Senin, 24 Juni 2013

CARA MENGATASI KENAKALAN REMAJA



Dalam artikel sederhana ini kami mencoba mengajak para pembaca untuk menyorot masalah kenakalan remaja dengan pengharapan bagi kita ada tambahan masukan agar kita dapat mengetahui cara mengatasinya.

DEFINISI KENAKALAN REMAJA MENURUT PARA AHLI:

Kenakalan Remaja dapat diartikan sebagai suatu kelainan tingkah laku, perbuatan atau tindakan Remaja yang bersifat Asosial, bahkan anti sosial dan melanggar hukum.

Kenakalan remaja adalah pelampiasan masalah yang dihadapi oleh kalangan remaja yang tindakannya menyimpang.  Sedangkan menurut Santrock, “Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan criminal”.
Adapaun jenis-jenis kenakalan remaja antara lain:
-Penyalahgunaan narkoba.
-Seks bebas.
-Tawuran antara pelajar.
Faktor-faktor yang menyebabkan kenakalan remaja (dari segi lingkungan)

Dilihat dari lingkungan Remaja dalam kehidupan sehari-harinya ada pada 3 lingkungan antara lain: lingkungan keluarga, lingkungan lembaga pendidikan (sekolah) dan lingkungan masyarakat.  Dari ketiga lingkungan tersebut para remaja akan tumbuh, akan terbentuk dan akan matang kepribadiannya serta tingkah laku yang baik maupun tingkah laku yang dikategorikan nakal, yang kesemuanya tergantung pada sikap mental remaja itu sendiri yang berkaitan erat dengan baik buruknya situasi dan kondisi tiga lingkungan tersebut.

1.   Keluarga (rumah tangga)
Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak/remaja yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang tidak baik atau disharmoni keluarga, maka resiko anak untuk mengalami gangguan kepribadian menjadi berkepribadian antisosial dan berperilaku menyimpang lebih besar dibandingkan dengan anak yang dibesarkan dalam keluarga sehat atau harmonis .
Di dalam lingkungan keluarga, hal-hal yang perlu dihindarkan antara lain: terlalu memanjakan anak, terlalu mengekang, diperlakukan seperti anak kecil, perbedaan antara anak yang satu dengan yang lainnya, masalah keluarga yang tidak wajar diketahui anak tersebut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain: Rasa kasih saying, menyempatkan waktu untuk anak, melatih tanggungjawab, mendorong berprestasi menanamkan norma yang baik dalam keluarga dan sebagainya.

2.  Sekolah
Kondisi sekolah yang tidak baik dapat menganggu proses belajar mengajar anak didik, yang pada gilirannya dapat memberikan “peluang” pada anak didik untuk berperilaku menyimpang. Misalnya, kurikulum sekolah yang sering berganti-ganti, muatan agama/budi pekerti yang kurang. Dalam hal ini yang paling berperan adalah guru Agama, guru PKN dan Bimbingan Konseling, meskipun semua elemen sekolah bertanggung jawab atas perilaku anak di sekolah.
Mungkin juga pada waktu istirahat jam-jam kosong disalahgunakan oleh mereka baik sesama siswa, juga ketika berada di luar sekolah, dapat mempengaruhi dan merusak moral pada siswa demi kepentingan pribadi ataupun tujuan lain.  Ada juga pengaruh dari rekan-rekan atau sifat iri sehingga ingin untuk memiliki dengan melakukan jalan yang paling mudah yakni dengan jalan mencuri.  Kita juga mengetahui bahwa sifat kejiwaan masa remaja lebih mudah dipengaruhi dan memiliki sifat ingin tahu.  Pada umumnya sifat remaja tidak berani bertindak sendirian, tindakan mereka terdiri dari beberapa anak remaja dan ketemunya sesama rekannya di sekolah.  Satu sama lain mereka saling mempengaruhi, saling mengeluarkan pendapat walaupun mula-mula hanyalah iseng atau ingin tahu tetapi pada akhirnya terjadilah perbuatan kenakalan remaja.

Sangat penting bagi para orangtua untuk memilihkan lingkungan sekolah yang baik untuk anak-anaknya, agar anak dapat memperoleh pendidikan yang sesuai, jangan memilih sekolah yang sudah tercemat nama baiknya atau jangan hanya sekolah yang mengajarkan ilmu-ilmu dunia dan tidak mengajarkan ilmu-ilmu kerohanian/agama.

