“KARENA ITU
TULISKANLAH APA YANG TELAH KAULIHAT, BAIK YANG TERJADI SEKARANG MAUPUN YANG
AKAN TERJADI SESUDAH INI” (Wahyu 1:19).
MEMBERITAHUKAN
TENTANG MASA DEPAN
“Dalam ayat 11, malaikat memberitahukan pada
Yohanes untuk “menuliskan apa yang
kaulihat dalam sebuah kitab dan mengirimkannya kepada ketujuh jemaat.” Kata “melihat” adalah dalam bentuk saat ini
(present tense), mengindikasikan bahwa Yohanes telah ada di dalam penglihatan
dan penglihatan itu akan berlanjut terus beberapa waktu lamanya. Di lain pihak, ayat 19 memerintahkan sang
nabi “menuliskan apa yang kau lihat.”
Kata “melihat” tidak lagi dalam bentuk saat ini. Ini menyatakan bahwa Yohanes telah menerima
seluruh penglihatan di antara ayat 10, di mana ia dikuasai oleh roh, dan ayat
18, di mana ia menyelesaikan naratif perjumpaannya dengan Yesus. Dalam ayat 19 penglihatan itu telah selesai,
dan tibalah saatnya untuk mulai menulis.
Menurut ayat 19, isi Kitab Wahyu terbagi menjadi dua ketegori, yaitu
hal-hal yang terjadi sekarang dan hal-hal
yang harus terjadi setelah ini.
Wahyu 4:1
mengulangi bahasa Wahyu 1:19, “Naiklah kemari dan Aku akan menunjukkan kepadamu
apa yang harus terjadi sesudah ini.” Maka, ayat 19 agaknya menjadi pemberi
struktur untuk sisa kitab ini. Bagian
pertama penglihatan ini mencakup “hal-hal yang ada.” Itu berarti pesan kepada tujuh jemaat (Wahyu
2 dan 3). Isi penglihatan terfokus
khusus pada peristiwa-peristiwa di masa depan, dilihat dari sudut pandang
Yohanes. Tapi apa gunanya bagi gereja
mengetahui peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa depan?. Allah memberitahukan kepada kita tentang masa
depan supaya kita bisa tiba di sana.”
Jon Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”,
Bandung: Indonesia Publishing House, 2007.
“Menurut pendapat Anda, mengapa Yohanes, yang
sudah diperintahkan dalam ayat 11 menuliskan dalam sebuah buku apa yang dia
lihat, disuruh menulis kemali?. Perhatikan
bahwa dua dimensi baru ditambahkan kepada apa yang harus ia tuliskan “baik yang
terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini”.(ayat 19). Pekabaran Yohanes dalam Wahyu berlaku untuk
zaman di mana ia menulis dan untuk jemaat serta dunia masa mendatang hingga
kedatangan Yesus kedua kali.”
Leo R. Van Dolson, “Kemenangan
Sekarang ini-Kemuliaan Masa Mendatang”(Wahyu, Bagian I ), Bandung: Indonesia
Publishing House, Pelajaran Sekolah Sabat Penuntun Guru, April-Juni 1989.
WAHYU
KEPADA YOHANES –(28)
“Dan
rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kananKu dan ketujuh kaki dian emas itu:
KETUJUH BINTANG ITU IALAH MALAIKAT KETUJUH JEMAAT” (Wahyu 1:20).
PENJAGAAN MALAIKAT KEPADA JEMAAT-NYA
“Apakah malaikat ketujuh jemaat itu?. Sebagian penerjemah beranggapan bahwa mereka
adalah utusan-utusan yang membawa wahyu Yohanes dan membacakannya kepada
jemaat-jemaat. Yang lainnya beranggapan
bahwa mereka adalah para pendeta atau pemimpin gereja. Yang lain menyimpulkan bahwa mereka adalah
para penjaga rahasia Allah yang memberi pertolongan saat dibutuhkan. Kitab Wahyu penuh dengan malaikat. Kebanyakan dari mereka jelas-jelas bukan
manusia biasa. Dalam tradisi Yahudi,
malaikat membimbing akitivitas para pemimpin dunia (Dan.10:13,20,21) dan kadang
bertanggung jawab atas perilaku para penguasa dunia. Mungkin ketujuh malaikat ini mengawasi para
pemimpin gereja. Sungguh menyenangkan
mengetahui bahwa gereja, walaupun lemah dan tidak sempurna, mendapatkan
penjagaan yang sama dari malaikat-malikat Tuhan seperti halnya setiap kita”.
Jon
Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007.
“Malaikat”
kadang-kadang berarti utusan manusia.
“Tujuh bintang adalah malaikat-malaikat dari tujuh jemaat.” Bahasa Yunani untuk “malaikat” dalam
Perjanjian Baru menunjukkan utusan manusia.
Perkataan itu diterjemahkan “utusan” dalam Matius 11:10; Luk.7:24; 9:52;
dan Yak.2:25.”
Leo
R. Van Dolson, “Kemenangan Sekarang ini-Kemuliaan Masa Mendatang”(Wahyu, Bagian
I ), Bandung: Indonesia Publishing House, Pelajaran Sekolah Sabat Penuntun
Guru, April-Juni 1989.
“Ay 20: “Dan
rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kananKu dan ketujuh
kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan
ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat.’”.
1) ‘rahasia’.
