Selasa, 28 Februari 2012

10. Bermitra dengan Allah.

Oleh Pdt. H.M. Siagian, MPTh.

    A. PENDAHULUAN
 Saudaraku Yang kekasih dimanapun Anda saat ini berada! 

   Kami senang bertemu kembali melalui blogspot ini untuk melanjutkan pelajaran kita yang ke 10 dengan judul: "Bermitra dengan Allah". Mari kita berdoa: "Bapa semawi, kami selalu memuji Tuhan karena besarlah RahmatMu kepada kami.  Ampunilah dosa-dosa kami. Kami berterimakasih atas kesempatan kembali mempelajari firmanMu.  Pimpin dan peliharakan kami dalam kehidupan kami.  Kami mohon didalam Kristus Yesus, Tuhan dan Juruselamat kami. Amen!.  
   
   Saudaraku yang kekasih, 
   Banyak orang yang bekerja di beberapa perusahaan, seperti di pertambangan batu bara dan tambang emas.  Tidak sedikit orang yang mati ketika bekerja untuk mencarinya, namun mereka terus mau melakukannya karena jaminan yang mereka terima pun cukup tinggi.
     Untuk bermitra dengan perusahaan dunia ini orang mau menanggung risiko sampai mati, tetapi lupa untuk bermitra dengan perusahaan Allah yang besar.

   B. PEMBAHASAN:
     Pada saat ini kita sangat senang untuk membahas bersama-sama tentang adanya panggilan Allah untuk bermitra dengan perusahaan Allah yang besar dan mulia.  Kita semua dapat bermitra dengan Allah karena dari-Nya pun kita menerima jaminan yang tinggi dan kekal.
1.      Mari kita baca panggilan Allah itu dalam Kitab Maleakhi 3:10:”Bawalah seluruh persembahan Persepuluhan itu kedalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman Tuhan semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.”
   Disini kita diajak supaya mau bermitra dengan suatu perusahaan terbesar, dimana yang menjadi Manajer besarnya ialah: Allah sendiri.
     Adapun usaha yang terbesar diatas dunia ini ialah: “Menyelamatkan jiwa-jiwa” (Winning of the souls).  Arti ayat ini, kita diminta supaya memasukkan atau membawa persepuluhan kedalam rumah perbendaharaan Allah.  Disini Allah tidak berbicara mengenai berapa bunganya, apakah 5% atau 10% bilamana kita masukkan atau memberikan persepuluhan itu, tetapi yang jelas dikatakan: “Aku akan membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.”  Pintu lebih besar dari jendela.  Dari pintu bisa keluar mobil, dll.  Jadi artinya disini, bahwa Tuhan akan membuka lebar-lebar berkat-berkat bagi mereka yang memasukkan/membawa persepuluhan tersebut.
     Sebagai manusia, kita memerlukan beberapa kebutuhan vital dalam kehidupan kita.  Selain vitamin-vitamin dan zat gizi lainnya, kita juga membutuhkan hal-hal yang berikut seperti:
i.                    AIR – Manusia boleh hidup tanpa makan selama tiga hari, tetapi kalau tidak minum, tentu mengalami problem karena air itu sangat penting untuk menghancurkan makanan dan membuang sampah-sampah dalam tubuh.  Kita bersyukur kepada Allah atas tersedianya air untuk hidup kita.
ii.                  UDARA – Apa yang terjadi kepada kita jikalau zat asam(CO2) yang ada di udara ini ditarik oleh Tuhan?.  Pernahkah rekening udara dihadapkan kepada kita?  Kalau pada saat ini dihadapkan pertanyaan kepada kita masing-masing:”Berapakah utang saudara dan saya kepada Allah.”?
2.      Mari kita buka Imamat 27:30: “Demikian juga segala persembahan  persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih di tanah maupun dari buah pohon-pohonan, adalah MILIK TUHAN, itulah persembahan kudus bagi Tuhan.”

