Minggu, 05 Januari 2014

Lima Kunci Bagi Pernikahan Yang Berbahagia.

 

 
  Keluarga adalah suatu pondasi dari masyarakat. Suatu pernikahan yang sukses akan membawa kebahagiaan baik bagi keluarga yang bersangkutan dan juga masyarakat, tetapi pernikahan juga dapat membawa permasalahan yang menantang. Sesungguhnya, bagaimanakah Anda dapat meningkatkan pernikahan Anda?
 
   Ketika seorang pria dan wanita membuat suatu komitmen untuk menjadi suami istri, biasanya acara tersebut akan disertai dengan kegembiraan seluruh keluarga serta kerabat untuk merayakan terbentuknya keluarga yang baru tersebut. Sebuah pernikahan adalah sebuah acara yang menggembirakan, yang biasanya diiringi dengan alunan musik, rangkaian bunga, keluarga dan teman. Pada kenyataannya, pernikahan adalah salah satu kejadian yang paling penting di dalam kehidupan seorang manusia. Sebuah komitmen yang formal yang diucapkan didepan khalayak ramai memulai suatu kehidupan bersama, yang mana biasanya masing-masing mempelai baik wanita dan pria akan mengucapkan ikrar kata-kata tradisional seperti, "baik senang baik susah, baik kaya baik miskin, baik sakit baik sehat sampai maut memisahkan kita."
 
   Jika Anda pada saat ini sedang merencanakan untuk menikah, apakah Anda telah benar-benar siap? dan jikalau Anda pada saat ini sudah menikah, bagaimanakah seharusnya Anda melakukan komitmen Anda tersebut?
 
   Anda mungkin akan terkejut jika mengetahui keadaan pernikahan secara nasional (diambil sampling dari Amerika Serikat, Australia, dan Inggris), stabilkah pernikahan-pernikahan tersebut? sukseskah pernikahan-pernikahan tersebut?. Angka perceraian dapat memberikan kepada kita suatu indikasi untuk memahaminya. Di tahun 2001, di Amerika Serikat, terdapat 9.8 pernikahan, dan 4.5 perceraian bagi setiap 1000 orang. Australia memiliki 6.9 pernikahan dan 2.52 perceraian bagi setiap 1000 orang. Inggris memiliki 6.8 pernikahan dan 3.08 perceraian untuk setiap 1000 orang. Hal ini berarti terdapat satu perceraian bagi setiap 2.2 pernikahan di Amerika Serikat dan Inggris, dan sekitar satu perceraian bagi setiap 2.7 pernikahan di Australia. (United Nations Monthly Bulletin of Statistics, April 2001).  Sedangkan di Indonesia Angka perceraian terus meningkat drastis pada periode tahun 2005 hingga 2010 hingga 70 persen.  Rata-rata setiap tahun naek 10 persen.(Republika.co.id.jakarta).
 
    Statistik memberikan suatu indikasi bahwa masyarakat kita tidak stabil. Namun berbahagialah oleh karena Anda sesungguhnya dapat menerapkan strategi-strategi untuk mencapai suatu pernikahan yang sukses di dalam kehidupan kita.
 
   Kita sungguh perlu untuk memperkuat keluarga dan pernikahan kita.    Di banyak masyarakat, nilai-nilai Alkitab menyatakan penyebab-penyebab dan juga solusi-solusi bagi permasalahan-permasalahan kita. Hal ini menyatakan tujuan dan maksud dari kehidupan yang sudah direncanakan oleh Allah bagi kita. Allah Penciptalah yang sesungguhnya menciptakan, dan mengadakan pernikahan. Ketika anda memahami tujuan dan rencana Allah yang agung melalui Juru Selamat kita Yesus Kristus, maka anda akan melihat arti rohaniah serta pentingnya sebuah pernikahan. Rencana Allah adalah untuk mengembangkan suatu keluarga rohani milikNya yang abadi. Ia menciptakan keluarga manusia untuk mempersiapkan masing-masing daripada kita suatu masa depan yang indah. Tentang hal ini, rasul Paulus menuliskan, "Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa, yang dari pada-Nya semua turunan yang di dalam sorga dan di atas bumi menerima namanya" (Efesus 3:14-15).
 
