Sabtu, 18 Mei 2013

Limabelas Rahasia Keluarga Bahagia.

Disusun oleh Pdt.H.M. Siagian, MPTh.


 


Sebagian besar dari kita pasti percaya, keluarga adalah sumber kebahagiaan yang abadi. Sebuah penelitian di Jerman menyimpulkan, orang yang meletakkan keluarga sebagai prioritas utama ternyata lebih bahagia dibanding yang prioritasnya adalah kesuksesan, karir, atau materi. Penelitian ini dilakukan selama 25 tahun dengan mengamati sekitar 60 ribu rumah tangga.
Dan Prevention mengumpulkan 15 rahasia untuk menciptakan kehidupan berkeluarga yang bahagia. Inilah rahasianya…
Rahasia 1:  Nyaman satu sama lain.

Esensi dari sebuah keluarga bahagia terletak ketika kita bisa saling menopang satu dengan yang lain, dan semua itu bermuara dari bagaimana kita memperlakukan satu sama lain, jelas Rabbi Shmuley Boteach, penasihat kehidupan berkeluarga dan percintaan sekaligus pemandu acara Shalom in the Home. Ada sukacita yang bisa digambarkan dari interaksi antar anggota keluarga. “Ketika anak-anak merasa bahagia melihat orangtua mereka pulang ke rumah, dan sebaliknya ketika anak-anak pulang ke rumah para orang tua juga memiliki perasaan gembira yang sama.

Rahasia 2: Saling bertukar cerita.

Pada saat si kecil pulang dari sekolah atau beraktivitas di luar, cobalah sambut mereka dengan bertanya tentang kejadian-kejadian menarik yang mereka alami, atau biarkan mereka sekadar bercerita, saran Boteach. Jangan beri wajah sedih, malas atau bahkan tidak mood, karena dengan memberikan ‘sapaan selamat datang’ seperti itu akan membuat si kecil merasa tidak senang bertemu dengan kita.
Intinya, ketika tiba di rumah, waktu kita adalah punya anak. “Kita harus mengesampingkan semua pekerjaan, dan pastikan kita selalu membawa ‘oleh-oleh’ yang bisa dibagikan dengan si kecil, apakah cerita atau obrolan ringan,” ucap Boteach. Trik ini bisa membuat si kecil selalu memiliki sesuatu yang mereka nantikan di rumah. Momok terburuk dalam kehidupan keluarga adalah rasa bosan, dan kondisi ini bisa menjadi pemicu perselingkuhan dan anak-anak lebih suka bermain dengan teman mereka.

Rahasia 3: Tempatkan pernikahan sebagai prioritas utama.

Banyak keluarga yang selalu memosisikan anak sebagai no.1. Sayangnya itu bukan sebuah ide yang baik. Karena ini menjadi tidak adil bagi pasangan kita. Punya waktu untuk anak itu baik, tapi jangan lupa untuk selalu menyediakan waktu khusus untuk dihabiskan berdua dengan pasangan.
Rahasia 4: Selalu sempatkan untuk makan bersama.

Keluarga yang memiliki kebiasaan makan bersama akan lebih bahagia. Karena itu, Boteach mengatakan mengadakan makan malam keluarga sangatlah penting. Disinilah waktunya kita untuk saling terikat satu dengan yang lain. Bertukar cerita dan saling mengenal lebih dalam lagi. Sediakan waktu untuk makan malam bersama keluarga empat kali seminggu, saran Boteach.

Rahasia 5: Bermain bersama.

Ciptakan 1-2 aktivitas yang kita semua bisa lakukan bersama. Untuk yang masih memiliki anak kecil, membacakan ceritera sebelum tidur bisa menjadi pilihan yang baik. Atau kita bisa melakukan kegiatan, seperti piknik, bersepeda, berjalan kaki, atau berenang, dll,  setiap liburan.
Rahasia 6: Teman ada di no.2.

Dalam keluarga bahagia, keluarga selalu no.1 dan pertemanan no.2. Perlu diingat mengajar dan membesarkan anak juga harus ada fun-nya. Menetapkan peraturan boleh, tapi kita juga harus ingat anak-anak juga membutuhkan kesenangan. Ketika si kecil sudah mulai bosan dan terkekang, mereka akan mencari kegembiraan lain di luar rumah dan disanalah saatnya teman-teman mereka menjadi lebih penting ketimbang keluarga. Berteman itu penting, tapi harus tetap di bawah keluarga.

Rahasia 7:  Membatasi kegiatan anak usai sekolah.

