Minggu, 06 Januari 2013

Wahyu Kepada Yohanes--(8)



Berbahagia mereka yang melakukan  petunjuk dalam Wahyu

“BERBAHAGIALAH IA YANG MEMBACAKAN DAN MEREKA YANG MENDENGARKAN  kata-kata nubuat ini  dan menuruti apa yang tertulis didalamnya, sebab waktunya sudah dekat”. (Wahyu 1:2,3)

   Ayat di atas mengatakan, “Berbahagialah ia yang membacakan dan... mendengarkan…”Apakah artinya itu?  Mengapa ada satu orang yang membaca dan banyak yang mendengar?.  Karena buku-buku dalam zaman Perjanjian Baru sangat langka dan mahal untuk diproduksi, kebanyakan orang akan menemukan satu-satunya ketika seseorang membacanya dengan suara yang keras kepada mereka. Kitab Wahyu dimaksudkan untuk dibaca di gereja, untuk didengarkan secara lisan oleh sekelompok orang bukan sebagai sebuah karya yang ditulis untuk studi perorangan.
    Sebuah berkat khusus diberikan pada masyarakat yang membaca buku Wahyu.

    Bila gereja mau bersabar mendengarkan seluruh Kitab Wahyu dibacakan maka ternyata itu dapat dibacakan sekitar satu setengah jam!.
    Yohanes mendorong setiap orang Kristen mempraktikkan pembacaan Kitab Wahyu di gereja dan ibadah keluarga.

   Berbahagialah(blessed). Bahasa Yunani: “makarios”, “happy”.(Lihat Mat.5:3).
   Ayat diatas mengandung suatu berkat yang diucapkan atas mereka yang membaca, mendengar, dan patuh kepada pekabaran nubuat. Itu mengingatkan kata-kata Yesus dalam Lukas 11:18, “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.”

   Berkat bagi mereka yang membaca:
   Berkat ilahi adalah ikatan yang tak terpisahkan dengan pembacaan, pendengaran, dan penurutan kepada firman Allah.  Sebagaimana Musa memperingatkan Israel di perbatasan Negeri Perjanjian itu, “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan Tuhan” (Ulangan 8:3), demikian juga Yohanes memperingatkan jemaat pada akhir zaman: bergantung sepenuhnya kepada firman Allah adalah jalan satu-satunya untuk bertahan pada waktu kesusahan.

  “ Kata nabi itu: ‘Berbahagialah yang membaca’--ada beberapa yang tidak akan membaca; berkat bukan untuk mereka. ‘Dan mereka yang mendengar’—ada juga yang tidak mau mendengar sesuatu mengenai nubuatan; berkat bukan untuk golongan ini. ‘Dan simpanlah hal-hal yang tertulis di dalamnya’—banyak yang tidak mau memperhatikan amaran-amaran dan petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam Wahyu itu; tidak seorang dari mereka ini yang dapat menuntut berkat yang dijanjikan itu.  Semua yang mengejek pelajaran-pelajaran nubuatan dan mengolok lambang-lambang yang diberikan dengan sungguh-sungguh disini, semua yang tidak mau membarui hidup mereka dan tidak mau bersedia untuk kedatangan Anak manusia itu, tidak akan diberkati.” E.G.  White, The Great Controversy, hlm.341.

   Saudaraku,…
   Membaca dan mempelajari Kitab Wahyu saja, belumlah cukup.  Agar dapat memperoleh berkat, seseorang perlu melakukan petunjuk yang ada didalamnya.
   Pahami dan terapkan apa yang anda baca :

   “Satu bagian yang pendek yang dipelajari sampai maknanya jelas kepada pikiran dan hubungannya dengan rencana keselamatan jelas betul, itu lebih bernilai daripada membaca beberapa fasal tanpa tujuan tertentu serta tiada pengajaran yang positif yang diperolehnya.  Peganglah selalu Alkitabmu.  Kalau kau mempunyai kesempatan, bacalah; masukkan ayat-ayat Alkitab itu dalam ingatanmu”.---E.G. White, Kebahagiaan Sejati, hlm.86.

