Selasa, 23 April 2013

Wahyu Kepada Yohanes (27-33)




WAHYU KEPADA YOHANES –(27)
“KARENA ITU TULISKANLAH APA YANG TELAH KAULIHAT, BAIK YANG TERJADI SEKARANG MAUPUN YANG AKAN TERJADI SESUDAH INI” (Wahyu 1:19).

MEMBERITAHUKAN TENTANG MASA DEPAN
  
   “Dalam ayat 11, malaikat memberitahukan pada Yohanes untukmenuliskan apa yang kaulihat dalam sebuah kitab dan mengirimkannya kepada ketujuh jemaat.”  Kata “melihat” adalah dalam bentuk saat ini (present tense), mengindikasikan bahwa Yohanes telah ada di dalam penglihatan dan penglihatan itu akan berlanjut terus beberapa waktu lamanya.  Di lain pihak, ayat 19 memerintahkan sang nabi “menuliskan apa yang kau lihat.”  Kata “melihat” tidak lagi dalam bentuk saat ini.  Ini menyatakan bahwa Yohanes telah menerima seluruh penglihatan di antara ayat 10, di mana ia dikuasai oleh roh, dan ayat 18, di mana ia menyelesaikan naratif perjumpaannya dengan Yesus.  Dalam ayat 19 penglihatan itu telah selesai, dan tibalah saatnya untuk mulai menulis.
   Menurut ayat 19, isi Kitab Wahyu terbagi menjadi dua ketegori, yaitu hal-hal yang terjadi sekarang dan hal-hal yang harus terjadi setelah ini.

   Wahyu 4:1 mengulangi bahasa Wahyu 1:19, “Naiklah kemari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini.”  Maka, ayat 19 agaknya menjadi pemberi struktur untuk sisa kitab ini.  Bagian pertama penglihatan ini mencakup “hal-hal yang ada.”  Itu berarti pesan kepada tujuh jemaat (Wahyu 2 dan 3).  Isi penglihatan terfokus khusus pada peristiwa-peristiwa di masa depan, dilihat dari sudut pandang Yohanes.  Tapi apa gunanya bagi gereja mengetahui peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa depan?.  Allah memberitahukan kepada kita tentang masa depan supaya kita bisa tiba di sana.”
        Jon Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007.

    “Menurut pendapat Anda, mengapa Yohanes, yang sudah diperintahkan dalam ayat 11 menuliskan dalam sebuah buku apa yang dia lihat, disuruh menulis kemali?.  Perhatikan bahwa dua dimensi baru ditambahkan kepada apa yang harus ia tuliskan “baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini”.(ayat 19).  Pekabaran Yohanes dalam Wahyu berlaku untuk zaman di mana ia menulis dan untuk jemaat serta dunia masa mendatang hingga kedatangan Yesus kedua kali.”

Leo R. Van Dolson, “Kemenangan Sekarang ini-Kemuliaan Masa Mendatang”(Wahyu, Bagian I ), Bandung: Indonesia Publishing House, Pelajaran Sekolah Sabat Penuntun Guru, April-Juni 1989.

WAHYU KEPADA YOHANES –(28)
“Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan  kananKu dan ketujuh kaki dian emas itu: KETUJUH BINTANG ITU IALAH MALAIKAT KETUJUH JEMAAT” (Wahyu 1:20).
         
PENJAGAAN MALAIKAT KEPADA JEMAAT-NYA

   “Apakah malaikat ketujuh jemaat itu?.  Sebagian penerjemah beranggapan bahwa mereka adalah utusan-utusan yang membawa wahyu Yohanes dan membacakannya kepada jemaat-jemaat.  Yang lainnya beranggapan bahwa mereka adalah para pendeta atau pemimpin gereja.  Yang lain menyimpulkan bahwa mereka adalah para penjaga rahasia Allah yang memberi pertolongan saat dibutuhkan.  Kitab Wahyu penuh dengan malaikat.  Kebanyakan dari mereka jelas-jelas bukan manusia biasa.  Dalam tradisi Yahudi, malaikat membimbing akitivitas para pemimpin dunia (Dan.10:13,20,21) dan kadang bertanggung jawab atas perilaku para penguasa dunia.  Mungkin ketujuh malaikat ini mengawasi para pemimpin gereja.  Sungguh menyenangkan mengetahui bahwa gereja, walaupun lemah dan tidak sempurna, mendapatkan penjagaan yang sama dari malaikat-malikat Tuhan seperti halnya setiap kita”.
Jon Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007.

