KURSUS PERNIKAHAN KRISTEN SEJATI
Penjelasan Lengkap
Pelajaran ini membahas tentang dasar-dasar alkitabiah pernikahan Kristen dan bagaimana membangun rumah tangga Kristen yang dapat menjadi saksi bagi kemuliaan Tuhan.
Tujuan Pelajaran
Sesudah mengerjakan seluruh pelajaran dan tugas-tugas yang diberikan dan menyelesaikan Kursus PKS, maka diharapkan peserta akan dapat:
Menyebutkan dasar-dasar alkitabiah pernikahan Kristen.
Menyebutkan peran dan tanggung jawab suami dan istri dalam rumah tangga Kristen.
Menyebutkan bentuk-bentuk keluarga dan peran mereka dalam membesarkan anak-anaknya.
Mengaplikasikan hidup berkeluarga yang menjadi saksi Kristus.
Materi Pelajaran (6 Pelajaran)
PELAJARAN 01: CINTA DAN PERNIKAHAN
Tujuan: diharapkan peserta dapat mempelajari arti cinta yang sejati sebagaimana Alkitab menggambarkannya dan menjadikannya sebagai dasar pernikahan Kristen yang kuat.
Baca Online : Pelajaran 01 | Pertanyaan 01 | Referensi 01a | Referensi 01b
PELAJARAN 02: MEMILIH PASANGAN
Tujuan: diharapkan peserta dapat melihat kembali pentingnya memilih pasangan yang sesuai dengan prinsip Alkitab.
Baca Online : Pelajaran 02 | Pertanyaan 02 | Referensi 02a | Referensi 02b
PELAJARAN 03: KEMURNIAN PERNIKAHAN KRISTEN
Tujuan: diharapkan peserta dapat menerima seks sebagai karunia dari Tuhan sehingga dapat menjaganya sesuai dengan kehendak Tuhan.
Baca Online : Pelajaran 03 | Pertanyaan 03 | Referensi 03a | Referensi 03b
PELAJARAN 04: PERAN SUAMI DAN ISTRI DALAM PERNIKAHAN KRISTEN
Tujuan: diharapkan peserta dapat mempelajari peran suami dan istri dalam pernikahan Kristen. Selain itu masalah-masalah dalam pernikahan juga akan dikenali agar dapat memakainya menjadi sarana pertumbuhan.
Baca Online : Pelajaran 04 | Pertanyaan 04 | Referensi 04a | Referensi 04b | Referensi 04c
PELAJARAN 05: RUMAH TANGGA KRISTEN
Tujuan: diharapkan peserta dapat mempelajari peran dan tanggung jawab orang tua Kristen, demikian juga peran dan tanggung jawab anak-anaknya.
Baca Online : Pelajaran 05 | Pertanyaan 05 | Referensi 05a | Referensi 05b
PELAJARAN 06: KELUARGA KRISTEN DAN MASYARAKAT LUAS
Tujuan: diharapkan peserta dapat mengenali bentuk-bentuk keluarga dan bagaimana mereka membesarkan anak-anak untuk menjadi saksi Kristus dalam masyarakat luas.
Baca Online : Pelajaran 06 | Pertanyaan 06 | Referensi 06a | Referensi 06b
Materi Pelajaran | Pertanyaan 01 | Referensi 01a | Referensi 01b
Nama Kursus : Pernikahan Kristen yang Sejati
Nama Pelajaran : Cinta dan Pernikahan
Kode Pelajaran : PKS-P01
Pelajaran 01 - CINTA DAN PERNIKAHAN
DAFTAR ISI
APAKAH KASIH/CINTA ITU? Ayat Hafalan
Kita Bisa Mempelajari tentang Kasih dari Alkitab
Gambaran tentang Kasih
Kasih Merupakan Suatu Proses
PERNIKAHAN KRISTEN Ayat Hafalan
Citra Allah
Diciptakan untuk Tujuan yang Baik
Mereka akan Menjadi Satu
Apa yang Salah?
Penebusan
DOA
CINTA DAN PERNIKAHAN
A. APAKAH KASIH/CINTA ITU?
Ayat Hafalan:
"Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang bergemerincing." 1Ko 13:1.
Manakah di antara pernyataan-pernyataan berikut ini yang paling sesuai dengan pendapat Anda mengenai arti cinta?
Rasa tertarik yang kuat akan seseorang.
Sikap menyayangi dan penuh kelembutan.
Kerinduan untuk bersama dengan seseorang.
Sanjungan dan pemujaan terhadap seseorang.
Nafsu birahi terhadap seseorang.
Usaha untuk meraih sesuatu yang terbaik untuk seseorang.
Perasaan senang jika Anda bersama seseorang, atau berpikir tentang orang itu.
Apakah definisi cinta di dalam kamus Anda? Sebagian besar orang tidak mempunyai pengertian yang cukup untuk mengerti arti kata "cinta" yang sesungguhnya. Seringkali cinta hanya dianggap sebagai rasa tertarik terhadap lawan jenis. Pendapat-pendapat tentang cinta di atas banyak dipengaruhi oleh film, televisi, iklan, majalah, buku-buku, atau komentar-komentar orang di sekitar kita. Sangat penting untuk kita ketahui bahwa Allah adalah KASIH dan Ia menyampaikan kebenaran-Nya tentang kasih melalui firman-Nya, yaitu Alkitab. Bacalah: 1Yo 4:7-10, 16-21.
1. KITA BISA MEMPELAJARI TENTANG KASIH DARI ALKITAB
Mungkin Anda tidak pernah berpikir seperti ini, namun sesungguhnya seluruh Alkitab adalah sebuah kisah tentang kasih. Alkitab adalah kisah tentang kasih Allah yang tidak pernah mengecewakan umat manusia yang sulit dikasihi. Kasih Allah adalah kasih yang nyata. Melalui seluruh halaman di Alkitab, kita mendapati bagaimana Allah dekat, menjaga, merawat dan mengerjakan yang terbaik bagi mereka yang dikasihi-Nya. Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: "Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu." (Yer 31:3). Dalam Perjanjian Baru, kita melihat gambaran kasih Allah yang luar biasa terhadap msnusia. Ini adalah kasih yang tak terbatas. Kita melihat Allah di dalam Yesus Kristus, Anak-Nya yang rela menjalani kematian untuk melakukan yang terbaik bagi mereka yang dikasihi-Nya.
Jika kita mau menyimpulkan semuanya, kita bisa mempelajari tentang kasih dengan melihat hubungan Allah dengan manusia, bahwa kasih berarti selalu memberikan yang terbaik kepada orang yang kita kasihi.