Apa alasan Anda?.  “Allah maksudkan Alkitab untuk dibaca dan dipahami oleh setiap orang.  Salah satu masalah kita pada zaman ilmiah ini ialah kita telah dipersiapkan untuk berpikir bahwa hanya ahli yang terlatih yang “benar-benar mengerti”.  Atau barangkali bukan itu masalah yang sebenarnya—mungkin itu hanya suatu alasan.  Mungkin kita hanya terlalu biasa disuapi dalam segala hal oleh para ahli dan para ilmuwan.   Lebih mudah begitu!.  Kita lebih suka main tekan tombol gantinya menuntut usaha tambahan.
   “Dan tampaknya itulah yang terjadi dengan sejumlah besar orang yang mencoba juga untuk belajar Alkitab.  Karena itu memerlukan upaya, mereka berhenti tanpa mendapat berkat yang telah ditempatkan di situ bagi mereka yang ingin menemukan secara pribadi nilai dan pengalaman sukacita belajar Alkitab secara mendalam.”___Leo R. Van Dolson, How to Get the Most out of Bible Study (Boise, Idaho: Pacific Press, 19980) hlm.7,8.

Apakah saya menggunakan waktu yang memadai membaca firman Allah?
   Berapa banyak waktu yang memadai?.  Bukankah kualitas belajar kita lebih penting daripada kuantitas belaka?.  Disini ada beberapa saran untuk belajar Alkitab yang berkualitas :
·         Pilih tiap hari satu waktu yang tetap kapan anda dapat belajar Alkitab tanpa gangguan.
·         Pilih suatu waktu kapan pikiran anda tajam.
·         Menyediakan waktu berdoa sebelum dan sesudah belajar.
·         Berikan waktu untuk merenungkan apa yang telah anda baca, pastikan bahwa anda telah memahaminya dengan baik.
·         Buat suatu penerapan yang praktis kepada hidup anda tentang apa yang telah anda pelajari.

   Kini, kebanyakan umat manusia di dunia mempunyai Alkitab atau bagian dari Alkitab itu dalam bahasa mereka.  Jadi kita harus benar-benar menggunakan waktu untuk membacanya.  Survey pernah menunjukkan bahwa 85% orang-orang Amerika mempunyai Alkitab, tetapi sedikit yang membacanya secara tetap.  Kesimpulannya ialah bahwa orang-orang di Amerika Serikat mencintai Alkitab, namun buta huruf akan Alkitab.  Jika kita tidak menggunakan banyak waktu dengan firman Allah, cara yang terbaik untuk memperbaiki ialah menyapu debu pada Alkitab kita dan mengambil waktu untuk mempelajarinya setiap hari.

   Syair berikut, menantang pernyataan bahwa kita tidak mempunyai cukup waktu untuk belajar Alkitab secara teratur:

-Selamat pagi Tuhan. Saya akan mempelajari firmanMu.
 Wah! Lihat cermin kotor itu!.

-Segera setelah saya sikat gigi. Dan membersihkan cermin itu
 Dan menyisir rambut saya, Akan saya pelajari firmanMu
 Apakah ada dering telepon?

-Segera sesudah saya sikat gigi. Membersihkan cermin itu,
 Menyisir rambut saya. Dan menjawab telepon
 Akan saya pelajari firmanMu. Apa yang saya dengar itu?
 Oh, engkau, Fidol.

-Segera setelah saya sikat gigi. Dan membersihkan cermin
 Dan menyisir rambut saya. Dan menjawab telepon itu.
 Dan memberikan makan anjing.  Akan saya pelajari firmanMu
 Oh, lihat waktu; Akan terlambat saya kerja!