“Malaikat” kadang-kadang berarti utusan manusia.  “Tujuh bintang adalah malaikat-malaikat dari tujuh jemaat.”  Bahasa Yunani untuk “malaikat” dalam Perjanjian Baru menunjukkan utusan manusia.  Perkataan itu diterjemahkan “utusan” dalam Matius 11:10; Luk.7:24; 9:52; dan Yak.2:25.”
Leo R. Van Dolson, “Kemenangan Sekarang ini-Kemuliaan Masa Mendatang”(Wahyu, Bagian I ), Bandung: Indonesia Publishing House, Pelajaran Sekolah Sabat Penuntun Guru, April-Juni 1989.
Ay 20: “Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kananKu dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat.’”.
1)   ‘rahasia’.
Homer Hailey: “In the New Testament the word ‘mystery’ describes the purpose and plan of God for human redemption, formulated in His own mind after the counsel of His will, closely guarded by Himself and neither known nor understood by man until revealed and made known by the Lord” (= Dalam Perjanjian Baru kata ‘misteri’ menggambarkan rencana Allah untuk penebusan umat manusia, dirumuskan dalam pikiranNya menurut rencana kehendakNya, dijaga dengan teliti olehNya sendiri dan tidak diketahui ataupun dimengerti oleh manusia sampai hal itu dinyatakan dan diberitahukan oleh Tuhan) - hal 114.
2)   ‘Tujuh bintang’ menunjuk kepada ‘malaikat ke tujuh jemaat’.
Tetapi apa yang dimaksud dengan ‘malaikat jemaat / gereja’ itu? Ada bermacam-macam penafsiran yaitu:
a)   Orang yang dikirim kepada Yohanes untuk mengetahui keadaannya.
b)   Karakter rohani, keadaan batin dari gereja.
c)   Malaikat penjaga gereja.
Tetapi dalam Wah 2:1,8,12,18  Wah 3:1,7,14 dikatakan bahwa rasul Yohanes diperintahkan untuk menulis surat kepada ‘malaikat jemaat / gereja’ itu, dan karena itu tidak masuk akal kalau ini menunjuk kepada malaikat. Keberatan ini juga bisa diterapkan pada penafsiran pertama dan kedua di atas.
d)   Pimpinan gereja, khususnya pemberita Firman Tuhan dalam gereja.
Perlu diingat bahwa baik kata bahasa Ibrani MALAKH maupun kata bahasa Yunani ANGGELOS bisa diartikan ‘angel / malaikat’ atau ‘messenger / utusan’. Misalnya: Mal 3:1 kata MALAKH diterjemahkan ‘utusan’ dan ditujukan kepada Yohanes Pembaptis.
Herman Hoeksema: “... the minister of the Word of God. They are called ‘angels’ simply because they are God’s servants and messengers. And they are symbolized in stars, not because the churches receive their light only and absolutely from them, but because it is the Lord’s good pleasure to enlighten and instruct His church in the world through their ministry. Through them especially it pleases Christ to preach and to preserve His Word” (= ... pelayan Firman Allah. Mereka disebut ‘malaikat’ karena mereka adalah pelayan dan utusan Allah. Dan mereka disimbolkan dengan bintang, bukan karena gereja-gereja menerima terang mereka hanya dari mereka secara mutlak, tetapi karena merupakan kesenangan Tuhan untuk menerangi dan mengajar gerejaNya dalam dunia melalui pelayanan mereka. Merupakan sesuatu yang memperkenan Kristus untuk mengkhotbahkan dan memelihara FirmanNya khususnya melalui mereka) - hal 41-42.
Saya memegang penafsiran yang terakhir (d).
3)   Tujuh bintang itu ada pada tangan Kristus (bdk. 2:1).
a)   Herman Hoeksema:“you cannot separate these ‘stars’ from Christ. He holds them in His right hand. Without Him they are nothing. Unless Christ Himself works through them, they cannot function. Only when Christ, as the Chief Prophet, speaks His Word, can there be preaching” (= engkau tidak dapat memisahkan ‘bintang-bintang’ ini dari Kristus. Ia memegang mereka di tangan kananNya. Tanpa Dia, mereka bukan apa-apa. Kecuali Kristus sendiri bekerja melalui mereka, mereka tidak dapat berfungsi. Hanya pada waktu Kristus, sebagai Kepala Nabi, menyampai-kan FirmanNya, maka di sana bisa ada suatu khotbah) - hal 42.
Penerapan:
Karena itu banyaklah berdoa untuk hamba Tuhan / pendeta / pengkhotbah, baik dalam persiapan mereka maupun dalam penyampaian Firman yang mereka lakukan, supaya Tuhan betul-betul memakai mereka untuk menyampaikan FirmanNya.
b)   Pulpit Commentary: “In his right hand seven stars, holding those who have the place of responsi-bility in his Church, in the place of security, honour, and renown. The over-seers of the Churches are Christ’s special care” (= Dalam tangan kananNya ada ketujuh bintang, memegang mereka yang mempunyai tempat tanggung jawab dalam gerejaNya dalam tempat aman, terhormat, dan terkenal. Penilik / pengawas / penatua gereja merupakan perhatian khusus dari Kristus) - hal 16.
Penerapan:
Kata-kata ini mungkin menyenangkan untuk saudara yang adalah seorang penatua / penilik jemaat / majelis. Tetapi ingat bahwa harus ada timbal baliknya. Majelis / penilik jemaat / penatua juga harus ikut Kristus dan melayani Kristus dengan sungguh-sungguh!.
                    Pdt. Budi Asali M.Div- Eksposisi Wahyu kepada Yohanes.

WAHYU KEPADA YOHANES –(29)
“Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan  kananKu dan ketujuh kaki dian emas itu: Ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan KETUJUH KAKI DIAN ITU IALAH KETUJUH JEMAAT” (Wahyu 1:20).

HUBUNGAN YESUS YANG INTIM DENGAN GEREJA-NYA.

