Sabtu, 21 Januari 2012

Pertobatan yang tulus (Ezra 10 : 1 - 44)

                                                       . 
Pendahuluan:
   Allah mengetahui hati manusia dan Dia pula yang mengetahui pertobatan kita yang tulus(asli) atau tidak.  Alkitab dengan jelas menyatakan adanya pertobatan yang tulus dan pertobatan yang palsu.
   Dua kali Firaon mengatakan kepada Musa, yang pertama setelah 7 tulah ditimpakan terhadap Mesir ( air menjadi darah, katak, nyamuk,lalat pikat, penyakit sampar pada ternak, barah dan hujan es):   

“Aku telah berdosa sekali ini.  Tuhan itu yang benar, tetapi aku dan rakyatkulah yang salah”(Kel.9:27). Yang keduakali ketika bela ke 8(belalang) ditimpakan,  Keluaran 10:16: “Aku telah berbuat dosa terhadap Tuhan, Allahmu, dan terhadap kamu”.  Tetapi dia tidak benar-benar bertobat.

   Esau menangis karena memberikan hak kesulungan itu, tetapi ia tidak benar-benar bertobat (Ibrani 12:16-l7).
   Yudas merasa menyesal karena menghianati Yesus dan bahkan mengatakan bahwa ia telah berdosa (Matius 27:4), namun ia tidak bertobat.

Body:
   Jika kita ingin menjadi benar dihadapan Tuhan, kita harus memastikan bahwa pertobatan kita adalah pertobatan yang tulus, asli, bukan hanya dibibir saja.  Pembahasan  firman Tuhan pada saat ini memberikan beberapa tanda pertobatan yang tulus.

PERTOBATAN YANG TULUS(sejati) MELIBATKAN KESEDIHAN MENDALAM DIHADAPAN ALLAH UNTUK DOSA-DOSA KITA, DAN TINDAKAN YANG CEPAT UNTUK MEMPERBAIKINYA. (Genuine repentance involves heartfelt sorrow before God for our sins and prompt action to correct them).

  Problemnya disini terkait dengan orang Yahudi yang telah kembali dari pembuangan ke negeri mereka, namun mereka telah mengambil isteri-isteri bagi mereka yang berasal dari orang kafir dan ini menunjukkan ketidak taatan mereka terhadap hukum Allah yang dikatakan dalam Ulangan 7:1-4 : v.3 “Janganlah juga engkau kawin mengawin dengan mereka: anakmu perempuan janganlah kauberikan kepada anak laki-laki mereka, ataupun anak perempuan mereka jangan kau ambil bagi anakmu laki-laki; v4.sebab mereka akan membuat anakmu laki-laki menyimpang daripada-Ku, sehingga mereka beribadah kepada allah lain......” dan Ezra 9:1-2.

    Ezra 10:11 –memberikan ringkasan apa yang harus mereka lakukan untuk memperbaiki situasi itu. “Tetapi sekarang mengakulah di hadapan Tuhan, Allah nenek moyangmu, dan lakukanlah apa yang berkenan kepada-Nya dan pisahkanlah dirimu dari penduduk negeri dan perempuan-perempuan asing itu”.

   Dikatakan disini: “Buatlah pengakuan kepada Tuhan Allah nenek moyangmu, dan melakukan kehendak-Nya.”
   Saudara2ku yang kekasih,...
   Pengakuan mereka dihadapan Allah, jika itu benar-benar maka itu akan mencerminkan kesedihan yang tulus untuk apa yang mereka lakukan dan menunjukkan ketaatan untuk melakukan kehendak Allah.
  1. Pertobatan yang tulus melibatkan kesedihan hati dihadapan Allah untuk dosa-dosa kita.
         *Kesedihan Ezra yang mendalam atas dosa-dosa orang-orang buangan membawa orang lain berkumpul disekelilingnya untuk melihat dosa-dosa mereka sendiri, dan menangis dengan sedihnya atas dosa-dosa yang mereka telah lakukan. (Ezra 10:1)
     Seorang jurubicara bagi umat Tuhan bernama Sekhanya mengusulkan kepada Ezra dalam Ezra 10:2 “Kami telah melakukan perbuatan tidak setia terhadap Allah kita, oleh karena kami telah memperisteri perempuan asing dari antata penduduk negeri.  Namun demikian sekarang juga masih ada harapan bagi Israel.”
    Sekhanya mengusulkan agar umat Tuhan membuat suatu perjanjian untuk memperbaiki dosa-dosa mereka.  Kemudian dalam Ezra 10:9, Ezra merespons usul tersebut dan memanggil orang-orang buangan berkumpul ke Yerusalem.  Mereka telah sepakat bahwa mereka telah berdosa, dan berjanji untuk memperbaikinya.