Homer Hailey: “In the New
Testament the word ‘mystery’ describes the purpose and plan of God for human
redemption, formulated in His own mind after the counsel of His will, closely
guarded by Himself and neither known nor understood by man until revealed and
made known by the Lord” (= Dalam Perjanjian Baru kata ‘misteri’
menggambarkan rencana Allah untuk penebusan umat manusia, dirumuskan dalam
pikiranNya menurut rencana kehendakNya, dijaga dengan teliti olehNya sendiri
dan tidak diketahui ataupun dimengerti oleh manusia sampai hal itu dinyatakan
dan diberitahukan oleh Tuhan) - hal 114.
2) ‘Tujuh bintang’ menunjuk kepada ‘malaikat ke tujuh jemaat’.
Tetapi
apa yang dimaksud dengan ‘malaikat jemaat / gereja’ itu? Ada bermacam-macam
penafsiran yaitu:
a)
Orang yang dikirim kepada Yohanes untuk mengetahui keadaannya.
b)
Karakter rohani, keadaan batin dari gereja.
c)
Malaikat penjaga gereja.
Tetapi dalam
Wah 2:1,8,12,18 Wah 3:1,7,14 dikatakan bahwa rasul Yohanes
diperintahkan untuk menulis surat kepada ‘malaikat jemaat / gereja’ itu, dan
karena itu tidak masuk akal kalau ini menunjuk kepada malaikat. Keberatan ini
juga bisa diterapkan pada penafsiran pertama dan kedua di atas.
d)
Pimpinan gereja, khususnya pemberita Firman Tuhan dalam gereja.
Perlu diingat bahwa baik
kata bahasa Ibrani MALAKH maupun kata bahasa Yunani ANGGELOS bisa diartikan ‘angel
/ malaikat’ atau ‘messenger / utusan’. Misalnya: Mal 3:1 kata
MALAKH diterjemahkan ‘utusan’ dan ditujukan kepada Yohanes Pembaptis.
Herman Hoeksema: “... the
minister of the Word of God. They are called ‘angels’ simply because they are
God’s servants and messengers. And they are symbolized in stars, not because
the churches receive their light only and absolutely from them, but because it
is the Lord’s good pleasure to enlighten and instruct His church in the world
through their ministry. Through them especially it pleases Christ to preach and
to preserve His Word” (= ... pelayan Firman Allah. Mereka disebut
‘malaikat’ karena mereka adalah pelayan dan utusan Allah. Dan mereka
disimbolkan dengan bintang, bukan karena gereja-gereja menerima terang mereka
hanya dari mereka secara mutlak, tetapi karena merupakan kesenangan Tuhan untuk
menerangi dan mengajar gerejaNya dalam dunia melalui pelayanan mereka.
Merupakan sesuatu yang memperkenan Kristus untuk mengkhotbahkan dan memelihara
FirmanNya khususnya melalui mereka) - hal 41-42.
Saya
memegang penafsiran yang terakhir (d).
3) Tujuh
bintang itu ada pada tangan Kristus (bdk. 2:1).
a) Herman Hoeksema:“you cannot
separate these ‘stars’ from Christ. He holds them in His right hand. Without
Him they are nothing. Unless Christ Himself works through them, they cannot
function. Only when Christ, as the Chief Prophet, speaks His Word, can there be
preaching” (= engkau tidak
dapat memisahkan ‘bintang-bintang’ ini dari Kristus. Ia memegang mereka di
tangan kananNya. Tanpa Dia, mereka bukan apa-apa. Kecuali Kristus sendiri
bekerja melalui mereka, mereka tidak dapat berfungsi. Hanya pada waktu Kristus,
sebagai Kepala Nabi, menyampai-kan FirmanNya, maka di sana bisa ada suatu
khotbah) - hal 42.
Penerapan:
Karena itu banyaklah berdoa untuk hamba Tuhan / pendeta / pengkhotbah,
baik dalam persiapan mereka maupun dalam penyampaian Firman yang mereka
lakukan, supaya Tuhan betul-betul memakai mereka untuk menyampaikan FirmanNya.
b) Pulpit Commentary: “In his right
hand seven stars, holding those who have the place of responsi-bility in his
Church, in the place of security, honour, and renown. The over-seers of the
Churches are Christ’s special care” (= Dalam tangan kananNya
ada ketujuh bintang, memegang mereka yang mempunyai tempat tanggung jawab dalam
gerejaNya dalam tempat aman, terhormat, dan terkenal. Penilik / pengawas /
penatua gereja merupakan perhatian khusus dari Kristus) - hal 16.
Penerapan:
Kata-kata ini mungkin
menyenangkan untuk saudara yang adalah seorang penatua / penilik jemaat /
majelis. Tetapi ingat bahwa harus ada timbal baliknya. Majelis / penilik jemaat
/ penatua juga harus ikut Kristus dan melayani Kristus dengan sungguh-sungguh!.
Pdt. Budi
Asali M.Div- Eksposisi Wahyu kepada Yohanes.
WAHYU
KEPADA YOHANES –(29)
“Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada
tangan kananKu dan ketujuh kaki dian
emas itu: Ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan KETUJUH KAKI
DIAN ITU IALAH KETUJUH JEMAAT” (Wahyu 1:20).
HUBUNGAN YESUS YANG INTIM DENGAN GEREJA-NYA.
