Pendahuluan:
Tidak sedikit orang yang meskipun cukup berlimpah kekayaan dan sukses
dalam hidup tetapi gagal didalam rumah tangga atau dia tidak mengalami
kebahagiaan.
Seorang ahli pendidikan mengatakan bahwa rumah tangga adalah sebuah
sekolah darimana kita tidak pernah akan ditamatkan.
Hal ini berarti bahwa kita harus selalu belajar bagaimana menciptakan
suatu rumah tangga yang harmonis dan langgeng.
I S I :
Pembahasan kita adalah Pernikahan Yang Langgeng.
Firman Tuhan berkata dalam Matius 24:37 : “Sebab sebagaimana halnya pada
zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia”.
Salah satu tanda bahwa Yesus akan datang kembali ke dunia adalah
bilamana rumah-rumah tangga modern dewasa ini banyak yang rusak.
Melalui mass media, dinyatakan bahwa rumah tangga modern dewasa ini
banyak yang dalam keadaan terancam.
Tidak sedikit orang muda yang ingin berumah tangga tetapi setelah menikah
atau berumah tagga, mereka sulit mempertahankannya karena banyaknya tantangan
dan penggodaan yang membuat pasangan
tersebut mengakhirinya dengan perceraian.
Salah seorang pegawai terpaksa dipecat dari pekerjaannya karena telah
kedapatan berselingkuh.
Kita semua harus mengingat bahwa tidak seorangpun yang immun/kebal
terhadap bahaya pencobaan.
Kejadian 1:18 Tuhan Allah
berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang
sepadan dengan dia”.
Setelah Tuhan menciptakan bumi dan Adam,
maka hal itu belum sempurna. Hawa
pun diciptakan.
Sejak semula, Tuhan Allah sudah menentukan bahwa suami itu harus
berdampingan dengan pasangannya. Ada
orang yang menganggap bahwa celebacy (Hidup tidak menikah) itu adalah lebih
mulia atau lebih suci daripada yang menikah.
Namun general rule (aturan umum) untuk hidup manusia adalah BERKELUARGA,
supaya manusia itu bahagia. Tetapi
jangan kita menghukum mereka yang hidup sendiri karena kita telah mengatakan
bahwa general rule nya (sebagai aturan umum) bahwa Tuhan menginginkan agar kita
hidup berdampingan dengan isteri.
Allah menginginkan agar pernikahan itu bersifat langgeng (permanen).
Matius 19:6 “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan
Allah, tidak boleh diceraikan manusia”.
Ingatlah bahwa setiap pernikahan diadakan, selalu dibuat sumpah setia
dihadapan Allah dan para saksi, yang selalu dijawab oleh kedua mempelai dengan
: “Yes, I do”. (Ya, saya setuju
melakukannya).
Perlu kita ketahui pula bahwa hanya kematian yang memisahkan kita dan
hanya ada 2(dua) sebab untuk dibenarkan menikah lagi kalau :
1.
Pasangan
meninggal, dan
2.
Pasangan
melanggar sumpah pernikahan.
Namun perlu digarisbawahi bahwa kasus ini
janganlah dibuat menjadi keharusan.
Suami dianjurkan untuk menerima kembali isterinya, dengan kata lain agar
pihak yang tidak bersalah harus mau menerima.
Sebagai contoh:
Nabi Hosea, sesudah menikah isterinya bersundal,
tapi ditebus kembali.
Jadi kita harus menyadari bahwa Allah
menginginkan/merindukan agar pernikahan itu bersifat langgeng atau permanen.
Tuhan Allah kiranya
memberkati Rumah tangga kita. Amin.