Senin, 17 Juni 2013

Wahyu Kepada Yohanes (53 - 54)




 “….supaya mereka makan persembahan berhala dan BERBUAT ZINAH. Demikian juga ada padamu orang-orang yang bepegang kepada ajaran pengikut Nikolaus”. (Wahyu 2:14,15).

MEMILIH APA YANG DIKATAKAN FIRMAN ALLAH, SEKALIPUN KITA TAK MENGERTI.

   “Kata untuk perzinaan dalam bahwa Yunani sangat erat kaitannya dengan kata untuk pelacuran.  Orang-orang Kristen sering merasa ngeri kepada mereka yang menghargai diri mereka sebegitu rendahnya sehingga rela menukar tubuh mereka secara seksual demi sejumlah kecil uang.  Namun demikian, orang-orang Kristen yang sama kadang berpikir bahwa seks di antara “orang-orang dewasa yang suka sama suka” tidak seharusnya menjadi bahan perdebatan.  Alkitab mengajarkan kita untuk meyimpan seksualitas kita bagi orang yang akan sangat menghargai kita sehingga bersedia mengabdikan hidup mereka bagi kita.   “Tapi bukankah kemurnian seksual hingga pernikahan suatu gagasan yang ketinggalan zaman?” seorang anggota jemaat bertanya kepada pendetanya. “Memang benar, adalah bodoh jika kita main-main dengan adanya penyakit-penyakit di luar sana, tapi kami saling mencintai dan berencana untuk menikah suatu hari nanti.  Apakah alasan mengapa kami harus menunggu?”
 
   Jawab sang pendeta, “Akan saya beri TIGA ALASAN.  Yang PERTAMA, jika Anda sedang mempersiapkan diri untuk pernikahan, Anda perlu membangun relasi yang akan bertahan seumur hidup.  Untuk dapat mencapai itu, Anda butuh ‘infrastruktur’ relasional yang kokoh, dan itu berarti meluangkan banyak waktu untuk saling mengenal satu sama lain secara mental, emosional, dan spiritual.  Begitu sepasang muda- mudi terlibat secara fisik, mereka mulai menelantarkan aspek-aspek lain pada relasi mereka, padahal itulah yang benar-benar penting saat Anda berencana untuk hidup bersama-sama.
   “KEDUA, seks sebelum menikah memperlemah daya tahan Anda terhadap perselingkuhan dalam perkawinan.  Otak cenderung mencari jalan yang tidak banyak hambatannya.  Begitu Anda telah terbiasa meniti jalur tertentu untuk sementara waktu, akan lebih mudah menempuh jalur itu lagi di masa depan.
   Pernikahan ‘COBA-COBA’ adalah salah satu cara pasti untuk memastikan bahwa pernikahan itu tidak akan bertahan.
   KETIGA, sekalipun Anda tidak melakukan perselingkuhan nantinya, berhubungan seks dengan pasangan Anda sebelum menikah akan mengarah pada masalah kepercayaan.  Tidak peduli seberapa setianya Anda, pasangan Anda akan berpikir, Ya, ia melakukannya denganku sebelum kami menikah, jadi apa yang mencegahnya untuk melakukannya dengan orang lain yang bukan pasangannya?.  Jangan mempersulit pernikahan Anda dengan ketidakpercayaan seperti itu.  “Wow”, kata si anggota jemaat. “Sungguh Alkitab sedemikian praktis.”
Jon Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007 hal. 63.

                              
                            WAHYU KEPADA YOHANES (54)

   “Sebab itu BERTOBATLAH!... Barangsiapa menang, kepadanya akan Kuberikan dari MANNA YANG TERSEMBUNYI; dan Aku akan mengaruniakan kepadanya BATU PUTIH, YANG DI ATASNYA TERTULIS NAMA BARU…” (Wahyu 2:16,17.

                    MENGUNDANG ROH PERTOBATAN KE DALAM HATI.