Wahyu 1:12-20 menyajikan gambaran fantastis
tentang “seorang serupa Anak Manusia”(Yesus) sedang berdiri di tengah-tengah
tujuh kaki dian emas. Dalam ayat 20,
tujuh kaki dian melambangkan tujuh jemaat di Asia Kecil. Jadi ide kunci dalam pasal 1 ini adalah
hubungan Yesus dengan gereja-Nya sangatlah intim. Makin membuat pengamatan menarik adalah fakta
gambaran tentang Yesus di bagian kedua dari masing-masing surat, dalam dua
pasal sesudahnya mencakup karakteristik-karakteristik Dia yang disinggung di
pasal 1. Misalnya, surat kepada jemaat di Efesus (Why.2:1) menggambarkan Yesus
sebagai Dia yang memegang tujuh bintang di tangan-Nya (Why.1:20) dan berjalan
di tengah-tengah tujuh kaki dian emas (ayat 12,13). Dalam surat kepada jemaat di Smirna
(Why.2:8), Dia adalah Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati namun
hidup(Why.1:17,18). Lalu dalam surat
kepada jemaat di Pergamus (Why.2:12), dari mulut-Nya keluar sebilah pedang
tajam bermata dua(Why.1:16). Jadi keadaan
itu pun berlanjut terus. Dengan kata
lain, Yesus menyajikan diri-Nya secara berbeda-beda kepada masing-masing
jemaat. Tidak satu jemaat pun memiliki
gambaran utuh tentang diri Yesus.
Dengan mempertimbangkan kebutuhan serta
karakteristik unik masing-masing jemaat, Yesus mampu menyesuaikan dengan
kebutuhan serta karakteristik tertentu dari masing-masing jemaat. Atau dengan kata lain, Dia menawarkan jurus
berbeda-beda kepada masing-masing orang!.
Gambaran Yesus ini berdampak luar biasa
terhadap kehidupan Kristiani sehari-hari.
Satu hal, Dia tahu semua tiap-tiap jemaat (Why.2:2,9,13, dan
seharusnya), bahkan sebelum mereka menyadari kehadiran-Nya.” 1.
“Karena “Ketujuh kaki dian itu ialah
ketujuh jemaat”(Wahyu 1:20), berarti Yesus Kristus benar-benar hadir
ditengah-tengah Jemaat-Nya (Immanuel=Allah beserta kita)”. 2.
DAFTAR
PUSTAKA:
1.
Jon
Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007
hlm.37
2.
Silitonga,
HSP, Biarlah Daniel & Wahyu Berbicara. Penerbit: PT.Prosa
Media
Prima, Bandung,hlm.135.
WAHYU KEPADA YOHANES –(30)
“Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di…(Wahyu 2:1,8,12,18;
3:1,7,14)
PESAN LANGSUNG DARI YESUS
“Walaupun Kitab Wahyu memiliki banyak persamaan dengan
kitab-kitab apokaliptik kuno lainnya, surat-surat yang termuat dalam Wahyu 2 dan
3 tidak memiliki karakter yang jelas.
Sebagian sarjana Alkitab mengatakan, surat-surat itu adalah “surat-surat
profetik,” jenis tulisan yang muncul dalam Perjanjian Lama ( 2 Taw.21:12-15;
Yer.29) serta literatur Yahudi mula-mula (2 Barukh 77:17-19; Surat Yeremia
1). Surat-surat semacam itu menyandang
otoritas sangat besar, dan orang-orang memperlakukannya seakan-akan surat itu
adalah titah raja layaknya.
Para arkeolog menemukan bukti bahwa
orang-orang Mesir mengirimkan surat-surat ke Asia Kecil dan menerima balasannya
dalam waktu kurang dari 25 hari. Tidak
banyak berbeda dengan zaman sekarang!.
Surat-surat hampir selalu memperkenalkan unsur ketegangan. Dari amplopnya kita bisa menebak pengirim dan
tujuannya, tetapi isinya masih tetap merupakan kejutan. Bayangkan ketegangan di kota-kota di Asia
Kecil saat para pembaca Wahyu mendengar bagian yang bunyinya, “Tuliskanlah
kepada malaikat jemaat di Efesus,” atau “Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di
Smirna.” Para anggota jemaat-jemaat ini
pastinya menahan napas saat menantikan pesan langsung dari Yesus ini. Dan kumpulan surat-surat itu berisikan banyak
kejutan!.” 1.
“Wahyu
2. Surat-surat kepada jemaat-jemaat di Efesus, Smirna, Pergamus, dan Tiatira. Wahyu 2:1-7 MENCINTAI KEBENARAN TETAPI
KEHILANGAN KASIH.
Buku Wahyu pada dasarnya adalah sebuah
surat, yang ditulis dan dikirimkan kepada ketujuh jemaat di Asia Kecil: Efesus,
Smirna, Pergamus, Tiatiara, Sardis, Filadelfia, dan Laodikia. Semua ini adalah jemaat yang benar-benar ada,
tetapi bukan gereja-gereja itu saja yang ada di provinsi Roma ketika Yohanes
menulis buku Wahyu itu. Sebelumnya,
rasul Paulus telah menulis surat kepada jemaat di Kolose di mana dia telah meminta
orang-orang di Kolose itu agar surat itupun dapat pula dibaca di jemaat
Laodikia sebagaimana itu dibacakan di jemaat mereka sendiri.(Kol.4:16).
MENGAPA TUHAN MEMILIH KETUJUH JEMAAT INI?
Dipilih karena kebutuhan-kebutuhan rohani
serta keadaan mereka secara umum menggambarkan keadaan dari pelbagai bagian dan
jemaat sejagad pada masa mana saja dan pada sepanjang sejarah. Jumlah seluruhnya ada tujuh menunjukkan bahwa
secara bersama-sama jemaat-jemaat itu melambangkan keseluruhan tubuh dari umat
percaya masa lampau dan masa sekarang.