Bacalah Yoh 3:16 dan Rom 5:8.
2. GAMBARAN TENTANG KASIH
Kasih di dalam Alkitab bukanlah untuk mendapatkan sebanyak mungkin dari orang lain, melainkan memberikan semua yang Anda bisa berikan kepada orang lain. Kasih ini juga bukan untuk mendapatkan pamrih dari pasangan Anda. Pernyataan yang paling lengkap tentang kasih dalam Alkitab terdapat di 1Ko 13:4-8. Bacalah ayat-ayat tersebut, renungkanlah tiap tindakan kasih tersebut, dan mulailah berpikir tentang penerapannya dalam pernikahan.
Kasih itu sabar. Kasih itu tidak mudah marah, tidak mudah menyerang, tidak mudah sakit hati. Kasih itu memampukan kita untuk bersabar terhadap yang kita kasihi jika kita merasa disalahi, dikritik, atau diabaikan. Kasih akan menunggu untuk melihat efek yang baik dari kesabaran tersebut.
Kasih itu murah hati. Kemurahan menunjukkan suatu penghargaan. Kemurahan berarti ingin menolong, suatu suara yang merdu, suatu keinginan hati yang ingin selalu memberi.
Kasih itu tidak cemburu. Kasih bukanlah suatu persaingan dengan orang yang kita kasihi, juga tidak berarti kita iri kalau dia mendapatkan lebih. Kasih bukanlah iri dengan talenta yang dimiliki orang yang kita kasihi, kecakapan memimpinnya, kemampuannya untuk bergaul dengan orang lain atau kemampuannya dalam mengerti firman Tuhan.
Kasih itu tidak memegahkan diri. Kasih tidak berusaha untuk menonjolkan dan menyombongkan diri sendiri. Tidak juga menganggap diri lebih tinggi dari pasangan kita. Kasih tidak menyombongkan kekuatan sendiri dan juga tidak membesar-besarkan kelemahan- kelemahan dari orang yang kita kasihi.
Kasih itu tidak sombong. Kasih tidak memunyai sifat menonjolkan diri dalam hati. Kasih tidak berarti mencari perhatian dari kerja keras yang sudah dilakukannya. Kasih itu tidak bersifat menekan, atau sok memerintah.
Kasih tidak melakukan yang tidak sopan. Kasih tidak berbuat yang tidak sesuai etika, melainkan berbuat dengan kelembutan dan keramahan. Kasih itu menunjukkan rasa pengertian. Kasih itu tidak kasar atau menghina orang lain.
Kasih itu tidak mencari keuntungan diri sendiri. Kasih itu tidak mengharapkan segala sesuatu dilaksanakan untuk menyenangannya. Kasih tidak mementingkan segala selalu yang menjadi haknya. Kasih selalu mencari apa yang disenangi orang yang kita kasihi.
Kasih itu tidak pemarah. Kasih itu tidak mudah tersinggung atau mudah mencari kesalahan. Kasih itu tidak mudah menjadi jengkel jika ada sesuatu yang salah. Kasih itu tidak mudah dikecewakan oleh perbuatan dari orang yang kita kasihi.
Kasih itu tidak menyimpan kesalahan orang lain. Kasih itu tidak mudah berubah menjadi kepahitan. Tidak mudah mendendam. Kasih tidak menyimpan perasaan yang tidak enak karena perbuatan dari orang yang kita kasihi.
Kasih tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Kasih tidak merasa senang dengan kamalangan yang menimpa orang yang kita kasihi. Kasih berarti tidak bersukacita jika bisa mengatakan, "Lihat, kamu juga tidak sempurna." Kasih memunyai sukacita batin di dalam kebenaran.
Kasih menutupi segala sesuatu. Kasih menutupi kesalahan dari orang yang kita kasihi. Kasih tidak mencemooh seseorang yang kita kasihi dengan mengatakan kelemahan atau kegagalannya di muka umum.
Kasih percaya segala sesuatu. Kasih mengatasi segala kecurigaan, kebimbangan atau ketidakpercayaan. Kasih memilih untuk percaya pada sesuatu yang terbaik dari orang yang kita kasihi dan menerima bahwa maksud dan motivasinya adalah murni.
Kasih mengharapkan segala sesuatu. Kasih tidak membesar-besarkan masalah. Kasih tidak pernah menyerah, tidak pernah putus asa. Kasih selalu mengharapkan yang terbaik dari yang dikasihi.
Kasih sabar menanggung segala sesuatu. Kasih berarti suatu komitmen. Kasih tetap tegar dalam menghadapi masalah. Kasih mampu bertahan dalam badai penderitaan dan kesukaran. Kasih tetap menjaga hati yang sukacita di dalam pencobaan dan masalah.
Kasih tidak pernah berkesudahan. Kasih tidak pernah jatuh, tidak pernah berhenti, tidak pernah memilih perceraian sebagai penyelesaian masalah. Kasih selalu menjaga pernikahan supaya pernikahan tetap erat.
3. KASIH MERUPAKAN SUATU PROSES
Meskipun kadang-kadang orang berkata, "Kami sedang jatuh cinta," tetapi mereka sesungguhnya sudah bertumbuh di dalamnya. Kasih yang dewasa bertumbuh dari bagaimana cara mendapatkannya sampai usaha untuk menjaganya dengan sukacita. Satu-satunya cara agar kita bisa mengalami kasih yang dalam, setia dan bertumbuh dalam pernikahan adalah dengan mengalami kasih Allah dalam hidup kita sendiri. Kasih Allah bagi kita turun menjadi kasih di hati kita masing-masing. Renungkan hal ini, ALLAH MENGASIHI ANDA!
Renungkanlah kasih-Nya, nikmati kasih-Nya, minumlah sepuas-puasnya dari kasih-Nya, bersyukurlah kepada-Nya karena kasih-Nya. Maka segera sesudah Anda melakukannya, Anda akan menyerahkan seluruh hidup Anda kepada-Nya, membiarkan Dia memenuhi dan mengendalikan hidup Anda melalui Roh Kudus-Nya, membiarkan Dia hidup dalam hidup Anda. Kasih yang sejati akan mengalir melalui hidup Anda dan pasangan Anda. Hasilnya adalah pribadi Anda yang baru, yang mengerti bagaimana mengasihi dengan kepekaan yang paling tinggi dan mulia sesuai dengan firman Tuhan. Kasih menghasilkan kasih. Allah ingin memakai kasih semacam ini untuk mengubah pernikahan menjadi suatu hubungan yang indah sesuai dengan rencana-Nya.