-Segera setelah saya kembali dari pekerjaan.
 Hari ini, Tuhan –pasti”.
Ay 3: “Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat”.
1)   “Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya” (ay 3).
a)   Arti dari kata ‘berbahagia’.
Kata ‘berbahagialah’ / ‘blessed’ (= diberkatilah) di sini sama dengan kata yang digunakan dalam ucapan bahagia dalam Mat 5:3-12. Jadi, ‘berbahagia’ / ‘diberkatilah’ di sini juga tidak menunjuk pada perasaan bahagia / sukacita (bdk. Mat 5:4), keadaan kaya (bdk. Luk 6:20,24), sehat / sembuh dari sakit, dsb. Tetapi maksudnya Allah menganggap orang itu berbahagia / diberkati.
b)   Ini merupakan yang pertama dari seri 7 berkat yang ada dalam Kitab Wahyu (1:3  14:13  16:15  19:9  20:6  22:7  22:14).
c)   Janji berkat bagi para pembaca Kitab Wahyu ini ada pada awal Kitab Wahyu, yaitu dalam 1:3 ini, dan lalu diulang pada akhir Kitab Wahyu, yaitu dalam 22:7. Jadi seluruh Kitab Wahyu diapit oleh 2 janji berkat bagi mereka yang membaca dan mentaatinya.
d)   Janji berkat ini diperuntukkan bagi mereka yang membaca dan mentaati Kitab Wahyu ini.
Herman Hoeksema: “As long as we contemplate the things of this present time, the things that come to pass in this world, from a mere earthly, human, historic viewpoint, there is nothing but darkness and hopeless misery. For ‘vanity of vanities, all is vanity’ is true of the whole of present existence. ... The world is not improving though it is developing in a cultural sense. It is plainly getting worse. ... But ‘blessed are they that hear and keep the words of this prophecy’ even now, even in the midst of this present darkness and death and hopelessness. For if we may look at these same things in the light of this ‘revelation of Jesus Christ,’ and live in the expectation of His coming, there is peace and hope and joy. Then we will be of good cheer, for we know that He has overcome the world” (= Selama kita merenungkan hal-hal dari waktu sekarang ini, hal-hal yang terjadi di dunia ini, semata-mata dari sudut pandang duniawi, manusia, dan sejarah, maka tidak ada apapun selain kegelapan dan kesengsaraan tanpa harapan. Karena ‘kesia-siaan dari kesia-siaan, segala sesuatu adalah sia-sia’ adalah benar tentang seluruh keberadaan saat ini. ... Dunia ini tidak membaik sekalipun dunia ini berkembang dalam arti kebudayaan. Dunia ini jelas bertambah jelek. ... Tetapi ‘berbahagialah mereka yang mendengar dan memelihara kata-kata nubuat ini’ bahkan pada saat ini, bahkan di tengah-tengah kegelapan dan kematian dan keadaan tanpa harapan sekarang ini. Karena jika kita bisa melihat pada hal-hal yang sama dalam terang dari ‘wahyu Yesus Kristus’ ini, dan hidup dalam pengharapan akan kedatanganNya, ada damai dan harapan dan sukacita. Maka kita akan bergembira, karena kita tahu bahwa Ia telah mengalahkan dunia) - hal 14.
e)   Janji berkat bagi orang yang membaca dan mentaati Kitab Wahyu ini menunjukkan bahwa Kitab Wahyu ini bisa dimengerti.
Pulpit Commentary: “And if the words are to be kept, they can be understood. We have no right to set aside the Revelation as an insoluble puzzle” (= Dan jika kata-kata kitab ini harus dipelihara / ditaati, mereka bisa dimengerti. Kita tidak mempunyai hak untuk mengesampingkan Kitab Wahyu sebagai suatu teka-teki yang tidak dapat dipecahkan) - hal 3.
Barnes’ Notes: “It may be inferred from this verse, that it is possible so to understand this book, as that it may convey useful instruction. This is the only book in the Bible of which a special blessing is pronounced on him who reads it; but assuredly a blessing would not be pronounced on the perusal of a book which is entirely unintelligible. While, therefore, there may be many obscurities in this book, it is also to be assumed that it may be so far understood as to be useful to Christians, in supporting their faith, and giving them elevated views of the final triumph of religion, and of the glory of the world to come” (= Bisa ditarik kesimpulan dari ayat ini, bahwa adalah mungkin untuk mengerti kitab ini sedemikian rupa, sehingga kitab ini memberikan informasi yang berguna. Ini adalah satu-satunya kitab dalam Alkitab tentang mana suatu berkat yang khusus dinyatakan bagi dia yang membacanya; tetapi jelas bahwa suatu berkat tidak akan dinyatakan pada pembacaan suatu kitab yang sama sekali tidak bisa dimengerti. Karena itu, sementara ada banyak hal yang kabur / tidak jelas dalam kitab ini, juga harus dianggap bahwa kitab ini bisa dimengerti sedemikian jauhnya sehingga berguna untuk orang-orang kristen, dalam menopang iman mereka, dan memberi mereka pandangan-pandangan yang tinggi tentang kemenangan akhir dari agama, dan tentang kemuliaan dari dunia yang akan datang) - hal 1542.
