Ayat inti:
" Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit” (1 Tesalonika 4:16).
Kalimat Kunci:
“Suatu pengharapan bagi kita untuk masa depan tentang janji kedatangan Kristus yang keduakali”.
Pendahuluan:
Kematian pastilah salah satu topik yang paling disalah mengerti sekarang ini. Bagi banyak orang, kematian adalah suatu misteri dan menimbulkan perasaan takut, tidak pasti dan bahkan ketidak berdayaan. Ada orang yang percaya bahwa kerabat, teman, atau kekasih mereka yang sudah mati sebetulnya tidak mati, tapi tinggal bersama mereka atau di alam lain!. Pelajaran ini akan memberi informasi kepada kita apa kata Tuhan mengenai mereka yang meninggal dalam Kristus.
I. SITUASI DI TESALONIKA:
Ayat –ayat dalam 1 Tesalonika 4:13-18 adalah merupakan reaksi Rasul Paulus terhadap adanya kesalahpahaman teologis dalam jemaat Tesalonika dimana beberapa anggota mengalami kesulitan untuk memahami keadaan umat percaya yang MENINGGAL sebelum Yesus datang kembali dan umat percaya yang MASIH HIDUP pada saat Yesus datang kembali.
Pada zaman Paulus ada berbagai pandangan tentang akhir zaman dalam ajaran Yudaisme. Salah satu diantaranya telah masuk ke dalam jemaat yakni pendapat yang menyatakan bahwa hanya mereka yang MASIH HIDUP yang akan dibawa ke surga, sedangkan mereka yang meninggal sebelum kedatangan Yesus akan dibangkitkan dan tetap tinggal di dunia ini.
Dalam keyakinan seperti ini, akan menjadi suatu kerugian yang besar jika seseorang meninggal sebelum kedatangan Yesus. Hal itu juga berarti adanya PEMISAHAN di antara mereka yang dibawa ke surga dan mereka yang tinggal di dunia.
II.BERDUKACITA SEOLAH-OLAH TIDAK MEMPUNYAI PENGHARAPAN.
1 Tesalonika 4:13 “supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan”.
Mengapa orang Tesalonika berdukacita seolah-olah mereka tidak mempunyai pengharapan?. Ada 2 faktor yang disebutkan disini, yakni:
a. Faktor utama : mungkin disebabkan begitu singkatnya kebersamaan jemaat itu dengan Paulus atau tidak memiliki cukup waktu untuk memberikan penjelasan sehubungan dengan kebangkitan umat percaya.
b. Faktor selanjutnya ialah karena latar belakang sebagian besar umat percaya yang menerima surat Paulus adalah berasal dari kekafiran, dari penyembah berhala. (1 Tesalonika 1:9), dimana pada umumnya orang kafir tidak memiliki harapan setelah kematian.
Tujuan Paulus menuliskan hal ini agar mereka tidak bersedih seperti orang-orang yang tidak mempunyai pengharapan dan juga agar kebenaran tentang sifat kedatangan Yesus yang kedua kali akan memberikan pengharapan mulia kepada mereka agar mereka dapat saling menghibur satu sama lain saat ditinggalkan oleh orang-orang yang mereka kasihi.(1 Tesalonika 4:18).
III.PENGHARAPAN YANG DIMILIKI ORANG YANG MENINGGAL DALAM YESUS: ( 1 Tesalonika 4:14): “akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia”.)
Ini merupakan solusi kepada masalah dukacita yang tidak berpengharapan.
Yang berhubungan dengan 1 Tesalonika 4:14 ada 2(dua) masalah:
i. Dalam bahasa aslinya (KJV) dikatakan: “For if we believe that Jesus died and rose again, even so them also which sleep in Jesus will God bring with him”.
Dia menggambarkan bahwa umat percaya yang telah meninggal seperti sedang “tidur dalam Kristus” (contoh, dalam 1 Tesalonika 4:14).
ii. Masalah kedua sehubungan dengan ayat itu adalah gagasan bahwa Allah akan membawa mereka yang telah tidur bersama-Nya. Beberapa orang memahami frase ini dengan pengertian bahwa: mereka yang sudah mati dalam Kristus(mereka anggap, telah dibawa ke surga pada saat kematian) akan kembali bersama Yesus saat Dia datang. Namun penafsiran ini BERTENTANGAN dengan ajaran Paulus dalam 1 Tesalonika 4:16, bahwa kebangkitatan umat percaya TERJADI PADA KEDATANGAN YESUS YANG KEDUA KALI, DAN TIDAK TERJADI SEBELUM SAAT ITU.
Selanjutnya 1 Korintus 15:20-23, 51-58 dapat menolong kita untuk memahami pernyataan yag terdapat dalam 1 Tesalonika 4:14.
Bagi Paulus, kebangkitan Yesus dari kematian merupakan sebuah jaminan bagi kebangkitan umat percaya pada saat kedatangan-Nya yang kedua. Jika kita pecaya akan kematian dan kebangkitan Yesus, kita juga harus percaya akan kebangkitan orang-orang yang telah meninggal dalam Yesus.