   Wahyu 1:12-20 menyajikan gambaran fantastis tentang “seorang serupa Anak Manusia”(Yesus) sedang berdiri di tengah-tengah tujuh kaki dian emas.  Dalam ayat 20, tujuh kaki dian melambangkan tujuh jemaat di Asia Kecil.  Jadi ide kunci dalam pasal 1 ini adalah hubungan Yesus dengan gereja-Nya sangatlah intim.  Makin membuat pengamatan menarik adalah fakta gambaran tentang Yesus di bagian kedua dari masing-masing surat, dalam dua pasal sesudahnya mencakup karakteristik-karakteristik Dia yang disinggung di pasal 1. Misalnya, surat kepada jemaat di Efesus (Why.2:1) menggambarkan Yesus sebagai Dia yang memegang tujuh bintang di tangan-Nya (Why.1:20) dan berjalan di tengah-tengah tujuh kaki dian emas (ayat 12,13).  Dalam surat kepada jemaat di Smirna (Why.2:8), Dia adalah Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati namun hidup(Why.1:17,18).  Lalu dalam surat kepada jemaat di Pergamus (Why.2:12), dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua(Why.1:16).  Jadi keadaan itu pun berlanjut terus.  Dengan kata lain, Yesus menyajikan diri-Nya secara berbeda-beda kepada masing-masing jemaat.  Tidak satu jemaat pun memiliki gambaran utuh tentang diri Yesus. 
   Dengan mempertimbangkan kebutuhan serta karakteristik unik masing-masing jemaat, Yesus mampu menyesuaikan dengan kebutuhan serta karakteristik tertentu dari masing-masing jemaat.  Atau dengan kata lain, Dia menawarkan jurus berbeda-beda kepada masing-masing orang!.
   Gambaran Yesus ini berdampak luar biasa terhadap kehidupan Kristiani sehari-hari.  Satu hal, Dia tahu semua tiap-tiap jemaat (Why.2:2,9,13, dan seharusnya), bahkan sebelum mereka menyadari kehadiran-Nya.” 1.

    “Karena “Ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat”(Wahyu 1:20), berarti Yesus Kristus benar-benar hadir ditengah-tengah Jemaat-Nya (Immanuel=Allah beserta kita)”. 2.

DAFTAR PUSTAKA:
1.   Jon Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007 hlm.37
2.   Silitonga, HSP, Biarlah Daniel & Wahyu Berbicara. Penerbit: PT.Prosa
Media Prima, Bandung,hlm.135.


WAHYU KEPADA YOHANES –(30)

“Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di…(Wahyu 2:1,8,12,18; 3:1,7,14)

PESAN LANGSUNG DARI YESUS

   “Walaupun Kitab Wahyu memiliki banyak persamaan dengan kitab-kitab apokaliptik kuno lainnya, surat-surat yang termuat dalam Wahyu 2 dan 3 tidak memiliki karakter yang jelas.  Sebagian sarjana Alkitab mengatakan, surat-surat itu adalah “surat-surat profetik,” jenis tulisan yang muncul dalam Perjanjian Lama ( 2 Taw.21:12-15; Yer.29) serta literatur Yahudi mula-mula (2 Barukh 77:17-19; Surat Yeremia 1).  Surat-surat semacam itu menyandang otoritas sangat besar, dan orang-orang memperlakukannya seakan-akan surat itu adalah titah raja layaknya.
   Para arkeolog menemukan bukti bahwa orang-orang Mesir mengirimkan surat-surat ke Asia Kecil dan menerima balasannya dalam waktu kurang dari 25 hari.  Tidak banyak berbeda dengan zaman sekarang!.  Surat-surat hampir selalu memperkenalkan unsur ketegangan.  Dari amplopnya kita bisa menebak pengirim dan tujuannya, tetapi isinya masih tetap merupakan kejutan.   Bayangkan ketegangan di kota-kota di Asia Kecil saat para pembaca Wahyu mendengar bagian yang bunyinya, “Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus,” atau “Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna.”  Para anggota jemaat-jemaat ini pastinya menahan napas saat menantikan pesan langsung dari Yesus ini.  Dan kumpulan surat-surat itu berisikan banyak kejutan!.” 1.

“Wahyu 2. Surat-surat kepada jemaat-jemaat di Efesus, Smirna, Pergamus, dan Tiatira.   Wahyu 2:1-7 MENCINTAI KEBENARAN TETAPI KEHILANGAN KASIH.
   Buku Wahyu pada dasarnya adalah sebuah surat, yang ditulis dan dikirimkan kepada ketujuh jemaat di Asia Kecil: Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatiara, Sardis, Filadelfia, dan Laodikia.  Semua ini adalah jemaat yang benar-benar ada, tetapi bukan gereja-gereja itu saja yang ada di provinsi Roma ketika Yohanes menulis buku Wahyu itu.  Sebelumnya, rasul Paulus telah menulis surat kepada jemaat di Kolose di mana dia telah meminta orang-orang di Kolose itu agar surat itupun dapat pula dibaca di jemaat Laodikia sebagaimana itu dibacakan di jemaat mereka sendiri.(Kol.4:16).
   MENGAPA TUHAN MEMILIH KETUJUH JEMAAT INI?
   Dipilih karena kebutuhan-kebutuhan rohani serta keadaan mereka secara umum menggambarkan keadaan dari pelbagai bagian dan jemaat sejagad pada masa mana saja dan pada sepanjang sejarah.  Jumlah seluruhnya ada tujuh menunjukkan bahwa secara bersama-sama jemaat-jemaat itu melambangkan keseluruhan tubuh dari umat percaya masa lampau dan masa sekarang.  Pekabaran-pekabaran kepada ketujuh jemaat itu seluruhnya relevan bagi jemaat zaman sekarang.  Sebagai contoh, beberapa jemaat mungkin secara rohani suam dan papa, sementara yang lainnya menghadapi penganiayaan oleh sebab kesetiaan mereka kepada Tuhan.
   Ketujuh jemaat juga secara penerapan historis, melukiskan secara simbolis periode-periode jemaat Kristen dan saat kelahirannya hingga masa kesudahan.
  