Pekabaran-pekabaran kepada ketujuh jemaat itu seluruhnya relevan bagi
jemaat zaman sekarang. Sebagai contoh,
beberapa jemaat mungkin secara rohani suam dan papa, sementara yang lainnya
menghadapi penganiayaan oleh sebab kesetiaan mereka kepada Tuhan.
Ketujuh jemaat juga secara penerapan
historis, melukiskan secara simbolis periode-periode jemaat Kristen dan saat
kelahirannya hingga masa kesudahan.
Wahyu 2:1—Kristus mengendalikan dan
memelihara jemaat itu. Menunjukkan
pengendalian sepenuhnya oleh Kristus atas keseluruhan jemaat. Kristus tidaklah menahan jemaat itu menentang
keinginannya. Dia memberi perlindungan
dan keamanan bila umat-Nya menjaga persatuan mereka dengan Dia.
Penglihatan tentang Kristus di tengah-tengah
kakidian melambangkan kehadiran dan kegiatan-Nya di dalam dan di antara
jemaat-jemaat itu satu demi satu. Tuhan
kita tidaklah jauh dari kita, akan tetapi menjumpai kita di dalam perbaktian,
dalam belajar, dan dalam persahabatan.
Dia beserta kita di dalam waktu pencobaan, seperti pada saat kemenangan,
dan mengaruniakan rahmat-Nya sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan kita.
KRISTUS MEMPERHATIKAN JEMAAT DAN
ANGGOTA-ANGGOTA-NYA.
“Kristus berjalan di tengah-tengah
jemaat-jemaat-Nya melalui panjang dan luasnya bumi. Dia memandang dengan penuh perhatian apakah
umat-Nya berada di dalam suatu kondisi kerohanian agar mereka dapat mewarisi
kerajaan-Nya. Dia hadir dalam setiap
kebaktian jemaat. Dia mengetahui mereka
yang hatinya dapat dipenuhi-Nya dengan minyak yang suci, sehingga mereka boleh
membagikannya kepada orang lain. Mereka
yang dengan setia melakukan pekerjaan Kristus, memperlihatkan di dalam
perkataan dan tingkah laku akan tabiat Allah, memenuhi maksud Tuhan bagi
mereka, dan Kristus merasa puas di dalam mereka”.
SDA Bible Commentary,
jil.7, hal.956. 2.
DAFTAR
PUSTAKA:
1.
Jon
Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007
hal.38.
2.
Leo
R. Van Dolson, “Kemenangan Sekarang ini-Kemuliaan Masa Mendatang”(Wahyu, Bagian
I ), Bandung: Indonesia Publishing House, Pelajaran Sekolah Sabat Penuntun
Guru, April-Juni 1989, hal.32-36.
WAHYU KEPADA YOHANES –(31)
“Tuliskanlah kepada malaikat
jemaat di…(Wahyu 2:1,8,12,18; 3:1,7,14).
ALLAH SANGAT PEDULI KEPADA JEMAAT-JEMAAT-NYA.
“Logika Barat dengan persamaan ini: A+B=C. Segala sesuatu mengarah kepada
kesimpulan. Namun logika Ibrani dalam
Alkitab berbeda: A+B=A ! Logika Ibrani
berbalik kepada dirinya sendiri. Logika
Barat menekankan kepada kesimpulan, logika Ibrani menekankan pada pusat.
Ketujuh jemaat agaknya memiliki struktur logika Ibrani: A-B-A. Yesus samasekali tidak mengritik Smirna dan
Filadelfia (jemaat kedua dan keenam); Pergamus dan Sardis (ketiga dan kelima)
tampaknya mengalami kemunduran serius; Efesus dan Laodikia (yang pertama dan
terakhir) mengalami permasa-
lahan serupa. Gereja ditengah-tengah, yaitu Tiatira,
tampaknya mengalami dua fase, dan pesan terpanjang yang ditujukan
kepadanya. Strukturnya jadi seperti kaki
dian bercabang tujuh dengan tiga cabang pada masing-masing sisinya, satu di
tengah, dan sepasang cabang bertemu pada titik yang sama di pangkal kaki dian:
Efesus dan Laodikia berada di ujung yang berlawanan dari kaki dian; Smirna dan
Filadelfia di tingkatan selanjutnya; Pergamus dan Sardis di atasnya, serta
Tiatira pada puncaknya. Allah sangat
peduli kepada mereka(jemaat-jemaat di Asia Kecil) sehingga Dia menerima mereka
apa adanya.”
Jon
Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007
hal.39.
WAHYU KEPADA YOHANES –(32)
“Tuliskanlah kepada malaikat
jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di
tangan kanan-Nya dan BERJALAN DI ANTARA KETUJUH KAKI DIAN EMAS ITU” (Wahyu
2:1).
“Yesus “menyesuaikan diri” menghadapi realita tentang ketujuh
jemaat. Ia menerima mereka apa adanya
dan memberikan kepada mereka gambaran unik tentang diri-Nya yang cocok dengan
situasi hidup mereka saat itu. 1.