B. PERNIKAHAN KRISTEN
Ayat Hafalan:
"Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging." (Kej 2:24)
Pernikahan adalah hubungan seumur hidup antara seorang pria dan seorang wanita. Pernikahan ini memuaskan beberapa kebutuhan. Menurut Anda manakah kebutuhan yang benar dalam pernikahan?
kebutuhan akan mengasihi dan dikasihi,
kebutuhan akan persahabatan yang dalam, untuk saling berbagi sebagai teman, dan untuk kebutuhan seks,
kebutuhan untuk menghasilkan anak cucu,
kebutuhan untuk lepas dari kesendirian.
Pernikahan seharusnya menjadi cerminan dari kasih yang juga mencerminkan kasih Allah.
1. CITRA ALLAH
Untuk mengerti rencana Allah dalam pernikahan, kita harus memulai dengan maksud Allah yang sesungguhnya terhadap umat manusia seperti yang terdapat dalam Kej 1 dan Kej 2.
Allah menciptakan kita sesuai dengan citra-Nya, berupa pria dan wanita. Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi. Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka." (Kej 1:26-27).
Manusia adalah mahluk pribadi yang tidak seperti ciptaan yang lain. Kita memunyai kemampuan yang unik untuk berhubungan -- hubungan dengan Allah dan hubungan antara satu dengan yang lain. Allah menghembuskan nafas kehidupan ke dalam manusia dan kita menjadi makhluk hidup. "Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup." (Kej 2:7). Sebagai manusia kita memunyai kemampuan untuk mencerminkan citra Allah yang memiliki sifat-sifat: berbelas kasihan, baik, sabar, mengasihi, berintelektual, kreatif dan mengampuni.
Hubungan pernikahan adalah jenis hubungan yang paling intim diantara semua jenis hubungan antar manusia. Pernikahan mencakup suatu penyatuan yang misterius dari dua pribadi yang terpisah dengan suatu cara yang khusus sehingga mereka menjadi satu. Seorang suami dan istri berhubungan satu dengan yang lain melalui pengalaman-pengalaman yang lebih luas dan bermacam-macam jika dibandingkan dengan orang lain. Hubungan ini menjadi istimewa karena terjadi dalam suatu batasan yang terbentuk dari suatu ikatan janji seumur hidup antara satu dengan yang lain. Pernikahan meliputi jangka waktu dari awal tahun kedewasaan, usia menengah, usia tua dan kematian. Tidak ada hubungan lain yang berkembang seperti ini yaitu hubungan yang penuh dengan kenangan. Hubungan dengan teman dan rekan sekerja penting, namun tidak ada hubungan yang melebihi hubungan pernikahan dalam hal keintiman.
2. DICIPTAKAN UNTUK TUJUAN YANG BAIK
Apakah pemikiran Allah untuk dunia yang Dia ciptakan? "Allah melihat bahwa semuanya [yang telah diciptakan] itu baik." (Kej 1:10). Juga bacalah Kej 1:12, 18, 21, 25 dan Kej 1:31, segala sesuatu yang diciptakan Tuhan adalah baik! Namun kemudian kita membaca, "Tuhan Allah berfirman, tidak baik..." Apa yang tidak baik? "Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja" Kej 2:18. Bahkan dengan seluruh dunia binatang di sekitarnya, manusia masih tetap sendiri.
Kesendirian adalah keadaan dimana seseorang tidak mendapat kesempatan untuk berbagi, mengerti, mencintai, mempercayai dengan seseorang kepada siapa dia bisa menikmatinya. Seperti itulah keadaan manusia ketika Allah menciptakannya pertama kali. Meskipun Adam terutama memerlukan Allah, namun Allah mengatakan bahwa dia juga memerlukan seorang teman lain. Bacalah Kej 2:18-24 untuk mempelajari jawaban Tuhan atas kesendirian manusia.
Kata "penolong" berarti seorang pendukung, rekan sekerja, atau pasangan. Kata ini tidak sama dengan pembantu atau seorang yang lebih rendah, tapi berbicara tentang hubungan antar teman yang setara. Kata "sepadan dengan dia" berarti "sama dengan dia." Ini adalah semacam hubungan dengan teman yang intim yang dikatakan Allah tidak baik bagi seseorang jika tidak memilikinya. Dalam pernikahan, si pria bisa mempunyai hubungan yang intim dengan pasangannya yang penuh citra dari Allah Sang Pencipta seperti dia sendiri. Si pasangan ini akan mempunyai daya kreasi, kepribadian dan pemikiran-pemikiran yang setara dengan si pria tersebut.
3. MEREKA AKAN MENJADI SATU
"Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu." (Kej 2:24-25). Ayat-ayat ini menekankan adanya ciri-ciri yang lengkap dari dua pribadi dalam suatu pernikahan. Meninggalkan dan keterpisahan dengan ikatan yang lama adalah penting dalam pernikahan. Dalam istilah meninggalkan, ada aspek sosial dan hukum dari suatu pernikahan. Tapi, yang lebih penting, ada tindakan meninggalkan secara emosi dan secara mental. Ikatan yang lama dengan orang tua, saudara, dan teman tidak diabaikan, namun setelah pernikahan, janji dan posisi kejiwaan dari seseorang berubah dan ditujukan kepada ikatannya yang baru.
Terjemahan yang tepat dari bahasa Ibrani untuk "memisahkan" (dalam bahasa Inggris = cleave) adalah menempel pada yang lain, atau terikat pada seorang yang lain. Pernikahan tidak boleh diartikan hanya sekedar selembar kertas yang ditandatangani oleh pendeta atau petugas yang berwenang. Ini lebih dari sekedar dua orang yang hidup di bawah satu atap atau tidur di atas tempat tidur yang sama. Pernikahan harus berarti suatu perpaduan dari dua kepribadian yang menjadi satu. Dan juga harus terikat dalam sebuah janji antara satu dengan yang lain, suatu pengungkapan perasaan yang saling menguntungkan dari dua emosi yang sudah ditetapkan oleh Allah. Tujuannya adalah kesatuan, keintiman, dan adanya saling berbagi isi hati, perasaan, dan rahasia pribadi antara satu dengan yang lain tanpa adanya halangan.