   Wahyu 2:1—Kristus mengendalikan dan memelihara jemaat itu.  Menunjukkan pengendalian sepenuhnya oleh Kristus atas keseluruhan jemaat.  Kristus tidaklah menahan jemaat itu menentang keinginannya.  Dia memberi perlindungan dan keamanan bila umat-Nya menjaga persatuan mereka dengan Dia.
   Penglihatan tentang Kristus di tengah-tengah kakidian melambangkan kehadiran dan kegiatan-Nya di dalam dan di antara jemaat-jemaat itu satu demi satu.  Tuhan kita tidaklah jauh dari kita, akan tetapi menjumpai kita di dalam perbaktian, dalam belajar, dan dalam persahabatan.  Dia beserta kita di dalam waktu pencobaan, seperti pada saat kemenangan, dan mengaruniakan rahmat-Nya sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan kita.
   KRISTUS MEMPERHATIKAN JEMAAT DAN ANGGOTA-ANGGOTA-NYA.
   “Kristus berjalan di tengah-tengah jemaat-jemaat-Nya melalui panjang dan luasnya bumi.  Dia memandang dengan penuh perhatian apakah umat-Nya berada di dalam suatu kondisi kerohanian agar mereka dapat mewarisi kerajaan-Nya.  Dia hadir dalam setiap kebaktian jemaat.  Dia mengetahui mereka yang hatinya dapat dipenuhi-Nya dengan minyak yang suci, sehingga mereka boleh membagikannya kepada orang lain.  Mereka yang dengan setia melakukan pekerjaan Kristus, memperlihatkan di dalam perkataan dan tingkah laku akan tabiat Allah, memenuhi maksud Tuhan bagi mereka, dan Kristus merasa puas di dalam mereka”.
                                   SDA Bible Commentary, jil.7, hal.956. 2.
DAFTAR PUSTAKA:
1.   Jon Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007 hal.38.
2.   Leo R. Van Dolson, “Kemenangan Sekarang ini-Kemuliaan Masa Mendatang”(Wahyu, Bagian I ), Bandung: Indonesia Publishing House, Pelajaran Sekolah Sabat Penuntun Guru, April-Juni 1989, hal.32-36.

WAHYU KEPADA YOHANES –(31)

   Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di…(Wahyu 2:1,8,12,18; 3:1,7,14).

ALLAH SANGAT PEDULI KEPADA JEMAAT-JEMAAT-NYA.
 
      “Logika Barat dengan persamaan ini: A+B=C.  Segala sesuatu mengarah kepada kesimpulan.  Namun logika Ibrani dalam Alkitab berbeda: A+B=A !  Logika Ibrani berbalik kepada dirinya sendiri.  Logika Barat menekankan kepada kesimpulan, logika Ibrani menekankan pada pusat.
   Ketujuh jemaat agaknya memiliki struktur logika Ibrani: A-B-A.  Yesus samasekali tidak mengritik Smirna dan Filadelfia (jemaat kedua dan keenam); Pergamus dan Sardis (ketiga dan kelima) tampaknya mengalami kemunduran serius; Efesus dan Laodikia (yang pertama dan terakhir) mengalami permasa-
lahan serupa.  Gereja ditengah-tengah, yaitu Tiatira, tampaknya mengalami dua fase, dan pesan terpanjang yang ditujukan kepadanya.  Strukturnya jadi seperti kaki dian bercabang tujuh dengan tiga cabang pada masing-masing sisinya, satu di tengah, dan sepasang cabang bertemu pada titik yang sama di pangkal kaki dian: Efesus dan Laodikia berada di ujung yang berlawanan dari kaki dian; Smirna dan Filadelfia di tingkatan selanjutnya; Pergamus dan Sardis di atasnya, serta Tiatira pada puncaknya.  Allah sangat peduli kepada mereka(jemaat-jemaat di Asia Kecil) sehingga Dia menerima mereka apa adanya.”
Jon Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007 hal.39.

   
WAHYU KEPADA YOHANES –(32)

   “Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan BERJALAN DI ANTARA KETUJUH KAKI DIAN EMAS ITU” (Wahyu 2:1).

   “Yesus “menyesuaikan diri” menghadapi realita tentang ketujuh jemaat.  Ia menerima mereka apa adanya dan memberikan kepada mereka gambaran unik tentang diri-Nya yang cocok dengan situasi hidup mereka saat itu. 1.

