Senin, 14 Januari 2013

Wahyu Kepada Yohanes--(16)



    “Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu di dalam KESUSAHAN,…BERADA DI PULAU YANG BERNAMA PATMOS oleh karena firman Allah…”(Wahyu 1:9)

      Dalam situasi yang menantang, kita selalu bergantung kepada-Nya.

   LATAR BELAKANG YOHANES:
          Siapakah dia?  Murid Kristus yang hidup paling akhir.
          Di mana dia?  Di Pulau Patmos di lepas pantai Turki dewasa ini.
          Mengapa dia di sana?  Dia telah dibuang oleh Kaisar Domitian
                                             (A.D.81-96).
          Pada waktu kapan?  Dekade terakhir dari abad pertama Masehi.
          Pada hari apa dia menerima penglihatan itu?  Pada hari Sabat (baca
          Kisah Para Rasul, hlm.458,459).

  It is well to remember that the Revelation was given to guide, comfort, and strengthen the church, not ony in his day, but throughout the Christian Era, to the very close of time.”(see AA 581,585) ---“Harap di ingat dengan baik bahwa Kitab Wahyu diberikan untuk menuntun, menghibur, dan menguatkan gereja bukan hanya pada zaman Yohanes saja melainkan sampai sepanjang masa Kekristenan sampai kepada akhir zaman”  (Lihat Act of the Apostle, hlm.581, 585.) –The SDA Bible Commentary, Jld.7 hlm.725.

   Walaupun pengikut setia Kristus akan menderita cobaan dan kesukaran, ada jaminan yang memberanikan yang diberikan dalam:
   Wahyu 16:33 “Dalam dunia – kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia”.
   Kisah 14:22 “Harus melalui banyak sengsara untuk masuk kerajaan Allah”.

Patmos. “A small island  in the Aegean sea  about 55 mi. (c.90 km) southwest of Ephesus.  It measures under 10 mi. north and south by about 6 mi.east and west.  Patmos is rocky and barren.  Its unusually broken coast line contains many inlets.  Writing in AD 77 Pliny (Natural History iv.12.23) reports that the island was used as a penal colony, which fact explains John's statement about being a "companion in tribulation."  The apostle was on Patmos as a Roman prisoner”.

(Patmos. Sebuah pulau kecil di Laut Aegea sekitar 55 mil. (90 km) sebelah barat daya dari Efesus. Berukuran di bawah 10 mil di utara dan selatan sekitar 6 mil di timur dan barat. Patmos berbatu dan tandus. Garis pantai yang luar biasa kerusakannya  mengandung banyak lubang.  Pliny dalam tulisannya di tahun 77 Masehi,  melaporkan bahwa pulau itu digunakan sebagai koloni hukuman, yang sebenarnya menjelaskan pernyataan Yohanes tentang menjadi "saudara dan sekutumu didalam kesusahan." Rasul itu di Patmos adalah sebagai tawanan Romawi”.)  The SDA Bible Commentary, Jilid 7 hlm.734.

   Ketika Yohanes menerima penglihatan di Patmos, ia tidak berada di lingkungannya yang biasa.  Ia jauh dari rutinitas masa lalunya yang nyaman. Dan perubahan dalam hidupnya termasuk pengalaman itu, ia namakan “kesusahan”.  Tetapi, sesulit apapun hidupnya, ia tahu bahwa Tuhan telah membawa dia ke sana.  Ketika kehidupan menjadi rutin, mudah rasanya menganggap kalau kita seolah-olah memegang kendali, rasanya kita dapat menangani apapun yang datang dalam hidup kita.  Kita bisa cepat kehilangan rasa membutuhkan akan Allah.  Terkadang Tuhan menggerakkan kita menjauh dari putaran kegiatan biasa kita dan menempatkan kita di tempat di mana kita harus lebih bergantung sepenuhnya pada-Nya.  Mendekati zaman akhir, para pengikut Allah akan menemukan diri mereka ditempatkan dalam situasi baru dan menantang, sehingga mereka datang bergantung pada-Nya dari sebelumnya.

   Marilah kita selalu mengingat Tuhan pada masa makmur maupun pada masa senang dan kita memohon agar Dia membawa kita kepada suatu pengalaman yang mempersiapkan kita untuk apapun yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA:

1.   Leo R. Van Dolson, “Kemenangan Sekarang ini-Kemuliaan Masa Mendatang”(Wahyu, Bagian I ), Bandung: Indonesia Publishing House, Pelajaran Sekolah Sabat Penuntun Guru, April-Juni 1989.
2.   DR. U. Aritonang, Tafsiran Buku Wahyu: Universitas Advent Indonesia Cisarua -Bandung, 1988
3.   The SDA Bible Commentary, Jilid 7, U.S.A: Review and Herald Publishing Association, Revised, 1980.
4.   Jon Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007.