Kamis, 13 September 2012

Janji Bagi Yang Teraniaya( 2 Tes.1:1 - 12)



Ayat inti:
“Karena itu kami senantiasa berdoa juga untuk kamu, supaya Allah kita menganggap kamu layak bagi panggilan-Nya dan dengan kekuatan-Nya menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu”. (2 Tesalonika 1:11)

Kalimat kunci:
“Kedatangan Yesus yang kedua kali adalah puncak dari semua pengharapan umat Kristen”.

Pendahuluan:
   “Surat ini (2 Tesalonika) ditulis hampir bersamaan dengan 1 Tesalonika, karena isinya yang sama dan rekan sekerja dari Rsl.Paulus yakni Silas dan Timotius selalu disebutkan pada awal surat (2 Tes.1:1 bandingkan dengan 1 Tes.1:1).  Surat kedua ini mungkin disebabkan oleh kembalinya pembawa surat pertama dari Tesalonika, dari siapa Paulus telah mempelajari bahwa kata-katanya tentang dekatnya kedatangan Yesus yang kedua sedang disalahpahami dan disalahgunakan oleh oknum tertentu dalam gereja.
   Oleh karena itu Paulus memberikan penjelasan-penjelasan yang terperinci mengenai kedatangan Kristus yang kedua dengan nada nubuatan yang keras, menyatakan kepada para pembacanya bahwa peristiwa besar tertentu, terutama pemerintahan Anti Kristus, akan mendahului kedatangan Kristus.
   Pertimbangan-pertimbangan ini adalah merupakan dasar bagi tanggal surat yang kedua ditulis kepada jemaat Tesalonika, tidak lama setelah yang pertama, yakni pada bulan terakhir tahun 51 T.M atau di bulan-bulan awal tahun 52 TM, sementara Paulus sibuk terlibat dalam membangun gereja Kristen di Korintus”.  (SDA Bible Commentary Jld.6, hlm.103).

   “Salah satu tujuan surat Tesalonika adalah untuk menjamin orang-orang Kristen yang rendah hati di gereja Tesalonika tentang penerimaan mereka akan Tuhan.  Dia menekankan bahwa dia harus bersyukur kepada Allah karena kemenangan yang diperoleh.  Dia mencatat kemajuan mereka dalam kebajikan iman/karena iman mereka makin bertambah(2 Tes.1:3), kasih persaudaraan mereka yang semakin kuat(2 Tes.1:3) dan keteguhan mereka dibawah penganiayaan dan penindasan yang diderita(2 Tes.1:4). 
   Jadi tema surat kedua, sama seperti yang pertama, yakni tentang: Kesalehan yang praktis”. (2 Tes.1:11,12).”
                   SDA Bible Commentary, Jld. 7 hlm.262.

Surat yang kedua kepada jemaat Tesalonika adalah upaya Paulus untuk memperbaiki situasi.
   Pelajaran kita saat ini menyediakan informasi lebih lanjut tentang sifat kedatangan-Nya. 
1.   JANJINYA: ALLAH AKAN SELALU MENYERTAI UMAT-NYA (2 Tes.1:1,2).
-“di dalam Allah Bapa kita”—Ada perbedaan antara 1 dan 2 Tesalonika, Paulus beralih dari “didalam Allah Bapa”( 1 Tes.1:1) menjadi “di dalam Allah, Bapa kita” (2 Tes.1:1).  Kata frase “kita” disini menekankan hubungan pribadi yang intim dari Paulus dan para petobat yang baru kepada SEORANG yang mereka sembah.

   Ada orang yang merasa dekat kepada Yesus namun masih merasa takut pada Allah Bapa.  Paulus memberi jaminan bahwa mereka dapat memiliki keyakinan dalam hubungan mereka dengan Bapa seperti dengan Yesus, karena Yesus datang ke dunia ini untuk menunjukkan kepada kita seperti apakah Bapa itu.