   “Sebagian orang menyimpulkan bahwa nama Efesus itu berarti “disukai”.  Dalam zaman Yohanes Efesus merupakan kota utama dari provinsi Roma di Asia, dan belakangan menjadi ibukotanya…Kekristenan tampaknya dikuman-
dangkan di sana pertama-tama pada sekitar tahun 52 Masehi oleh Paulus, ketika dia mampir sejenak sambil pulang ke Yerusalem dan Antiokia dari Perjalanan Penginjilan Kedua.”  Paulus kembali pada Perjalanan Penginjilan Ketiga barangkali satu atau dua tahun kemudian.  “Saat itu rasul tinggal di Efesus selama kira-kira tiga tahun…lebih lama daripada di tempat mana pun pada perjalanan-perjalanan penginjilannya yang tercatat.  Hal ini menunjuk-
kan bahwa pekerjaannya disitu membuahkan hasil yang istimewa…Pada saat buku Wahyu ditulis, Efesus pastilah merupakan salah satu pusat utama Kekristenan.” 2.

   “Jemaat di Efesus melambangkan jemaat zaman rasul-rasul, yang terkenal karena kerja keras dan kesabarannya.  Umat Kristen mula-mula berusaha tanpa mengenal lelah membersihkan jemaat dari pencemaran moral dan ajaran palsu.  Namun mereka cenderung menjadi dogmatis dan tidak toleran.  Penilaian mereka menjadi buram, dan perasaan-perasaan mereka menjadi keras.  Mereka kehilangan kasih yang besar bagi Tuhan dan Injil-Nya yang pada mulanya mendorong mereka.” 3.

   “Kristus dengan memakai nama yang berlainan, menyuruh Yohanes menuliskan berita pengliharannya kepada empat sidang/jemaat: Efesus, Smirna, Pergamus, dan Tiarita (ayat 1-29).  EFESUS – desirable = yang dirindukan ( Periode abad I : 31-100---ayat 1-7).
    EPESUS : Kota terkenal di  Asia Kecil (sekarang Republik Turki) yang kemudian menjadi ibukota propinsi Asia dari kerajaan Romawi.  Paulus dua kali berkunjung ke sana dan Yohanes perna menjadi pemimpin jemaat disana.
    GAMBARAN TENTANG YESUS :  Yang memegang ketujuh bintang ditangan kanannya dan yang berjalan di antara ketujuh kaki-dian
1.   Bintang-bintang di tangan kanan melukiskan pemimpin-pemimpin jemaat Tuhan yang berada dibawah lindungan, pengawalan, dan pemeliharaan Tuhan.
2.   Berjalan di antara kaki-dian melukiskan penjagaan dan perhatian serta pelayanan Kristus atas ketujuh jemaat-Nya.
   Kristus tahu –pekerjaan, jerih payah dan ketekunan mereka.

