Kamis, 27 September 2012

Memelihara Jemaat Agar Setia(2 Tes.2:13-3:18)



Ayat inti:
“Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan maupun secara tertulis”(2 Tesalonika 2:15).

Kalimat kunci:
“Meskipun kita memiliki janji yang mulia untuk masa depan, kita harus menghadapi berbagai tantangan dan pergumulan setiap hari di dalam gereja.  Tidak terkecuali jemaat Tesalonika, mereka mengalami hal yang sama”.

Pendahuluan:
   Adakalanya kita sebagai umat Kristen beranggapan bahwa setelah menjadi pengikut Kristus maka segala kesukaran dalam hidup kita ini akan lenyap.
   Dalam pelajaran kita melalui ayat-ayat 2 Tesalonika 2:13 – 3:18, Rsl Paulus telah menunjukkan bahwa umat Kristen juga mengalami masa-masa sulit dalam kehidupan.  Orang percaya maupun yang tidak percaya (Orang Kristen maupun non Kristen) sama-sama mengalami tantangan dalam kehidupan.
   Namun ada keistimewaannya atau keuntungannya yang dimiliki oleh orang Kristen pada masa-masa sulit dalam kehidupan ini.  Melalui kata-kata terakhir Paulus kepada jemaat Tesalonika kita memperoleh rahasia bagaimana tetap mempertahankan kesetiaan kita kepada Tuhan meskipun kita menghadapi berbagai tantangan dan pergumulan setiap hari :

1.    BERPEGANG TEGUH PADA DOKTRIN YG TELAH DIAJARKAN MELALUI PESAN KHOTBAH DAN MEMBANDINGKANNYA DENGAN ALKITAB (2 Tes.2:13-17)

-Mengapa Paulus bersyukur kepada Allah atas jemaat Tesalonika?(ayat 13-14).  Karena kehidupan jemaat Tesalonika memberikan bukti kepada Paulus bahwa mereka dari mulanya telah dipilih Allah sebagai “buah sulung untuk diselamatkan”.  Pilihan adalah berdasarkan atas apa yang dialami oleh mereka yang telah dipilih.  Umat percaya mengalaminya melalui pengudusan oleh Roh Kudus dan keyakinan akan kebenaran.
  Disini Paulus tidak menganjurkan konsep predestinasi seperti yang diajarkan oleh penganut paham Calvinis.  Dia hanya mengatakan bahwa keselamatan kita terletak pada fakta bahwa Allah telah mengambil inisiatif untuk menyelamatkan umat manusia.  Itu berarti bahwa Allah tidak membiarkan seorang pun untuk hilang dengan mudah.  Seseorang akan hilang hanya bilamana dia dengan sengaja dan terus menerus menolak untuk menanggapi kasih karunia Allah (2 Tes.2:10).

   Tidak peduli apa yang Setan lakukan atau tidak lakukan, janganlah kita hidup dalam ketakutan.  Allah telah bertekad untuk menyelamatkan kita selama kita bersedia untuk mengizinkan Dia bekerja.

Ilustrasi:
   Ada satu keluarga bersama anak-anaknya memutuskan untuk meluangkan waktu satu hari berlibur di sebuah taman hiburan. Oleh karena mereka belum pernah pergi ke taman hiburan itu sebelumnya, anak-anak sangat bersemangat dan bertekad untuk mencoba setiap jenis permainan.  Si ayah mengetahui bahwa jika anak-anak mereka tidak berhati-hati, mereka dapat terluka.  Ketika mereka pergi dari satu permainan ke permainan yang lain, orangtua mereka menerangkan apa yang akan terjadi dan mengingatkan mereka untuk selalu “Berpegang dengan kuat”.

-Itulah sebabnya dalam ayat 15-17 Paulus sangat memberikan perhatian kepada jemaat Tesalonika agar  mereka berpegang teguh/kuat pada doktrin yang telah diajarkan pada mereka, baik melalui surat dan kata-kata yang diucapkan.
  
   Dia mengetahui bahwa kehidupan Kristen dipenuhi dengan tantangan dan kesulitan, dan dia mau agar jemaat Tesalonika mengetahui sejak awal bahwa hidup itu tidak akan selamanya mudah.  Agar tidak mudah dikejutkan oleh datangnya masa-masa yang sulit, bahkan mungkin kesukaran yang terjadi di dalam gereja dan agar umat percaya tetap memiliki tekad yang bulat, apa pun pengalaman yang mereka hadapi dalam perjalanan hidup, agar mereka tetap akan “berpegang pada” Yesus.  Satu-satunya cara untuk menghindari ajaran palsu ialah dengan jalan berpegang teguh pada KEBENARAN.

-Aplikasi:
   Dengan berlalunya waktu(kalau sudah lama), orang yang telah menerima kebenaran sangat mudah beralih dari standar yang pernah mereka terima.  Itulah sebabnya mengapa kita harus selalu diingatkan kembali melalui khotbah dari mimbar dan guru yang mengajar kita(melalui kelompok Pendalaman Alkitab, dll).