   “Jemaat di Pergamus sedang hanyut ke dalam kompromi, walaupun tidak secara sengaja.  Orang-orang tidak bangun di pagi hari dan memutuskan untuk meninggalkan hubungan mereka dengan Allah atau benar-benar menjadi sekular.  Saat orang Kristen menjadi sekular, itu dikarenakan mereka membiarkan diri mereka secara berangsur-angsur terhanyut ke dalamnya.   Mungkin mereka tidak berdoa, atau bergumul dalam doa pribadi, seperti seharusnya.  Mungkin mereka tidak membaca Alkitab dan buku-buku rohani lain seperti yang biasa mereka lakukan.  Kemunduran menuju pada sekularisme terjadi secara berangsur-angsur.   Permasalahan dengan kompromi adalah bahwa orang-orang tergelincir ke dalamnya tanpa menyadari apa yang sedang terjadi.
   Kompromi cenderung menjadi populer—itu membuat semua orang senang dan tidak  menyinggung siapa pun.  Tapi tidak bagi Allah.  Mungkin saja harus mengecualikan pernyataan terakhir ini.  Tindakan mendamaikan dan kompromi tidaklah sama.  Yang pertama disebut itu baik.  Di lain pihak, hasil dari kompromi, secara spiritual tidaklah sehat.
   Apakah solusi Yesus untuk masalah kompromi ini?.  Dia tidak membiarkan kita dalam keragu-raguan.  BERTOBATLAH!.  Bentuk kata bahasa Yunani untuk kata kompromi mengandung pengertian bahwa PERTOBATAN adalah sesuatu yang mesti mereka mulai.
   Jemaat Pergamus jelas-jelas beranggapan bahwa mereka tidak perlu bertobat, namun Yesus bersikeras bahwa bentuk toleransi yang tidak benar memerlukan pertobatan.  Jika kepemimpinan gereja tidak mau mengkonfrontasi orang-orang yang sedang menghancurkan jemaat, maka Yesus akan datang dan “memerangi” mereka dengan pedang yang ada di mulut-Nya.
   Solusi untuk roh berkompromi, yang pertama dan terutama, adalah putusan yang tegas.  BERTOBAT berarti melakukan satu perbaikan total dalam kehidupan Anda, memperbarui disiplin-disiplin rohani.   Itu berarti berhenti terbawa arus dan melakukan apa yang dirasa baik dan sudah sewajarnya terjadi.  PERTOBATAN menuntut agar Anda serius dengan apa yang Anda lakukan secara rohani dengan cara teratur untuk berdoa dan belajar.
   Dan luangkan waktu dalam kehidupan Anda untuk hal-hal yang Allah ingin agar Anda lakukan, seperti membagikan iman Anda.  Tidak peduli apa yang pernah Anda lakukan atau di mana Anda pernah berada, tidak pernah ada kata terlambat untuk memperbaiki keadaan.      1)

   “Nasihat kepada Jemaat Pergamus: Bertobatlah –Melukiskan amaran atas bahaya kerohanian yang mengancam.
    Pahala atau Janji : Kepadanya akan kuberikan manna tersembunyi dan batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapa pun, selain oleh yang menerimanya.
a.    Manna melambangkan kehidupan rohani di dalam Kristus sekarang dan pada zaman kekekalan kelak.
b.   Batu putih melukiskan upacara penganugerahan hadiah atau pahala khusus dan penghormatan kepada umat tebusan.
c.    Nama Baru melukiskan tabiat baru yang sesuai dengan tabiat Allah dan melambangkan nama khusus dari Tuhan.
·         Tidak diketahui oleh siapapun –Menggambarkan pengalaman kelahiran rohani atau pembaruan tabiat yang hanya diketahui oleh orang bersangkutan.”.            2).

1.   Jon Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007 hal.64
2.   DR. U. Aritonang, Tafsiran Buku Wahyu: Universitas Advent Indonesia Cisarua -Bandung, 1988 hal.16