“Sebagian orang menyimpulkan bahwa nama Efesus itu berarti
“disukai”. Dalam zaman Yohanes Efesus
merupakan kota utama dari provinsi Roma di Asia, dan belakangan menjadi
ibukotanya…Kekristenan tampaknya dikuman-
dangkan di sana pertama-tama pada
sekitar tahun 52 Masehi oleh Paulus, ketika dia mampir sejenak sambil pulang ke
Yerusalem dan Antiokia dari Perjalanan Penginjilan Kedua.” Paulus kembali pada Perjalanan Penginjilan
Ketiga barangkali satu atau dua tahun kemudian.
“Saat itu rasul tinggal di Efesus selama kira-kira tiga tahun…lebih lama
daripada di tempat mana pun pada perjalanan-perjalanan penginjilannya yang
tercatat. Hal ini menunjuk-
kan bahwa pekerjaannya disitu
membuahkan hasil yang istimewa…Pada saat buku Wahyu ditulis, Efesus pastilah
merupakan salah satu pusat utama Kekristenan.” 2.
“Jemaat di Efesus melambangkan jemaat zaman
rasul-rasul, yang terkenal karena kerja keras dan kesabarannya. Umat Kristen mula-mula berusaha tanpa
mengenal lelah membersihkan jemaat dari pencemaran moral dan ajaran palsu. Namun mereka cenderung menjadi dogmatis dan
tidak toleran. Penilaian mereka menjadi
buram, dan perasaan-perasaan mereka menjadi keras. Mereka kehilangan kasih yang besar bagi Tuhan
dan Injil-Nya yang pada mulanya mendorong mereka.” 3.
“Kristus dengan memakai nama yang berlainan,
menyuruh Yohanes menuliskan berita pengliharannya kepada empat sidang/jemaat:
Efesus, Smirna, Pergamus, dan Tiarita (ayat 1-29). EFESUS – desirable = yang dirindukan (
Periode abad I : 31-100---ayat 1-7).
EPESUS : Kota terkenal di Asia Kecil (sekarang Republik Turki) yang kemudian
menjadi ibukota propinsi Asia dari kerajaan Romawi. Paulus dua kali berkunjung ke sana dan
Yohanes perna menjadi pemimpin jemaat disana.
GAMBARAN TENTANG YESUS : Yang memegang ketujuh bintang ditangan
kanannya dan yang berjalan di antara ketujuh kaki-dian
1.
Bintang-bintang di tangan kanan
melukiskan pemimpin-pemimpin jemaat Tuhan yang berada dibawah lindungan,
pengawalan, dan pemeliharaan Tuhan.
2.
Berjalan di antara kaki-dian melukiskan
penjagaan dan perhatian serta pelayanan Kristus atas ketujuh jemaat-Nya.
Kristus tahu
–pekerjaan, jerih payah dan ketekunan mereka.
PUJIAN : Ia mengerti pekerjaan, jerih payah, ketekunan, dan
ketidak sabaran jemaat Efesus terhadap orang-orang jahat :
1.
PEKERJAAN –Melukiskan bahwa Yesus
mengetahui kegiatan atau tindakan jemaat Efesus yang mencerminkan tabiat
moralnya.
2.
JERIH PAYAH – Melukiskan kelelahan yang
diakibatkan oleh kesungguhan bekerja (Pengkh.3:22).
3.
TIDAK SABAR TERHADAP ORANG
JAHAT—Melukiskan sikap tegas dari jemaat Efesus terhadap ajaran-ajaran salah yang
terdapat di tengah-tengahnya.
4.
MENCOBAI YANG MENYEBUT DIRINYA
RASUL—Melukiskan upaya jemaat Efesus menyelidiki tuntutan-tuntutan dan
pengajaran-pengajaran rasul-rasul palsu.
a.
Yohanes menganjurkan untuk menguji
roh-roh (1 Yoh.4:1-3).
b.
Paulus mengajak untuk menguji segala
sesuatu serta memegang yang baik (1 Tes.5:21).
·
Rasul-rasul palsu –Melukiskan adanya
dua faham/ajaran yang mengancam jemaat Efesus, yaitu DOCETISME dan GNOSTICISME.
a.
DOCETISME –faham yang mengajarkan bahwa
Yesus hanya tampaknya saja seperti manusia.
b.
GNOSTICISME adalah faham yang
menyangkal penjelmaan Tuhan menjadi manusia (Orang yang terlalu percaya kepada
ilmu).
5.
MEMBENCI PERBUATAN PENGIKUT-PENGIKUT
NIKOLAUS—Melukiskan penolakan jemaat Efesus terhadap faham Gnosticisme.
a.
NIKOLAUS—adalah seorang dari tujuh orang
diakon (Kisah 6:5).
b.
Para pengikut Nikolaus adalah penganut
faham Gnosticisme.
CELAAN/KEBERANAN/TEMPLAKAN :Meninggalkan kasih yang semula.
1.
Meninggalkan kasih yang semula –
Melukiskan penyimpangan atau lunturnya kesucian iman dan kasih sejati terhadap
Tuhan, kebenaran dan sesamanya.
AMARAN : Jika tidak
bertobat, Tuhan akan mengambil kaki dian dari tempatnya.
1.
Jika tidak bertobat, akan diambil kaki
dian dari tempatnya –Melukiskan bahwa bila ajakan untuk bertobat tidak
dihiraukan maka status(hak) jemaat Efesus sebagai perwakilan Kristus (calon
sorga) yang syah akan dicabut.
NASEHAT(Ajakan) : Yang bertelinga hendaklah mendengarkan.
1.
Yang bertelinga hendaklah mendengar
–Melukiskan, agar perhatian diberikan kepada ajakan itu dengan penuh pengertian.
