Keluarga adalah suatu pondasi dari
masyarakat. Suatu pernikahan yang sukses akan membawa kebahagiaan baik bagi
keluarga yang bersangkutan dan juga masyarakat, tetapi pernikahan juga dapat
membawa permasalahan yang menantang. Sesungguhnya, bagaimanakah Anda dapat
meningkatkan pernikahan Anda?
Ketika seorang
pria dan wanita membuat suatu komitmen untuk menjadi suami istri, biasanya
acara tersebut akan disertai dengan kegembiraan seluruh keluarga serta kerabat
untuk merayakan terbentuknya keluarga yang baru tersebut. Sebuah pernikahan
adalah sebuah acara yang menggembirakan, yang biasanya diiringi dengan alunan
musik, rangkaian bunga, keluarga dan teman. Pada kenyataannya, pernikahan
adalah salah satu kejadian yang paling penting di dalam kehidupan seorang
manusia. Sebuah komitmen yang formal yang diucapkan didepan khalayak ramai
memulai suatu kehidupan bersama, yang mana biasanya masing-masing mempelai baik
wanita dan pria akan mengucapkan ikrar kata-kata tradisional seperti,
"baik senang baik susah, baik kaya baik miskin, baik sakit baik sehat
sampai maut memisahkan kita."
Jika Anda pada saat ini sedang merencanakan
untuk menikah, apakah Anda telah benar-benar siap? dan jikalau Anda pada saat
ini sudah menikah, bagaimanakah seharusnya Anda melakukan komitmen Anda
tersebut?
Anda mungkin akan terkejut jika mengetahui
keadaan pernikahan secara nasional (diambil sampling dari Amerika Serikat,
Australia, dan Inggris), stabilkah pernikahan-pernikahan tersebut? sukseskah
pernikahan-pernikahan tersebut?. Angka perceraian dapat memberikan kepada kita
suatu indikasi untuk memahaminya. Di tahun 2001, di Amerika Serikat, terdapat
9.8 pernikahan, dan 4.5 perceraian bagi setiap 1000 orang. Australia memiliki
6.9 pernikahan dan 2.52 perceraian bagi setiap 1000 orang. Inggris memiliki 6.8
pernikahan dan 3.08 perceraian untuk setiap 1000 orang. Hal ini berarti
terdapat satu perceraian bagi setiap 2.2 pernikahan di Amerika Serikat dan
Inggris, dan sekitar satu perceraian bagi setiap 2.7 pernikahan di Australia.
(United Nations Monthly Bulletin of Statistics, April 2001). Sedangkan di Indonesia Angka perceraian terus
meningkat drastis pada periode tahun 2005 hingga 2010 hingga 70 persen. Rata-rata setiap tahun naek 10 persen.(Republika.co.id.jakarta).
Statistik memberikan suatu indikasi bahwa
masyarakat kita tidak stabil. Namun berbahagialah oleh karena Anda sesungguhnya
dapat menerapkan strategi-strategi untuk mencapai suatu pernikahan yang sukses
di dalam kehidupan kita.
Kita sungguh perlu untuk memperkuat keluarga
dan pernikahan kita. Di banyak
masyarakat, nilai-nilai Alkitab menyatakan penyebab-penyebab dan juga
solusi-solusi bagi permasalahan-permasalahan kita. Hal ini menyatakan tujuan
dan maksud dari kehidupan yang sudah direncanakan oleh Allah bagi kita. Allah
Penciptalah yang sesungguhnya menciptakan, dan mengadakan pernikahan. Ketika
anda memahami tujuan dan rencana Allah yang agung melalui Juru Selamat kita
Yesus Kristus, maka anda akan melihat arti rohaniah serta pentingnya sebuah
pernikahan. Rencana Allah adalah untuk mengembangkan suatu keluarga rohani
milikNya yang abadi. Ia menciptakan keluarga manusia untuk mempersiapkan
masing-masing daripada kita suatu masa depan yang indah. Tentang hal ini, rasul
Paulus menuliskan, "Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa, yang dari
pada-Nya semua turunan yang di dalam sorga dan di atas bumi menerima
namanya" (Efesus 3:14-15).
