilahi, akan memandang dan memperhitungkan manusia dengan cara yang sama sebagaimana Allah memandang dan memperhitungkan mereka...Tidak seorang pun yang boleh dipandang dengan acuh tak acuh atau dianggap tidak penting, sebab setiap jiwa sudah dibeli dengan harga yang tak terhingga" (Ellen G. White, Review and Herald, 3 Desember 1895).
   Apa yang kita pelajari tentang kepedulian Yesus pada orang-orang yang jiwanya tidak sehat?

1. Seorang yang dirasuk oleh roh jahat atau roh setan tidak hanya dimanifestasikan dalam penampilan lahiriah mengerikan seperti orang yang Yesus sembuhkan itu. Perilaku-perilaku liar, termasuk kebiasaan bicara kasar dan juga kesukaan mengumbar nafsu syahwat, dalam pengertian tertentu dapat juga dikategorikan sebagai "kerasukan setan."

2. Setan adalah sebuah fakta, bukan sekadar fenomena; setan dapat merasuk manusia melalui pikiran yang diizinkan untuk dikuasainya. Namun Yesus Kristus lebih berkuasa daripada setan, dan Ia dapat mengusir roh-roh jahat yang menguasai jiwa seseorang dan membersihkan diri orang itu dari anasir-anasir jahat.

3. Kalau Yesus sendiri sudah menunjukkan kepedulian dan perhatian terhadap orang-orang yang "tidak berpengharapan" dan kelihatannya tak berguna, sudah selayaknyalah para pengikut-Nya yang dibebankan dengan tanggungjawab sebagai pelaksana pemuridan (disciple makers) untuk menunjukkan sikap yang sama.

4. YESUS MENAWARKAN PENGHARAPAN (Perempuan di Sumur)
   Prasangka etnis dan keunggulan jatidiri.

   Salah satu penghalang dalam program pemuridan ialah tembok prasangka, di antaranya adalah prasangka etnis dan keunggulan jatidiri. Orang Yahudi melecehkan orang Samaria karena merasa diri mereka adalah keturunan asli Abraham yang masih murni, dibandingkan dengan orang Samaria yang kebangsaannya tidak jelas oleh sebab bekas ibukota kerajaan utara (Israel) yang memisahkan diri itu sudah menjadi kota kosmopolitan yang penduduknya berasal dari berbagai bangsa sehingga sudah kehilangan jatidiri yang otentik sebagai satu bangsa. Meskipun orang Samaria mengklaim bahwa mereka adalah keturunan langsung dari suku Efraim dan Manasye, tapi orang Yahudi menganggap mereka adalah keturunan bangsa campuran yang telah kehilangan keaslian sebagai bangsa Israel yang otentik. Pada zaman Yesus, sentimen kebangsaan ini sangat tebal di mana setiap bangsa menonjolkan reputasi historis masing-masing sebagai suatu keunggulan.
   Selain masalah otentisitas etnis, orang Yahudi di Yerusalem juga menganggap orang Samaria itu lebih rendah karena asal-usul dan latar belakang sejarah mereka. Sewaktu pasukan Babilon menaklukkan kerajaan Yehuda di selatan mereka menawan orang-orang dari kalangan atas dan cerdas lalu diangkut ke Babel, meninggalkan rakyat jelata yang miskin dan bodoh. Kejadian yang sama berlaku juga pada kerajaan Israel di utara ketika raja Salmaneser dari Asyur menaklukkan Samaria, ibukota Israel, lalu mengangkut kelompok lapisan atas dan menawan mereka di Halah (2Raj. 17:6; 18:11). Rakyat dari lapisan paling rendah yang ditinggalkan kemudian kawin campur dengan kaum imigran dari bangsa-bangsa kafir yang sengaja didatangkan oleh raja Asyur (Siria), dan dari asimilasi itulah lahir etnis Samaria yang dikenal pada zaman Yesus. Sekalipun orang Samaria memiliki hubungan sejarah maupun hubungan darah dengan orang Yahudi, namun orang Yahudi merasa lebih unggul dan menganggap orang Samaria lebih rendah bahkan tidak mau bergaul dengan mereka (Yoh. 4:9).

