Senin, 14 Januari 2013

Wahyu Kepada Yohanes--(14)



“AKU ADALAH ALFA DAN OMEGA, ‘FIRMAN TUHAN ALLAH, ‘YANG ADA DAN YANG SUDAH ADA DAN YANG AKAN DATANG, YANG MAHAKUASA”(Wahyu 1:8)
         
 Kesetiaan tidak selalu menerima hadiah langsung.

Ayat 8: ALLAH BAPA DAN KRISTUS DILUKISKAN SEBAGAI ALFA DAN OMEGA.
1.   Aku Alfa dan Omega – Yang awal dan akhir, yang pertama dan terakhir (ayat 4) adalah Bapa.
2.   Yang awal dan akhir (ayat 11-18) adalah Kristus.
3.   Alfa dan Omega dikenakan kepada Bapa dan Anak karena keduanya mempunyai sifat hidup yang tidak berkesudahan.
4.   Yang mahakuasa- Yang menjadi pemerintah atas seluruh alam semesta.

   Mengapa Allah disebut “Alfa dan Omega” (Wahyu 1:8).
   Kata Alfa dan Omega adalah nama huruf pertama dan terahir dari alphabet Yunani (Baca Why 21:6; 22:13).  Susunan kata-kata itu menunjukkan kesempurnaan, kelengkapan, dan sama artinya dengan ‘permulaan dan akhir, pertama dan terakhir’.(Baca The SDA Bible Commentary, jilid 7, hlm.734). 
   Digunakan untuk referensi kepada Kristus beberapa kali dalam buku, gelar itu menekankan kesempurnaan dan kelengkapan dari pekabaran nubuat Wahyu.  Hal ini memperoleh dukungan lebih lanjut dalam amaran yang sungguh-sungguh pada penutupan buku itu (baca Why 22:18,29).

   Dalam ayat kita, Tuhan adalah Alfa dan Omega(awal dan akhir dalam alfabet Yunani).  Dia adalah Yang Ada, Yang sudah Ada, dan Yang akan Datang (yang memegang kendali masa lampau, masa kini, da masa depan), Yang Mahakuasa.  Allah adalah Tuhan atas sejarah.  Situasi apapun yang kita hadapi tidak akan sanggup mengejutkan-Nya.  Segala yang menimpa kita adalah bagian dari rencana yang lebih besar.  Tapi bagaimana kalau terjadi sesuatu ketidak beruntungan kepada seorang umat Tuhan yang setia.
  
   Penghakiman Tuhan atas bangsa-bangsa yang jahat dan sistemnya termuat dalam seluruh Kitab Wahyu.  Namun umat-Nya ditemukan di dalam bangsa-bangsa dan sistem yang sama.   Mereka mengalami “efek samping” penghakiman Ilahi.  Dikarenakan sistem manusia sifatnya bercampur- aduk, maka umat Allah yang setia tidak boleh mengharapkan keamanan sempurna dalam hidup ini.  Kesetiaan tidak selalu menerima hadiah langsung.  Namun Tuhan Allah tetap memegang kendali, bahkan saat keadaan tampaknya benar-benar tidak terkendali.  Mari kita tetap sabar untuk menantikan keadilan daripada-Nya.

DAFTAR PUSTAKA:

1.   DR. U. Aritonang, Tafsiran Buku Wahyu: Universitas Advent Indonesia Cisarua -Bandung, 1988.
2.   The SDA Bible Commentary, Jilid 7, U.S.A: Review and Herald Publishing Association, Revised, 1980.
3.   Leo R. Van Dolson, “Kemenangan Sekarang ini-Kemuliaan Masa Mendatang”(Wahyu, Bagian I ), Bandung: Indonesia Publishing House, Pelajaran Sekolah Sabat Penuntun Guru, April-Juni 1989.
4.   Jon Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007.