     Saat ini marilah kita lihat ada 4 tanda pertobatan yang tulus:
  1. PERTOBATAN YANG TULUS(Asli) YANG TERUTAMA ADALAH HARUS TERHADAP ALLAH.
-Ezra sendiri bersujud dan berdoa “dihadapan rumah Allah”.
-Jadi mereka telah membuat perjanjian dengan Allah.
-Mereka perlu mengaku dosa-dosa mereka kepada Tuhan dan melakukan kehendak-Nya (Ezra 10:11).
     
   *Memang dosa selalu menyakiti orang lain dan oleh karena itu kita perlu meminta pengampunan saat kita berdosa terhadap seseorang, namun dosa yang terutama adalah melawan Tuhan sendiri.  Itulah sebabnya Daud, setelah melakukan zinah dengan Batsyeba dan membunuh suaminya berkata dalam 2 Samuel 12:13 “AKU SUDAH BERDOSA KEPADA TUHAN”.  Dia telah menulis dalam Mazmur 51:6 “Terhadap Engkau; terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu”.
     Tentu saja Daud telah berdosa terhadap Batsyeba dan bahkan lebih lagi terhadap suaminya Uriah.  Tetapi dosa-dosa itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan pelanggaran yang dilakukan Daud melawan Allah yang kudus.

   Ketika seorang umat Allah berdosa, maka ia memberi kesempatan kepada musuh-musuh Tuhan untuk menghujat (2 Samuel 12:14).
   Orang-orang kafir akan mengejek Tuhan dan membenarkan dosa-dosa mereka sendiri ketika mereka mendengar seorang umat percaya berdosa.  Dengan demikian dosa-dosa kita terutama adalah terhadap Allah, dan ini berarti bahwa pertobatan kita juga harus terutama adalah terhadap Allah juga.

  1. PERTOBATAN YANG TULUS – MERASA SANGAT BERSALAH TERHADAP DOSA-DOSA KITA.
   Rasul Paulus menyatakan dalam 2 Kor.7:10 bahwa:” dukacita menurut kehendak Allah  menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian”.

Saudara2ku yang kekasih dalam Yesus Kristus,
   Baik Ezra maupun orang-orang yang berkumpul disekitarnya menangis dengan sedihnya karena mereka melihat ketidak taatan umat Allah dan mereka gemetar terhadap firman Allah yang mengamarkan adanya penghakiman atas mereka yang melakukan dosa (Ezra 9:4; 10:3,14).

   Bila kita berdosa maka kita harus mengakui dosa-dosa tersebut kepada Tuhan dan berhenti melakukannya serta berdoa untuk memohon kekuatan agar kita dapat menghindari dosa dimasa yang akan datang.  Dan sangat tepat bila kita berduka/bersedih atas apa yang telah kita lakukan.

   Setelah Petrus menyangkal Yesus, Petrus pergi pada malam itu dan ia menangis dengan sedihnya (Lukas 22:62).
   Meskipun kita sebagai umat Allah, dosa-dosa kita dapat membangkitkan murka-Nya (Ezra 10:14; 9:14):
      -Atas diri kita dan anak-anak kita.

   Banyak orang Kristen memandang Tuhan hanya sebagai seorang yang mengasihi dan pemaaf –sehingga kita telah kehilangan rasa takut kepada Allah.  Kita coba lihat ketika Musa diminta untuk melihat wajah Tuhan, berjalanlah TUHAN dari depannya dan berseru dalam  Keluaran 34:6 :”TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya.”  Namun,..Allah tidak berhenti sampai disana, Dia melanjutkan dalam Kel.34:7 “yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat.”

    Menyadari bahwa dosa-dosa saya dapat menimpa anak-anak dan cucu saya, tentu hal ini akan menyebabkan saya untuk berpikir secara mendalam dan berpaling daripada dosa itu.

  1. PERTOBATAN YANG TULUS – MENERIMA TANGGUNG JAWAB TERHADAP APA YANG DIA LAKUKAN.
   Saudara-saudaraku,..
   Jika ada sikap yang menyalahkan,..itu bukanlah pertobatan yang tulus.  Jika ada beberapa alasan (maaf-maaf), maka itu bukanlah pertobatan yang tulus. (Seperti yang dilakukan oleh Daud –dia tidak membuktikan bahwa dia tidak bersalah).---Mazmur 54: 4b.
   Pertobatan yang tulus mengatakan: “ Kamilah yang tidak setia kepada Allah”—Ezra 10:2.