   Yesus meruntuhkan tembok prasangka.
   Yesus mampir di sumur Yakub di Samaria dalam perjalanan bersama murid-murid-Nya dari Yudea ke Galilea, demi untuk menghindari konflik dengan kaum Farisi sebelum waktunya. Wilayah Samaria adalah jalan pintas, tetapi nampaknya Yesus mempunyai maksud lain ketika mengambil rute itu daripada sekadar untuk memperpendek jarak tempuh. Bukanlah faktor kebetulan bahwa saat Yesus dalam kemanusiawian-Nya merasa lelah dan beristirahat di pinggir sumur itu dalam keadaan haus, datanglah seorang wanita yang hendak menimba air pada jam 12 siang (Yoh. 4:6), waktu yang sama sekali tidak lazim untuk orang mengambil air di tengah hari bolong. Meskipun spekulasi sebagian orang mungkin saja benar, bahwa perempuan itu mengambil air pada jam-jam sepi sebab malu dilihat tetangga karena kehidupan rumahtangganya yang tidak jelas, tetapi Yesus dalam keilahian-Nya tentu mengetahui bahwa itulah saat yang tepat untuk bertemu dengan seseorang yang bakal menjadi murid-Nya yang lain. Segera saja perempuan yang hidup kumpul kebo ini, seorang wanita sederhana dan dikucilkan oleh masyarakat, telah digunakan Tuhan untuk mengawali program pemuridan di antara orang-orang Samaria (ay. 28-30).

   Pena inspirasi menulis: "Sementara perempuan Samaria itu bergegas kembali kepada teman-temannya, berjalan sambil menyebarkan kabar ajaib itu, banyak orang yang meninggalkan jalanan dan kota untuk pergi dan memastikan apakah dia memang berkata benar. Sejumlah warga meninggalkan pekerjaan mereka lalu terburu-buru menuju ke sumur Yakub untuk melihat dan mendengar Orang yang luar biasa ini. Mereka mengelilingi Yesus dan mendengarkan dengan penuh perhatian pada pengajaran-Nya. Mereka menghujani Dia dengan pertanyaan-pertanyaan, dan dengan tidak sabar menerima penjelasan-Nya tentang hal-hal yang telah membingungkan pengertian mereka. Mereka bagaikan sekelompok orang di dalam kegelapan besar yang menemukan seberkas cahaya yang telah menembus kesuraman mereka dan yang ingin mereka ikuti sampai ke sumbernya, supaya mereka bisa bermandikan cahaya dan kehangatan siang hari" (Ellen G. White, Spirit of Prophecy, jld. 2, hlm. 147).
   Seperti bisa diduga dengan mudah, demi melihat Yesus sedang bercakap-cakap dengan seorang perempuan Samaria murid-murid yang baru pulang berbelanja makanan dari kota itu sangat tercengang sampai tak bisa bicara apa-apa (ay. 27). Mungkin perlu beberapa saat sebelum murid-murid dapat menguasai keheranan mereka lalu menawarkan Yesus untuk makan. "Rabi, makanlah" (ay. 31). Namun keheranan berikutnya segera menyergap murid-murid tatkala Yesus berkata kepada mereka, "Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal...Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya" (ay. 32, 34; huruf miring ditambahkan). Berapa banyak di antara kita--utamanya para rohaniwan profesional dan mereka yang hidup dari pekerjaan penginjilan--yang merasa bahwa melaksanakan pekerjaan Tuhan itulah yang lebih mengenyangkan jiwa dan memuaskan hati?

   Apa yang kita pelajari tentang pertemuan Yesus dengan perempuan Samaria di sumur Yakub?
1. Perempuan Samaria itu adalah seorang yang sangat malang nasibnya, dikucilkan oleh masyarakat dari satu bangsa yang terkucil pula. Tetapi setelah berjumpa dengan Yesus dia diubahkan, dari seorang yang tadinya malu keluar rumah menjadi seorang yang berani masuk kota dan mengabarkan tentang Mesias dengan lantang.

2. Yesus tidak membeda-bedakan manusia berdasarkan latar belakang etnis dan sosial, bahkan tidak mempedulikan kehidupan pribadi seseorang. Bagi Yesus, kebersahajaan sebagai murid dan kesediaan untuk menjadi jurukabar-Nya itu jauh lebih penting daripada reputasi maupun atribut pribadi sehebat apapun.