Tujuan Allah adalah untuk menciptakan
sebuah keluarga rohani. Hal ini adalah suatu kenyataan yang benar yang
sesungguhnya dapat memotivasi kita untuk meningkatkan hubungan keluarga dan
pernikahan kita. Jika anda mengakui Allah di dalam pernikahan Anda, dan jika
Anda menerapkan prinsip-prinsip dan strategi dari kehidupan keluarga, maka Anda
akan dapat memperkaya, meningkatkan atau bahkan menyelamatkan pernikahan Anda!
Telah sungguh-sungguh dibuktikan kunci-kunci
Alkitab bagi pernikahan yang sukses. Anda butuh untuk mengetahui dan
melakukannya di dalam kehidupan pernikahan Anda sendiri. Demikian juga Anda
dapat menceritakannya dan berbagi tentangnya dengan teman-teman dan
kerabat-kerabat Anda yang berencana untuk menikah tidak lama lagi. Hal ini
mungkin tidak mudah tetapi usaha yang Anda lakukan akan dapat memberikan kepada
Anda suatu upah yang besar dan hubungan yang penuh kasih.
Kunci 1: Memberi 100 Persen
Pepatah
kuno, "Pernikahan itu sesungguhnya adalah suatu hubungan fifty-fifty/lima
puluh persen lima puluh persen", pada kenyataan adalah tidak benar dan
sungguh-sungguh salah! Para profesional zaman ini dapat saja berkata,
"kebebasan adalah prioritas kita. Kita akan mau bekerja sama, tetapi saya
juga masih akan menyimpan tindakan penyelamatan diri/ escape route jikalau
terdapat hal-hal yang tidak baik terjadi." Pada kenyataan seorang manusia
perlu untuk bertanya tentang apakah batas dari hubungan pernikahan? atau
batasnya adalah perasaan atau kerja sama yang saling menguntungkan satu dengan
lainnya? atau apakah hal itu adalah hubungan yang berdasarkan Alkitab yang akan
tumbuh di dalam kualitas dan karakter diri di seluruh sisa hidup kita? apakah
yang dikatakan oleh Alkitab? perhatikanlah ayat ini, yang manakah yang termasuk
ayat pondasi bagi hubungan yang berbahagia dan karakter yang berbahagia yang
kita butuhkan untuk selama-lamanya: "Dan harus mengingat perkataan Tuhan
Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari
pada menerima." (Kisah Para Rasul 20:35). Atau, seperti yang diberikan
oleh terjemahan Moffat, "Adalah lebih berbahagia untuk memberi daripada
menerima."
Salah satu
pemberian terbesar yang Anda dapat berikan adalah waktu Anda!. Apabila Anda menerapkan hal ini, suatu saat
Anda akan merasakan bahwa pengorbanan waktu bagi Anda , pada kenyataannya akan
berubah menjadi suatu hubungan yang indah dan istri Anda akan menghargai usaha
Anda itu. Seperti Yesus mengatakan, "lebih baik memberi daripada
menerima".
Kasih yang nyata adalah keinginan dan
tindakan untuk memberi tanpa menginginkan kembali. Ketika dua orang
masing-masing memberikan 100 persen, maka anda akan memiliki suatu hubungan
yang kuat, suatu hal yang akan menjamin ke fleksibilitasan dan kemampuan untuk
menangani krisis dan masalah. Sedangkan jika kita hanya menjalankan cara
fifty-fifty/lima puluh persen lima puluh persen, maka hal ini akan menciptakan
suatu hubungan yang tidak kuat!
Jalan hidup Allah adalah jalan hidup
memberi-suatu jalan hidup yang memberikan pendekatan yang matang bagi hidup dan
pernikahan. Alkitab juga memberikan
instruksi kepada para suami istri untuk saling memberi di dalam hal
seksualitas. Di abad pertama, rasul Paulus memberikan instruksi ini bagi para
orang bukan Israel yang menjadi umat Kristen. Yaitu kepada mereka yang tinggal
di kota Korintus, suatu kota yang terkenal akan aktivitas amoral seksnya,"tetapi
mengingat bahaya percabulan, baiklah setiap laki-laki mempunyai isterinya
sendiri dan setiap perempuan mempunyai suaminya sendiri. Hendaklah suami
memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap
suaminya. Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya,
demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi isterinya.