PUJIAN : Ia mengerti pekerjaan, jerih payah, ketekunan, dan ketidak sabaran jemaat Efesus terhadap orang-orang jahat :
1.   PEKERJAAN –Melukiskan bahwa Yesus mengetahui kegiatan atau tindakan jemaat Efesus yang mencerminkan tabiat moralnya.
2.   JERIH PAYAH – Melukiskan kelelahan yang diakibatkan oleh kesungguhan bekerja (Pengkh.3:22).
3.   TIDAK SABAR TERHADAP ORANG JAHAT—Melukiskan sikap tegas dari jemaat Efesus terhadap ajaran-ajaran salah yang terdapat di tengah-tengahnya.
4.   MENCOBAI YANG MENYEBUT DIRINYA RASUL—Melukiskan upaya jemaat Efesus menyelidiki tuntutan-tuntutan dan pengajaran-pengajaran rasul-rasul palsu.
a.    Yohanes menganjurkan untuk menguji roh-roh (1 Yoh.4:1-3).
b.   Paulus mengajak untuk menguji segala sesuatu serta memegang yang baik (1 Tes.5:21).
·         Rasul-rasul palsu –Melukiskan adanya dua faham/ajaran yang mengancam jemaat Efesus, yaitu DOCETISME dan GNOSTICISME.
a.    DOCETISME –faham yang mengajarkan bahwa Yesus hanya tampaknya saja seperti manusia.
b.   GNOSTICISME adalah faham yang menyangkal penjelmaan Tuhan menjadi manusia (Orang yang terlalu percaya kepada ilmu).
5.   MEMBENCI PERBUATAN PENGIKUT-PENGIKUT NIKOLAUS—Melukiskan penolakan jemaat Efesus terhadap faham Gnosticisme.
a.    NIKOLAUS—adalah seorang dari tujuh orang diakon (Kisah 6:5).
b.   Para pengikut Nikolaus adalah penganut faham Gnosticisme.
CELAAN/KEBERANAN/TEMPLAKAN :Meninggalkan kasih yang semula.
1.   Meninggalkan kasih yang semula – Melukiskan penyimpangan atau lunturnya kesucian iman dan kasih sejati terhadap Tuhan, kebenaran dan sesamanya.
AMARAN :  Jika tidak bertobat, Tuhan akan mengambil kaki dian dari tempatnya.
1.   Jika tidak bertobat, akan diambil kaki dian dari tempatnya –Melukiskan bahwa bila ajakan untuk bertobat tidak dihiraukan maka status(hak) jemaat Efesus sebagai perwakilan Kristus (calon sorga) yang syah akan dicabut.
NASEHAT(Ajakan) : Yang bertelinga hendaklah mendengarkan.
1.   Yang bertelinga hendaklah mendengar –Melukiskan, agar perhatian diberikan kepada ajakan itu dengan penuh pengertian.
PAHALA(JANJI UPAH) : Kepada yang menang akan diberi makan dari pohon kehidupan.
1.   Kepada yang menang akan diberi makan dari pohon kehidupan –Melukiskan bahwa orang-orang percaya yang menang atas bujukan rasul-rasul dan guru-guru palsu untuk memakan dari pohon pengetahuan manusiawi, akan makan dari pohon kehidupan di Eden yang akan dikembalikan kelak (Patriach and Prophet, hlm.62).  4.
 ‘Efesus’.
a)   Ini adalah kota yang besar pada jaman itu, dan bahkan merupakan kota terbesar dari propinsi Asia.
·        William Barclay: “Pergamum was the official capital of the province of Asia but Ephesus was by far its greater city” (= Pergamus adalah ibukota resmi dari propinsi Asia, tetapi Efesus adalah kota yang jauh lebih besar) - hal 58.
·        Steve Gregg (hal 64) mengatakan bahwa kota Efesus mempunyai penduduk kira-kira 250.000 orang. Bandingkan dengan kota Niniwe yang sekalipun penduduknya hanya 120.000 orang sudah disebut sebagai kota yang besar (Yunus 4:11).
Catatan: tetapi kebanyakan penafsir menganggap bahwa 120.000 orang di Niniwe itu hanyalah bayi-bayinya saja (sampai usia 3-4 tahun), karena dikatakan mereka tidak bisa membedakan tangan kanan dari tangan kirinya. Dengan demikian penduduk Niniwe diperkirakan sebanyak 600.000 orang.
b)   Gereja Efesus didirikan dan dilayani oleh tokoh-tokoh yang hebat-hebat.
Gereja di sini didirikan oleh Paulus (H. L. Ellison, ‘Daily Bible Commentary’, hal 457), yang bersama-sama dengan Priskila dan Akwila singgah di sana dalam perjalanan misionarisnya yang ke 2, pada sekitar tahun 52 M (Kis 18:19). Paulus lalu meninggalkan Efesus, sedangkan Priskila dan Akwila tetap di Efesus (Kis 18:20-21). Karena itu ada yang beranggapan bahwa pendiri gereja Efesus bukan Paulus tetapi Priskila dan Akwila (Ladd, hal 37). Lalu dalam perjalanan misionarisnya yang ketiga, Paulus singgah ke Efesus lagi dan melayani gereja ini selama kira-kira 3 tahun (bdk. Kis 19:1-8,10,22  Kis 20:31).
Beasley-Murray: “From the letters of Paul and the book of Acts it is evident that the apostle had the most notable ministry of his missionary career in this city” (= Dari surat-surat Paulus dan Kitab Kisah Para Rasul jelas bahwa sang rasul mempunyai pelayanan yang paling menyolok dari karir misionarisnya di kota ini) - hal 73.
Selain Paulus, Timotius juga pernah melayani di sana. Ini didapatkan dari tradisi (cerita turun temurun dari mulut ke mulut), tetapi juga dari 1Tim 1:3-dst.
Rasul Yohanes juga pernah tinggal dan melayani di Efesus. Ini tidak diceritakan dalam Kitab Suci, tetapi hanya dinyatakan oleh tradisi.
Homer Hailey: “Tradition says that after Paul’s death the city became the home of John for many years” (= Tradisi mengatakan bahwa setelah kematian Paulus kota itu menjadi rumah Yohanes untuk waktu yang lama) - hal 120.
Leon Morris (Tyndale): “traditions says that John lived there in his old age” (= tradisi mengatakan bahwa Yohanes tinggal di sana pada masa tuanya) - hal 59.
Robert H. Mounce (hal 86) bahkan mengatakan bahwa di antara para tokoh yang pernah melayani kota Efesus ini, rasul Yohanes adalah yang paling dekat dengan kota itu.
Apa perlunya kita tahu bahwa gereja Efesus ini didirikan dan dilayani oleh tokoh-tokoh yang hebat-hebat itu? Perlunya adalah supaya kita waspada. Kalau gereja Efesus yang didirikan dan dilayani oleh tokoh-tokoh yang luar biasa itu saja bisa kehilangan kasih yang semula, dan bahkan akhirnya dihancurkan oleh Kristus, lebih-lebih gereja kita! Karena itu, tidak peduli siapa tokoh yang mendirikan dan melayani gereja saudara, jangan lengah dalam menjaga kasih saudara supaya saudara tidak kehilangan kasih yang usungguh, jangan heran kalau gereja saudara dihancurkan oleh Kristus! . 4.
DAFTAR PUSTAKA:
1.   Jon Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007. hal.40.
2.   SDA Bible Commentary, Jld.7 hlm.742,743.
3.   Leo R. Van Dolson, “Kemenangan Sekarang ini-Kemuliaan Masa Mendatang”(Wahyu, Bagian I ), Bandung: Indonesia Publishing House, Pelajaran Sekolah Sabat Penuntun Guru, April-Juni 1989 , hal.36.
4.   DR. U. ARITONANG, Tafsiran Buku WAHYU, Universitas Advent Indonesia Cisarua-Bandung, 1988. hal.7-10.
5.   Pdt. Budi Asali M.Div- Eksposisi Wahyu kepada Yohanes.