    Tujuan Allah adalah untuk menciptakan sebuah keluarga rohani. Hal ini adalah suatu kenyataan yang benar yang sesungguhnya dapat memotivasi kita untuk meningkatkan hubungan keluarga dan pernikahan kita. Jika anda mengakui Allah di dalam pernikahan Anda, dan jika Anda menerapkan prinsip-prinsip dan strategi dari kehidupan keluarga, maka Anda akan dapat memperkaya, meningkatkan atau bahkan menyelamatkan pernikahan Anda!
 
   Telah sungguh-sungguh dibuktikan kunci-kunci Alkitab bagi pernikahan yang sukses. Anda butuh untuk mengetahui dan melakukannya di dalam kehidupan pernikahan Anda sendiri. Demikian juga Anda dapat menceritakannya dan berbagi tentangnya dengan teman-teman dan kerabat-kerabat Anda yang berencana untuk menikah tidak lama lagi. Hal ini mungkin tidak mudah tetapi usaha yang Anda lakukan akan dapat memberikan kepada Anda suatu upah yang besar dan hubungan yang penuh kasih.
 

Kunci 1: Memberi 100 Persen

 
Pepatah kuno, "Pernikahan itu sesungguhnya adalah suatu hubungan fifty-fifty/lima puluh persen lima puluh persen", pada kenyataan adalah tidak benar dan sungguh-sungguh salah! Para profesional zaman ini dapat saja berkata, "kebebasan adalah prioritas kita. Kita akan mau bekerja sama, tetapi saya juga masih akan menyimpan tindakan penyelamatan diri/ escape route jikalau terdapat hal-hal yang tidak baik terjadi." Pada kenyataan seorang manusia perlu untuk bertanya tentang apakah batas dari hubungan pernikahan? atau batasnya adalah perasaan atau kerja sama yang saling menguntungkan satu dengan lainnya? atau apakah hal itu adalah hubungan yang berdasarkan Alkitab yang akan tumbuh di dalam kualitas dan karakter diri di seluruh sisa hidup kita? apakah yang dikatakan oleh Alkitab? perhatikanlah ayat ini, yang manakah yang termasuk ayat pondasi bagi hubungan yang berbahagia dan karakter yang berbahagia yang kita butuhkan untuk selama-lamanya: "Dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." (Kisah Para Rasul 20:35). Atau, seperti yang diberikan oleh terjemahan Moffat, "Adalah lebih berbahagia untuk memberi daripada menerima."
 
Salah satu pemberian terbesar yang Anda dapat berikan adalah waktu Anda!.  Apabila Anda menerapkan hal ini, suatu saat Anda akan merasakan bahwa pengorbanan waktu bagi Anda , pada kenyataannya akan berubah menjadi suatu hubungan yang indah dan istri Anda akan menghargai usaha Anda itu. Seperti Yesus mengatakan, "lebih baik memberi daripada menerima".
 
   Kasih yang nyata adalah keinginan dan tindakan untuk memberi tanpa menginginkan kembali. Ketika dua orang masing-masing memberikan 100 persen, maka anda akan memiliki suatu hubungan yang kuat, suatu hal yang akan menjamin ke fleksibilitasan dan kemampuan untuk menangani krisis dan masalah. Sedangkan jika kita hanya menjalankan cara fifty-fifty/lima puluh persen lima puluh persen, maka hal ini akan menciptakan suatu hubungan yang tidak kuat!
 