Ilustrasi:
   Ada seorang pembunuh, tidak bertanggungjawab.  Pengacaranya memberi argumentasi bahwa pembunuh itu tidak bertanggungjawab terhadap tindakan kriminal yang dilakukannya –mengingat penyakit jiwa yang dideritanya sejak dari kecil.  Tetapi, syukur karena juri tidak membenarkan alasan tersebut.
   Kita menyadari bahwa kita sedang hidup didalam satu budaya dimana setiap orang bisa menjadi korban dari orang-orang yang berpenyakit jiwa untuk mana mereka tidak bertanggung jawab apabila melakukan perbuatan dosa terhadap orang lain.  Tetapi saudara-saudaraku,...Pertobatan yang tulus selalu menerima tanggung jawab penuh atas apa yang telah diperbuat.
   Tetapi ada lagi TANDA YANG KE 4.
*PERTOBATAN YANG TULUS MELIHAT ADA HARAPAN DITENGAH KEPUTUS ASAAN.
   Setelah mengakui ketidak taatan umat Tuhan yang menikahi wanita-wanita asing, Sekhania menyela, “Namun demikian sekarang juga masih ada harapan bagi Israel.” (Ezra 10:2).
   Alasannya ialah, karena Allah kita adalah “Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya.”(Keluaran 34:6).  Begitulah Allah menyatakan diriNya kepada kita. Daud mengutip kata-kata pengharapan dalam Mazmur 103:8-9; 13-14  (v.13) “Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.”
   Allah selalu bersedia memberikan pengampunan dan memulihkan orang berdosa yang bertobat dan membuka pintu harapan bagi mereka yag menderita konsekwensi dari dosa-dosa mereka.

   Jadi tanda I dari Pertobatan yang tulus(sejati) ialah:  Hati yang berdukacita dihadapan Allah untuk dosa-dosa kita.
   Namun dukacita saja tidaklah cukup.
  1. Pertobatan yang tulus mengambil tindakan yang cepat untuk memperbaiki dosa-dosa kita.
   Saudara-saudaraku yang kekasih,
   Pertobatan yang tulus tidak hanya menuntut kita untuk mengakui kesalahan kita kepada Allah dan kepada orang lain, tetapi juga memerlukan langkah-langkah penurutan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan kita.

  1. Pertobatan yang tulus mengambil tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki dosa-dosa kita, bahkan meskipun hal itu secara pribadi sulit untuk melakukannya.

*Mengizinkan mereka mengadakan perkawinan campuran –akan menarik banyak orang Yahudi kedalam sinkretisme agama.  Itulah sebabnya kesucian dan pemisahan itu penting dilakukan.
 *Hanya 111 pria Yahudi yang terdaftar yang merasa guilty dalam dosa ini, jadi haya 0,4% x 28.774 orang buangan yang kembali dibawah Zerababel.(Edwin Yamauchi, Expositor’s Bible Commentary) {Zondervan}, 4.676.

  •   Haruskah orang percaya hari ini yang menemukan diri mereka dalam perkawinan campuran –menceraikan pasangan mereka?.  Jelas tidak!.  Perjanjian Baru menyatakan bahwa seorang percaya tidak perlu memasuki hubungan yang demikian (2 Kor.6:14-7:1).
  • Juga jelas dinyatakan bahwa jika seseorang sudah dalam hubungan itu, ia harus hidup dengan cara yang saleh (1 Korintus 7:12-16), dengan harapan bahwa Allah akan menyelamatkan pasangan yang tidak percaya itu, jika orang yang tak percaya itu telah memilih untuk hidup dengan orang percaya.
   Saudara2ku yang kekasih,..
   Pemisahan dari isteri-isteri kafir adalah satu perkara sulit dan menyakitkan untuk dilakukan ---demikian pulalah kita harus memisahkan diri dari dosa-dosa kita, tidak peduli seberapa sulit atau menyakitkan.  Yesus berkata dalam Matius 18:8-9 : “Jika tanganmu atau kakimu menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk kedalam hidup dengan tangan kudung atau timpang dari pada dengan utuh kedua tangan dan kedua kakimu dicampakkan ke dalam api kekal. Ay.9 “Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan bermata satu dari pada dicampakkan ke dalam api neraka dengan bermata dua.”

