Kamis, 17 Januari 2013

Wahyu Kepada Yohanes--(18)



“Katanya: ‘Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkankanlah kepada ketujuh jemaat ini: KE EFESUS, KE SMIRNA, KE PERGAMUS, KE TIATIRA, KE SARDIS, KE FILADELFIA, DAN KE LAODIKIA”.(Wahyu 1:11).

TUJUH JEMAAT

Pesan Tuhan(ayat 11)
1.   Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab—Menulis pada scroll penglihatan yang dilihatnya seperti drama.
2.   Kirimkan kepada ketujuh jemaat—Tujuh jemaat terdapat di tujuh kota Asia Kecil, yaitu Republik Turki sekarang(bekas propinsi jajahan Romawi).
3.   Tujuh, melukiskan kesempurnaan, gambaran jemaat-jemaat sepanjang masa sejak zaman para rasul hingga zaman kekristenan.  “Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, Filadelfia, dan Laodikia”

Kita tahu bahwa tujuh jemaat adalah perkumpulan secara harfiah (arti kata yang sebenarnya) di provinsi Roma belahan Asia: “Perintah dimana jemaat-jemaat dituliskan di sini dalam fasal 2 dan 3 menunjukkan rangkayan yang di dalamnya seorang utusan membawa surat dari Patmos akan sampai kepada tujuh kota di provinsi Asia ini.”
          SDA Bible Commentary, jilid 7, hlm.737.

   Nubuatan tujuh jemaat dapat digunakan dengan tiga cara :
I.             Penerapan lokal : Menganggap pekabaran itu sebagai ditujukan kepada jemaat-jemaat khusus di Asia Kecil.
II.           Penerapan historis : Mengakui pekabaran itu sebagai sangat relevan dengan tujuh zaman sejarah gereja.  “Nama ketujuh jemaat itu adalah simbol jemaat dalam jangka waktu yang berbeda-beda dari zaman Kristen.  Angka 7 menyatakan kesempurnaan, dan adalah lambang dari kenyataan bahwa pekabaran meluas sampai kepada akhir zaman, sedangkan simbol yang digunakan menyatakan keadaan jemaat waktu yang berbeda-beda dari sejarah dunia ini”.
          E.G. White, Kisah Para Rasul, hlm.461.
III.          Penerapan rohani: Menganggap ketujuh pekabaran sebagai nasihat rohani untuk jemaat pada setiap zaman.  Ellen White menggunakan ketujuh pekabaran itu untuk kita pada zaman ini.  Contohnya, perhatikan, bagaimana ia menggunakan pekabaran itu untuk Efesus: (Kutip Wahyu 2:4,5).  “Saya diperintahkan untuk mengatakan bahwa kata-kata ini dapat digunakan gereja-gereja Advent dalam kondisi mereka dewasa ini.  Kasih Allah telah hilang, dan ini berarti ketiadaan kasih untuk satu dengan yang lain.  Diri, diri, sekali lagi diri yang dihargai, dan berjuang untuk keunggulan.  Berapa lama ini berlangsung?”.  E.G. White, Review and Herald, 25 Februari 1902.

   EFESUS – ZAMAN RASUL-RASUL

   Efesus adalah jemaat rasul-rasul.  Efesus melambangkan jemaat Allah pada abad pertama.  Pada zaman ini gereja berkembang luar biasa cepatnya.  Gibbon, seorang ahli sejarah mengatakan, “Ada 6 juta Kristen pada akhir abad pertama”.  Dan Paulus berkata, “Injil telah dikabarkan ke seluruh dunia”.  Kolose 1:5,6, 23. 
   Apakah teguran(nasihat) Yesus kepada jemaat Efesus?  Wahyu 2:4 --  Jawab: Mereka telah meninggalkan kasih mereka yang mula-mula.
   Yesus memuji sikap jemaat zaman Efesus terhadap guru-guru palsu.  Apakah sikap mereka?  Wahyu 2:2---Jawab: “Engkau telah” mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul tetapi yang sebenarnya tidak demikian”.

   Saudaraku,…Kehilangan kasih adalah suatu penyakit yang fatal dalam hati kita yang merusak.  Jika kita kehilangan kasih berarti kehilangan segalanya.

SMIRNA –ZAMAN PENGANIAYAAN

   Smirna meliputi zaman gereja dari tahun 100 – 313 T.M., yang merupakan saat penganiayaan dan mati sahid bagi jemaat.  Kekaisaran Romawi menganggap Kekristenan tidak resmi sehingga perlu dimusnahkan.  Hanya Allah yang mengetahui berapa banyak anak-anaknya yang dipenggal lehernya, dibakar, dilemparkan sebagai makanan singa dan dibunuh dengan pedang.

