Rabu, 12 Juni 2013

Wahyu Kepada Yohanes ( 51-52)



                                 
WAHYU KEPADA YOHANES (51)

  “ Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang MENGANUT AJARAN BILEAM, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah.  Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada AJARAN PENGIKUT NIKOLAUS” (Wahyu 2:14,15).

BERKOMPROMI –MENEMPATKAN DIRI KITA DALAM BAHAYA BESAR.

   “Jelas bahwa ada sebagian orang di jemaat Pergamus yang menganut ajaran yang sama dengan ajaran Bileam.  Seperti Bileam, mereka berusaha menyesatkan orang-orang dengan ide-ide mereka.  Ayat di atas juga menyinggung tentang ajaran para pengikut Nikolaus.  Akar kata untuk Nikolaus (nikolaos) berarti “dia yang menaklukkan orang-orang” sementara kata Bahasa Ibrani untuk Bileam berarti “dia yang menelan orang-orang.”  
   Kedua istilah ini, meskipun dalam bahasa berbeda, pada intinya bermakna sama.  Ketika raja Moab melihat bangsa Israel datang, dia pun sadar bahwa Allah bangsa Israel terlalu berkuasa untuk ditaklukkan balatentaranya.  Jadi raja Moab, BALAK, mendapat ide brilian.  Dia  mencari nabi Allah dari Israel yang bersedia mengutuki bangsa Israel sendiri.   Setelah mendengar tentang BILEAM, Balak mengutus seorang wakil kepadanya: “Raja Moab menawarkan sejumlah besar uang jika engkau mau datang dan mengutuki bangsa Israel”.
   Sebagai tipe orang serakah, sang nabi setuju menerima tawaran walaupun Yahwe mungkin tidak senang.  Dalam perjalanannya ke Moab, Bileam terlibat percakapan dengan seekor keledai.  Dengan mengabaikan petunjuk Ilahi bahwa dia berada di jalan yang salah, dia melanjutkan perjalanannya untuk mengutuki Israel.  Namun bukannya kutuk, malahan berkat yang keluar dari mulutnya.  Raja yang membayarnya pun sangat marah (lihat Bil.22-24).  Bileam tidak dapat mengutuki bangsa Israel, sehingga tidak mendapat uang.  Lalu dia mendapat ide brilian.  “Kita bisa saja mencari cara untuk menyesatkan bangsa Israel,” sarannya, “ALLAH AKAN MENINGGALKAN MEREKA, DAN MEREKA AKAN KALAH DALAM PEPERANGAN.”  Sebagai bagian dari rencana jahatnya, Bileam memanfaatkan daya tarik pesta pora kafir serta AMORALITAS SEKSUAL agar sebagian bangsa Israel berdosa melalui  makanan yang dipersembahkan kepada berhala dan amoralitas seksual. 
 
   Akibatnya, Allah menarik perlindungan-Nya dari bangsa Israel, dan wabah hebat menghancurkan banyak dari mereka (lihat Bilangan 25 dan 31:16)
   Kisah tentang Bileam mengilustrasikan ketergantungan kita pada PERLINDUNGAN ALLAH.  Dosa-dosa yang kelihatannya tidak berbahaya menimbulkan efek yang membawa kehancuran jika itu berhasil memisahkan kita dari Tuhan.  Jemaat di Pergamus merasa dibenarkan di dalam komprominya, namun demikian, menempatkan diri dalam bahaya besar”.  1).

   “Oleh karena masa yang dilambangkan oleh Pergamus adalah masa perkembangan Kepausan (313-538 Masehi), tampaknya terbukti bahwa tahta Setan itu merujuk kepada pusat perbaktian papal Rome.

   “Hampir-hampir tidak terasa cara-cara kekafirn menemukan jalannya ke dalam jemaat Kristen.  Roh Kompromi dan penyesuaian ditahan untuk sejenak oleh penganiayaan-penganiayaan berat yang diderita jemaat di bawah kekafiran.  Tetapi begitu penganiayaan itu berhenti, dan Kekristenan memasuki pekarangan dan istana-istana raja-raja, ia menyingkirkan kesederhanaan Kristus dan rasul-rasul-Nya yang bersahaja itu bagi kebesaran dan kemegahan imam-imam serta penguasa-penguasa kafir; dan di tempat dari tuntutan-tuntutan Allah ia menggantikan teori-teori serta tradisi-tradisi manusia.  Perubahan secara nama saja dari Konstantin di penggalan awal dari abad ke empat menyebabkan kegembiraan yang besar; dan dunia, berjubahkan suatu bentuk kebenaran, melangkah ke dalam gereja”.
          E. G. White, The Great Controversy, hal.49,50.             2)