Persatuan dari dua jenis kelamin yang berbeda dan menjadi satu daging semakin memperkuat cinta kasih dan membuatnya bertumbuh. Persatuan itu juga mendorong cinta menjadi suatu kesetiaan dan membuatnya bertahan lama. Tindakan dari mengasihi adalah bukan hanya menerima, tapi juga memberikan rasa aman dalam pernikahan. Hubungan pria dan wanita yang sudah menjadi "satu daging" adalah merupakan suatu kesatuan manusia yang seimbang. Segala bentuk persatuan poligami, pernikahan dengan lebih dari satu pasangan, atau homoseksual tidak bisa menjadi satu daging seperti yang diciptakan Tuhan. "Tetapi mengingat bahaya percabulan, baiklah setiap laki-laki memunyai isterinya sendiri dan setiap perempuan memunyai suaminya sendiri." (1Ko 7:2)
4. APA YANG SALAH?
Dengan kembali pada Kej 1 dan Kej 2 dan melihat kembali tujuan Tuhan dalam suatu pernikahan, kita pasti bertanya, "Apa yang salah?" Dalam rancangan-Nya untuk umat manusia, Allah memberikan kebebasan yang luas kepada manusia. Allah tidak ingin manusia menjadi robot yang buta dan tanpa pikiran. Allah menghendaki mereka untuk kreatif dan menggunakan pikiran mereka, membuat keputusan sebagai hak mereka, namun tetap ada di dalam batasan umum dari rancangan-Nya. Bacalah Kej 1:28-31.
Kitab Kejadian menjelaskan hal ini dengan menunjukkan bahwa Allah menawarkan semua pohon yang ada di taman, kecuali satu, sebagai pilihan manusia. Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati" (Kej 2:16-17). Berbagai macam kegiatan terbuka bagi umat manusia selama mereka tetap tinggal dalam maksud Allah yang mencerminkan sifat sejati dari Allah. Maksud-maksud ini adalah untuk kebaikan dan keuntungan umat manusia. Namun mereka memilih jalan mereka sendiri, dengan menolak pimpinan dan persahabatan Allah. Inilah awal dari dosa. Citra Allah dalam hidup mereka menjadi rusak, menimbulkan akibat yang sangat terasa dalam semua hubungan.
Akibat-akibat ini dimulai dalam pernikahan. Setelah jatuh dalam dosa pria dan wanita berhenti bersikap terbuka satu dengan yang lain dan dengan Tuhan. "Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang ..., bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman." (Kej 3:7-8). Mereka juga mendapati keirihatian di antara anak-anak mereka. "Tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram." (Kej 4:5).
5. PENEBUSAN
Dosa manusia memerlukan penebusan untuk memulihkan ciptaan dan hubungan yang sudah rusak. "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah." (2Ko 5:21). Bacalah Rom 5:6-15; 1Ko 15:45-50. Kristus datang untuk memulihkan keberadaan manusia yang telah rusak ketika terpisah dari Allah. Hanya dengan mengijinkan Kristus memulihkan kehidupan kita, maka citra Allah bisa terlihat kembali dalam kehidupan manusia. Pemulihan citra akan menjadi sempurna ketika Kristus datang kembali, namun dalam Perjanjian Baru dikatakan bahwa kita harus memulainya dari sekarang, khususnya untuk suatu hubungan dalam pernikahan. Orang-orang percaya mengharapkan pertolongan Allah yang penuh dengan anugerah untuk memulihkan "kesatuan kasih" dalam kehidupan pernikahan mereka.
Akhir Pelajaran (PKS-P01)
DOA
"Bapa, terima kasih untuk kasih yang Kau anugerahkan bagi kami. Melalui kasih-Mu itu biarlah kami boleh memulai suatu hubungan yang baru dalam pernikahan kami sehingga kami bisa mencintai pasangan kami sebagaimana Engkau kehendaki. Amin"
[Catatan: Tugas menjawab pertanyaan ada di lembar terpisah.]
Materi Pelajaran | Pelajaran 01 | Referensi 01a | Referensi 01b
Nama Kursus : Pernikahan Kristen Sejati (PKS)
Nama Pelajaran : Cinta dan Pernikahan
Kode Pertanyaan : PKS-T01
Pelajaran 01 - CINTA DAN PERNIKAHAN
INSTRUKSI
Harap setiap peserta mengikuti petunjuk mengerjakan tugas sbb.:
Bacalah Bahan Pelajaran dan semua Referensi Pelajaran dengan teliti.
Bacalah Pertanyaan (A) dan (B) di bawah ini, kemudian jawablah dengan jelas dan tepat.
Apabila Anda mendapatkan kesulitan sehubungan dengan isi Bahan Pelajaran, silakan menghubungi Moderator di:
< yulia(at)in-christ.net > atau < kusuma(at)in-christ.net >
Perhatian:
Setelah lembar jawaban di bawah ini diisi, mohon dikirim kembali dalam bentuk plain text (e-mail biasa) dan bukan dalam bentuk attachment ke:
< kusuma(at)in-christ.net > dan di cc ke:
< staf-pesta(at)sabda.org >
***Catatan: Ganti (at) dengan @
Selamat mengerjakan!
PERTANYAAN A:
Allah adalah kasih. Dari mana kita tahu dan belajar tentang kebenaran kasih Allah ini?
Apa kesimpulan arti "kasih" yang Anda dapatkan dari Yoh 3:16, dan Rom 5:8?
Tulislah kembali 1Ko 13:2 dan ubahlah kata "aku" menjadi nama Anda sendiri.
Berdasar 1Ko 13, bagaimana Anda menerapkan pengertian "kasih itu tidak cemburu" dalam hidup pernikahan Anda?
Apakah definisi pernikahan secara umum?
Mengapa hubungan pernikahan disebut sebagai jenis hubungan yang paling intim diantara semua jenis hubungan antar manusia?
Mengapa Allah berkata "tidak baik" ketika melihat keadaan Adam sesudah diciptakan?
Apakah artinya ketika Tuhan berkata bahwa Ia akan menyediakan "penolong" bagi Adam? Apakah artinya "penolong"?
Mengapa Allah berkata bahwa suami akan "meninggalkan" ayahnya dan ibunya dan "bersatu" dengan isterinya? Apa arti "meninggalkan"?
Apakah akibat pertama dari kejatuhan manusia dalam dosa dalam konteks pernikahan?
PERTANYAAN B:
Dalam kasus pasangan yang dijodohkan orang tuanya, apakah mungkin pasangan tersebut nantinya akan dapat saling mencintai dengan tulus?
Menurut Anda, apakah benar anggapan yang mengatakan bahwa kadar cinta dapat berkurang seiring bertambahnya usia pernikahan? Mengapa?