   Jalan hidup Allah adalah jalan hidup memberi-suatu jalan hidup yang memberikan pendekatan yang matang bagi hidup dan pernikahan.    Alkitab juga memberikan instruksi kepada para suami istri untuk saling memberi di dalam hal seksualitas. Di abad pertama, rasul Paulus memberikan instruksi ini bagi para orang bukan Israel yang menjadi umat Kristen. Yaitu kepada mereka yang tinggal di kota Korintus, suatu kota yang terkenal akan aktivitas amoral seksnya,"tetapi mengingat bahaya percabulan, baiklah setiap laki-laki mempunyai isterinya sendiri dan setiap perempuan mempunyai suaminya sendiri. Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya. Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi isterinya. Janganlah kamu saling menjauhi, kecuali dengan persetujuan bersama untuk sementara waktu, supaya kamu mendapat kesempatan untuk berdoa. Sesudah itu hendaklah kamu kembali hidup bersama-sama, supaya Iblis jangan menggodai kamu, karena kamu tidak tahan bertarak. " (1 Korintus 7:2-5).
 
   Apakah anda berkeinginan untuk mengikuti instruksi ini?. Apakah Anda telah menunjukkan perhatian kepada suami atau istri Anda?  Ketahuilah bahwa pelukan dan ciuman kecil ketika anda akan bekerja, dan kembali dari kantor adalah amat penting. Beberapa tahun yang lalu, sebuah perusahaan asuransi Jerman mengeluarkan suatu laporan yang menyimpulkan bahwa pria yang mencium istrinya setiap hari jarang terkena tabrakan, dan mereka biasanya lebih sukses secara finansial dibandingkan dengan mereka yang tidak mencium istri mereka setiap hari.
 
   Berkomentar tentang masalah keegoisan, Dr. John A. Schindler menuliskan, orang yang mampu memberikan cinta yang sesungguhnya adalah seorang yang dapat melupakan dirinya dan ketertarikannya sejenak sementara ia menempatkan kesejahteraan dan ketertarikan akan orang lain terlebih dahulu. Ketika baik suami dan istri dapat melakukan hal itu, maka mereka tidak akan memiliki masalah di dalam rumah tangga mereka atau seks" (How to Live 365 Days a Year, halaman 142).
 
   Pada kenyataannya, berapa banyakkah suami dan istri yang benar-benar mempraktekkan prinsip ini? dan berapa banyakkah suami dan istri Kristen yang benar-benar mempraktekkan prinsip ini?
 

Kunci 2: Hargai dan Hormati Pasangan Anda

 
   Apakah anda benar-benar menghargai pasangan anda?. Apakah anda benar-benar menghormatinya sebagai manusia yang diciptakan Allah di dalam gambar dan rupaNya?. Perhatikanlah instruksi Allah mengenai bagaimanakah hubungan kita yang semestinya dengan orang lain: "dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang siasia.  Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;" (Filipi 2:3).
 
   Ya, anda butuh untuk memberikan harga diri dan penghargaan bagi pasangan anda lebih baik daripada diri anda sendiri. Bagi mereka yang ingin melihat diri mereka dan memuaskan keinginan diri mereka sendiri, maka hal ini mungkin akan kedengaran keterlaluan. Namun pada kenyataannya hal tersebut adalah suatu hukum yang hidup. Kita perlu untuk bertobat dari ambisi dan kecongkaan egoistis. Hendaklah kita mengubah sikap kita. Hargailah pasangan anda sebagai seorang anak Allah yang berpotensi. Dan, seperti yang dikatakan oleh peribahasa, "Jangan membesar-besarkan masalah kecil." Temukanlah dan hargailah nilai-nilai positif yang Anda temukan didalam diri pasangan Anda! Dan jika Anda telah menyakiti pasangan Anda, baik secara fisik maupun verbal, maka jelas Anda butuh untuk bertobat! Anda butuh untuk merendahkan diri Anda sendiri dihadapan Allah dan memohon pengampunanNya, dan Anda juga butuh untuk meminta maaf kepada pasangan Anda! Memang kita tahu bahwa terkadang amatlah sulit untuk mengatakan, "saya meminta maaf." Tetapi suatu permintaan maaf dapat menyembuhkan dan memperbaiki suatu hubungan!
 
   Bagaimanakah anda dapat mendemonstrasikan penghormatan dan penghargaan terhadap suami atau istri anda? Terdapat banyak cara seperti memberikan bingkisan yang khusus, memberikan waktu khusus untuk mendengarkan pasangan dengan bersungguh-sungguh, dan menunjukkan rasa terima kasih serta menggunakan kesopanan di dalam kata-kata dan nada suara.
 