3. Sementara murid-murid-Nya lebih mengutamakan soal perut, mencari makanan ke kota dengan meninggalkan Guru mereka sendirian dalam kehausan, Yesus lebih mementingkan penginjilan. Sangat disayangkan, sementara sebagian orang dikenyangkan "oleh" pelayanan injil, sebagian lagi mengenyangkan diri "dalam" pelayanan injil.
5. MENJAUHKAN SIKAP APRIORI (Pemungut Cukai dan Orang Berdosa)

   Kriminalisasi petugas pajak.
   Pemungut cukai pada zaman Yesus tentu berbeda dengan pegawai kantor pajak sekarang ini; yang pertama bekerja demi kepentingan negara penjajah dengan memeras bangsa sendiri, yang kedua bekerja demi kepentingan negara dan bangsa sendiri. Rakyat Yudea yang berada di bawah kekuasaan kekaisaran Roma diwajibkan untuk membayar pajak pendapatan perorangan sebesar 1% dari penghasilan per tahun, ditambah pungutan-pungutan lain seperti pajak kekayaan, pajak hasil panen atau hasil perdagangan, pajak perjalanan, dan lain-lain. Para petugas pajak (istilah Alkitab: pemungut cukai) ini adalah warga pribumi yang memungut pajak dari bangsanya sendiri.

   Seperti halnya sebagian pegawai kantor pajak di negara kita yang bermental korup dan kebetulan menduduki posisi "basah," para pemungut cukai yang serakah di zaman Yesus juga hidup makmur. Berdasarkan sistem kekaisaran masa itu, biasanya pemungut cukai adalah orang-orang berduit yang mau membayar di muka kepada pemerintah suatu jumlah yang ditentukan, baru kemudian dia diangkat dan dibekali surat tugas untuk mengumpulkan pajak. Jadi dia harus bekerja keras supaya bisa balik modal dan juga untuk mengeruk kekayaan. Karena kewenangannya yang nyaris tidak terbatas maka para pemungut cukai itu bisa seenaknya saja menentukan nilai yang harus dibayar untuk setiap aktivitas wajib pajak, seringkali jumlahnya jauh melebihi nilai yang seharusnya. Tidak heran kalau pemungut cukai adalah orang-orang yang dibenci penduduk dan dicap sebagai pemeras serta pengkhianat bangsa, dan dalam konteks keagamaan disebut sebagai orang berdosa, sebuah kriminalisasi yang cukup pantas. Pendeknya, di mata orang Yahudi para pemungut cukai itu adalah penjahat-penjahat yang harus dijauhkan dari pergaulan.
   "Pikiran kita yang digelapkan oleh dosa hampir tidak dapat memahami seperti apa gerangan hubungan kemanusiaan dan hubungan antar manusia seandainya dunia kita ini tidak jatuh. Tapi satu hal yang bisa dipastikan ialah bahwa perbedaan-perbedaan golongan, prasangka-prasangka, serta pembatas-pembatas budaya dan etnis yang mempengaruhi setiap masyarakat dan budaya tidak akan ada" [alinea pertama: dua kalimat terakhir].
   Panggilan yang mengubahkan.
  
   Sangat mengherankan bahwa ketika Matius (dalam bahasa Ibrani namanya ialah Mattityahu, yang artinya "pemberian dari Allah") yang sedang berada di kantornya mendengar ajakan Yesus, "Ikutlah Aku" (Mat. 9:9), tiba-tiba langsung berdiri dan meninggalkan tempatnya lalu mengikut Yesus. Dengan latar belakang sebagai pemungut cukai, Matius adalah seorang pencatat yang teliti dan pengamat yang cermat memperhatikan sampai kepada hal-hal mendetil, ciri yang jelas terlihat dalam Injil Matius ketika dia menulis tentang riwayat hidup Yesus dan aktivitas-Nya. Matius mewakili golongan orang kaya yang bertobat dan menjadi pengikut Yesus. Setelah menyambut ajakan Yesus, Matius kemudian mengadakan jamuan makan di rumahnya dengan mengundang kolega-koleganya sesama pemungut cukai. Kaum Farisi yang sedang memata-matai Yesus melihat adegan ini, lalu berkata kepada murid-murid yang lain, "Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" (ay. 11).

   Yesus yang mendengar ucapan itu lalu menanggapi, "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa" (ay. 12-13). Sementara dalam pemandangan kaum Farisi bahwa sekali seorang manusia dicap orang berdosa akan tetap menjadi orang berdosa, Yesus melihat bahwa selalu ada kemungkinan seorang yang berdosa itu untuk bertobat. Seorang berdosa bagaikan "orang sakit" yang memerlukan penyembuhan, dan hal itu hanya dapat terjadi apabila kita menunjukkan rasa belas kasihan kepada orang berdosa itu, bukan malah mencerca dan menjauhinya. Belas kasihan adalah obat yang dibutuhkan oleh setiap orang berdosa untuk disembuhkan dari penyakti rohaninya.