CELAAN ATAU KEBERATAN KEPADA JEMAAT PERGAMUS:
1.   Di antaramu ada orang yang menganut ajaran Bileam yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah.
a.    Ajaran Bileam yang mendorong agar orang Israel memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala dan mempengaruhi mereka untuk berzinah dengan anak-anak perempuan Moab—Melukiskan perpaduan kekafiran dengan agama yang benar.
i.     Legalisasi agama melalui pertobatan Konstantin (313) dan peraturan toleransinya membuat kekafiran dan kekristenan campur aduk.
ii. Akibatnya gereja muncul sebagai lembaga rohani politik yang sudah
    kehilangan kerohaniannya.”     3)
“Ada pula yang berpegang kepada ajaran Nikolaus.”
   “Kaum Nikolaus mempraktekkan dosa-dosa Bileam.  Wahyu 2:14,15 menyamakan dosa-dosa Bileam dengan kaum Nikolaus itu.   Apakah dosa-dosa Bileam?.  Dosa-dosanya adalah tamak, munafik, musyrik, dan tidak bermoral “(Lihat Bil.22-24; 25:1; 31:8, 16; 2 Pet.2:15; Yudas 11).   4)

   Inti ajaran Nikolaus: the deeds of the flesh do not affect the purity of the soul and have no bearing on salvation.  Nikolaus adalah sekte Heretic yang jadi wabah di jemaat Efesus dan Pergamus.  Pendirinya ialah Nicolas dari Antiokia (Kisah 6:5)—salah seorang dari ke tujuh diakon. (Garis miring ditambahkan penulis).

REFERENSI:

1.   Jon Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007 hal.61.
2.   Leo R. Van Dolson, “Kemenangan Sekarang ini-Kemuliaan Masa Mendatang”(Wahyu, Bagian I ), Bandung: Indonesia Publishing House, Pelajaran Sekolah Sabat Penuntun Guru, April-Juni 1989 hal.41,42.
3.   DR. U. Aritonang, Tafsiran Buku Wahyu: Universitas Advent Indonesia Cisarua -Bandung, 1988 hal. 15
4.   Leo R. Van Dolson, “Kemenangan Sekarang ini-Kemuliaan Masa Mendatang”(Wahyu, Bagian I ), Bandung: Indonesia Publishing House, Pelajaran Sekolah Sabat Penuntun Guru, April-Juni 1989 hal.37.

                              
                                WAHYU KEPADA YOHANES (52)

   “….ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak UNTUK MENYESATKAN ORANG ISRAEL, SUPAYA MEREKA MAKAN PERSEMBAHAN BERHALA DAN BERBUAT ZINAH” (Wahyu 2:14).

                  DOSA-DOSA KECIL MEMBAWA KEPADA KEHANCURAN

   “Memakan makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala kelihatannya masalah sepele yang tidak perlu diributkan. Dan orang-orang muda seringkali bertanya, “Apa salahnya dengan ‘seks yang tidak membahayakan’ ?”.   Tindakan yang dilakukan Bileam dan Balak untuk menyesatkan bangsa Israel mungkin kelihatannya tidak terlalu salah bagi sebagian bangsa Israel.  Tetapi saat godaan mengarah pada dosa, kita sering mendapati bahwa konsekwensinya jauh melebihi kesenangan yang mungkin diberikannya.  Hasil akhir dari Baal-Peor, suatu peristiwa dalam Perjanjian Lama yang berkaitan dengan ayat di atas, adalah tewasnya 24 000 orang bangsa Israel.  
   Daya tarik dosa dalam hidup kita sama kuatnya seperti daya gravitasi.  Godaan menarik kita secara konstan dan pasti ke dalam daya tariknya.  Menyerah pada dosa dapat menghancurkan kita.   Firman Allah menjelaskan bahwa dosa-dosa kecil pun dapat membawa kepada kehancuran dan pada akhirnya kematian”.  
Jon Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007 hal. 62.