Point yang ingin dia sampaikan kepada jemaat Tesalonika ialah:
i. Bahwa saudara-saudara mereka yang telah meninggal TIDAK AKAN TINGGAL DI DUNIA PADA SAAT UMAT PERCAYA DIANGKAT KE SURGA. SEMUA AKAN DIANGKAT KE SURGA PADA SAAT YANG SAMA (Baca juga Yohanes 14:1-3).
ii. ALLAH TIDAK TURUN KE DUNIA BERSAMA ORANG KRISTEN YANG TELAH DIBANGKITKAN PADA SAAT KEDATANGAN-NYA; sebaliknya (seperti yang dilakukan kepada Yesus), Dia akan membangkitkan mereka dari kubur dan, bersama mereka YANG MASIH HIDUP, di bawa ke surge. Sama seperti kebangkitan Yesus telah terjadi sebelum kenaikan-Nya ke surga, demikialah yang akan terjadi pada pengikut-Nya yang setia.
IV. YANG TERJADI SAAT KRISTUS DATANG KEMBALI: 1 Tes.4:15,16.)
-Kedatangan Yesus yang keduakali adalah suatu peristiwa yang gegap gempita yang disertai dengan sebuah pekikan dari penghulu malaikat dan sangkakala Allah. Setiap orang akan mendengar dan melihatnya (Wahyu 1:7; Matius 24:31; Yohanes 5:28,29; Kisah 1:9-11).
Kunci utama bagi Paulus disini ialah: URUTAN PERISTIWA pada waktu kedatangan Yesus yang keduakali :
i. Umat percaya yang masih hidup tidak akan”mendahului”, atau memiliki keuntungan yang lebih, daripada mereka yang telah beristirahat dalam Yesus. Mereka yang mati dalam Kristus akan dibangkitkan terlebih dulu (Wahyu 20:4-6). Hal ini terjadi sebelum mereka yang hidup diangkat untuk bertemu Yesus diangkasa.
ii. Orang benar yang telah mati dibangkitkan dan diberi kekekalan bersama dengan mereka yang hidup pada saat Dia kembali.
(Bagian ini tidak mengajarkan bahwa orang yang mati langsung diangkat ke surga pada saat mereka meninggal.)
Kenyamanan yang diberikan Paulus adalah: Agar mengetahui bahwa kebangkitan akan mempersatukan mereka dengan semua orang yang mereka kasihi.
Salah satu kata kunci yang digunakan Paulus dalam bahasa Yunani bagi kedatangan Yesus adalah; PAROUSIA (1 Tes.2:19, 3:13; 4:15; 5:23). Hal ini berarti “kedatangan”. Kata ini digunakan untuk kunjungan resmi dari pembesar kerajaan atau kaisar Roma. Kunjungan seperti ini sangat jarang terjadi, dan kalau hal itu terjadi maka hal itu sering disertai berbagai macam KEMERIAHAN dan selalu memberikan bantuan keuangan serta hak-hak istimewa kepada kota dan penduduknya. Hal ini untuk memberikan sebuah gambaran tentang KEMEGAHAN YANG TERJADI PADA SAAT YESUS DATANG KEMBALI.
Tentu saja, bukan suara keras yang membangkitkan orang-orang mati melainkan PERINTAH YESUS lah yag membangkitkan orang mati itu.
Jadi Rasul Paulus memberikan jaminan kepada jemaat Tesalonika bahwa: orang-orang yang mati dalam Kristus tidak akan kehilangan PAROUSIA. Orang mati akan dibangkitkan, dan mereka yang masih hidup akan sama-sama “DIANGKAT” (Yunani: harpazo = mengambil,menarik, atau membawa dengan segera). Hal itu menunjukkan suatu keadaan yang berlangsung dengan sangat cepat disertai kekuatan yang tak tertahankan dari Parousia. Tetapi perlu di-ingat: bahwa tidak ada hal yang rahasia sehubungan dengan “pengangkatan”.
V. REUNI : ( 1 Tesalonika 4:17,18)
Ayat-ayat ini mengatakan bahwa umat percaya bertemu dengan Yesus di awan-awan dan bersama dengan Dia selamanya. Temanya disini adalah suatu tindakan mempersatukan satu dengan yang lainnya dan berjumpa dengan Yesus. Orang yang mati dalam Yesus akan dibangkitkan terlebih dulu. Kemudian mereka bersama orang percaya yang masih hidup naik bersama-sama untuk bertemu dengan Tuhan di angkasa.
Tujuan orang-orang kudus dijelaskan dalam Yohanes 14:1-3. Ketika Yesus datang kembali, Dia akan membawa murid-muridNya ke tempat dimana Dia berada(surga). Setelah peristiwa pada masa seribu tahun itu semuanya sudah terjadi(Wahyu 20:4-6), barulah umat yang setia akan turun ke dunia dan tinggal disana.(2 Petrus 3:13; Wahyu 3:12).
KESIMPULAN:
Kematian bukanlah bab terakhir dari kehidupan pengikut Tuhan melainkan hanya pemisah sementara yang memberikan jalan bagi pertemuan yang mulia pada hari kebangkitan.
Jon Paulien, Pelajaran Alkitab, 1 dan 2 Tesalonika.