   Kita baca Wahyu 2:10 ….”kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari”---“Sepuluh hari” dalam ayat 10 (menggunakan prinsip nubuatan bahwa satu hari dalam nubuatan berarti satu tahun waktu sebenarnya, Yehezkiel 4:6), kemungkinan adalah 10 tahun masa penganiayaan di bawah penguasa Roma bernama DIOKLETIA  dari tahun 302 M sampai 312 M.

  Jemaat ini begitu dekat kepada Yesus sehingga Dia tidak memberikan teguran tetapi Dia memberikan kata-kata berkat yang bersifat mendorong.  Apakah kata-kata tersebut?. Wahyu 2:10 ---Jawab:  Janganlah takut terhadap apa yang harus engkau derita!.  Hendaklah engkau setia sampai mati dan aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.

   Apakah yang dijanjikan kepada pemenang di Smirna? Wahyu 2:11—Jawab: Barangsiapa menang, ia tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua.

PERGAMUS—ZAMAN KOMPROMI

   Pergamus meliputi abad 4, 5 dan sepuluh tahun pertama abad ke 6.  Dalam era ini negara menyokong agama dan kompromi.  Kekristenan telah berkembang dengan begitu pesat sehingga pemimpin Roma merasa tidak aman.  Di beberapa tempat, penganut Kristen sudah lebih banyak dari orang kafir.  Kaisar Romawi dibaptis menjadi Kristen, Konstantin—dan seluruh tentaranya bergabung kepada iman Kristen.

   Karena setan tidak dapat membinasakan jemaat melalui penganiayaan, dia berusaha menghancurkannya dengan kepopuleran, kompromi dan persekutuan keduniawian.  Kepercayaan dan praktik-praktik kekafiran memasuki gereja, dan karena pengaruhnya sangat besar, gereja jadi kehilangan kuasa kerohaniannya.  Tuhan menempelak kehidupan gereja ini karena mengizinkan ajaran-ajaran palsu bertumbuh subur.

     Bileam, menurut kitab Bilangan, pasal 22-24, adalah seorang nabi Tuhan yang berbalik menjadi penghianat demi keuntungan duniawi dan untuk menyenangkan hati raja.  Dia melambangkan roh zaman Pergamus ketika umat percaya mencampuradukkan Kekristenan sejati dengan kekafiran demi menyenangkan hati para penguasa Roma. 

   TIATIRA –ZAMAN KEMURTADAN

   Tiatira meliputi masa 1000 tahun, dari abad 6 sampai abad ke 15—satu periode waktu yang paling lama dari ketujuh jemaat itu.  Periode ini disebut juga zaman kegelapan.  Suatu zaman kemurtadan yang menakutkan.  Tuhan menempelak jemaat ini karena membuka pintunya bagi seorang wanita jahat yang mencemarkan jemaat ini.  Siapakah wanita itu?.  Wahyu 2:20
   Jawabnya ialah: Wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan….

   IZEBEL adalah istri yang jahat dari raja Ahab, salah seorang raja Israel di zaman Perjanjian Lama.  Dia sangat jahat dan berkuasa, 1 Raja-raja 16;18-20; 2 Raja-raja 9.  Dia membenci dan menganiaya gereja Tuhan serta para nabinya dan berusaha untuk membinasakan mereka semua.  Dia mengangkat 850 imam dan nabi palsu serta mengesahkan suatu sistem agama yang kafir.  Kemudian dia memaksakan pemberlakuannya melalui dekrit kenegaraan.  Di dalam buku Wahyu, Izebel melambangkan kekafiran yang dimulai pada masa-masa akhir rasul-rasul, 2 Tesalonika 2:3,7, dan berkembang sedemikian rupa sampai di zaman Tiatira gereja dan dunia terbawa ke dalam ZAMAN KEGELAPAN.

   Amaran apakah yang diberikan Allah kepada Izebel simbolis ini dan kepada para pengikutnya?.  Wahyu 2:22,23.—Jawab: Aku akan melemparkan mereka…ke dalam kesukaran besar”.  “Dan anak-anaknya akan Ku matikan”.