Zaman sekarang, sangat tidak heran jika anak-anak memiliki segudang aktivitas di luar jam sekolah. Katakan saja, kursus piano, balet, pelajaran, atau bahasa inggris. Ibu hanya berperan sebagai supir dan penunggu saja. Ini bukanlah resep keluarga bahagia, kata Boteach. Tidak memiliki kegiatan usai sekolah sama sekali juga tidak baik. Intinya jangan ekstrim. Mendaftarkan si kecil ke kursus boleh saja, asalkan tidak berlebihan dan memangkas kebersamaan sebagai keluarga.

Rahasia 8 : Ciptakan ritual keluarga kita sendiri.

Bisa bersifat keagamaan atau acara khusus keluarga. “Keluarga bahagia memiliki ritual yang bermakna dan membuat kita tidak merasa tertekan ketika melakukannya,” kata Barbara Fiese, PhD, professor psikologi di Syracuse University di New York.  Ritual bisa membuat keunikan dalam keluarga kita, contohnya  mengadakan kebaktian setiap pagi(renungan pagi), acara masak-memasak bersama di hari minggu, atau karaoke di rumah. Ritual bertujuan membuat anggota keluarga makin dekat karena mereka melakuan kegiatan ini berulang-ulang kali. Agar berhasil, ritual harus bersifat fleksibel, saran Fiese. Tidak boleh kaku, kalau alat karaoke di rumah rusak kita bisa pergi ke tempat karaoke di luar.
Rahasia 9 : Gunakan nada rendah.

Ingat anak-anak masih dalam masa perkembangan. “Jadi harus ada lingkungan yang tenang di rumah,” kata Boteach. Berkomunikasilah dengan si kecil, berikan mereka aturan  dan tetapkan hukuman yang pas jika dibutuhkan. Tapi, jangan sampai kita lepas kendali dan berteriak kepada mereka. Nada tinggi saat marah akan menunjukkan kita hilang kendali dan menciptakan suasana yang tidak damai di rumah bagi anak-anak.

Rahasia 10: Jangan pernah bertengkar di depan anak-anak.

Ketika pertengkaran dan perselisihan tidak dapat dielakkan lagi, usahakan untuk menjauh dari anak-anak, misalnya di dalam kamar kita. Jika mereka tidak sengaja melihat kita bertengkar atau beragumentasi, segeralah minta maaf dan katakan “Mama dan Papa minta maaf karena kamu harus melihat ini. Kami sedang berbeda pendapat dan sekarang semuanya sudah baik-baik saja.”

Rahasia 11:  Hindari kebiasaan gila kerja.

Selalu disibukkan dengan urusan pekerjaan dan tidak pernah ada waktu bermain bersama akan membuat keluarga menjadi membosankan dan tidak harmonis. “Jika kita selalu ‘jauh’ dari keluarga dan tidak memprioritaskan anak, maka si kecil akan merasakan ketidaknyamanan di dalam rumah,” jelas Boteach. Hasilnya mereka akan mulai percaya kalau mereka tidak cukup berharga di mata kita.

Rahasia 12 : Ciptakan suasana persaudaraan yang harmonis.

Persaingan antara saudara bisa menimbulkan perpecahan. Rasa iri, cemburu dan persaingan memang tidak bisa dielakkan. Tapi kita bisa mengingatkan si kecil untuk selalu bersyukur karena mereka memiliki saudara yang bisa diajak berbagi, kata Bote.
Rahasia 13 : Punya gurauan khas.


Fiese mengatakan keluarga bahagia punya leluconnya sendiri-sendiri. Bisa nama panggilan atau cerita lucu yang menggambarkan kita miliki sebuah kelompok tertentu. Dan ini bisa menimbulkan rasa memiliki yang kuat.

Rahasia 14: Jadilah fleksibel.


Mungkin ini lebih mudah diucapkan ketimbang dilakukan. Secara alami, seiring dengan waktu setiap anggota keluarga akan berubah dan kita harus bisa membuka diri untuk menerima perubahan yang terjadi. “Ada yang menikah, ada yang meninggal, ada yang bercerai, atau ada yang sedang tumbuh menjadi anak remaja, selalu ingat apapun yang terjadi mereka tetap anggota keluarga kita,” kata Fiese.

Rahasia 15:  Komunikasi.


Rose J.Perkin, EdD, professor psikologi dari Stonehill College di Easton, mengatakan keluarga bahagia selalu berkomunikasi satu sama lain. Ciptakan komunikasi terbuka, dimana semua anggota bisa dengan bebas menyampaikan pendapat dan memiliki hak untuk berbicara.

Semoga kita dapat menjadi keluarga yang berbahagia dengan jalan menerapkan petunjuk-petunjuk ini.  Tuhan memberkati kita!