WAHYU KEPADA YOHANES –(33)
   “AKU TAHU segala pekerjaanmu.”  AKU TAHU kesusahanmu dan kemiskinanmu.” “AKU TAHU di mana engkau diam.”  AKU TAHU segala pekerjaanmu.” ….AKU TAHU segala pekerjaanmu.” “AKU TAHU segala pekerjaanmu”. (Wahyu 2:2,9,13,19; 3:1,8,15)

TUHAN PUNYA RANCANGAN DAN RENCANA BAGI KEHIDUPAN SETIAP ORANG.

   “Pesan sama “Aku tahu segala pekerjaanmu” yang disampaikan kepada tujuh jemaat merupakan penegasan bahwa Yesus tahu segala sesuatu tentang mereka.  Yesus ingin agar jemaat dapat mengembangkan potensinya dan hidup sesuai dengan rancangan-Nya.  Kristus tahu segala sesuatunya mengenai Yohanes.  Dia punya rencana dan tujuan bagi hidup nabi itu.  Yesus menyadari bahwa sang nabi mampu menerima penglihatan-penglihatan yang kemudian membentuk inti pesan Kitab Wahyu (Wahyu 1:1).   Dengan menuliskan kitab ni, Yohanes sedang melaksanakan rencana Yesus bagi hidupNya (ayat 11,19).   Tuhan punya rancangan dan rencana bagi kehidupan setiap orang.   Dia mengatakan kepada Yeremia, :”Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa” (Yer.1:5).  Jika Tuhan punya rencana unik bagi Yeremia dan Yohanes, juga bagi tujuh jemaat, maka tak diragukan lagi Dia juga punya rencana khusus bagi setiap kita.    Tapi rancangan Allah untuk temperamen dan tujuan rohani kita tidak selalu demikian jelas.  Bagaimana dengan Anda?.  Apakah Anda paham rencana Allah bagi Anda.  Jika ya, apakah Anda telah mewujudkannya, atau apakah Anda membiarkan kekhawatiran-kekhawatiran dalam hidup ini membuat Anda berpaling dari-Nya?.  Mari kita menyerahkan diri kita sepenuhnya dalam rancangan dan rencana Allah bagi kita dan bersedia melakukan kehendak-Nya.   1.

   “Seluruh kehidupan dan tingkah laku gereja diketahui Yesus Kristus”. 2.