   Seberapa sabar anda dengan keluarga anda? Kesabaran adalah suatu jalan untuk menunjukkan kasih seperti yang kita pelajari dari 1 Korintus 13 (suatu bab yang sering disebut "bab kasih"). Kita akan membaca didalam bab itu, "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.(1 Korintus 13:4-8).   Berdoalah sehingga Allah akan memberikan kepada Anda kemampuan untuk hidup dengan kualitas-kualitas tersebut dan bertumbuh di dalam kualitas-kualitas tersebut.  Hendaklah Anda membaca bab ini secara keseluruhan. Dan berdoalah sehingga Allah akan memberikan kepada Anda kemampuan untuk menghidupkan kualitas-kualitas tersebut dan bertumbuh di dalam kualitas-kualitas tersebut.
 
   Anda dapat meningkatkan pernikahan anda dengan mendengarkan, memahami, dan memberikan ruang bagi satu sama lain. Dan Anda juga dapat meningkatkan pernikahan Anda dengan menghormati dan menghargai pasangan Anda! Perhatikan instruksi penting yang diberikan oleh Allah kepada para suami: "Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang." (1 Petrus 3:7).
 
   Allah memberikan instruksi bagi suami untuk menghormati istrinya. Ingatlah bahwa anda adalah "ahli waris dari janji hidup yang kekal". Kunci yang penting adalah untuk memahami bagaimanakah Allah menilai setiap manusia, khususnya pasangan anda, tanpa mempedulikan pendapatnya. Setiap manusia di bumi memiliki potensi untuk dilahirkan kembali ke dalam keluarga agung Allah sebagai anakNya yang agung dan abadi. Rasul Paulus mengingatkan kita akan rencana Allah bagi kita: "Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa." (2 Korintus 6:18).

Kunci 3: Memberikan Teladan Yang Positif

 
   Rasul Petrus menginstruksikan umat Kristen untuk memberikan teladan yang baik bahkan bagi pasangan yang bukan Kristen: "Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya, jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu." (1 Petrus 3:1-2).
 
   Ingatlah bahwa anda tidak dapat mengubah orang lain melawan keinginannya, tetapi anda dapat mengubah diri anda! Kita semua memiliki suatu tanggung jawab yang diberikan oleh Allah bagi pernikahan dan keluarga mereka. Allah memmenceritakan kepada para suami: "Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya." (Efesus 5:25). Apakah anda, sebagai seorang suami, memenuhi tanggung jawab? beberapa suami dan istri sangat senang untuk menghakimi tingkah laku pasangan mereka, untuk memberikan suatu alasan bagi diri mereka sendiri untuk tidak melayani dan menghormati pasangan mereka dengan semestinya. Ingatlah bahwa kita semua harus berdiri dihadapan tahkta penghakiman Kristus seperti yang dituliskan Roma 14:10.  Pastikan bahwa anda memenuhi tanggung jawab yang diberikan oleh Allah bagi anda sebagai seorang suami atau istri!
 
   Beberapa tahun yang lalu, kepala redaksi majalah Tomorrow's World bapak Roderick C. Meredith menuliskan suatu artikel tentang tanggung jawab dari suami dan istri Kristen. Artikel beliau yang berjudul "What All Husbands Need To Know!/Apa Yang Perlu Diketahui Oleh Semua Suami!", mungkin boleh membantu setiap pasangan dalam pernikahan.    Diringkas dengan singkat, tanggung jawab seorang suami kepada istrinya dinyatakan di dalam 5 kategori penting sebagai berikut: mencintai dan menghargai, menopang dan memberikan semangat, membantu dan melindungi, memberikan inspirasi untuk bertumbuh (Plain Truth, June 1966).
 
