Rabu, 16 Januari 2013

Wahyu Kepada Yohanes--(17)




   “Pada HARI TUHAN aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring…”(Wahyu 1:10).

Setiap hari adalah hadiah dari Tuhan

“Pada hari Tuhan” –Ini adalah Hari Sabat dan bukan hari Minggu.
·         Hari Sabat adalah hari Sabat Tuhan, bukan hari Sabat orang Yahudi, karena:
1. Yesus memasuki rumah ibadat pada hari Sabat (Luk.4:16).
2. Tidak ada perobahan hari kebaktian sesudah kematian Yesus, sebab:
   a. Rasul Paulus berbakti pada hari Sabat tiga kali berturut-turut (Kisah 17:2).
   b. Ia meyakinkan orang Yahudi dan Yunani, artinya hari Sabat bukan monopoli orang Yahudi (Kisah 18:4).

   Pada hari apa Yohanes menerima penglihatannya yang pertama?.  Why 1:10.
          “Pada HARI TUHAN…”
  
   Biasa mendengar orang-orang Kristen membicarakan pada hari Minggu adalah Hari Tuhan dan mendapati mereka menafsirkan pernyataan Yohanes demikian.  Tetapi tidak ada referensi dalam Kitab Suci untuk hari Minggu sebagai Hari Tuhan.

   Hari apa yang diakui Tuhan menjadi hari-Nya? Markus 2:28:
   “Jadi Anak manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat”.

   Yohanes memelihara Sabat di Patmos:

   “Adalah pada hari Sabat Tuhan kemuliaan kelihatan kepada rasul yang dibuang itu.  Hari Sabat dipelihara dengan sucinya oleh Yohanes di pulau Patmos seperti bilamana ia berkhotbah kepada orang banyak di kota-kota Yudea.  Ia menuntut sebagai miliknya sendiri janji-janji yang berharga yang telah diberikan mengenai hari itu.” E.G. White, Kisah Para Rasul hlm.458,459.

   Minggu tidak disebut “hari Tuhan” hingga akhir masa.

   Kata sifat Yunani(Gerika): “kepunyaan Tuhan”, “milik Tuhan”,(KURIAKE) dalam sejarah terakhir gereja Kristen pertama berdiri sendiri dalam literatur Kristen, tanpa kata “hari”, akhirnya kata ini menjadi istilah yang diterima untuk hari Minggu, hari kebangkitan Kristus.
   Walaupun istilah ini sering muncul dalam Bapa-bapa Gereja dengan arti hari Minggu, bukti meyakinkan yang pertama dari penggunaan yang demikian tampak hingga bagian terakhir pada abad kedua dalam Gospel According to Peter apokripal (9,12…) di mana hari kebangkitan Kristus disebut ‘hari Tuhan’.
   Karena dokumen ini dituliskan sedikit-dikitnya tiga perempat abad sesudah Yohanes menuliskan Wahyu, itu tidak bisa ditunjukkan sebagai bukti bahwa ucapan ‘hari Tuhan’ pada zaman Yohanes adalah hari Minggu.”
          SDA Bible Commentary, jilid 7. Hlm.735.

   Lord’s day (Hari Tuhan), boleh diartikan sebagai Hari pehukuman, tetapi dalam bahasa Yunani : Hemera –menunjukkan suatu hari.
   Hemera to khurio – The day of the Lord/hari Tuhan,  Khurio = Kristus.
   Kuriake – in modern Greek:  Sunday/hari minggu,   Hemera –day/hari.
  
   Sedikit kebenarannya bahwa ini hari minggu, karena ini adalah hari kebangkitan (The day of resurrection).

   Ada sebuah buku yang disebut dengan: Apocrypha –hidden book(buku tersembunyi).  Dalam buku ini ada satu buku yang namanya Gospel of Peter (Injil Petrus).  Pada buku ini disebutkan bahwa Kebangkitan Kristus itu adalah Hari Tuhan (Christ’s resurrection is the Lord’s day).
   Sebutan/pernyataan tersebut ditulis 75 tahun setelah buku Wahyu ditulis, maka oleh sebab itu tidak dapat menjadi bukti bahwa hari Tuhan itu adalah  hari kebangkitan ( the Lord’s day is the resurrection day )

   Bukti-bukti bahwa Hari Tuhan itu adalah hari Sabat:
   Baca: Kejadian 2:3; Keluaran 20:11; Yesaya 58:13; Matius 2:28.