Janganlah kamu saling menjauhi, kecuali dengan persetujuan bersama untuk
sementara waktu, supaya kamu mendapat kesempatan untuk berdoa. Sesudah itu
hendaklah kamu kembali hidup bersama-sama, supaya Iblis jangan menggodai kamu,
karena kamu tidak tahan bertarak. " (1 Korintus 7:2-5).
Apakah anda berkeinginan untuk mengikuti
instruksi ini?. Apakah Anda telah menunjukkan perhatian kepada suami atau istri
Anda? Ketahuilah bahwa pelukan dan
ciuman kecil ketika anda akan bekerja, dan kembali dari kantor adalah amat
penting. Beberapa tahun yang lalu, sebuah perusahaan asuransi Jerman
mengeluarkan suatu laporan yang menyimpulkan bahwa pria yang mencium istrinya
setiap hari jarang terkena tabrakan, dan mereka biasanya lebih sukses secara
finansial dibandingkan dengan mereka yang tidak mencium istri mereka setiap
hari.
Berkomentar tentang masalah keegoisan, Dr.
John A. Schindler menuliskan, orang yang mampu memberikan cinta yang
sesungguhnya adalah seorang yang dapat melupakan dirinya dan ketertarikannya
sejenak sementara ia menempatkan kesejahteraan dan ketertarikan akan orang lain
terlebih dahulu. Ketika baik suami dan istri dapat melakukan hal itu, maka
mereka tidak akan memiliki masalah di dalam rumah tangga mereka atau seks"
(How to Live 365 Days a Year, halaman 142).
Pada kenyataannya, berapa banyakkah suami
dan istri yang benar-benar mempraktekkan prinsip ini? dan berapa banyakkah
suami dan istri Kristen yang benar-benar mempraktekkan prinsip ini?
Kunci 2: Hargai dan Hormati Pasangan Anda
Apakah anda benar-benar menghargai pasangan
anda?. Apakah anda benar-benar menghormatinya sebagai manusia yang diciptakan
Allah di dalam gambar dan rupaNya?. Perhatikanlah instruksi Allah mengenai
bagaimanakah hubungan kita yang semestinya dengan orang lain: "dengan
tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang siasia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang
seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;"
(Filipi 2:3).
Ya, anda butuh untuk memberikan harga diri
dan penghargaan bagi pasangan anda lebih baik daripada diri anda sendiri. Bagi
mereka yang ingin melihat diri mereka dan memuaskan keinginan diri mereka sendiri,
maka hal ini mungkin akan kedengaran keterlaluan. Namun pada kenyataannya hal
tersebut adalah suatu hukum yang hidup. Kita perlu untuk bertobat dari ambisi
dan kecongkaan egoistis. Hendaklah kita mengubah sikap kita. Hargailah pasangan
anda sebagai seorang anak Allah yang berpotensi. Dan, seperti yang dikatakan
oleh peribahasa, "Jangan membesar-besarkan masalah kecil." Temukanlah
dan hargailah nilai-nilai positif yang Anda temukan didalam diri pasangan Anda!
Dan jika Anda telah menyakiti pasangan Anda, baik secara fisik maupun verbal,
maka jelas Anda butuh untuk bertobat! Anda butuh untuk merendahkan diri Anda
sendiri dihadapan Allah dan memohon pengampunanNya, dan Anda juga butuh untuk
meminta maaf kepada pasangan Anda! Memang kita tahu bahwa terkadang amatlah
sulit untuk mengatakan, "saya meminta maaf." Tetapi suatu permintaan
maaf dapat menyembuhkan dan memperbaiki suatu hubungan!
Bagaimanakah anda dapat mendemonstrasikan
penghormatan dan penghargaan terhadap suami atau istri anda? Terdapat banyak
cara seperti memberikan bingkisan yang khusus, memberikan waktu khusus untuk
mendengarkan pasangan dengan bersungguh-sungguh, dan menunjukkan rasa terima
kasih serta menggunakan kesopanan di dalam kata-kata dan nada suara.
Seberapa sabar anda dengan keluarga anda?