Beberapa bulan sebelumnya, ia telah menuliskan sebuah artikel yang serupa yang berjudul "True Womanhood-Is It a Lost Cause?/Kewanitaan Yang Sesungguhnya-Apakah Ini Penyebab Yang Terhilang?" Di dalamnya beliau memberikan penjelasan tentang kualitas yang harus di miliki oleh seorang wanita untuk membantu suami dan seluruh keluarganya. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah tanggapan dan pelayanan, kehalusan dan kecantikan, kepandaian dan pemahaman, nilai-nilai kekristenan, iman, harapan, dan semangat (Plain Truth, November 1965.
 
   Ketika kita menjalankan nilai-nilai Alkitab di dalam kehidupan kita, maka kita akan dapat memperkaya kehidupan orang lain dan juga memperkuat pernikahan dan keluarga kita.
 
   Kitab Titus memberikan garis besar tentang tanggung jawab-tanggung jawab wanita Kristen yang berdasarkan Alkitab. Ia menjelaskan bahwa wanita yang lebih tua sudah selayaknya harus mengajari dan "mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya" (Titus 2:4). Apakah Anda para kaum istri dan ibu-ibu yang membaca artikel ini telah memenuhi tanggung jawab yang diberikan oleh Allah kepada Anda? Jika Anda memenuhinya, Anda akan menjadi teladan yang positif bagi suami Anda. Allah pasti akan memberkati segala usaha Anda, yaitu jika Anda mengakui Allah di dalam pernikahan Anda, dan jika Anda meminta Yesus Kristus untuk menghidupkan kehidupanNya didalam diri Anda. Dengan bantuan Allah, berusahalah untuk menjadi suami dan istri yang paling baik.
 

Kunci 4: Berkomunikasilah Di Dalam Kasih

 
    Seberapa seringkah para pasangan yang ada di zaman sekarang ini "benar-benar tenggelam" di dalam kenyamanan percakapan?.   Komunikasi yang efektif memiliki arti mendengarkan dan juga berbicara secara efektif. Kita harus mendengarkan untuk memahami, dan berusaha untuk memahami pendapat orang lain. Berusahalah untuk memahami perasaan dan kebutuhan orang lain! Tunjukkanlah penghargaan dengan memberikan perhatian yang penuh.
 
   Rasul Paulus memberikan suatu prinsip dasar di dalam berkomunikasi secara efektif. "tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala." (Efesus 4:15). Beberapa orang berbicara kebenaran di dalam kebencian. Tetapi umat Kristen yang dewasa di dalam Kristus akan memelihara tentang bagaimanakah kata-kata mereka berdampak kepada mereka yang mendengarkan mereka.
 
   Ketika berbicara dengan suami atau istri Anda, apakah Anda menunjukkan rasa perhatian dan sayang? apakah Anda berkomunikasi dengan rasa hormat? Tentu saja kita perlu untuk bersabar antara satu dengan yang lain. "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong." (1 Korintus 13:4). Terjemahan NIV menyatakannya seperti ini "Love is patient, love is kind" , bersiaplah selalu untuk berbicara kebenaran di dalam kasih!
 
   Di dalam kehidupan kita yang serba cepat, suami-suami dan istri-istri seringnya berjalan di dalam arah yang berbeda dan sulit untuk mendapatkan waktu untuk berbicara.
 
   Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa banyak pasangan yang hanya memiliki waktu berkomunikasi kurang dari 20 menit! Pengarang Leonard dan Natalie Zunin telah menyarankan "aturan empat menit" sebagai suatu jalan untuk mendapatkan manfaat yang maksimal di dalam waktu yang singkat yang mungkin Anda miliki bersama. Mereka menyatakan bahwa kesuksesan atau kegagalan dari sebuah pernikahan "dapat bergantung dari apa yang terjadi di antara suami dan istri hanya di dalam kurun waktu selama delapan menit di dalam satu hari: empat menit di pagi hari setelah bangun pagi, dan empat menit ketika mereka berkumpul setelah jam kantor" (Contact: The First Four Minutes, halaman 133).
 