Ay 2: “Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta”.
1)   ‘Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu’.
a)   ‘Aku tahu’.
Homer Hailey: “‘I know’ ... ‘thy works’ (Ephesus, Thyatira, Sardis, Philadelphia, Laodicea), ‘thy tribulation’ (Smyrna), ‘where thou dwellest’ (Pergamum). The variations are due to differing circumstances. The One in their midst knows all about each church and each one that makes up the church; nothing is hidden from His eyes, ‘but all things are naked and laid open before the eyes of him with whom we have to do’ (Heb. 4:13). Whether it be works, tribulation, or extremely trying surroundings that test the faith of His saints, He knows!” [= ‘Aku tahu’ ... ‘pekerjaanmu’ (Efesus, Tiatira, Sardis, Filadelfia, Laodikia), ‘kesusahanmu’ (Smirna), ‘dimana engkau diam / tinggal’ (Pergamus). Variasi ini disebabkan oleh perbedaan keadaan. Ia yang ada di tengah-tengah mereka mengetahui segala sesuatu tentang setiap gereja dan setiap orang yang membentuk gereja itu; tidak ada apapun yang tersembunyi dari mataNya, ‘tetapi segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia dengan siapa kita harus berurusan’ (Ibr 4:13). Apakah itu adalah pekerjaan, kesusahan, atau keadaan sekitar yang sangat berat yang menguji iman dari para orang kudusNya, Ia tahu!] - hal 117-118.
Penerapan:
Apakah dalam penderitaan / problem yang banyak, berat, dan berlarut-larut, saudara lalu beranggapan bahwa Tuhan tidak mengetahui hal itu?
H. L. Ellison (Daily Bible Commentary): “Our knowledge of ourselves is at best distorted by self-interest, ignorance and prejudice. We see in part and we know in part. Christ’s knowledge is complete, objective and constructive” (= Sebaik-baiknya pengetahuan / pengenalan kita tentang diri kita sendiri, itu tetap disesatkan oleh kesenangan diri sendiri, ketidaktahuan dan prasangka. Kita melihat sebagian dan kita mengetahui / mengenal sebagian. Pengetahuan Kristus adalah lengkap, obyektif dan membangun) - hal 457.
b)   ‘segala pekerjaanmu’.
·        Kata ‘pekerjaan’ di sini sekalipun juga mencakup pelayanan mereka, tetapi tidak hanya menunjuk pada pelayanan mereka, melainkan menunjuk pada seluruh aspek kehidupan mereka.
·        kalau saudara adalah orang yang hidup benar tetapi selalu disalah-mengerti oleh orang lain, dan dianggap jahat, maka inilah hiburan bagi saudara: Kristus tahu segala pekerjaan / kehidupan saudara! Manusia bisa salah mengerti, tetapi Kristus tidak! Sebaliknya, kalau saudara hidup jahat tetapi saudara pandai bersikap munafik dan bersandiwara sehingga banyak orang menganggap bahwa saudara adalah orang baik, maka ingat bahwa Kristus tahu segala pekerjaan / kehidupan saudara!
c)   ‘jerih payahmu’.
Leon Morris (Tyndale): “KOPOS signifies labour to the point of weariness” (= KOPOS menunjukkan pekerjaan sampai lelah) - hal 59.
William Barclay: “The Risen Christ praises their ‘toil’. The word is KOPOS and it is a favourite New Testament word. Tryphena, Tryphosa and Persis all ‘work hard’ in the Lord (Romans 16:12). The one thing that Paul claims is that he has ‘worked harder’ than all (1Corinthians 15:10). He fears lest the Galatians slip back, and his ‘labour’ is in vain (Galatians 4:11). In each case - and there are many others - the word is either KOPOS or the verb KOPIAN. The special characteristic of these words is that they describe the kind of toil which takes everything of mind and sinew that a man can put into it. The Christian way is not for the man who fears to break sweat. The Christian is to be a toiler for Christ, and, even if physical toil is impossible, he can still toil in prayer” [= Kristus yang telah bangkit memuji ‘jerih payah’ mereka. Kata yang dipakai adalah KOPOS dan itu adalah kata favorit dalam Perjanjian Baru. Trifena, Trifosa dan Persis semua ‘bekerja keras’ dalam Tuhan (Ro 16:12). Satu hal yang diklaim oleh Paulus adalah bahwa ia bekerja lebih keras dari semua (1Kor 15:10). Ia takut orang Galatia akan tergelincir ke belakang, dan ‘jerih payah / susah payah’nya menjadi sia-sia (Gal 4:11). Dalam setiap kasus - dan ada banyak yang lain - kata yang dipakai adalah KOPOS atau kata kerja KOPIAN. Karakter khusus dari kata-kata ini adalah bahwa mereka menggambarkan jenis jerih payah yang menggunakan segala sesuatu dari pikiran dan otot. Jalan Kristen bukanlah untuk orang yang takut untuk berkeringat. Seorang Kristen harus berjerih payah untuk Kristus, dan bahkan jika jerih payah secara fisik tidak mungkin dilakukan, ia masih bisa berjerih payah dalam doa] - hal 62.
Pulpit Commentary: “it denotes the Divine delight in the quality as well as the quantity of their works. It was strenuous, whole-hearted, earnest. Too many who work for the Lord do so as if with but one hand, or even with one finger” (= ini menunjukkan kesenangan Ilahi terhadap kwalitas maupun kwantitas dari pekerjaan mereka. Itu adalah berat, sepenuh hati, sungguh-sungguh. Banyak orang yang bekerja untuk Tuhan melakukannya seakan-akan hanya dengan satu tangan, atau bahkan dengan satu jari) - hal 77.
Penerapan:
Apakah saudara betul-betul berjerih payah / bekerja keras untuk Kristus? Atau hanya bekerja secara santai? Atau bahkan tidak pernah bekerja sama sekali? Ingat bahwa Kristus tahu semua itu! Apakah pada akhir jaman saudara ingin mendengar kata-kata Kristus seperti yang ada dalam Mat 25:26 - ‘Hai kamu hamba yang jahat dan malas ...’? Bandingkan juga dengan Luk 19:22.
d)   ‘ketekunanmu’.
Kata bahasa Yunani yang digunakan adalah HUPOMONE, yang telah saya jelaskan dalam pembahasan Wah 1:9.
John Stott (hal 24) mengatakan bahwa gereja Efesus ini mendapatkan oposisi lokal, karena Efesus merupakan:
·        tempat pertemuan dari banyak agama.
·        salah satu pusat penyembahan kaisar di propinsi itu.
·        pusat penyembahan kepada Dewi Diana / Artemis (Kis 19:23-40).
Ini menyebabkan gereja / orang kristen Efesus dibenci oleh banyak orang di sana, dan bahkan diboikot sehingga kehilangan langganan dalam bisnis, dan bahkan mendapatkan problem dalam berbelanja. Bahkan mungkin ada penganiayaan secara fisik terhadap orang kristen di Efesus. Tetapi menghadapi semua itu mereka tetap bertekun!
e)   Adam Clarke memperhatikan bahwa ay 2-3 merupakan pujian dan ay 4 merupakan kecaman, dan lalu mengatakan bahwa hal-hal yang baik selalu disebut lebih dulu, dan ini menunjukkan bahwa Allah lebih senang memperhatikan yang baik dari pada yang jahat dalam diri seseorang / sebuah gereja.
Penerapan:
Bagaimana dengan saudara? Apakah saudara lebih senang / bersukacita pada waktu mendapatkan hal-hal yang baik dalam diri seorang kristen dari pada mendapatkan hal-hal yang jahat / jelek? Ada banyak orang kristen yang merasa senang / bersukacita kalau mendengar ada hal-hal yang jelek tentang seorang kristen lain. Ini aneh, tetapi nyata! Mungkin ini menyenangkan, karena dengan demikian mereka merasa dirinya lebih baik dari orang itu. Jangan menjadi orang seperti itu! Itu jelas lebih mirip setan dari pada Allah!    3.
DAFTAR PUSTAKA:
1.   Jon Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007. Hal 41
2.   The SDA Bible Commentary, Jilid 7, U.S.A: Review and Herald Publishing Association, Revised, 1980.hal.743
3.   Pdt. Budi Asali M.Div- Eksposisi Wahyu kepada Yohanes.