Kesabaran adalah suatu jalan untuk menunjukkan kasih seperti yang kita pelajari
dari 1 Korintus 13 (suatu bab yang sering disebut "bab kasih"). Kita
akan membaca didalam bab itu, "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia
tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan
yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah
dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena
ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya
segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti;
pengetahuan akan lenyap.(1 Korintus 13:4-8).
Berdoalah sehingga Allah akan memberikan kepada Anda kemampuan untuk
hidup dengan kualitas-kualitas tersebut dan bertumbuh di dalam
kualitas-kualitas tersebut. Hendaklah
Anda membaca bab ini secara keseluruhan. Dan berdoalah sehingga Allah akan memberikan
kepada Anda kemampuan untuk menghidupkan kualitas-kualitas tersebut dan
bertumbuh di dalam kualitas-kualitas tersebut.
Anda dapat meningkatkan pernikahan anda
dengan mendengarkan, memahami, dan memberikan ruang bagi satu sama lain. Dan
Anda juga dapat meningkatkan pernikahan Anda dengan menghormati dan menghargai
pasangan Anda! Perhatikan instruksi penting yang diberikan oleh Allah kepada
para suami: "Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana
dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman
pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan
terhalang." (1 Petrus 3:7).
Allah memberikan instruksi bagi suami untuk
menghormati istrinya. Ingatlah bahwa anda adalah "ahli waris dari janji
hidup yang kekal". Kunci yang penting adalah untuk memahami bagaimanakah
Allah menilai setiap manusia, khususnya pasangan anda, tanpa mempedulikan
pendapatnya. Setiap manusia di bumi memiliki potensi untuk dilahirkan kembali
ke dalam keluarga agung Allah sebagai anakNya yang agung dan abadi. Rasul
Paulus mengingatkan kita akan rencana Allah bagi kita: "Dan Aku akan
menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku
perempuan demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa." (2 Korintus 6:18).
Kunci 3: Memberikan Teladan Yang Positif
Rasul Petrus menginstruksikan umat Kristen
untuk memberikan teladan yang baik bahkan bagi pasangan yang bukan Kristen:
"Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya
jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa
perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya, jika mereka melihat, bagaimana
murni dan salehnya hidup isteri mereka itu." (1 Petrus 3:1-2).
Ingatlah bahwa anda tidak dapat mengubah
orang lain melawan keinginannya, tetapi anda dapat mengubah diri anda! Kita
semua memiliki suatu tanggung jawab yang diberikan oleh Allah bagi pernikahan
dan keluarga mereka. Allah memmenceritakan kepada para suami: "Hai suami,
kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan
diri-Nya baginya." (Efesus 5:25). Apakah anda, sebagai seorang suami,
memenuhi tanggung jawab? beberapa suami dan istri sangat senang untuk
menghakimi tingkah laku pasangan mereka, untuk memberikan suatu alasan bagi
diri mereka sendiri untuk tidak melayani dan menghormati pasangan mereka dengan
semestinya. Ingatlah bahwa kita semua harus berdiri dihadapan tahkta
penghakiman Kristus seperti yang dituliskan Roma 14:10. Pastikan bahwa anda memenuhi tanggung jawab
yang diberikan oleh Allah bagi anda sebagai seorang suami atau istri!
Beberapa tahun yang lalu, kepala redaksi
majalah Tomorrow's World bapak Roderick C. Meredith menuliskan suatu artikel
tentang tanggung jawab dari suami dan istri Kristen. Artikel beliau yang
berjudul "What All Husbands Need To Know!/Apa Yang Perlu Diketahui Oleh
Semua Suami!", mungkin boleh membantu setiap pasangan dalam
pernikahan. Diringkas dengan singkat,
tanggung jawab seorang suami kepada istrinya dinyatakan di dalam 5 kategori
penting sebagai berikut: mencintai dan
menghargai, menopang dan memberikan
semangat, membantu dan melindungi,
memberikan inspirasi untuk bertumbuh (Plain Truth, June 1966).
Beberapa
bulan sebelumnya, ia telah menuliskan sebuah artikel yang serupa yang berjudul
"True Womanhood-Is It a Lost Cause?/Kewanitaan Yang Sesungguhnya-Apakah
Ini Penyebab Yang Terhilang?" Di dalamnya beliau memberikan penjelasan
tentang kualitas yang harus di miliki oleh seorang wanita untuk membantu suami
dan seluruh keluarganya. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah tanggapan dan
pelayanan, kehalusan dan kecantikan, kepandaian dan pemahaman, nilai-nilai
kekristenan, iman, harapan, dan semangat (Plain Truth, November 1965.