Materi Pelajaran | Pelajaran 01 | Pertanyaan 01
Nama Kursus : Pernikahan Kristen (PKS)
Nama Pelajaran : Cinta dan Pernikahan
Kode Pelajaran : PKS-R01a
Referensi PKS-R01a diambil dari:
Judul Buku : Pola Hidup Kristen
Judul Artikel : Ciri-ciri Khusus dari Kasih yang Dewasa
Pengarang : Josh McDowell
Penerbit : Gandum Mas, Malang; Yayasan Kalam Hidup, Bandung; YAKIN, Surabaya, 2002
Halaman : 358 -- 360
REFERENSI PELAJARAN 01a - CINTA DAN PERNIKAHAN
CIRI-CIRI KHUSUS DARI KASIH YANG DEWASA
Pertanyaan nomor satu yang diajukan orang-orang kepada saya, dari negara atau kebudayaan mana pun mereka, adalah ini: Bagaimana saya bisa mengetahui bahwa saya jatuh cinta?
Kita selalu dalam keadaan jatuh cinta. Kasmaran berarti kasih - tetapi tingkatannya berbeda, intensitasnya berbeda. Cinta monyet juga merupakan kasih yang sungguh-sungguh, tetapi kalau Saudara terus hidup dengan cinta monyet maka kehidupan Saudara akan sangat menyedihkan.
Pertanyaan yang sebenarnya bukan, Apakah aku jatuh cinta? melainkan, Apakah cintaku ini dewasa? Apakah kasihku cukup dewasa untuk dapat menghasilkan suatu hubungan perkawinan yang berlangsung seumur hidup dan memuaskan? Inilah beberapa ciri khusus dari kasih yang dewasa.
Kasih yang dewasa ditujukan pada oknum secara utuh, bukan hanya pada satu aspek tertentu. Kasih yang belum dewasa hanya memusatkan perhatian pada sebagian dari oknum itu - daya tarik seks, sifat humor, pengabdian keagamaan.
Banyak orang mendasarkan kasih mereka pada aspek fisik. Hal yang mengherankan adalah, sesuai dengan studi yang dilakukan di Universitas Arizona, satu pasangan yang sudah menikah menghabiskan hanya sepersepuluh dari satu persen waktu mereka untuk secara langsung terlibat dalam hubungan fisik. Dan orang-orang berusaha mendasarkan keseluruhan hubungan pada daya tarik seks. Mereka perlu mengetahui bahwa seks itu bukan lem yang dapat merekatkan dengan kuat.
Orang lain mendapatkan kasih mereka pada aspek sosial. "Kami begitu banyak mengalami kesenangan bersama," kata mereka, "tentu inilah yang disebut cinta kasih itu." Saudara bisa mengalami saat yang riang gembira dengan seekor kera, tetapi bukan berarti Saudara harus mengawininya.
Kasih yang dewasa bahkan bukan semata-mata didasarkan pada aspek rohani. Seseorang berkata, "Dia mengasihi Yesus, aku mengasihi Yesus, kami senang pergi ke gereja dan berdoa bersama-sama - ini pastilah cinta itu." Lihat, Billy Graham mencintai Yesus, dan saya pun mencintai Yesus - tetapi hal itu tidak berarti kami harus kawin. Jadi, kasih yang dewasa bukan didasarkan pada satu aspek dari individu atau hubungan. Kasih yang dewasa melihat oknum secara utuh.
Kasih yang dewasa ditunjukkan oleh sikap saling menghormati dan saling menghargai. Kasih yang dewasa memelihara secara hati-hati integritas orang lain itu. Kasih ini tidak menggunakan kalimat seperti, "Jika engkau mencintaiku, engkau harus ..."
Kasih yang dewasa kalau dieja adalah M-E-M-B-E-R-I. Alkitab mengatakan agar Saudara mengasihi sesama manusia Saudara seperti diri Saudara sendiri (Ima 19:18; Luk 10:27). Alkitab juga mengatakan bahwa "Suami harus mengasihi istrinya sama seperti tubuhnya sendiri" (Efe 5:28). Kebiasaan kita adalah mementingkan kebahagiaan, keamanan dan kemajuan kita sendiri. Jika kebahagiaan, keamanan, dan kemajuan orang lain itu menjadi sama pentingnya bagi Saudara seperti kebahagiaan Saudara sendiri maka kasih Saudara kemungkinan sudah dewasa.
Kasih yang dewasa dinyatakan oleh adanya keterikatan dan tanggung-jawab. Masing-masing orang terikat pada hubungan itu dan bertanggung-jawab atas hubungan tersebut. Kasih yang dewasa bukan "selesaikan urusanmu sendiri"; melainkan menyelesaikan urusan kita, bersama. Keterikatan ini perlu muncul sebelum pernikahan terjadi. Jikalau Saudara tidak merasakannya sebelumnya, Saudara tidak akan menemukannya setelah itu.
Dalam kasih yang dewasa, ada sukacita dengan kehadiran orang yang kita cintai. Jikalau kalian berdua harus berpisah, maka kalian rindu untuk bersama kembali. Perpisahan membuat hati semakin mencintai, tetapi bila Saudara berada bersama orang itu, sukacita semakin besar lagi.
Dalam kasih yang dewasa ada pertumbuhan dan kreativitas yang dinamis. Tidak mungkin tetap saja. Atau kasih itu bertumbuh, atau justru mulai menghilang. Sewaktu kasih Saudara menjadi dewasa, Saudara mencari cara untuk menyatakannya kepada orang yang lain itu. Walaupun Saudara tidak kreatif sebelumnya, Saudara akan menjadi kreatif waktu Saudara menyatakan kasih Saudara itu. Istri saya misalnya, membuat tanda kasih yang luar biasa.
Kasih yang dewasa itu realistis. Kasih yang belum dewasa itu buta; menganggap kekasihnya itu sempurna. Tidak ada seorang pun yang sempurna, dan kasih yang dewasa mengetahui hal itu. Bilamana Saudara mengasihi dengan cara yang dewasa, Saudara mengetahui kekurangan orang yang lain itu, dan Saudara menerima dia secara total kendati pun kekurangan itu ada.
Kekasih yang dewasa bisa bersifat penuh kepercayaan, terbuka dan terus terang dalam hubungan mereka. Mereka bisa saling memercayakan rahasia mereka yang terdalam. Kasih yang dewasa perlu waktu untuk bertumbuh. Janganlah ada pasangan yang menikah sebelum mereka memberikan cukup waktu bagi kasih mereka untuk menjadi dewasa.