3.   Kondisi Masyarakat (Lingkungan Sosial)

Jika anak hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk maka akhlaknyapun akan seperti itu adanya, begitu juga sebaliknya jika dia berada di lingkungan yang baik/sehat  maka ia akan menjadi baik pula.
Faktor kondisi lingkungan sosial yang tidak sehat atau “rawan”, merupakan faktor yang kondusif bagi anak/remaja untuk berperilaku menyimpang. Faktor lingkungan yang sehat misalnya:ini dapat dibagi dalam 2 bagian, yaitu pertama, faktor kerawanan masyarakat dan kedua, faktor daerah rawan (gangguan kamtibmas). Kriteria dari kedua faktor tersebut, antara lain:
Faktor Kerawanan Masyarakat (Lingkungan)
  1.  Tempat-tempat hiburan yang buka hingga larut malam bahkan sampai dini hari
  2. Peredaran alkohol, narkotika, obat-obatan terlarang lainnya
  3. Pengangguran
  4. Anak-anak putus sekolah/anak jalanan
  5. Wanita tuna susila (wts)
  6. Beredarnya bacaan, tontonan, TV, Majalah, dan lain-lain yang sifatnya pornografis dan kekerasan
  7. Perumahan kumuh dan padat
  8. Pencemaran lingkungan
  9. Tindak kekerasan dan kriminalitas
  10. Kesenjangan sosial
 Daerah Rawan (Gangguan Kantibmas)
  1. Penyalahgunaan alkohol, narkotika dan zat aditif lainnya
  2. Perkelahian perorangan atau berkelompok/massal
  3. Kebut-kebutan
  4. Pencurian, perampasan, penodongan, pengompasan, perampokan
  5. Perkosaan
  6. Pembunuhan
  7.  Tindak kekerasan lainnya
  8. Pengrusakan
  9. Coret-coret dan lain sebagainya
Kondisi psikososial yang seperti ini, merupakan faktor yang kondusif (rawan) bagi terjadinya kenakalan remaja.

SOLUSI/Cara Mengatasi Kenakalan Remaja:

Dari berbagai permasalahan yang terjadi dikalangan remaja masa kini, maka tentunya ada beberapa solusi yang ditawarkan kepada kita:
1.   Membentuk lingkungan yang baik.
-Caranya ialah agar anak-anak itu  lebih banyak berkumpul dan bergaul dengan orang-orang yang takut akan Allah atau memilih teman yang dekat dengan Tuhan.  Jika hal ini mampu kita lakukan maka peluang bagi remaja/anak untuk melakukan hal yang negative akan sedikit berkurang.
      2. Sekolah –Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan remaja.  Ada banyak hal yang bisa kita lakukan di sekolah untuk memulai perbaikan remaja, diantaranya melakukan program mentoring pembinaan remaja lewat kegiatan kerohanian.
      3. Pembinaan dalam keluarga:
          Keluarga adalah sekolah pertama bagi anak.  Mulailah perbaikan dari sikap yang paling kecil, seperti selalu berkata jujur meski dalam candaan/gurauan.  Jangan sampai ada kata-kata bohong, dan jangan lupa adakan kebaktian pagi.

Orangtua adalah orang yang paling bertanggungjawab dengan akhlak dan perilaku anaknya.  Orangtua harusnya memberikan perhatian lebih terhadap anak-anak mereka.

“Bilamana orangtua menyadari pentingnya pekerjaan mereka dalam mendidik anak-anak mereka, bilamana mereka menyadari bahwa hal itu mencakup perkara-perkara yang baka, maka mereka akan merasa bahwa mereka harus menggunakan waktu dan pemikiran mereka yang terbaik untuk pekerjaan ini”.
          E.G. White, Membina Anak Yang Bertanggung Jawab, hal.196.

Perlu kita ingat bahwa kelengahan, keteledoran dari salah satu lingkungan, merupakan kegagalan dalam pembinaan remaja dan akan berarti sia-sialah atau gagallah pembinaan oleh lingkungannya.
Jadi, masalah Kenakalan Remaja merupakan sebagian masalah sosial yang saling kait mengait satu sama lain dan kompleks sehingga dalam pembinaan remaja serta mengatasinya mengharuskan adanya koordinasi fungsional dan lintas sektoral dari semua pihak yang ada hubungannya serta mempunyai tanggungjawab demi keselamatan masa depan remaja khususnya untuk kepentingan Nusa dan Bangsa pada umumnya.

Masih banyak hal lain yang bisa kita lakukan dalam memperbaiki kenakalan yang terjadi saat ini.  Semuanya adalah merupakan tanggung jawab kita.  Marilah kita bekerjasama untuk memperbaiki masa depan generasi kita, karena hitam dan putih bangsa ini ada ditangan mereka semua.  Jika kita tidak memulai dari sekarang dan dari kita sendiri, maka siapa lagi yang akan memulai dan memperbaikinya.