-Pada saat gereja mula-mula dahulu, pemberitaan lewat pembicaraan lebih diutamakan daripada yang tertulis. (lisan lebih diutamakan dari yang tertulis) karena nada suara dan gerak tubuh bisa mengungkapkan arti dengan lebih akurat daripada kata-kata yang ditulis di atas kertas.  Itulah sebabnya KHOTBAH sebagai salah satu metode komunikasi tidak pernah ketinggalan zaman.

-Namun kalau firman yang ditulis, seperti yang ditulis oleh Paulus (ALKITAB), itu sulit untuk disalahgunakan oleh orang yang secara sengaja ingin mengubah isi pekabaran Injil untuk kepentingan mereka sendiri.  Kata-kata yang tertulis lebih aman dan tidak dapat diubah seperti orang dapat lakukan pada isi khotbah.

-Itulah sebabnya dalam Kisah 17:11, orang Berea dipuji karena mereka selalu memperhatikan pekabaran yang disampaikan secara lisan dan kemudian memeriksa kembali dengan teliti akan ajaran tersebut dalam  Kitab suci.
  
2.   KETEGUHAN HATI MENGHADAPI KEJAHATAN (2 Tes.3:1-5)

Paulus memulai bagian ini dengan permohonan doa (ayat 1-2) agar:
--Injil beroleh kemajuan dan dimuliakan lewat pekerjaannya.
--Dia dapat terluput dari pengacau dan orang-orang jahat.

Paulus melanjutkan kalimat ini dengan permainan kata , SEBAB:
  “Tidak semua orang memiliki iman(percaya pada/komitmen pada Allah), namun dikatakan dalam ayat 3: “Tuhan adalah setia” (dapat dipercaya untuk memberikan inspirasi iman dan komitmen).

   Artinya: Tuhan yang setia ini sungguh dapat dipercaya dan akan memelihara mereka terhadap yang jahat, atau SETAN.

   Di dunia zaman sekarang ini banyak orang yang menertawakan pendapat yang menyatakan bahwa Setan itu benar-benar ada.  Menurut mereka, dia hanyalah MITOS( takhyul sebelum ilmu pengetahuan ada).
   Mereka merasa bahwa kebaikan dan keburukan hanya merupakan konsekwensi acak dari sebab dan akibat  atau BAIK dan BURUK itu hanyalah konsep budaya setempat yang berhubungan dengan waktu dan tempat tertentu.
   Namun Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa Setan itu nyata dan dialah ASAL MULA KEJAHATAN (yang buruk).

  Kabar baiknya adalah: meskipun Setan lebih berkuasa daripada kita, namun Tuhan lebih berkuasa daripada Setan, dan kita dapat menemukan keselamatan dan kekuatan di dalam Tuhan.
  Kemudian Paulus mengakhiri bagian ini dalam 2 Tes.3:4,5 dengan:
--memuji mereka dan melayangkan doa untuk mereka.
--yakin bahwa mereka akan melakukan apa yang dimintakan dan mereka akan TETAP melakukannya meskipun ada banyak tantangan dari Setan dan para pengikutnya.
--Berdoa agar Tuhan mengarahkan perhatian mereka pada kasih Allah dan kesabaran Kristus.

3.   MENERAPKAN TRADISI YANG SESUAI DENGAN KEBENARAN YANG DI ILHAMKAN (2 Tes.3:6-8)

“Tradisi” , pada zaman Perjanjian Baru, tidak selalu merupakan satu kata kotor; hal itu juga dapat merujuk pada segala sesuatu yang diingat gereja dari hal PERKATAAN dan TINDAKAN YESUS termasuk PERKATAAN dan TULISAN PARA RASUL.  Tradisi bagi mereka bagaikan Alkitab untuk kita. 
   Tradisi itu selalu diajarkan dan harus ditaati.
   Bagi jemaat Tesalonika, tradisi itu memiliki arti lebih dari sekadar surat Paulus.  Tradisi bagi mereka, termasuk segala sesuatu yang Paulus sudah katakan pada mereka saat dia berada di Tesalonika, dan termasuk juga TINDAKANNYA, yang mereka teladani.

     Paulus juga bekerja keras untuk mendukung dirinya sendiri di Tesalonika dan tidak menganggur sementara dia berada di tengah-tengah mereka; dia tidak memakan makanan orang lain tanpa pembayaran.  Dia bekerja siang dan malam agar tidak menjadi beban bagi siapa pun juga.
   Dan itu adalah sebuah TRADISI yang dia harapkan untuk mereka terapkan dalam kehidupan mereka secara pribadi (yakni suatu kehidupan yang teratur dan tertib, kehidupan yang mau mengikuti ajaran atau praktek kehidupan para rasul).

4.   HENDAKLAH MENJADI TELADAN DI DALAM GEREJA BAGI ORANG LAIN(2 Tes.3:9-12).

Dalam 2 Tes.3: 9, Rasul Paulus menyatakan bahwa dia bukan hendak menentang akan suatu pelayanan gereja yang mendukung.
(The apostle wished to make it clear that he was not opposed to a church-supported ministry).