Hari yang ketujuh adalah Hari Sabtu :
1.   Imamat 23:16 “Sampai kepada keesokan harinja kemudian daripada sabtu yang ketudjuh itu, genap lima puluh hari hendaklah kamu mempersembahkan kepada Tuhan suatu makanan jang baharu”.             Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta: 1965.
2.   Keluaran 20:8-11.  Sabat adalah hari yang ketujuh.
3.   Yang kita pelihara adalah dari matahari terbenam sampai ke matahari terbenam (mulai hari jumat).

   Apa yang Yohanes maksudkan dengan “Hari Tuhan”?.  Kapankah nabi ini memperoleh penglihatannya?.  Tidak mudah untuk dijawab.  Setidaknya lima pilihan jawaban yang masuk akal:
I.             Hari Tuhan itu adalah hari Sabtu.  Sabtu adalah hari ketujuh pada kalender Ibrani, Sabat untuk orang Yahudi.  Alkitab sering merujuk hari Sabat sebagai “Hari Tuhan”.  Dalam Yesaya 58, Tuhan sendiri berbicara tentang hari Sabat sebagai “hari-Ku yang kudus.”  Dan Markus 2:27-28, Yesus menyatakan bahwa Dia adalah “Tuhan atas hari Sabat.”  Pilihan Alkitabiah yang kuat untuk memahami bahwa Yohanes mengacu pada ayat-ayat sebelumnya untuk mengidentifikasi Sabat sebagai hari di saat penglihatan itu datang.  Karena dia banyak tertarik pada perintah Sabat dalam pasal 14, maka kita yakin ini merupakan pilihan terbaik.
II.           Pilihan kedua adalah hari Minggu.  Tulisan-tulisan Kristen dari abad ke dua(sekitar 35-40 tahun setelah Kitab Wahyu) jelas menggunakan frasa “Hari Tuhan” sebagai kiasan untuk hari Minggu.  Gagasan ini dikaitkan dengan kenyataan bahwa Yesus bangkit dari kematian pada hari pertama pekan(hari Minggu), sehingga “Hari Tuhan” bisa mengacu pada hari itu.  Tapi tidak punya bukti bahwa orang Kristen pada abad pertama memelihara hari Minggu.
III.          Kemungkinan ketiga merujuk kepada Paskah.  Yesus bangkit pada hari Minggu, hari pertama dalam pekan yang bertepatan hari raya Paskah orang Yahudi.  Orang-orang Kristen merayakan Paskah setiap tahunnya kurang lebih sekitar hari raya Paskah orang Yahudi.  Jika mungkin itu yang di benak sang nabi bahwa dia memperoleh penglihatan pada musim semi, sekitar musim Paskah.
IV.         Mungkin yang dipikirkan Yohanes adalah hari Tuhan menurut versi Perjanjian Lama, dalam frasa yang mengungkapkan campur tangan Tuhan di akhir sejarah dunia.  Sang pewahyu mungkin mengatakan, “Aku mendapat penglihatan ini dengan pemikiran tentang zaman akhir.”
V.           Beberapa dokumen kuno menyarankan “Hari Kaisar” khusus yang sekali setahun dirayakan.  Ketika orang-orang berkumpul untuk beribadah, Yohanes mungkin menegaskan kepada orang Romawi bahwa Allah akan campur tangan pada saat musuh merasa sepenuhnya memegang kendali.  Wahyu menunjukkan sesungguhnya Yesus adalah Tuhan, bukan kaisar manusia.

   Pada tingkat spiritual moral, tidak ada salahnya untuk mengingatkan diri kita bahwa setiap hari adalah hadiah dari Tuhan.  Setiap hari adalah hari “yang dijadikan Tuhan” (Mzm.118:24), waktu yang digunakan untuk memuliakan Dia dan untuk memberkati orang lain.  Setiap hari adalah untuk dinikmati dengan ucapan syukur. 

DAFTAR PUSTAKA:

1.   DR. U. Aritonang, Tafsiran Buku Wahyu: Universitas Advent Indonesia Cisarua -Bandung, 1988.
2.   Leo R. Van Dolson, “Kemenangan Sekarang ini-Kemuliaan Masa Mendatang”(Wahyu, Bagian I ), Bandung: Indonesia Publishing House, Pelajaran Sekolah Sabat Penuntun Guru, April-Juni 1989.
3.   Materi kuliah “Revelation”: Institut Theologia & Keguruan Advent, Bandung 1974.
4.   Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta 1965.
5.   Jon Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007.