Materi Pelajaran | Pelajaran 01 | Pertanyaan 01
Nama Kursus : Pernikahan Kristen (PKS)
Nama Pelajaran : Cinta dan Pernikahan
Kode Pelajaran : PKS-R01b
Referensi PKS-R01b diambil dari:
Judul Buku : Keluarga Bahagia
Judul Artikel : Alasan Pernikahan Kristen
Pengarang : Stephen Tong
Penerbit : Lembaga Reformed Injili Indonesia, Jakarta, 1995
Halaman : 25 -- 36
REFERENSI PELAJARAN 01b - CINTA DAN PERNIKAHAN
ALASAN PERNIKAHAN KRISTEN
"TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." (Kej 2:18)
Adam membutuhkan penolong, maka ia dibuat tidur nyenyak, dan Tuhan meng"operasi" dia lagi. Inilah pengaliran darah yang pertama di dalam Alkitab. Pengaliran darah untuk penebusan dosa, adalah setelah Adam dan Hawa berdosa, dan seekor binatang disembelih untuk pakaian mereka. Tetapi pengaliran darah pertama di dalam diri manusia, dilakukan oleh Allah sendiri, ketika Allah memecahkan daging sehingga darah keluar dari Adam. Di sini kita melihat ajaran yang penting sekali, suatu simbol yang ketat, yaitu tanpa pengorbanan tidak ada orang bisa menjadi pemimpin. Kalau Adam tidak mau dilukai, ia tidak mungkin bisa menjadi kepala keluarga. Ia harus ditidurkan dan menerima operasi dari Allah. Di sini kita melihat lambang yang sedemikian hebat. Sewaktu Kristus mengalirkan darah, baru gereja muncul. Gereja adalah mempelai wanita Kristus. Kristus mencintai gereja-Nya karena Ia telah mencurahkan darah untuk gereja-Nya. Ini dilambangkan pada waktu Kristus mati untuk memungkinkan gereja bisa berdiri. Dan ini dilambangkan oleh Adam yang harus tidur, dilukai dan berdarah, tulang rusuk diambil, untuk menciptakan Hawa menjadi penolong baginya.
PEREMPUAN DARI RUSUK LAKI-LAKI
Orang Barat mempunyai pepatah yang indah: "Perempuan diciptakan oleh Tuhan dengan tulang rusuk, bukan tulang kepala supaya jangan keduanya jadi kepala, bukan tulang kaki supaya perempuan tidak diinjak-injak lelaki." Pertama, jika perempuan dan laki-laki sama-sama berebut mau menjadi kepala, akhirnya anak-anak menonton terus siapa jadi juara di rumah. Allah menciptakan wanita tidak dari tulang kepala atau tulang kaki, ini merupakan keajaiban penciptaan. Kedua, tulang rusuk adalah tempat jantung dan hati, untuk dicintai oleh suaminya, karena memang dulu engkau di jantung-hatiku. Di tempat yang dekat dengan jantung, dimana suami bisa mencintai dia seperti mencintai jantungnya sendiri. Mencintai dia sebagai mencintai diri sendiri, yang paling dekat dengan hatinya. Bukankah istilah ini berulang kali muncul dalam surat-surat cinta, "jantung-hatiku". Ketiga, tulang rusuk adalah untuk melindungi, membimbing, dan menjaga dia. Salah satu gambaran yang paling indah di dalam dunia ialah ketika seorang pria melindungi dan membimbing seorang wanita. Di dalam dunia ada dua macam lukisan yang sungguh- sungguh menggambarkan keindahan, yaitu: (1) seorang laki-laki yang sungguh-sungguh melindungi keluarga yang dilambangkan dengan dia memberikan lengannya kepada istrinya, dan (2) seorang ibu yang menggendong mata bayinya, dimana mata ibu kontak dengan mata bayi sehingga yang dari atas menyatakan cinta dan yang bawah menyatakan pengharapan yang penuh. Ini lukisan yang terindah yang bisa saya bayangkan di dalam dunia. Sebagaimana bapa mencintai ibu, orang tua mencintai anak, hanya menjadi indah karena gambar bagaimana Kristus mencintai gereja dan Allah mencintai umat manusia. Demikianlah kita melihat rencana Allah supaya kita membentuk keluarga yang indah dan bahagia, yang boleh menjadi cermin di dalam dunia ini bagaimana kuasa dan cinta Allah kepada manusia. Orang itu tidak baik hidup tanpa seorang penolong. Di sini kita melihat wanita diciptakan untuk menolong suaminya, bukan untuk menguasai, mememimpin, dan mempengaruhi secara negatif suaminya, tetapi menjadi penolongnya. Tetapi suami juga harus jelas jalan di dalam kehendak Tuhan, sehingga ia berhak memimpin seluruh keluarga di dalam menjalankan kehendak Tuhan.
Mengapa orang hidup sendiri itu tidak baik?
Manusia diciptakan di dalam sifat relatif.
Manusia harus hidup di dalam satu hubungan antar manusia secara relatif. Tetapi manusia satu-satunya makhluk yang diberi konsep kemutlakan di dalam kerelatifan. Itu sebab manusia betul-betul tidak boleh menjadi Allah. Manusia tidak seharusnya memutlakkan diri. Tetapi manusia yang hidup terus-menerus seorang diri, masuk ke dalam bahaya hidup memutlakkan diri. Itu sebabnya Allah mengatakan tidak baik manusia hidup seorang diri. Jangan pikir dulu bahwa pria tidak baik hidup sendiri karena nanti akan cari pelacur. Itu pikiran tidak beres. Hidup seorang diri tidak baik, karena mungkin membuat orang tersebut memutlakkan diri. Orang makin tua makin kaku, sehingga mengubah orang makin tua makin sulit. Kalau orang tidak mau diubah lagi, berarti ia mulai tua. Kalau tuanya beres bagus, tetapi kalau tidak beres, itu mirip Allah. Kalau orang sudah sedemikian kaku dan ia akan merasa seperti Allah, maka Allah mengatakan hanya ada satu Allah, maka matilah ia. Karena manusia mempunyai kemungkinan bahaya memutlakkan diri, maka Allah mengatakan bahwa tidak baik hidup sendiri.
Manusia diciptakan sebagai bagian dari keseluruhan.