Allah mungkin berkata: “Memang benar, para petanilah yang menabur dan yang menanam, namun Akulah yang menyiraminya.  Tanpa kuasa-Ku maka tanaman atau pohon-pohonan itu tidak dapat bertumbuh.  Aku yang menyirami dengan hujan dan menyinarinya dengan matahari, namun Aku tidak pernah hitung itu.”
     Disini, Allah hanya menuntut supaya kita memasukkan sepersepuluh dari hasil pendapatan kita kedalam perbendaharaan Allah.  Mungkin kita bertanya dalam hati:”Kalau saya seorang pegawai kantor mempunyai gaji Rp.500 000,- per bulan, berapakah persepuluhan yang saya harus kembalikan kepada Allah?.”  Jawabnya ialah: Sepersepuluhnya, yaitu sebanyak Rp.50 000,-(Limapuluh ribu rupiah).  Mengapa Allah itu harus menentukan jumlahnya sepersepuluh?.  Mengapa kita tidak dibiarkan memberikan sesuka kita saja?.  Apa yang terjadi kalau demikian?.
     Biasanya manusia memiliki perasaan “ONE DOLLAR MORE”( Se dollar lagi), atau selalu merasa tidak cukup dan tidak puas.  Sudah dapat uang Rp.100 000,- namun tidak puas dengan itu, ingin lagi yang lebih banyak.  Manusia cendrung bergantung kepada perasaan.  Apa yang jadi kalau manusia bergantung kepada perasaan?.

ILUSTRASI:
     Seorang ibu yang mau melatih anaknya bernama Nancy untuk suka memberi.  Pada suatu hari sang ibu membeli permen dan memberikannya kepada anaknya Nancy.  Kemudian ibunya mencoba meminta permen tersebut dengan berkata: “Nancy,...mamy minta sedikit permennya, dong!.”  Nancy mengulurkan tangannya untuk memberikan permen itu kepada ibunya, tetapi hanya sampai dibibir ibunya tiba-tiba ditariknya tangannya kembali.  Jadi ibunya ber ulang-ulang harus melatih PENURUTAN kepada Nancy, sampai pada akhirnya Nancy memiliki sifat yang tidak mementingkan diri.  Demikianlah pula Allah ingin melatih penurutan kita, dengan menentukan sepersepuluh itu.  Jadi adakalanya kita mengatakan: “Tunggu dulu,...mengapa tidak 1%.?”  Padahal sebenarnya, sang ibulah yang punya uang itu, namun ibu Nancy tidak mengatakan: “Nancy,...kamu harus mengerti bahwa yang membeli permen itu, adalah uang ibu.”
     Saudaraku,...Kita tau bahwa: “Bumi adalah Tuhan punya serta segala isinya.”(Mazmur 24:1) dan Tuhan juga yang punya segala perak dan emas”(Hagai 2:9).  Bahkan manusia sendiri adalah kepunyaan Allah.
     UNTUK APAKAH PERSEPULUHAN ITU?.
     “Persepuluhan itu diasingkan/ disendirikan untuk satu penggunaan istimewa. Itu tidak boleh dianggap sebagai uang yang ringan. Itu adalah diabdikan khusus bagi mereka yang membawakan pekabaran Allah bagi dunia ini, dan itu janganlah dialihkan dari maksud/tujuan itu”.
                        E.G. White, Counsels on Stewardship, hlm 103.