PAHALA(JANJI UPAH) : Kepada yang menang akan diberi makan
dari pohon kehidupan.
1.
Kepada yang menang akan diberi makan
dari pohon kehidupan –Melukiskan bahwa orang-orang percaya yang menang atas
bujukan rasul-rasul dan guru-guru palsu untuk memakan dari pohon pengetahuan
manusiawi, akan makan dari pohon kehidupan di Eden yang akan dikembalikan kelak
(Patriach and Prophet, hlm.62). 4.
‘Efesus’.
a) Ini adalah kota yang besar
pada jaman itu, dan bahkan merupakan kota terbesar dari propinsi Asia.
·
William Barclay: “Pergamum was the official capital of the province of
Asia but Ephesus was by far its greater city” (= Pergamus adalah ibukota resmi dari
propinsi Asia, tetapi Efesus adalah kota yang jauh lebih besar) - hal 58.
·
Steve Gregg (hal 64) mengatakan bahwa
kota Efesus mempunyai penduduk kira-kira 250.000 orang. Bandingkan dengan kota
Niniwe yang sekalipun penduduknya hanya 120.000 orang sudah disebut sebagai
kota yang besar (Yunus 4:11).
Catatan: tetapi
kebanyakan penafsir menganggap bahwa 120.000 orang di Niniwe itu hanyalah
bayi-bayinya saja (sampai usia 3-4 tahun), karena dikatakan mereka tidak bisa
membedakan tangan kanan dari tangan kirinya. Dengan demikian penduduk Niniwe
diperkirakan sebanyak 600.000 orang.
b) Gereja Efesus didirikan dan
dilayani oleh tokoh-tokoh yang hebat-hebat.
Gereja di sini didirikan oleh Paulus (H. L. Ellison, ‘Daily Bible
Commentary’, hal 457), yang bersama-sama dengan Priskila dan Akwila singgah
di sana dalam perjalanan misionarisnya yang ke 2, pada sekitar tahun 52 M
(Kis 18:19). Paulus lalu meninggalkan Efesus, sedangkan Priskila dan
Akwila tetap di Efesus (Kis 18:20-21). Karena itu ada yang beranggapan
bahwa pendiri gereja Efesus bukan Paulus tetapi Priskila dan Akwila (Ladd, hal
37). Lalu dalam perjalanan misionarisnya yang ketiga, Paulus singgah ke Efesus
lagi dan melayani gereja ini selama kira-kira 3 tahun (bdk. Kis 19:1-8,10,22
Kis 20:31).
Beasley-Murray: “From the letters of Paul and the book of
Acts it is evident that the apostle had the most notable ministry of his
missionary career in this city” (= Dari surat-surat Paulus dan Kitab Kisah Para Rasul
jelas bahwa sang rasul mempunyai pelayanan yang paling menyolok dari karir
misionarisnya di kota ini) - hal 73.
Selain Paulus, Timotius juga pernah melayani di sana. Ini didapatkan
dari tradisi (cerita turun temurun dari mulut ke mulut), tetapi juga dari 1Tim
1:3-dst.
Rasul Yohanes juga pernah tinggal dan melayani di Efesus. Ini tidak
diceritakan dalam Kitab Suci, tetapi hanya dinyatakan oleh tradisi.
Homer Hailey: “Tradition says that after Paul’s death
the city became the home of John for many years” (= Tradisi mengatakan bahwa setelah
kematian Paulus kota itu menjadi rumah Yohanes untuk waktu yang lama) - hal 120.
Leon Morris (Tyndale): “traditions says that John lived there in
his old age” (=
tradisi mengatakan bahwa Yohanes tinggal di sana pada masa tuanya) - hal 59.
Robert H. Mounce (hal 86) bahkan mengatakan bahwa di antara para tokoh
yang pernah melayani kota Efesus ini, rasul Yohanes adalah yang paling dekat
dengan kota itu.
Apa
perlunya kita tahu bahwa gereja Efesus ini didirikan dan dilayani oleh
tokoh-tokoh yang hebat-hebat itu? Perlunya adalah supaya kita waspada. Kalau
gereja Efesus yang didirikan dan dilayani oleh tokoh-tokoh yang luar biasa itu
saja bisa kehilangan kasih yang semula, dan bahkan akhirnya dihancurkan oleh
Kristus, lebih-lebih gereja kita! Karena itu, tidak peduli siapa tokoh yang
mendirikan dan melayani gereja saudara, jangan lengah dalam menjaga kasih
saudara supaya saudara tidak kehilangan kasih yang usungguh, jangan heran kalau
gereja saudara dihancurkan oleh Kristus! . 4.
DAFTAR PUSTAKA:
1. Jon Paulien,
“Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007. hal.40.
2. SDA Bible
Commentary, Jld.7 hlm.742,743.
3. Leo R. Van
Dolson, “Kemenangan Sekarang ini-Kemuliaan Masa Mendatang”(Wahyu, Bagian I ),
Bandung: Indonesia Publishing House, Pelajaran Sekolah Sabat Penuntun Guru,
April-Juni 1989 , hal.36.
4. DR. U.
ARITONANG, Tafsiran Buku WAHYU, Universitas Advent Indonesia Cisarua-Bandung,
1988. hal.7-10.
5. Pdt. Budi
Asali M.Div- Eksposisi Wahyu kepada Yohanes.