Manusia bukan dicipta sebagai keseluruhan, sehingga tidak ada seseorang yang bisa melakukan segala sesuatu dengan kekuatan sendiri. Dia hanya sebagian dari masyarakat, dia hanya sebagian dari keluarga. Saya termasuk orang mempunyai bakat cukup menyeluruh, dalam hal ini saya tidak berani bangga karena saya takut akan dihakimi dan dihukum lebih banyak daripada orang lain. Orang yang banyak bakatnya, tetap harus ingat bahwa ia hanya sebagian saja. Saya masih memerlukan bagian lain untuk memperlengkapi saya. Di dalam hal ini keseluruhan tidak dapat secara mutlak diwakili oleh bagian. Ketotalan tidak bisa diambil alih oleh sebagian. Itu sebab pada saat orang menganggap ia bisa semua dan tidak membutuhkan orang lain, orang itu mulai mengalami suatu bahaya. Tuhan kadang-kadang memberikan talenta yang sedemikian limpah kepada satu orang, tetapi tetap ia membutuhkan orang lain. Pada jaman High-Renaissance, kita melihat Leonardo DaVinci, Michaelangelo, Bonoargi, Raphaello, mereka semua adalah arsitek, pelukis, ahli ilmiah, pemahat, dan mempunyai banyak aspek yang lain-lain. Terkadang Tuhan menciptakan orang yang mempunyai begitu banyak talenta, tetapi jangan lupa, Tuhan tetap mengatakan kalimat ini: "Hidup tersendiri itu tidak baik", supaya tidak mengganggu keseluruhan dan supaya menghargai yang lain.
Manusia diciptakan untuk menolong dan ditolong.
Ini adalah dalam arti relativitas sifat ko-operasi. Sifat ko- operasi merupakan sifat yang begitu penting di dalam hidup masyarakat manusia. Itu sebab manusia sangat perlu saling membantu. Kalau tangan kanan bisa menolong mencuci semua bagian, termasuk tangan yang satunya, ia sendiri tidak bisa mencuci dirinya sendiri. Bagaimana hebat "tangan menolong yang lain, ia tidak bisa menolong diri sendiri." Singgungan yang terbesar bagi mata ialah ia bisa melihat segala sesuatu tetapi tidak bisa melihat sendiri. Ini kalimat dari Ralph Emerson, seorang pujangga besar dari Amerika. Mata harus disinggung karena mata melihat segala sesuatu, tetapi tidak bisa melihat sendiri. Bukan saja mata tidak bisa melihat sendiri, mata kanan juga tidak bisa melihat mata kiri dan sebaliknya, karena terhalang oleh hidung. Itu sebab saya perlu memberitahu kepada istri saya, dan istri saya memberitahu kepada saya. Kita memerlukan saling memberitahu. Kata "saling" tidak dimengerti oleh orang yang memutlakkan diri. Kita kadang-kadang bisa berselisih pendapat, dan itu merupakan bahagia dari Tuhan. Perhatikan kata ini: cekcok kecil bahagia, cekcok besar bahaya. Orang itu hidup seorang diri tidak baik, maka perlu seseorang untuk menolong dia.
I. ALASAN PERNIKAHAN SECARA NEGATIF
Mengapa kita menikah? Untuk ini kita akan melihat dari dua aspek, yaitu secara negatif, dan secara positif. Dari aspek negatif, kita akan menolak beberapa sebab, antara lain:
Menikah bukan karena usianya sudah sampai.
Berapa banyak orang tua berkata: "Kamu sudah umur 30 masih makan nasi di sini, apa tidak malu? Cepatlah " menikah." Ini membuat orang sulit makan nasi. Tidak! Kita menikah bukan karena umurnya sudah sampai. Kapan usia itu sampai? Ini sangat relatif. Orang Mongolia pada usia 15 tahun bisa sudah menjadi nenek, ada yang umur 8 tahun sudah matang, dan bisa melahirkan anak. Itu di Mongolia. Jika kita menikah hanya karena usia sudah sampai, itu berarti melayani sejarah dan tidak mungkin mengubah sejarah. Manusia tidak seharusnya melayani sejarah. "Waktu mendesak saya untuk menikah, lalu saya cepat-cepat menikah", itu sifat binatang bukan manusia.
Menikah bukan karena papa dan mama perlu cucu.
"Cepatlah menikah, saya sudah tidak tahan ingin gendong cucu." Baru berapa hari yang lalu seorang berkata kepada saya, bahwa ia ingin sekali anak-anaknya cepat menikah tetapi belum ada yang nikah, ia ingin sekali. Ia merasa tidak enak lihat anak orang lain sudah menikah dan anak sendiri belum menikah. Sabar! Daripada salah nikah, lebih baik menunda nikah. Bukan demi untuk melayani orang tua yang sedemikian ingin menggendong cucu, maka cepat-cepat menikah. Setiap orang yang mau menikah harus mempunyai pengertian makna nikah yang dikaitkan dengan rencana Allah, sehingga dapat menguasai emosi dan nafsunya sendiri, kalau tidak Saudara tidak berhak menikah.
Menikah bukan karena sudah terlanjur.
Menikah bukan karena sudah terlanjur, sehingga diperintah oleh bayi di perut. Orang Tionghoa kalau menikah selalu menulis di dalam iklan atau pengumuman di surat kabar: "Demi perintah orang tua, kami akan menikah pada tanggal ... Tetapi itu zaman dulu. Dulu orang menikah atas perintah orang tua, tetapi orang zaman sekarang menikah atas perintah anak-anak kecil. Sudah terlanjur, akhirnya hamil. Maka sekarang anak bayi itu memerintah untuk cepat-cepat menikah, supaya tidak malu. Sudah hamil baru menikah, itu berarti demi anakku yang di perut. Berapa banyak orang yang menikah karena sudah terlanjur. Pernikahan tidak seharusnya didasarkan pada keadaan seperti itu.
Menikah bukan karena memerlukan seks.