Ketika kita menjalankan nilai-nilai Alkitab
di dalam kehidupan kita, maka kita akan dapat memperkaya kehidupan orang lain
dan juga memperkuat pernikahan dan keluarga kita.
Kitab Titus memberikan garis besar tentang
tanggung jawab-tanggung jawab wanita Kristen yang berdasarkan Alkitab. Ia
menjelaskan bahwa wanita yang lebih tua sudah selayaknya harus mengajari dan
"mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya"
(Titus 2:4). Apakah Anda para kaum istri dan ibu-ibu yang membaca artikel ini
telah memenuhi tanggung jawab yang diberikan oleh Allah kepada Anda? Jika Anda
memenuhinya, Anda akan menjadi teladan yang positif bagi suami Anda. Allah
pasti akan memberkati segala usaha Anda, yaitu jika Anda mengakui Allah di
dalam pernikahan Anda, dan jika Anda meminta Yesus Kristus untuk menghidupkan
kehidupanNya didalam diri Anda. Dengan bantuan Allah, berusahalah untuk menjadi
suami dan istri yang paling baik.
Kunci 4: Berkomunikasilah Di Dalam Kasih
Seberapa seringkah para pasangan yang ada
di zaman sekarang ini "benar-benar tenggelam" di dalam kenyamanan
percakapan?. Komunikasi yang efektif
memiliki arti mendengarkan dan juga berbicara secara efektif. Kita harus
mendengarkan untuk memahami, dan berusaha untuk memahami pendapat orang lain.
Berusahalah untuk memahami perasaan dan kebutuhan orang lain! Tunjukkanlah
penghargaan dengan memberikan perhatian yang penuh.
Rasul Paulus memberikan suatu prinsip dasar
di dalam berkomunikasi secara efektif. "tetapi dengan teguh berpegang
kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia,
Kristus, yang adalah Kepala." (Efesus 4:15). Beberapa orang berbicara
kebenaran di dalam kebencian. Tetapi umat Kristen yang dewasa di dalam Kristus
akan memelihara tentang bagaimanakah kata-kata mereka berdampak kepada mereka
yang mendengarkan mereka.
Ketika berbicara dengan suami atau istri
Anda, apakah Anda menunjukkan rasa perhatian dan sayang? apakah Anda
berkomunikasi dengan rasa hormat? Tentu saja kita perlu untuk bersabar antara
satu dengan yang lain. "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak
cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong." (1 Korintus 13:4).
Terjemahan NIV menyatakannya seperti ini "Love is patient, love is
kind" , bersiaplah selalu untuk berbicara kebenaran di dalam kasih!
Di dalam kehidupan kita yang serba cepat,
suami-suami dan istri-istri seringnya berjalan di dalam arah yang berbeda dan
sulit untuk mendapatkan waktu untuk berbicara.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa
banyak pasangan yang hanya memiliki waktu berkomunikasi kurang dari 20 menit!
Pengarang Leonard dan Natalie Zunin telah menyarankan "aturan empat menit" sebagai suatu jalan untuk
mendapatkan manfaat yang maksimal di dalam waktu yang singkat yang mungkin Anda
miliki bersama. Mereka menyatakan bahwa kesuksesan atau kegagalan dari sebuah
pernikahan "dapat bergantung dari
apa yang terjadi di antara suami dan istri hanya di dalam kurun waktu selama
delapan menit di dalam satu hari: empat menit di pagi hari setelah bangun pagi,
dan empat menit ketika mereka berkumpul
setelah jam kantor" (Contact: The First Four Minutes, halaman 133).