WAHYU KEPADA YOHANES –(33)
“AKU
TAHU segala pekerjaanmu.” AKU TAHU
kesusahanmu dan kemiskinanmu.” “AKU TAHU di mana engkau diam.” AKU TAHU segala pekerjaanmu.” ….AKU TAHU
segala pekerjaanmu.” “AKU TAHU segala pekerjaanmu”. (Wahyu 2:2,9,13,19;
3:1,8,15)
TUHAN PUNYA RANCANGAN DAN RENCANA BAGI
KEHIDUPAN SETIAP ORANG.
“Pesan sama
“Aku tahu segala pekerjaanmu” yang disampaikan kepada tujuh jemaat merupakan
penegasan bahwa Yesus tahu segala sesuatu tentang mereka. Yesus ingin agar jemaat dapat mengembangkan
potensinya dan hidup sesuai dengan rancangan-Nya. Kristus tahu segala sesuatunya mengenai
Yohanes. Dia punya rencana dan tujuan
bagi hidup nabi itu. Yesus menyadari
bahwa sang nabi mampu menerima penglihatan-penglihatan yang kemudian membentuk
inti pesan Kitab Wahyu (Wahyu 1:1).
Dengan menuliskan kitab ni, Yohanes sedang melaksanakan rencana Yesus
bagi hidupNya (ayat 11,19). Tuhan punya
rancangan dan rencana bagi kehidupan setiap orang. Dia mengatakan kepada Yeremia, :”Sebelum Aku
membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum
engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah
menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa” (Yer.1:5). Jika Tuhan punya rencana unik bagi Yeremia
dan Yohanes, juga bagi tujuh jemaat, maka tak diragukan lagi Dia juga punya
rencana khusus bagi setiap kita. Tapi
rancangan Allah untuk temperamen dan tujuan rohani kita tidak selalu demikian
jelas. Bagaimana dengan Anda?. Apakah Anda paham rencana Allah bagi
Anda. Jika ya, apakah Anda telah mewujudkannya,
atau apakah Anda membiarkan kekhawatiran-kekhawatiran dalam hidup ini membuat
Anda berpaling dari-Nya?. Mari kita
menyerahkan diri kita sepenuhnya dalam rancangan dan rencana Allah bagi kita
dan bersedia melakukan kehendak-Nya. 1.
“Seluruh
kehidupan dan tingkah laku gereja diketahui Yesus Kristus”. 2.
Ay 2: “Aku
tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa
engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah
mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak
demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta”.
1) ‘Aku
tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu’.
a) ‘Aku
tahu’.
Homer Hailey: “‘I know’ ... ‘thy works’ (Ephesus,
Thyatira, Sardis, Philadelphia, Laodicea), ‘thy tribulation’ (Smyrna), ‘where
thou dwellest’ (Pergamum). The variations are due to differing circumstances.
The One in their midst knows all about each church and each one that makes up
the church; nothing is hidden from His eyes, ‘but all things are naked and laid
open before the eyes of him with whom we have to do’ (Heb. 4:13). Whether it be
works, tribulation, or extremely trying surroundings that test the faith of His
saints, He knows!” [=
‘Aku tahu’ ... ‘pekerjaanmu’ (Efesus, Tiatira, Sardis, Filadelfia, Laodikia),
‘kesusahanmu’ (Smirna), ‘dimana engkau diam / tinggal’ (Pergamus). Variasi ini
disebabkan oleh perbedaan keadaan. Ia yang ada di tengah-tengah mereka mengetahui
segala sesuatu tentang setiap gereja dan setiap orang yang membentuk gereja
itu; tidak ada apapun yang tersembunyi dari mataNya, ‘tetapi segala sesuatu
telanjang dan terbuka di depan mata Dia dengan siapa kita harus berurusan’ (Ibr
4:13). Apakah itu adalah pekerjaan, kesusahan, atau keadaan sekitar yang sangat
berat yang menguji iman dari para orang kudusNya, Ia tahu!] - hal 117-118.
Penerapan:
Apakah dalam penderitaan / problem yang banyak, berat, dan
berlarut-larut, saudara lalu beranggapan bahwa Tuhan tidak mengetahui hal itu?
H. L. Ellison (Daily Bible Commentary): “Our
knowledge of ourselves is at best distorted by self-interest, ignorance and
prejudice. We see in part and we know in part. Christ’s knowledge is complete,
objective and constructive” (=
Sebaik-baiknya pengetahuan / pengenalan kita tentang diri kita sendiri, itu
tetap disesatkan oleh kesenangan diri sendiri, ketidaktahuan dan prasangka.
Kita melihat sebagian dan kita mengetahui / mengenal sebagian. Pengetahuan
Kristus adalah lengkap, obyektif dan membangun) - hal 457.
b) ‘segala
pekerjaanmu’.
·
Kata ‘pekerjaan’ di sini sekalipun juga
mencakup pelayanan mereka, tetapi tidak hanya menunjuk pada pelayanan mereka,
melainkan menunjuk pada seluruh aspek kehidupan mereka.
·
kalau saudara adalah orang yang hidup
benar tetapi selalu disalah-mengerti oleh orang lain, dan dianggap jahat, maka
inilah hiburan bagi saudara: Kristus tahu segala pekerjaan / kehidupan saudara!
Manusia bisa salah mengerti, tetapi Kristus tidak! Sebaliknya, kalau saudara
hidup jahat tetapi saudara pandai bersikap munafik dan bersandiwara sehingga
banyak orang menganggap bahwa saudara adalah orang baik, maka ingat bahwa
Kristus tahu segala pekerjaan / kehidupan saudara!
c) ‘jerih
payahmu’.
