Kamis, 11 Oktober 2012

Siapa Sesama Manusia



Pendahuluan:
   Bacalah Kitab Injil Lukas 10:25-37 Tentang orang Samaria yang baik hati.

   Disini terjadi dialog diantara Yesus dengan ahli torat, dengan motif untuk menjatuhkan Yesus.

I S I:

   Pertanyaan yang disampaikan antara lain dalam Lukas 10:25,27 dan 28:

Pertanyaan pertama:

Ayat 25: “Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?”.

Ayat 27: “Jawab orang itu: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”.

Ayat 28: Kata Yesus kepadanya: “Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup”.

   Dalam ayat 37, kata Yesus: “PERGILAH, DAN PERBUATLAH DEMIKIAN”.

   Bukan dikatakan: Renungkanlah, dll.  Jadi  ada keyakinan yang harus ditingkatkan dengan TINDAKAN.

   Kalau kita yakin pada hari sabat maka kita harus tingkatkan menjadi suatu tindakan untuk memelihara hari sabat.  Dan dia akan memelihara hari Sabat dalam kondisi apapun.

   Demikian juga, kalau kita yakin bahwa pekerjaan Penginjilan Literatur adalah suatu pekerjaan yang telah di ilhamkan oleh Tuhan maka kita harus bekerja dalam kondisi apapun saat ini (apakah dalam keadaan hujan, panas, dsb).

   Pertanyaan lain:

   Dalam ayat 29 : “Siapakah sesamaku manusia?”  Kemudian di ayat 30, Yesus menceritakan tentang perumpamaan orang Samaria yang murah hati.
   Jawab Yesus: “Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ketangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati”.

   (Ada seorang imam melihat tapi melewatinya, seorang Lewi datang ketempat itu tapi ia melewatinya dan seorang Samaria, yang melihat orang itu dan terge-
rak hatinya oleh belas kasihan dan membalut luka-lukanya serta membawanya  ke tempat penginapan dan merawatnya).

   Lalu Yesus bertanya dalam ayat 36: “Siapakah di antara ketiga orang ini, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?”.

   Ayat 37: Jawab orang itu: “Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.”

   Saudara-saudaraku,..disini orang itu tidak menyebutkan secara spesifik : Orang Samaria.  MENGAPA?  Siapakah rupanya orang Samaria ini.
  (Ingat bahwa diantara orang Yahudi dan Samaria terjadi permusuhan satu dengan yang lain).  Itulah sebabnya mereka tidak mau sebutkan dengan mengatakan “Orang Samaria”.

   Coba kita lihat latar belakangnya didalam Yohanes 8:48 “Orang-orang Yahudi menjawab Yesus: “Bukankah benar kalau kami katakan bahwa Engkau orang Samaria dan kerasukan setan?”.
  
   Saudara-saudaraku,…Samaria itu bagi orang Yahudi adalah setan.
   Mereka jijik mengucapkan kata Samaria, karena orang Samaria itu dianggap sama dengan setan.  Mereka saling bermusuhan.

KONKLUSI:

   Ambillah sikap untuk mengasihi sesama manusia.  Kalau ditanya, siapakah yang menjadi sesama manusia bagi Anda?.  MEREKA YANG KITA KUNJUNGI.
   Mari kita mengasihi sesama manusia sama seperti diri sendiri.
   Mari kita menjadi manusia-manusia yang berjiwa Advent.

                   Tuhan Allah memberkati kita.
                   Pdt. H.M. Siagian, MPTh.