Dalam persoalan mengerti Kitab Wahyu, James B. Ramsey berkata bahwa dalam kitab Wahyu sering terjadi Mat 11:25 dimana Allah menyembunyikan arti terhadap orang pandai / bijak, tetapi membukakannya bagi anak kecil / bayi.
James B. Ramsey: “It must however be here observed that what has often been found true in regard to other things of the kingdom of God, has happened here; that while these things have been hid from the wise and prudent, they have been revealed unto babes. God has made foolish the wisdom of men, and amply rewarded the faith and diligence of the humble and earnest believer. Where the pride of human learning has stumbled, and where the strength of human reason and the cravings of a vain curiosity have been baffled, and have turned from it as useless, because they could not understand it, the humble and simple-hearted believer has found the richest encouragements of faith and hope” (= Tetapi harus diperhatikan bahwa apa yang sering didapati sebagai hal yang benar berkenaan dengan hal-hal lain dalam kerajaan Allah, telah terjadi di sini; yaitu bahwa sementara hal-hal ini disembunyikan dari orang berhikmat dan bijaksana, mereka dinyatakan kepada bayi-bayi. Allah telah membuat hikmat manusia menjadi bodoh, dan memberikan banyak upah pada kesetiaan dan kerajinan dari orang percaya yang rendah hati dan sungguh-sungguh. Dimana kesombongan pengetahuan manusia telah tersandung, dan dimana kekuatan dari akal manusia dan keinginan dari rasa ingin tahu yang sia-sia telah dibuat menjadi bingung, dan telah berpaling dari kitab ini sebagai sia-sia, karena mereka tidak bisa mengertinya, orang yang rendah hati dan orang percaya yang berhati sederhana telah menemukan dorongan / pengobaran iman dan pengharapan yang terkaya) - hal 29.
Bdk. Mat 11:25  1Kor 1:25-29.
Karena itu, kalau saudara mau mengerti Kitab Wahyu ini, janganlah mempelajarinya dengan sikap sombong, atau sekedar rasa ingin tahu yang sia-sia, atau dengan sikap acuh tak acuh. Tetapi pelajarilah dengan rendah hati (ini harus diwujudkan dengan banyak berdoa), rajin, tekun, dan sungguh-sungguh.
f)    Sekalipun memang Kitab Suci menjanjikan berkat bagi pembacaan Firman Tuhan secara umum / bagian manapun dari Kitab Suci (bdk. Maz 19:12  Luk 11:28), tetapi hanya Kitab Wahyu yang mempunyai janji berkat secara khusus seperti ini. Ini menunjukkan 2 hal, yaitu:
·        Kitab Wahyu ini mempunyai kepentingan khusus / istimewa, dan juga menjanjikan berkat yang istimewa bagi pembacanya.
·        sebaliknya ini juga memperingatkan bahwa orang yang mengabaikan Kitab Wahyu ini akan mendapat kerugian khusus / istimewa juga.
James B. Ramsey: “Such a benediction is attached to no other book of Scripture. It is indeed true in regard to every part of God’s Word, that they are blessed who read and keep it; but such a special declaration as this prefixed to this book only, indicates a special importance attached to it, and a special kind or degree of blessing to be secured by its devout study, or at the very least a gracious warning against some special danger of neglect, and of spiritual injury arising therefrom” (= Berkat seperti ini tidak dicantumkan dalam kitab lain manapun dalam Kitab Suci. Hal itu memang benar berkenaan dengan setiap bagian Firman Allah, bahwa mereka yang membaca dan memeliharanya diberkati; tetapi pernyataan khusus seperti yang hanya diletakkan di depan kitab ini, menunjukkan suatu kepentingan khusus yang dilekatkan padanya, dan suatu jenis atau tingkat berkat yang khusus pasti didapatkan dengan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, atau sedikitnya ada suatu peringatan yang baik / murah hati tentang suatu bahaya khusus dari pengabaian kitab ini, dan tentang kerugian / luka rohani yang muncul dari pengabaian itu) - hal 26.
g)   Pembacaan di depan umum / dalam kebaktian.
Wah 1:3 - “Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini”.