Leon Morris (Tyndale): “KOPOS signifies labour to the point of
weariness” (=
KOPOS menunjukkan pekerjaan sampai lelah) - hal 59.
William Barclay: “The Risen Christ praises their ‘toil’.
The word is KOPOS and it is a favourite New Testament word. Tryphena, Tryphosa
and Persis all ‘work hard’ in the Lord (Romans 16:12). The one thing that Paul
claims is that he has ‘worked harder’ than all (1Corinthians 15:10). He fears
lest the Galatians slip back, and his ‘labour’ is in vain (Galatians 4:11). In
each case - and there are many others - the word is either KOPOS or the verb
KOPIAN. The special characteristic of these words is that they describe the
kind of toil which takes everything of mind and sinew that a man can put into
it. The Christian way is not for the man who fears to break sweat. The
Christian is to be a toiler for Christ, and, even if physical toil is
impossible, he can still toil in prayer” [= Kristus yang telah bangkit memuji ‘jerih payah’
mereka. Kata yang dipakai adalah KOPOS dan itu adalah kata favorit dalam
Perjanjian Baru. Trifena, Trifosa dan Persis semua ‘bekerja keras’ dalam Tuhan
(Ro 16:12). Satu hal yang diklaim oleh Paulus adalah bahwa ia bekerja
lebih keras dari semua (1Kor 15:10). Ia takut orang Galatia akan tergelincir ke
belakang, dan ‘jerih payah / susah payah’nya menjadi sia-sia (Gal 4:11). Dalam
setiap kasus - dan ada banyak yang lain - kata yang dipakai adalah KOPOS atau
kata kerja KOPIAN. Karakter khusus dari kata-kata ini adalah bahwa mereka
menggambarkan jenis jerih payah yang menggunakan segala sesuatu dari pikiran
dan otot. Jalan Kristen bukanlah untuk orang yang takut untuk berkeringat.
Seorang Kristen harus berjerih payah untuk Kristus, dan bahkan jika jerih payah
secara fisik tidak mungkin dilakukan, ia masih bisa berjerih payah dalam doa] - hal 62.
Pulpit Commentary: “it denotes the Divine delight in the
quality as well as the quantity of their works. It was strenuous,
whole-hearted, earnest. Too many who work for the Lord do so as if with but one
hand, or even with one finger” (= ini menunjukkan kesenangan Ilahi terhadap kwalitas
maupun kwantitas dari pekerjaan mereka. Itu adalah berat, sepenuh hati,
sungguh-sungguh. Banyak orang yang bekerja untuk Tuhan melakukannya seakan-akan
hanya dengan satu tangan, atau bahkan dengan satu jari) - hal 77.
Penerapan:
Apakah saudara betul-betul berjerih payah / bekerja keras untuk Kristus?
Atau hanya bekerja secara santai? Atau bahkan tidak pernah bekerja sama sekali?
Ingat bahwa Kristus tahu semua itu! Apakah pada akhir jaman saudara ingin
mendengar kata-kata Kristus seperti yang ada dalam Mat 25:26 - ‘Hai kamu hamba yang jahat dan malas ...’? Bandingkan juga dengan Luk 19:22.
d) ‘ketekunanmu’.
Kata bahasa Yunani yang digunakan adalah HUPOMONE, yang telah saya jelaskan
dalam pembahasan Wah 1:9.
John Stott (hal 24) mengatakan bahwa gereja Efesus ini mendapatkan
oposisi lokal, karena Efesus merupakan:
·
tempat pertemuan dari banyak agama.
·
salah satu pusat penyembahan kaisar di
propinsi itu.
·
pusat penyembahan kepada Dewi Diana /
Artemis (Kis 19:23-40).
Ini menyebabkan gereja / orang kristen Efesus dibenci oleh banyak orang
di sana, dan bahkan diboikot sehingga kehilangan langganan dalam bisnis, dan
bahkan mendapatkan problem dalam berbelanja. Bahkan mungkin ada penganiayaan
secara fisik terhadap orang kristen di Efesus. Tetapi menghadapi semua itu
mereka tetap bertekun!
e) Adam Clarke memperhatikan
bahwa ay 2-3 merupakan pujian dan ay 4 merupakan kecaman, dan lalu
mengatakan bahwa hal-hal yang baik selalu disebut lebih dulu, dan ini
menunjukkan bahwa Allah lebih senang memperhatikan yang baik dari pada yang
jahat dalam diri seseorang / sebuah gereja.
Penerapan:
Bagaimana dengan saudara? Apakah saudara lebih senang / bersukacita pada
waktu mendapatkan hal-hal yang baik dalam diri seorang kristen dari pada
mendapatkan hal-hal yang jahat / jelek? Ada banyak orang kristen yang merasa
senang / bersukacita kalau mendengar ada hal-hal yang jelek tentang seorang
kristen lain. Ini aneh, tetapi nyata! Mungkin ini menyenangkan, karena dengan
demikian mereka merasa dirinya lebih baik dari orang itu. Jangan menjadi orang
seperti itu! Itu jelas lebih mirip setan dari pada Allah! 3.
DAFTAR PUSTAKA:
1.
Jon
Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007.
Hal 41
2.
The
SDA Bible Commentary, Jilid 7, U.S.A: Review and Herald Publishing Association,
Revised, 1980.hal.743
3.
Pdt.
Budi Asali M.Div- Eksposisi Wahyu kepada Yohanes.