Kamis, 11 Oktober 2012

Pernikahan Yang Langgeng.



Pendahuluan:
   Tidak sedikit orang yang meskipun cukup berlimpah kekayaan dan sukses dalam hidup tetapi gagal didalam rumah tangga atau dia tidak mengalami kebahagiaan.
   Seorang ahli pendidikan mengatakan bahwa rumah tangga adalah sebuah sekolah darimana kita tidak pernah akan ditamatkan.
   Hal ini berarti bahwa kita harus selalu belajar bagaimana menciptakan suatu rumah tangga yang harmonis dan langgeng.

I S I :
   Pembahasan kita adalah Pernikahan Yang Langgeng.
  
   Firman Tuhan berkata dalam Matius 24:37 : “Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia”.

   Salah satu tanda bahwa Yesus akan datang kembali ke dunia adalah bilamana rumah-rumah tangga modern dewasa ini banyak yang rusak.
   Melalui mass media, dinyatakan bahwa rumah tangga modern dewasa ini banyak yang dalam keadaan terancam.
  
   Tidak sedikit orang muda yang ingin berumah tangga tetapi setelah menikah atau berumah tagga, mereka sulit mempertahankannya karena banyaknya tantangan dan penggodaan  yang membuat pasangan tersebut mengakhirinya dengan perceraian.
   Salah seorang pegawai terpaksa dipecat dari pekerjaannya karena telah kedapatan berselingkuh.
  
   Kita semua harus mengingat bahwa tidak seorangpun yang immun/kebal terhadap bahaya pencobaan.

   Kejadian 1:18  Tuhan Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja.  Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia”.

   Setelah Tuhan menciptakan bumi dan Adam,  maka hal itu belum sempurna.  Hawa pun diciptakan.
   Sejak semula, Tuhan Allah sudah menentukan bahwa suami itu harus berdampingan dengan pasangannya.  Ada orang yang menganggap bahwa celebacy (Hidup tidak menikah) itu adalah lebih mulia atau lebih suci daripada yang menikah.
   Namun general rule (aturan umum) untuk hidup manusia adalah BERKELUARGA, supaya manusia itu bahagia.  Tetapi jangan kita menghukum mereka yang hidup sendiri karena kita telah mengatakan bahwa general rule nya (sebagai aturan umum) bahwa Tuhan menginginkan agar kita hidup berdampingan dengan isteri.

   Allah menginginkan agar pernikahan itu bersifat langgeng (permanen).
   Matius 19:6 “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu.  Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia”.

   Ingatlah bahwa setiap pernikahan diadakan, selalu dibuat sumpah setia dihadapan Allah dan para saksi, yang selalu dijawab oleh kedua mempelai dengan : “Yes, I do”.  (Ya, saya setuju melakukannya).

   Perlu kita ketahui pula bahwa hanya kematian yang memisahkan kita dan hanya ada 2(dua) sebab untuk dibenarkan menikah lagi kalau :
1.   Pasangan meninggal, dan
2.   Pasangan melanggar sumpah pernikahan.

   Namun perlu digarisbawahi bahwa kasus ini janganlah dibuat menjadi keharusan.  Suami dianjurkan untuk menerima kembali isterinya, dengan kata lain agar pihak yang tidak bersalah harus mau menerima.
   Sebagai contoh:
   Nabi Hosea, sesudah menikah isterinya bersundal, tapi ditebus kembali.

   Jadi kita harus menyadari bahwa Allah menginginkan/merindukan agar pernikahan itu bersifat langgeng atau  permanen.

                   Tuhan Allah kiranya memberkati Rumah tangga kita.  Amin.