“Kasih karunia Allah,Bapa kita dan dari Tuhan Yesus menyertai kamu”:
   Rsl.Paulus sering berbicara tentang kasih karunia dan damai.
  *Rahmat Allah dan janji pengampunan dalam Yesus, membawa damai dalam kehidupan kita.  “Rasul mengakui bahwa karunia rohani: “kasih karunia dan damai” hanya dapat datang dari Allah.  Kasih karunia(rahmat) adalah merupakan kasih Allah dalam tindakan yang dengan gratis(bebas) memberikan keselamatan yang sempurna melalui Yesus Kristus untuk orang-orang berdosa yang seharusnya tidak layak menerimanya, sedangkan “damai” adalah hasil dari tindakan tersebut, yang melibatkan kesadaran akan dosa-dosa yang telah diampuni dan pengakuan rekonsiliasi(perdamaian) dengan Allah”. (7 BC hlm 264).
      
    Jadi melalui salam hangat ini dinyatakan bahwa: Allah berjanji tidak akan meninggalkan umat-Nya dan harus tetap menjaga hubungan yang tetap intim dengan Tuhan Allah Bapa kita.(Baca Ibrani 13:5).  Janji Allah ini menguatkan umatnya dalam masa-masa sulit/aniaya  yang berfokus pada peristiwa yang terjadi di seputar kedatangan Yesus yang kedua kali.
2.    TETAP MEMILIKI IMAN YANG BERAKAR PADA APRESIASI YANG MENDALAM AKAN KASIH ALLAH ( 2 Tes.1:3,4)
   “Kami wajib selalu mengucap syukur  kepada Allah karena kamu, saudara-saudara”--- Kata “wajib” (terikat/harus) adalah kata kerja.  Paulus merasa wajib untuk bersyukur pada Allah atas jemaat Tesalonika, karena apa?.  Karena iman mereka semakin bertambah kuat dan kasih mereka terhadap satu sama lain bertambah meningkat.  Kata kerjanya disini dalam bentuk present tense(masa sekarang).  Ini berarti bahwa pertumbuhan iman dan kasih mereka sangat kosisten dan berkelanjutan.  Pertumbuhan iman dan kasih yang seperti ini bila dimiliki,  ini menandakan bahwa gereja itu adalah sehat.
   Paulus memuji tentang IMAN, KASIH dan KESABARAN MEREKA.
Karena iman mereka yang semakin bertambah kuat, kasih terhadap satu sama lain bertambah meningkat dan kesabaran mereka dalam penderitaan/aniaya yang terjadi pada saat itu.  Salah satunya penganiayaan yang terjadi di kota-kota Vienne dan Lyon pada tahun 177 T.M.
Contoh :
i.             Seorang gadis muda bernama Blandina yang disiksa selama berjam-jam sehingga tubuhnya nampak penuh luka, robek menganga.
ii.           Polikarpus (Uskup Kristen yang mati martir tahun 155 T.M).  Pada usia 86 tahun ditangkap karena imannya dan dibawa kehadapan gubernur Roma.
   Mereka bertahan dalam penganiayaan karena iman mereka berakar pada apresiasi/penghormatan yang mendalam terhadap kasih Allah dan kesadaran bahwa dunia ini akan segera berlalu saat Kristus datang kembali untuk memberikan upah bagi mereka yang setia dan menghukum orang jahat.
   Jemaat Tesalonika telah menjadi model komitmen Kristen dalam api penganiayaan.

3.   JANJI PENGHAKIMAN (penghukuman dan penghancuran) bagi penganiaya umat Tuhan ( 1 Tes.1:5,6)
  1 Tes.1:5 “suatu bukti tentang adilnya penghakiman Allah”.
          “Bukanlah penganiayaan dan kesengsaraan/penderitaan yang merupakan bukti tentang Penghakiman Allah terhadap orang-orang benar, melainkan SIKAP orang-orang percaya terhadap penderitaan tersebut.  Kesabaran terhadap penderitaan dan iman yang berani dibawah penganiayaan merupakan hasil dari kasih karunia Allah adalah merupakan bukti pemeliharaan-Nya bagi para penderita, dan dengan demikian bukti bahwa Dia pada akhirnya akan membalikkan ketidak adilan dunia”. (7 BC, hlm.265).
 
   Hal ini menunjukkan penghakiman pada masa mendatang, di mana umat Allah akan dibenarkan dan para penganiaya mereka akan menerima hukuman. Mereka yang menganiaya umat Allah suatu hari nanti akan menerima keadilan dari Allah.   Namun mereka yang menerima ketidak adilan oleh sebab iman mereka pada saat ini akan melihat penghakiman Allah pada masa mendatang.  Kita harus mengetahui bahwa ketidakadilan itu tidak akan berlangsung selamanya.
1 Tes.1:6 “Sebab memang adil bagi Allah untuk membalaskan penindasan kepada mereka yang menindas kamu”.
  