Ini menunjukkan bahwa yang dimaksudkan adalah pembacaan oleh satu orang di muka umum, misalnya dalam kebaktian. Dalam abad-abad awal dari kekristenan, pembacaan Kitab Suci dalam Kebaktian adalah sesuatu yang sangat penting. Ireneaus bahkan mengatakan bahwa pada abad-abad awal itu ada jabatan ‘pembaca Kitab Suci’ dalam gereja.
Ayat-ayat yang melandasi praktek pembacaan Kitab Suci dalam Kebaktian adalah Kel 24:7  Neh 8:4-dst  Luk 4:16  Kis 13:15 (‘pembacaan dari hukum Taurat dan kitab nabi-nabi’; ini jelas menunjukkan sedikitnya 2 text!)  Kis 15:21  Kol 4:16  1Tes 5:27.
Bahwa ada janji berkat bagi yang membaca dan mendengar pembacaan Kitab Wahyu dalam kebaktian, menunjukkan bahwa Yohanes menganggap Kitab Wahyu ini sebagai Kitab Suci / Firman Tuhan.
Tetapi bagi orang yang menggunakan bagian ini untuk mengharuskan pembacaan Kitab Suci dalam kebaktian, maka:
·        perlu diingat bahwa ayat-ayat di atas tidak mengharuskan adanya pembacaan Kitab Suci (selain pembacaan Kitab Suci sebelum khotbah) dalam kebaktian.
·        perlu diketahui bahwa ada perbedaan besar antara abad-abad awal dari kekristenan dan jaman sekarang. Pada abad-abad awal Kitab Suci ditulis / disalin dengan tangan, jadi jumlahnya sedikit dan harganya mahal. Disamping itu, pada jaman itu, banyak orang kristen yang buta huruf / tidak bisa membaca! Karena itu pembacaan Kitab Suci di gereja adalah sesuatu yang sangat penting. Tetapi pada jaman sekarang Kitab Suci bisa didapat dengan mudah, dan orang yang buta huruf sudah sangat jarang, sehingga pembacaan Kitab Suci di gereja tidak terlalu perlu (kecuali pembacaan bagian yang akan dikhotbahkan).
Tentu saja berkat yang dijanjikan dalam Wah 1:3 ini juga berlaku untuk pembacaan pribadi.
h)   ‘menuruti’ (ay 3).
Literal: ‘keep’ (= menyimpan / memelihara).
Ini mencakup menyimpannya dalam hati dan mentaatinya. Bdk. Yoh 13:17!  Yak 1:22.
Tidak ada berkat bagi orang yang hanya membaca / mendengarnya tetapi tidak mentaatinya! Sebaliknya ada kerugian bagi orang seperti itu, karena orang yang tahu / mengerti, kalau ia melanggar maka hukumannya lebih berat (bdk. Luk 12:47-48).
2)   Ay 3: ‘kata-kata nubuat’.
Jadi Kitab Wahyu ini disebut sebagai ‘kata-kata nubuat’ (bdk. 22:7,10,18,19).
3)   Ay 3: ‘waktunya sudah dekat’.
Ini menunjukkan bahwa ‘waktu ditetapkan oleh Tuhan’ (bdk. Maz 39:5-6  Mat 6:27  Gal 4:4  Yoh 2:4  7:6,8,30  8:20  12:23  13:1  17:1  Kis 1:7  Mat 8:29  Wah 12:12).
Mengomentari Yoh 2:4 dimana Yesus berkata ‘SaatKu belum tiba’, William Hendriksen berkata:
“The words, ‘My hour has not yet come,’ clearly indicate Christ’s consciousness of the fact that he was accomplishing a task entrusted to him by the Father, every detail of which had been definitely marked off in the eternal decree, so that for each act there was a stipulated moment” (= kata-kata ‘saat / waktuKu belum tiba’ secara jelas menunjukkan kesadaran Yesus terhadap fakta bahwa Ia sedang mengerjakan suatu tugas yang dipercayakan kepadaNya oleh Bapa, yang mana setiap bagiannya telah ditandai dengan pasti dalam ketetapan kekal, sehingga untuk setiap tindakan ada waktu yang telah ditentukan).  
Ia lalu melanjutkan:
“Jesus knew that all his deeds had been predetermined as to the exact hour of their occurence” (= Yesus tahu bahwa semua tindakanNya telah ditentukan lebih dulu berkenaan dengan saat yang tepat terjadinya hal itu).
Penerapan:
Kalau saudara menginginkan sesuatu tetapi belum bisa terkabul, maka sadarilah bahwa waktu Tuhan belum sampai, dan bahkan mungkin itu bahkan sama sekali bukan kehendak Tuhan. Betapapun baiknya keinginan saudara, percayalah bahwa kehendak Tuhan itu lebih baik.
Sebaliknya, kalau saudara mendapat sesuatu yang belum saudara inginkan saat ini (misalnya istri menjadi hamil di saat krisis ekonomi!), maka percayalah juga bahwa itu sudah waktu Tuhan, dan waktu Tuhan pasti lebih baik dari waktu saudara!.
DAFTAR PUSTAKA:
1.   Jon Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007.
2.   The SDA Bible Commentary, Jilid 7, U.S.A: Review and Herald Publishing Association, Revised, 1980.
3.   Materi Seminar Wahyu, Bandung: Indonesia Publishing House, 1993.
4.   Leo R. Van Dolson, “Kemenangan Sekarang ini-Kemuliaan Masa Mendatang”(Wahyu, Bagian I ), Bandung: Indonesia Publishing House, Pelajaran Sekolah Sabat Penuntun Guru, April-Juni 1989.
5.   The SDA Bible Commentary, Jilid 7, U.S.A: Review and Herald Publishing Association, Revised, 1980.
6.   Pdt. Budi Asali M.Div- Eksposisi Wahyu kepada Yohanes.
========0=======hms