Minggu, 06 Januari 2013

Wahyu Kepada Yohanes--(7)



Kesaksian Yesus = Pekabaran nubuat dalam kitab Wahyu.

“Yohanes telah BERSAKSI TENTANG FIRMAN ALLAH DAN TENTANG KESAKSIAN YANG DIBERIKAN OLEH YESUS KRISTUS, YAITU SEGALA SESUATU YANG DILIHATNYA.  Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan KATA-KATA NUBUAT INI dan yang menuruti APA YANG ADA TERTULIS DI DALAMNYA,…”(Wahyu 1:2,3)

   Kitab Wahyu diawali dengan frasa “wahyu Yesus Kristus.”  Ayat I mengatakan wahyu telah dinyatakan, dan pada ayat 2, itu menjadi kesaksian Yesus, sesuatu yang bisa dilihat Yohanes.  Jadi Yohanes berbicara tentang dua hal, yaitu: “Firman Allah” dan “kesaksian Yesus”.  Firman Allah agaknya merujuk kepada Kitab Suci zaman Yohanes, kumpulan tulisan-tulisan yang kita kenal saat ini sebagai Perjanjian Lama.

   Kunci yang sangat penting untuk dapat mengerti Buku Wahyu adalah mempelajari buku-buku Alkitab lainnya, khususnya Perjanjian Lama seperti yang telah kita sebut pada pelajaran yang lalu.
   Namun secara ringkas, baiklah kita telusuri lebih dahulu garis besar buku wahyu :
          Pasal 1        Pahlawan Buku Wahyu diperkenalkan.
          Pasal 2-3     Pekabaran Kristus Kepada Ketujuh Jemaat.
          Pasal 4-5     Buku yang Termeterai Lama dan Penuh Misteri Dibuka.
          Pasal 6-7     Empat Penunggang Kuda dan Pemeteraian Umat Allah.
          Pasal 8-9     Tujuh Sangkakala.
          Pasal 10      Memakan Buku yang Manis Tetapi Pahit.
          Pasal 11      Dua Saksi Berkabung.
          Pasal 12      Wanita Misterius Berdiri di Atas Bulan.
          Pasal 13      Tanda Binatang.
          Pasal 14      Pekabaran Tiga Malaikat.
          Pasal 15-16 Anggur Murka Allah.
          Pasal 17-18 Babel, Sundal Besar.
          Pasal 19      Penunggang Kuda Putih Mengalahkan Binatang itu.
          Pasal 20      Naga Ditantai dalam Jurang Maut Selama 1000 Tahun.
          Pasal 21-22 Kota Allah—Langit yang Baru dan Bumi yang Baru.

   Apakah “kesaksian Yesus Kristus” yang dicatat Yohanes? Wahyu 1:2; bandingkan ayat 9; 12:17; 19:10.
   “Dalam bahasa Yunani, anak kalimat ini mungkin dapat diartikan sebagai ‘kesaksian’ (atau ‘saksi’) yang dibawakan orang-orang Kristen mengenai Yesus, atau sebagai ‘kesaksian’(atau ‘saksi’) yang berasal dari Yesus dan dinyatakan kepada jemaat-Nya melalui para nabi…. Suatu perbandingan dengan fasal 19:10 dengan jelas menyokong tafsiran terakhir.  Di situ ‘kesaksian Yesus’ dinyatakan sebagai ‘roh nubuat, memberi arti bahwa Yesus bersaksi kepada jemaat melalui perantara nubuatan.”—SDA Bible Commentary, Jilid 7, hlm.812.