   “Allah melihat tidak seperti manusia melihat dan bisa membuat keputusan yang tepat, karena Dia mengetahui semua fakta dan dapat membedakan/mengetahui motif dalam hati manusia”. (7 BC, hlm 265).

4.   JANJI AKAN KEHANCURAN ORANG JAHAT PADA SAAT KEDATANGAN YESUS YANG KEDUA KALI (2 Tes.1:7-9)
   Paulus sangat yakin bahwa: Keadilan Allah suatu saat nanti akan dinyatakan.  Memberi jaminan kepada kita bahwa Allah akan melakukan segala sesuatu untuk mengakhiri kekerasan dan penindasan(Hari keadilan itu akan datang).
   2 Tes.1:7,8 “dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang ditindas”.
  
   “Paulus disini sedang membedakan upah/imbalan dari para penganiaya dan orang-orang yang dianiaya.  Penganiaya akan menerima penderitaan mereka seperti apa yang telah mereka lakukan terhadap orang lain, sedangkan orang yang dianiaya akan mendapatkan apa yang telah mereka rindukan, yaitu: KELEGAAN/REST.”  (7 BC hlm.265).
   Ini tentu adalah hal yang menguatkan kita bila kita termasuk orang-orang yang di tindas/dianiaya.

5. KEKAGUMAN UMAT TUHAN UNTUK MEMULIAKAN TUHAN DAN MELIHAT KEMULIAAN-NYA PADA SAAT KEDATANGAN-NYA YANG KEDUAKALI (2 Tes.1:10-12).
  -Didalam ayat-ayat ini, kemuliaan Yesus ditunjukkan dalam karakter mereka yang percaya kepada-Nya.  Dikatakan disini bahwa memang hari Tuhan belum tiba saatnya, tetapi jika hari itu tiba, akan ada api yang menghanguskan, kehancuran orang fasik, dan semua mata akan melihat kemuliaan Yesus.

   Kedatangan Yesus yang kedua kali nanti begitu sangat mulia. Dalam 2 Tes.1:10 disebutkan untuk “dikagumi”. 
    “Mereka tidak pernah impikan bahwa Tuhan mereka bisa begitu mulia.  Ketika keindahan kehadiran-Nya telah tiba kepada mereka, mereka heran, kagum dan hormat”. (lihat Yesaya 25:9)”.  7 BC hlm.267.

   Supaya kita layak bagi “panggilan-Nya”(ayat 10). 
    “Panggilan-Nya itu adalah untuk satu kehidupan yang kudus, untuk keluar dari dunia, dan harus terpisah( 2 Korintus 6:17,18); menjadi warga kerajaan Sorga (Pilipi 3:20. RSV)”. 7 B.C. hlm.267.

   “menyempurnakan segala pekerjaan imanmu” (ayat 11).  Ini merupakan ayat inti kita. 
   “Jenis iman yang Paulus rindukan melihatnya dalam kehidupan umat Allah bukan semata-mata merupakan keyakinan TEORITIS, tetapi suatu prinsip yang aktif dan bekerja” (Bandingkan dengan Yakobus 2:17). 7 BC hlm 267.

   “Sehingga nama Yesus dimuliakan didalam kamu dan kamu di dalam Dia”.
   
   “Kita memuliakan nama itu ketika kita menunjukkan kuasa yang menyelamatkan dari kasih karunia-Nya dalam hidup kita.  Pemuliaan ini adalah MUTUAL(timbal balik), yang artinya: Apabila kita memuliakan Dia, maka Dia pun memberi kita kemuliaan-Nya dengan jalan menyempurnakan karakter-Nya didalam kita. Lihat Yohanes 17:10,22”.  7 BC hlm.267.

    Melalui pelajaran ini kita dapat dikuatkan akan janji-Nya, bahwa Allah akan membela para pengikut-Nya untuk bertahan dalam kesulitan.
   Kesimpulan:
   Allah menyadari ketidakadilan yang menimpa para pengikut-Nya dan akan membela kesetiaan mereka dan menghukum musuh-musuh mereka saat Kristus datang kembali.
                                    Jon Paulien, 1 dan 2 Tesalonika.

================= hm.siagian============