Karena saya sudah matang, bukan sekedar umur, tetapi seks memaksa saya untuk menikah. Tidak. Itu merupakan pernikahan yang rendah, yang tidak bertanggung jawab, dan yang bahaya sekali. Orang Yunani mengatakan: "Mengapa otak di atas hati, dan hati di atas pinggang?" Bagi Plato, otak, hati, dan pinggang, merupakan tiga tempat yang urutannya mempunyai arti yang sangat besar sekali. Pinggang adalah tempat seks, hati adalah tempat emosi, dan otak adalah tempat rasio. Allah sudah mengatur sedemikian rupa biar pinggang dikuasai oleh hati, dan hati dikuasai otak. Maksudnya, orang yang paling rendah adalah orang yang pinggangnya mengatur hidupnya, orang yang paling rendah, paling hina dan tidak mengerti tentang keluarga. Kelompok kedua yang lebih tinggi ialah apabila cinta menguasai seks. Karena ia mempunyai cinta yang sejati baru ia mengendalikan akan nafsunya. Orang yang sedemikian adalah orang yang lebih berbahagia. Tetapi Plato berkata bahwa itu masih kurang. Orang yang lebih berbahagia lagi adalah orang yang otaknya menguasai hati, baru otak dan hati menguasai pinggang. Berarti dengan rasio kita mengerti kebenaran, lalu kebenaran itu menguasai emosi, sehingga emosi itu tidak meluap, baru emosi itu menguasai seks. Seks dikuasai oleh cinta, dan cinta itu dikuasai oleh kebenaran. Bukankah ini merupakan suatu kebahagiaan? Tetapi saya berkata kepada Saudara, bahwa ini masih merupakan pikiran dunia, tetapi pikiran Kristen lebih tinggi lagi. Kalau kita tanya Plato, pinggang dikuasai oleh hati dan hati dikuasai oleh otak, maka otak, dikuasai siapa? Mereka berhenti dan tidak ada jawaban. Tetapi bagi orang Kristen, otak dikuasai oleh Firman. Firman, Rasio, Emosi, dan Hidup Seks. Di sinilah letak dasar mendirikan dan membentuk keluarga yang sukses.
II. ALASAN PERNIKAHAN SECARA POSITIF
Dalam rencana-Nya yang kekal, Allah menciptakan manusia, baik laki- laki maupun perempuan, menurut peta dan teladan Allah sendiri. Inilah dasar dari kesamaan status dari laki-laki dan perempuan.
Maka kita melihat bahwa alasan pernikahan secara positif:
MERUPAKAN RENCANA DARI PENCIPTAAN ALLAH.
Dari keindahan struktur masyarakat Tuhan telah menciptakan manusia dengan sifat mutual yang ada pada setiap pribadi. Sifat mutual berarti potensi manusia untuk mengasihi dan dikasihi. Mutual ini bila mencapai suatu keseimbangan, mencapai kesempurnaan hidup manusia. Manusia bisa mencintai dan bisa dicintai. Manusia butuh penyaluran cinta dari dirinya, sebagai inisiator emosi. Tetapi manusia juga memerlukan suatu penerimaan cinta untuk dirinya, sebagai receiver (= penerima). Ia menerima kedua hal ini. Keseimbangannya membentuk gejala jiwa yang normal. Salah satu kendala yang merusak kenormalan psikologi yaitu ketidak seimbangan antara kasih yang diterima dan diberikan. Jikalau kita menerima cinta kasih yang banyak tetapi tidak dapat menyalurkan cinta dengan inisiatif sendiri, tidak mungkin jiwa kita menjadi normal. Sebaliknya jika kita terus memberikan cinta kasih kepada orang lain tetapi belum pernah kita dicintai, itu juga mengakibatkan ketidaknormalan bagi kita. Akibatnya sangat buruk, bukan saja merusak diri tetapi juga menghambat keharmonisan dari keseluruhan masyarakat. Karena Allah adalah kasih adanya, maka manusia yang diciptakan menurut peta dan teladan Allah juga diberikan suatu potensi seperti diri Allah, yang adalah Sumber Kasih dan sekaligus Ia mau manusia memberikan cinta kasih berdasarkan kasih yang diberikan-Nya. Ia adalah Inisiator yang mutlak. Dan manusia yang mempunyai sifat mutual ini, perlu baik-baik mengerti kasih dan kebenaran.
BAGI YANG TIDAK MENIKAH
Bagaimana dengan mereka yang tidak menikah atau tidak mempunyai kesempatan tidak menikah, bagaimana mungkin mencapai hidup sempurna? Saudara yang tidak menikah karena pilihan sendiri ataupun karena pengaturan Tuhan atau belum ada kesempatan untuk menikah karena waktu Tuhan belum sampai, jangan sekali-kali kau menjadi minder, karena kasih bisa disalurkan dengan lebih agung tanpa melalui pernikahan. Karena kasih bisa disalurkan kepada bidang-bidang lain yang lebih luas. Sekali lagi saya menegaskan jangan kita menganggap yang tidak menikah ketinggalan dan sebagainya. Banyak dari orang yang tidak menikah telah memberikan sumbangsih besar dalam sejarah umat manusia dan bisa mencapai kesempurnaan hidup dengan keseimbangan hidup yang dijalan melalui pengertian kasih yang dibagikan lebih luas kepada orang lain di luar pernikahan. Tetapi ini harus dibatasi, jangan mencampur adukkan kasih dan seks menjadi satu. Karena Allah menciptakan manusia dengan sifat mutual, mengasihi dan dikasihi. Keseimbangannya menjadikan manusia mencapai satu kepuasan, kesempurnaan dari oknum yang bersifat kasih.
PENTINGNYA RELASI KASIH
Dalam berbagai relasi tidak ada yang lebih erat dan riskan kecuali hubungan yang mengakibatkan kelahiran atau menghasilkan hidup yang baru melalui pernikahan. Ini merupakan satu persatuan yang paling intim dan paling riskan, dan menuntut tanggung jawab paling berat sepanjang sejarah hidup manusia. Itu sebabnya Alkitab berkata dengan jelas bahwa setiap orang harus menghormati pernikahan. Berarti pernikahan tidak boleh dijadikan permainan. Pernikahan bukan pemenuhan kebutuhan seks, dimana kita bisa memuaskan nafsu lalu selesai. Pernikahan harus dimengerti melalui kesadaran sesungguhnya terhadap kebenaran yang terkandung dalam pernikahan. Persatuan melalui pernikahan menurut Alkitab melambangkan persatuan antara gereja dengan Yesus Kristus. Adam ditidurkan oleh Allah sampai nyenyak lalu ia dioperasi sehingga rusuknya dikeluarkan satu dan berdarah. Melalui keadaan rela berkorban baru ada yang dicintai menikmati cinta sesungguhnya. Demikian Kristus mati dan bangkit bagi gereja. Gereja menjadi mempelai perempuan dari Yesus Kristus. Persatuan ini menjadi mungkin dan cinta mencapai makna yang penuh karena Inisiator Kristus menjadi contoh bagaimana mengorbankan diri demi menyatakan kasih kepada gereja. Karena Kristus mengasihi gereja maka pengorbanan diri menyatakan diri boleh menjadi sasaran kasih. Maka persatuan melalui pernikahan merupakan suatu kewajiban yang berat, persatuan yang bermakna begitu dalam. Sehingga relasi yang paling, yaitu hubungan antara Kristus dengan tebusan-Nya, dilambangkan dengan pernikahan.