   Zunin dengan benar menyatakan bahwa bahasa, sikap atau ekspresi Anda pada permulaan hari dapat berdampak kepada keseluruhan hubungan. Belajarlah untuk menunjukkan suatu sikap yang positif dan penuh kasih selama empat menit pertama bagi anda berdua pada permulaan setiap hari. Jika anda membuat suatu usaha, anda akan dapat menghindari suatu argumentasi yang sepele, atau sungut-sungut yang tidak penting yang dapat berlangsung sepanjang hari. Demikian juga Anda perlu untuk meluangkan waktu bersama di penghujung hari. Bahkan jika Anda lelah, sebuah kata positif yang berisi semangat atau penghargaan, sebuah pelukan atau ciuman dapat membuat suatu perbedaan yang besar di dalam hubungan anda di seluruh sore hari.
 

Kunci 5: Berdoa Bersama

 
   Banyak dari Anda yang membaca artikel ini mungkin menikah dengan seorang yang tidak percaya. Jika ya, maka Anda tidak dapat berdoa bersama-sama dengan pasangan anda. Walaupun begitu Anda masih dapat berdoa bagi pasangan Anda, dan bagi kesuksesan pernikahan Anda! Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, anda dapat menjadi seorang teladan Kristen bagi pasangan Anda. Alkitab memberikan instruksi ini bagi para istri yang suaminya bukan Kristen. "Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya," (1 Petrus 3:1). Teladan kekristenan Anda yang penuh dengan kasih, dan jalan hidup yang memberi akan dapat menjadi suatu pengaruh yang positif bagi pasangan Anda. Perhatikanlah bahwa hal yang ditekankan disini adalah tingkah laku Anda, dan bukan untuk berusaha berargumentasi dengan pasangan Anda agar ia menerima dan masuk agama anda!
 
Tentu saja jika baik Anda dan pasangan berdoa, maka Anda akan dapat berdoa bersama-sama. Ketika istri saya dan saya berdoa bersama, saya biasanya akan memulai doa, dan setelahnya saya akan memberikan tanda bagi istri saya untuk berdoa. Ia akan kemudian berdoa, dan ketika ia selesai maka saya akan menyimpulkan doa berdua kami tersebut. Sangatlah menakjubkan tentang bagaimanakah pikiran-pikiran intim dan pribadi keluar pada saat kami berdoa bersama. Di dalam cara itu, kita saling berbagi satu sama lain dan juga dengan Allah kita.
 
   Kita harus memiliki keinginan untuk mengikut sertakan Allah di dalam pernikahan kita dan di dalam kehidupan kita bersama dengan pasangan kita. Kita semuanya butuh untuk mengetahui Allah dan Juru Selamat kita di dalam setiap aspek kehidupan kita. Alkitab menceritakan kepada kita: "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." (Amsal 3:5-6).
 
    Sebuah pernikahan membutuhkan suatu usaha, dan pemeliharaan yang berkesinambungan untuk sukses. Hal ini berarti melakukan segala hal sebaik mungkin di dalam memenuhi segala tanggung jawab yang diberikan oleh Allah baik bagi Anda sebagai seorang suami maupun seorang istri. Memang kita akan mendapat permasalahan, perbedaan, dan bahkan konflik. Tetapi dengan bantuan Allah, Anda akan dapat meningkatkan kualitas pernikahan Anda, dan bahkan menyelamatkan pernikahan Anda jika memang pada saat ini pernikahan Anda berada di ambang kehancuran!
 
   Mintalah Allah untuk membantu Anda menerapkan prinsip-prinsip ini di dalam kehidupan pribadi Anda. Ingatlah bahwa Anda tidak dapat memaksa pasangan Anda untuk berubah, Anda hanya dapat mengubah diri anda sendiri. Namun teladan dari kasih dan pelayanan Anda akan dapat menjadi suatu pengaruh yang hebat di dalam diri pasangan Anda.  Ingatlah bahwa Anda tidak dapat melakukan segala hal ini sendirian.  Anda membutuhkan bantuan dari Juru Selamat di dalam kehidupan Anda sendiri. Sama seperti yang dituliskan oleh rasul Paulus "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." (Filipi 4:13). Biarlah Allah memberkati diri Anda beserta pernikahan dan keluarga Anda sejalan dengan Anda berusaha untuk hidup menurut firmanNya!