     Mungkin orang mengatakan: “Benar, dunia ini adalah milik Allah, tetapi tenaga saya sendiri atau sayalah yang berusaha sehingga saya menjadi kaya.”  Apakah jawaban kita?.
     Kita baca dalam Ulangan 8:18 “Tetapi haruslah engkau ingat kepada Tuhan, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang di ikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.”  Tapi, tunggu dulu!.  Bukankah dalam hal persepuluhan ini, Allah berbicara kepada orang Yahudi saja?.
     Kita harus catat bahwa Abraham, 430 tahun sebelum bangsa Yahudi berdiri sebagai suatu bangsa, maka persepuluhan sudah dia berikan kepada Allah.  Hal ini dinyatakan dalam Kejadian 28:22: “Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah.  Dari segala sesuatu yang Engkau berikat kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu.”
     Bila kita baca Matius 23:23 berkata demikian:”Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan.  Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan di abaikan”.
     Disini Yesus mengatakan bahwa persepuluhan itu penting dan itu adalah merupakan prinsip yang menyangkut tabiat.
     Ibu Nancy mau menanamkan suatu sifat yang tidak selfish(mementingkan diri) kepada anaknya dan menanamkan pengertian kepadanya bahwa permen itu sebenarnya bukanlah dia punya.  Jadi Allah minta 1/10 dari kita, bukan karena Allah itu miskin, melainkan sebagaimana persepuluhan itu diberikan dahulu untuk menjadi kelangsungan ke imamatan dalam kaabah, demikian pula persepuluhan itu diberikan sekarang ini untuk penginjilan yang perlu kita teruskan kelangsungannya.