   "Sebagai orang Kristen, bagaimana pun kita harus melakukan apa yang dapat kita lakukan dalam setiap cara yang memungkinkan untuk berusaha mengatasi rintangan-rintangan ini yang telah menyebabkan begitu banyak sakit hati dan penderitaan serta kepedihan di dunia kita ini, khususnya terhadap orang-orang yang ditolak oleh masyarakat sebagai orang-orang buangan yang terbesar" [alinea kedua: kalimat terakhir].
   Apa yang kita pelajari tentang pemanggilan Matius menjadi murid Yesus?

1. Manusia sangat mudah untuk bersikap apriori (terlalu cepat menyimpulkan), khususnya terhadap mereka yang dimusuhi oleh banyak orang. Orang Kristen harus menjauhi sikap yang gampang menghakimi orang lain, supaya kita tidak ikut-ikutan "mengeroyok" gantinya menolong seseorang yang teraniaya dan dimusuhi.
2. Oscar Wilde [1854-1900], seorang pujangga Irlandia, menulis: "Satu-satunya perbedaan antara orang saleh dan orang berdosa ialah bahwa orang yang saleh mempunyai masa lalu, sedangkan orang yang berdosa memiliki masa depan." Banyak orang "suci" memiliki riwayat hidup yang kelam, dan banyak orang "jahat" mempunyai harapan untuk berubah.

3. Yesus datang untuk menebus, menyelamatkan, dan mengubahkan orang berdosa melalui pemuridan. Gereja dapat menjadi sebagai "gerbang surga" di bumi ini, tempat di mana orang-orang berdosa dan yang dikucilkan dunia untuk diubahkan kepada keserupaan dengan Kristus, kalau setiap anggota jemaat berperan sebagaimana harusnya.

PENUTUP
   Memupuk roh persaudaraan.

   Gaya berbahasa kita terkadang terasa janggal, khususnya dalam hal sapa-menyapa. Perhatikan bahwa dalam sebuah suasana persidangan resmi pihak-pihak yang terlibat saling menyapa dengan sebutan "Saudara." Misalnya di ruang pengadilan, hakim yang memimpin sidang akan menyebut "Saudara terdakwa" atau "Saudara saksi" walaupun hakim bisa menegur bahkan kalau perlu membentak keduanya. Begitu juga dalam persidangan resmi di ruang parlemen, kita akan mendengar sapaan seperti "Saudara presiden" atau "Saudara menteri" dan "Saudara ketua" walaupun suasananya memanas. Bahkan kita pernah menyaksikan anggota dewan yang marah lalu memaki pimpinan sidang, tapi tetap menggunakan sapaan "Saudara." Mungkin ini hanya basa-basi kesantunan.
   Dalam pemakaian sehari-hari penyebutan "Saudara" menandakan keakraban, dan kita terbiasa menggunakan sapaan "Saudara" di antara sesama anggota jemaat, sebab sebagai orang Kristen kita semua bersaudara di dalam Kristus. Roh persaudaraan harus lebih dulu terpupuk di dalam jemaat dan gereja, baru kita dapat menjalankan pemuridan untuk menarik lebih banyak saudara ke dalam persekutuan.
   "Sementara kita mengambil bagian dalam Roh-Nya, kita akan menganggap semua orang sebagai saudara-saudara, dengan godaan-godaan dan cobaan-cobaan yang serupa, seringkali jatuh dan berjuang untuk bangkit kembali, bergumul dengan kekecewaan dan kesulitan, merindukan simpati dan pertolongan. Maka kita harus menghadapi mereka bukan dengan cara yang melemahkan dan menolak mereka, melainkan untuk membangkitkan pengharapan di hati mereka" [alinea kedua: dua kalimat terakhir].

   "Kesimpulannya ialah: hendaklah Saudara-saudara seia sekata dan seperasaan. Hendaklah kalian saling sayang-menyayangi seperti orang-orang yang bersaudara. Dan hendaklah kalian saling berbelaskasihan dan bersikap rendah hati" (1Ptr. 3:8, BIMK).

DAFTAR PUSTAKA:
1.Dan Solis, PEMURIDAN -Pedoman Pendalaman Alkitab SSD,  Indonesia   Publishing House, Januari - Maret 2014.

2.Loddy Lintong, California, U.S.A-Face Book.