Zunin dengan benar menyatakan bahwa bahasa,
sikap atau ekspresi Anda pada permulaan hari dapat berdampak kepada keseluruhan
hubungan. Belajarlah untuk menunjukkan suatu sikap yang positif dan penuh kasih
selama empat menit pertama bagi anda berdua pada permulaan setiap hari. Jika
anda membuat suatu usaha, anda akan dapat menghindari suatu argumentasi yang
sepele, atau sungut-sungut yang tidak penting yang dapat berlangsung sepanjang
hari. Demikian juga Anda perlu untuk meluangkan waktu bersama di penghujung
hari. Bahkan jika Anda lelah, sebuah kata positif yang berisi semangat atau
penghargaan, sebuah pelukan atau ciuman dapat membuat suatu perbedaan yang
besar di dalam hubungan anda di seluruh sore hari.
Kunci 5: Berdoa Bersama
Banyak dari Anda yang membaca artikel ini
mungkin menikah dengan seorang yang tidak percaya. Jika ya, maka Anda tidak
dapat berdoa bersama-sama dengan pasangan anda. Walaupun begitu Anda masih
dapat berdoa bagi pasangan Anda, dan bagi kesuksesan pernikahan Anda! Seperti
yang telah disebutkan sebelumnya, anda dapat menjadi seorang teladan Kristen
bagi pasangan Anda. Alkitab memberikan instruksi ini bagi para istri yang
suaminya bukan Kristen. "Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah
kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman,
mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya," (1
Petrus 3:1). Teladan kekristenan Anda yang penuh dengan kasih, dan jalan hidup
yang memberi akan dapat menjadi suatu pengaruh yang positif bagi pasangan Anda.
Perhatikanlah bahwa hal yang ditekankan disini adalah tingkah laku Anda, dan
bukan untuk berusaha berargumentasi dengan pasangan Anda agar ia menerima dan
masuk agama anda!
Tentu saja
jika baik Anda dan pasangan berdoa, maka Anda akan dapat berdoa bersama-sama.
Ketika istri saya dan saya berdoa bersama, saya biasanya akan memulai doa, dan
setelahnya saya akan memberikan tanda bagi istri saya untuk berdoa. Ia akan
kemudian berdoa, dan ketika ia selesai maka saya akan menyimpulkan doa berdua
kami tersebut. Sangatlah menakjubkan tentang bagaimanakah pikiran-pikiran intim
dan pribadi keluar pada saat kami berdoa bersama. Di dalam cara itu, kita
saling berbagi satu sama lain dan juga dengan Allah kita.
Kita harus memiliki keinginan untuk mengikut
sertakan Allah di dalam pernikahan kita dan di dalam kehidupan kita bersama
dengan pasangan kita. Kita semuanya butuh untuk mengetahui Allah dan Juru
Selamat kita di dalam setiap aspek kehidupan kita. Alkitab menceritakan kepada
kita: "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah
bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia
akan meluruskan jalanmu." (Amsal 3:5-6).
Sebuah pernikahan membutuhkan suatu usaha,
dan pemeliharaan yang berkesinambungan untuk sukses. Hal ini berarti melakukan
segala hal sebaik mungkin di dalam memenuhi segala tanggung jawab yang
diberikan oleh Allah baik bagi Anda sebagai seorang suami maupun seorang istri.
Memang kita akan mendapat permasalahan, perbedaan, dan bahkan konflik. Tetapi
dengan bantuan Allah, Anda akan dapat meningkatkan kualitas pernikahan Anda,
dan bahkan menyelamatkan pernikahan Anda jika memang pada saat ini pernikahan
Anda berada di ambang kehancuran!
Mintalah Allah
untuk membantu Anda menerapkan prinsip-prinsip ini di dalam kehidupan pribadi
Anda. Ingatlah bahwa Anda tidak dapat memaksa pasangan Anda untuk berubah, Anda
hanya dapat mengubah diri anda sendiri. Namun teladan dari kasih dan pelayanan
Anda akan dapat menjadi suatu pengaruh yang hebat di dalam diri pasangan
Anda. Ingatlah bahwa Anda tidak dapat
melakukan segala hal ini sendirian. Anda
membutuhkan bantuan dari Juru Selamat di dalam kehidupan Anda sendiri. Sama
seperti yang dituliskan oleh rasul Paulus "Segala perkara dapat kutanggung
di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." (Filipi 4:13). Biarlah Allah
memberkati diri Anda beserta pernikahan dan keluarga Anda sejalan dengan Anda
berusaha untuk hidup menurut firmanNya!