   Disini Yesus menggunakan  bahasa yang mengejutkan agar kita dapat melihat betapa seriusnya dosa itu dan bahwa kita harus mengambil tindakan yang radikal untuk mengeluarkannya dari kehidupan kita, meskipun hal itu sangat sulit.  Namun,..sama seperti pada zaman Ezra –solusinya tidaklah mudah.
     Ilustrasi:
   Bertahun-tahun yang lalu ada seorang wanita muda di California yang baru saja menghadiri sebuah gereja, mengatakan bahwa dia mau di baptis, tapi dia punya masalah.  Dia telah hidup dengan seorang pria selama 12 tahun dan mereka telah memiliki seorang putri 7 tahun bersama-sama.  Dia tau bahwa tidaklah tepat baginya untuk memberikan pengakuan iman melalui baptisan dan sementara terus tinggal dengan  seorang pria diluar pernikahan. Pria itu adalah ayah dari putrinya, dan ia tidak tau apakah tepat baginya untuk meninggalkannya.
   Solusinya ialah: Ketika ia dengan tegas menolak untuk menikah dengan pria itu dan pria itu di izinkan untuk mengambil putri mereka dan wanita muda itu meninggalkan pria itu, wanita itupun kemudian dibaptiskan.  Hal itu tentu tidak mudah.  Namun kita percaya bahwa dia telah menunjukkan pertobatan yang tulus dan memilih untuk taat kepada Allah –tanpa memikirkan kesulitan-kesulitannya secara pribadi.
B.PERTOBATAN YANG TULUS – MENGAMBIL TINDAKAN YANG DIPERLUKAN UNTUK MEMPERBAIKI DOSA-DOSA KITA, BAHKAN MESKIPUN UNTUK MELAKUKANNYA, ITU BERPOTENSI MEMECAH BELAH. (Even when it is potentially divisive to do so).
* Dalam menegakkan standard kekudusan itu, Ezra tentu ada saja yang menentang.  Dalam Ezra 10:15 – disebutkan ada 4 orang yang menentang perjanjian yang di usulkan untuk menceraikan wanita-wanita kafir.

*Beberapa orang mungkin berpikir bahwa Ezra salah karena memaksa semua orang Yahudi didalam Ezra 10:8 –dengan ancaman akan menyita harta mereka dan akan dikucilkan dari perkumpulan.
   Tetapi sebagai seorang pemimpin dari umat perjanjian Allah, Ezra harus mempertahankan Standard kebenaran Alkitab, jika tidak maka seluruh umat akan tercemar oleh dosa.
   Saudara-saudarku yang kekasih,
   Untuk aplikasinya bagi kita saat ini bahwa Keinginan Tuhan bagi gereja-Nya adalah agar setiap anggota  mengoreksi/memperbaiki dosa-dosanya,  sebagai tanda pertobatan yang dengan sepenuh hati dihadapan Allah.  Bahkan jika beberapa anggota sangat tidak setuju, para pemimpin harus menegakkan standard kudus diseluruh tubuh, kalau tidak maka kesaksian Kristus akan dihancurkan.

KONKLUSI:
   Jadi pertobatan yang murni, yang tulus melibatkan kesedihan yang mendalam dihadapan Allah atas dosa-dosa kita dan melakukan tindakan yang cepat untuk memperbaiki dosa-dosa itu, meskipun dalam keadaan sulit dan berpotensi memecah belah sekalipun.
   Yesus berkata dalam Lukas 5:32 – Dia datang untuk memanggil orang berdosa untuk bertobat.  Dalam amanat agung, Yesus berkata dalam Lukas 24:47 bahwa kita harus memulai kehidupan Kristen dengan pertobatan dan iman.  Tetapi pertobatan bukan hanya sesuatu yang harus kita lakukan di awal keselamatan melainkan ini adalah sesuatu yang harus menjadi ciri dalam seluruh kehidupan orang ber iman.
   Sementara Roh Kudus menginsafkan kita melalui firman Allah akan dosa-dosa kita, kita harus terus bertobat.
                                                                                            
                    Amen.

Judul          : Pertobatan yang tulus.
Bacaan       : Mazmur 32:1-5.
Ayat inti    : Ezra 10:11
Lagu Buka : L.S. 246     Lagu Tutup : L.S. 247.
Bahan dari : Ezra Psl. 10: 1-44.