   Pendapat bahwa “kesaksian Yesus” adalah pekabaran yang disampaikan Yesus kepada jemaat-Nya melalui para nabi lebih jauh didukung oleh pernyataan-pernyataan dalam Wahyu 22:10,16,18.  Dari ayat-ayat ini jelas bahwa “kesaksian Yesus” dalam Wahyu 1:2 adalah pekabaran nubuat dari kitab Wahyu.  Namun, pekabaran itu bukan hanya penyingkatan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi tetapi juga wahyu Yesus Kristus.  Itu bukan hanya
pekabaran dari Dia tetapi juga tentang Dia dan pekerjaan-Nya.
Ay 2: “Yohanes telah bersaksi tentang firman Allah dan tentang kesaksian yang diberikan oleh Yesus Kristus, yaitu segala sesuatu yang telah dilihatnya”.
1)   ‘Yohanes telah bersaksi’ (ay 2).
·        Nanti dalam ay 19 terlihat bahwa ia disuruh menuliskan kesaksian itu.
·        Ay 2 ini ada dalam bentuk aorist / past tense (= waktu lampau). Ini tidak menunjuk pada suatu peristiwa di masa lampau dimana Yohanes bersaksi tentang Yesus sehingga lalu dibuang ke pulau Patmos. Lalu bagaimana? Mungkin Yohanes menulis pendahuluan (Wah 1:1-3) setelah ia menyelesaikan bukunya. Karena itu ia menuliskan ini dalam past tense (= waktu lampau).
2)   ‘tentang firman Allah’.
Kata ‘firman’ (LOGOS) ini bisa menunjuk kepada Yesus (seperti dalam Yoh 1:1,14), tetapi juga bisa menunjuk kepada kata-kata Allah. Adam Clarke memilih yang ke 2.
3)   ‘kesaksian yang diberikan oleh Yesus Kristus’ (ay 2).
NASB/NIV: ‘the testimony of Jesus Christ’ (= kesaksian Yesus Kristus).
Sama seperti dalam kasus ‘wahyu Yesus Kristus’ (the revelation of Jesus Christ) dalam ay 1 di atas, maka ‘kesaksian Yesus Kristus’ ini bisa diartikan ‘kesaksian tentang Yesus Kristus’ atau ‘kesaksian dari Yesus Kristus’. Kalau dalam kasus ‘wahyu Yesus Kristus’ dalam ay 1 Hoeksema memilih arti ‘wahyu tentang Yesus Kristus’, maka dalam ay 2 ini ia memilih arti ‘kesaksian dari Yesus Kristus’. Alasannya, kontex ay 2 ini menuntut arti itu. Karena Yesus setelah menerima wahyu dari Bapa, lalu memberikan kesaksian itu kepada Yohanes. Jadi harus diartikan ‘dari Yesus Kristus’.
Tetapi Steve Gregg menganggap ini artinya adalah ‘kesaksian tentang Yesus’.
4)   ‘yaitu segala sesuatu yang telah dilihatnya’ (ay 2).
Wahyu ini memang diberikan melalui penglihatan-penglihatan, yang dilihat oleh Yohanes.
Kata-kata ‘segala sesuatu’ menunjukkan bahwa tidak ada yang ia lihat yang tidak ia saksikan / tuliskan, sedangkan kata-kata ‘yang telah dilihatnya’ menunjukkan bahwa ia tidak menambahi kesaksiannya dengan hal-hal yang tidak ia lihat. Memang Firman Tuhan tidak boleh dikurangi ataupun ditambahi (Ul 4:2  Ul 12:32  Amsal 30:6  Mat 5:19  Wah 22:18-19).
Penerapan:
Kita tidak boleh membuang bagian Kitab Suci yang bertentangan dengan hidup, kepercayaan, dan ajaran kita. Ingat bahwa seharusnya hidup, kepercayaan, dan ajaran kitalah yang disesuaikan dengan Kitab Suci, dan bukan Kitab Sucinya yang disensor sehingga menjadi sesuai dengan hidup, kepercayaan dan ajaran kita.
Illustrasi: Ada cerita tentang seorang pemanah ulung yang sampai ke suatu desa. Di sana ia melihat banyak pohon yang digambari dengan lingkaran-lingkaran untuk sasaran panah, dengan sebatang anak panah yang menancap persis di tengah-tengah lingkaran-lingkaran itu. Ia heran karena semua anak panah itu menancap persis di tengah-tengah, suatu hal yang ia sendiri, sebagai seorang pemanah ulung, tidak bisa melakukannya. Setelah bertanya-tanya, ia akhirnya bertemu dengan orang yang melakukan semua itu. Ia bertanya: bagai-mana kamu bisa memanah semua sasaran itu dengan begitu tepat? Jawab orang itu: Oh itu mudah, aku memanah dulu, baru menggambar lingkaran-lingkaran di sekeliling anak panah itu.
Ini memang menggelikan, tetapi ada banyak orang menggunakan Kitab Suci seperti pemanah itu menggunakan sasaran. Seharusnya Kitab Suci adalah standard, dan kalau hidup kita meleset dari standard itu, maka hidup kita yang mesti disesuaikan dengan standard itu. Tetapi orang-orang tertentu mengubah standardnya, dengan mengubah atau membuang bagian-bagian tertentu dari Kitab Suci sehingga menjadi sesuai dengan hidup, kepercayaan dan ajaran mereka.
Kita juga tidak boleh menambahi Kitab Suci dengan ajaran-ajaran yang tidak ada dasar Kitab Sucinya, tetapi hanya didasarkan pada logika, pengalaman, perasaan, illustrasi, dsb.
DAFTAR PUSTAKA:
         
1.   Jon Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007.
2.   Materi Seminar Wahyu, Bandung: Indonesia Publishing House, 1993.
3.   Leo R. Van Dolson, “Kemenangan Sekarang ini-Kemuliaan Masa Mendatang”(Wahyu, Bagian I ), Bandung: Indonesia Publishing House, Pelajaran Sekolah Sabat Penuntun Guru, April-Juni 1989.
4.   The Seventh-day Adventist Bible Commentary,Jld.7. U.S.A: Review and Herald Publishing Association. Revised, 1980.
5.   Pdt. Budi Asali, M.Div. Eksposisi Wahyu kepada Yohanes.

==================0==================