“Memang, ia telah mengajarkan dimana-mana/ditempat lain kewajiban gereja yang pasti untuk mendukung mereka/orang-orang yang telah dipanggil Allah untuk melayani mereka (1 Kor.9:13,14).  Dia menghargai hadiah-hadiah yang mendukung yang telah dikirim umat Tuhan di Filipi, dan hadiah itu disebut sebagai suatu persembahan yang harum, satu korban yang disukai dan yang bekenan kepada Allah( Pil.4:17,18).
   Tetapi di Tesalonika, ia (Paulus) telah melepaskan haknya untuk dukungan gereja dalam rangka untuk memberikan kepada para anggota CONTOH yang layak untuk di ikuti”.
                   SDA Bilble Commentary, Jld.7 hlm.280.

   Dalam 2 Tes.3:8, dia bekerja siang dan malam agar dapat menjadi contoh bagaimana setiap orang sedapat mungkin harus memenuhi kebutuhannya sendiri.  Dan saat dia tinggal bersama mereka, dia telah mengucapkan sebutan yang sangat popular yang telah menjadi perintah dalam ayat 9: “jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan”.
   Namun kita perlu ketahui bahwa yang menjadi sasaran Paulus adalah sekelompok orang di dalam gereja yang SENGAJA MENGANGGUR.  Mereka sibuk mencampuri urusan orang lain dan tidak mengabaikan kewajibannya (2 Tes.3:11).  Mereka lebih mengutamakan sebuah kehidupan yang MUDAH daripada bekerja keras.  Mungkin mereka menghabiskan waktu mereka mendiskusikan teologi atau mengkritik prilaku orang lain gantinya melakukan tugas-tugas mereka.

   Dan dalam ayat 12 –Paulus memerintahkan mereka “dalam nama Tuhan Yesus Kristus” untuk mengikuti teladan hidupnya dan mendapatkan hak untuk berbicara dengan cara memenuhi kebutuhan mereka sendiri terlebih dahulu ( 1 Tes.3:12).  Memberikan kepada mereka teladan kerajinan.
 
   Inilah masalah unik yang dihadapi Paulus di gereja Tesalonika.

5.    PERLAKUKAN ORANG YANG DI DISIPLIN SEPERTI KELUARGA DAN SAUDARA (2 Tesalonika 3:13-15.)

Masalah disiplin gereja merupakan salah satu isu yang sangat sulit dihadapi oleh gereja setempat.  Bagaimanakah gereja menemukan kehendak Allah di antara begitu banyak kepentingan yang bersaing?.
   Matius 18:21-35 memberikan sebuah proses yang sederhana dan jelas (melalui 2 tahap yang dilakukan dengan sangat hati-hati).  Kemudian barulah proses itu dibawa di hadapan jemaat.
   Jika pelaku tidak memberikan tanggapan kepada jemaat secara keseluruhan, maka dia akan diperlakukan sebagai orang kafir atau pemungut cukai (Mat.18:17).

   Apakah artinya: Memperlakukan seseorang seperti orang kafir dan pemungut cukai?
   Paling sedikit ada 2 kemungkinan/ sisi  yang berbeda:
i.             Dapat saja mengimbau jemaat untuk menjauhi pelaku seperti mereka menjauhi orang kafir dan pemungut cukai dalam lingkungan tempat mereka dibesarkan.
ii.           Hal itu dapat berupa ajakan untuk memperlakukan mereka yang terbuang seperti Yesus memperlakukan orang kafir dan pemungut cukai( yakni dengan penuh belas kasihan dan pengampunan).

Namun disini kita dapat melihat apa yang Paulus katakan tentang DISIPLIN GEREJA:
   Dalam 1 Tes.3:13 –Umat Allah tidak jemu-jemu berbuat apa yang baik(Galatia 6: 9,10).
   Selanjutnya dalam ayat 14: Diperlukan penurutan utk menuruti firman yang di ilhamkan.
   Dan menurut ayat 15 –orang yang disisiplin haruslah diperlakukan seperti KELUARGA dan SAUDARA.  Gereja harus tetap sadar bahwa pelaku adalah seorang saudara yang untuknya Yesus telah mati (Rm.14:15; 1 Kor.8:11).

Pertanyaan untuk direnungkan: Pengalaman apakah yang Anda miliki sehubungan dengan disiplin gereja?.

KONKLUSI:  UNTUK MEMELIHARA/MEMPERTAHANKAN KESETIAAN KITA, BIARLAH KITA:

i.             Berdiri teguh dalam iman dengan senantiasa bersandar pada Allah.
ii.           Tetap merasakan kasih karunia dan kuasa Allah yang memelihara pada masa-masa sulit dalam kehidupan.
iii.          Senantiasa mengalami kasih karunia Allah yang memberi dukungan setiap hari.

   Gantinya terkejut dan putus asa atas kehadiran berbagai kesulitan dalam hidup Kekristenan, umat percaya harus memiliki pengharapan dengan mengetahui bahwa Allah menyertai mereka untuk menyediakan kekuatan yang dapat mengalahkan tantangan tersebut.

          Jon Paulien, 1 dan 2 Tesalonika.
          Dekan Fakultas Agama di Universitas Lomalinda, California.