ILUSTRASI:
     Saya  mengenal seorang pemuda yang tinggal di suatu tempat.  Kelihatannya dia adalah seorang yang baik.  Saya mengenalnya sebelum dia menerima Yesus melalui baptisan kudus.  Pada akhirnya dia pun di baptiskan.  Tidak berapa lama kemudian, dia telah diangkat menjadi bendahara Jemaat di gerejanya.  Namun, tidak berlangsung lama karena diketahui terbukti bahwa dia telah memakai uang gereja untuk keperluan pribadinya sendiri.  Sungguh sedih perasaan kita bila memikirkan ada seorang umat Tuhan yang mau mengambil yang bukan kepunyaannya.  Kita mungkin dengan mudah/cepat melihat selumbar dimata orang lain, tetapi bagaimana dengan kita?.  Berapa diantara kita yang juga bersalah dalam hal yang sama?.  Disini kita melihat bahwa kita dapat menipu Tuhan, dengan jalan tidak memberikan/menyerahkan persembahan dan persepuluhan dengan setia.  Allah, bukan saja menuntut persepuluhan, tetapi juga hati kita.  Mungkin seseorang dapat memberikan dengan sukarela kepada keperluan gereja, tetapi Allah membenci pemberian seseorang jikalau orang itu sendiri tidak mempersembahkan dirinya sendiri.
     Yang pertama sekali, Allah menginginkan hati kita dan barulah segala perkara yang lain itu bernilai dihadapan pemandangan-Nya.
     Roma 12:1 menyatakan: “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasehatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”  Jadi mengapa kita perlu menyerahkan/membayar persepuluhan?.
a.       Karena kita adalah milik Allah.
b.      Supaya kita merasakan alangkah senangnya bermitra(berkongsi) dengan Allah, bekerjasama untuk menyelesaikan usaha yang besar itu, yaitu memenangkan jiwa bagi Kristus.
     ILUSTRASI:
            Pada suatu kali, seorang anak berkata kepada ayahnya:”Ayah, saya bisa menimba air itu.”  Padahal, timba itu lebih besar daripada anak itu sendiri.  Anak itu pun mencoba menimba air, namun anak tersebut dibantu oleh ayahnya juga.  Anak itu dengan gembira melapor kepada ibunya bahwa dia sudah dapat menimba air.”  Mendengar hal itu, ayah diam saja.  Apa maksudnya?.  Karena ayah ingin membagikan kegembiraan kepada anak itu.
     Demikianlah Allah ingin membagikan kesenangan-Nya kepada kita oleh setia membayar persepuluhan.  Banyak orang-orang yang setia membayar persepuluhan telah menerima berkat-berkat Allah.
1.      WILLIAM COLGATE- Pemilik perusahaan pasta gigi Colgate.  Dia membayar persepuluhannya sampai 3/10, karena dia  memperoleh berkat yang berlimpah-limpah.  Kalau seseorang merasa berkat-berkat Allah maka membayar 10% atau lebih tidak terasa berat.
2.      KESAKSIAN E.G. WHITE:   Ada seorang anggota kita yang baru dibaptis, begitu dibaptis, dia kehilangan pekerjaan karena tidak mau bekerja pada hari Sabat/Sabtu.  Berhari-hari lamanya dia mencari pekerjaan namun tiada berhasil.  Tibalah saatnya dimana keluarganya samasekali tidak mempunyai makanan lagi.  Ada uang sisa Rp.250 000, yang sudah diasingkan sebagai persepuluhan pada waktu menerima gaji.  Pencobaan itu sekarang berat sekali.  Namun saudara kita itu mengambil keputusan dengan isteri  bersama anak-anak mereka: “supaya lebih baik kelaparan daripada mengambil/memakai persepuluhan itu.”   Mereka menghadapkan keadaan mereka kepada Bapa di sorga.  Pada besok paginya saudara kita tersebut menerima suatu panggilan untuk bekerja.
            Saudaraku yang kekasih,...  Disini dapat kita lihat betapa Tuhan memberikan 100 kali ganda berkat-Nya bagi seseorang yang setia kepada-Nya.  Jika kita setia membayar persepuluhan maka kepada kita Allah janjikan berkat-berkat istimewa.  Bila kita buka dan membaca kembali Maleakhi 3:10, disini juga Allah berkata bahwa: kita harus menguji-Nya dengan memberikan persepuluhan dan sebagaimana Allah memberkati umat-Nya dengan membuka Laut Kolzom pada zaman dahulu dihadapan Musa dan sebagaimana Allah memberkati Daniel waktu bermalam dengan singa, demikianlah juga kepastian berkat Allah tidak berkurang hingga saat ini.  Kita boleh menuntut janji-janjiNya itu.
ILUSTRASI :
     Ada seorang ibu yang telah kehilangatn semua uangnya.  Dirumahnya tidak ada lagi makanan dan mereka sudah lapar.  Kemudian ibu tersebut mengumpulkan anak-anaknya dan mengambil Alkitab serta membaca cerita dari 1 Raja-raja fasal 17 tentang Elia yang dipelihara Allah dan bagaimana Allah telah mengirimkan burung gagak untuk memberi makanan kepadanya.  Ibu itu mengusulkan agar mereka berdoa supaya Allah mengirimkan makanan.  Setelah selesai berdoa, putrinya yang kecil pergi membuka jendela.  Ibunya bertanya mengapa ia berbuat demikian?.  Anak itu menjawab: “Bagaimana burung gagak bisa masuk apabila jendela tertutup??.
C. KONKLUSI :
     Saudaraku yang kekasih,
     Allah telah berkata bahwa Ia akan membuka tingkap-tingkap langit bilamana kitapun mau setia mengembalikan persepuluhan kita kedalam perbendaharaan-Nya.
     Biarlah hal itu kita tunjukkan diwaktu-waktu yang akan datang, dengan demikian pekerjaan Tuhan segera dapat diselesaikan dan apabila Yesus datang, kiranya Ia dapat berkata kepada kita masing-masing: “Sabaslah, hai hamba yang baik dan setiawan.”
     Adakah anda bersedia bermitra dengan perusahaan Allah yang besar, yakni: Menyelamatkan jiwa-jiwa untuk kerajaan Allah?.  Apakah saudara menyadari bahwa semua yang kita miliki sebenarnya bukanlah milik kita, melainkan milik Allah?.   Apakah anda bersedia berjanji untuk memberikan Persepuluhan kepada Allah?.  Oleh sebab itu mari kita berdoa: "Bapa di sorga,...Kami kembali bersyukur karena Engkau telah berbicara kepada kami lewat firmanMu.  Biarlah kami dapat menyadari bahwa Engkau adalah Allah Pencipta kami dan sumber dari semua perkara yang menopang kehidupan kami. Engkau adalah pemilik dan kami hanyalah sebagai penatalayan(pengelola).  Jadikan kami menjadi penatalayan yang setia.  Ampunilah dosa dan pelanggaran kami.  Kami berdoa didalam nama Yesus, Juruselamat kami. Amen!.

    Sampai jumpa di lain kesempatan untuk melanjutkannya ke pelajaran yang ke 11 .  Salam Kami!