  Tapi ada “sisa” di Tiatira, yang menentang kerohanian yang cemar pada saat itu.  Wahyu 2:24---Orang lain yang tidak mengikuti ajaran itu dan yang tidak menyelidiki apa yang mereka sebut seluk beluk iblis.
   Kelihatannya dalam bagian terakhir dari ayat 19 menunjukkan perkara-perkara yang akhirnya mulai berubah lebih baik.  Hal ini menunjuk kepada pelayanan yang luar biasa dari banyak pemimpin rohani yang besar yang telah diangkat oleh Allah untuk menyingkapkan kesalahan dan kemurtadan serta membimbing jemaat-Nya kembali kepada Yesus dan kebenaran Alkitab.  Calvin, Knox, dll.  Meskipun banyak dari mereka yang melayani pada zaman jemaat Sardis, namun sebagian sudah memulai pekerjaan mereka pada bagian akhir dari masa ini (TIATIRA).

SARDIS – ZAMAN REFORMASI

   Sardis meliputi Kekristenan abad ke 16 sampai permulaan abad ke 18.  Satu masa reformasi yang genting, ketika orang-orang yang dikuasai Roh Allah menggoncang dunia ini dengan pekabaran-pekabaran mereka.  Alkitab, kitab Allah, kembali disenangi, dan iman Kristen diuji olehnya.

   Beberapa dari antara mereka mendirikan organisasi gereja(denominasi) yang masih eksis hingga sekarang.  Tetapi setelah pendiri denominasi itu mati gantinya berdoa untuk kekuatan selanjutnya, para penganutnya meninggalkan iman yang telah mereka terima sehingga gereja mundur dengan cepat sekali.  Apakah yang dikatakan Yesus akan terjadi dengan keadaan rohani jemaat ini?.  Wahyu 3:2.
   Jawab : Kerohaniannya sudah hampir mati. 

FILADELFIA – ZAMAN KEBANGUNAN ROHANI

   Filadelfia meliputi masa pertengahan abad ke 18 dan pertengahan abad 19.  Zaman ini adalah pembentukan dan pengembangan misi ke luar negeri.  Pada periode ini Lembaga Alkitab Amerika dan Inggeris dibentuk, dan pemberita injil (misionaris) menjelajahi dunia.  Pengkhotbah-pengkhotbah besar seperti Wesley dan Whitefield membuat kebangunan rohani menyebar secara global.  Demikian juga kitab Daniel dan Wahyu telah dipelajari di berbagai penjuru dunia, membuat kebangunan rohani sangat meluas sekali sejak Pentakosta.  Filadelfia atau “kasih persaudaraan”  memang cocok dengan periode ini  Sementara Yesus melihat jemaat-Nya pada masa ini, Dia tidak memberikan teguran.  Walaupun jemaat ini sebenarnya, mengalami kesukaran dengan kelompok yang sama seperti yang dialami jemaat Smirna.  Apakah nama kelompok tersebut?  Wahyu 2:9 ---Jawab : Jemaah iblis.

LAODIKIA – KEKRISTENAN MASA KINI

   Laodikia—jantung akan berdenyut lebih cepat sementara kita mendalami tujuh masa jemaat, sebab Laodikia melambangkan  gereja dewasa ini.  Amanat kepada jemaat Laodikia merupakan nasihat dan teguran Yesus secara langsung kepada orang Kristen yang hidup sekarang.  Dia mengerti betul persoalan kerohanian kita beserta obatnya.  Dia mengetahui apa yang kita perlukan, dan dia menawarkan bantuan-Nya dengan perasaan kasih.
   Apakah yang dikatakan Yesus tentang masalah kita masa kini?
a.    Wahyu 3:16 Kita suam-suam kukuh, dan tidak dingin atau panas.
b.   Wahyu 3:17 Dan merasa kerohanian kita kaya dan tidak kekurangan apa-apa padahal sebenarnya kita adalah melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang.

Catatan:
    Kondisi ini sangat memprihatinkan.  Tidak ada lagi yang lebih celaka bagiku daripada beranggapan bahwa hidupku sesuai dengan kehendak Allah, pada hal, saya sangat memerlukan pertobatan (ayat 19).  Banyak orang, kelihatannya saleh dan beribadah, tetapi kenyataannya kelak akan binasa pada penghakiman yang akan datang disebabkan hal yang sama.  Baca Matius 7:21-23.  Memang susah jika seseorang berada dalam keadaan bahaya, tetapi lebih gawat lagi jika dia berada dalam keadaan bahaya tetapi tidak menyadarinya.

   Ada 3 hal yang dinasihatkan Yesus bagi kita, agar kita dapat melihat diri kita dalam keadaan yang sebenarnya sehingga hidup kita dapat harmonis dengan Dia.  Baca Wahyu 3:18.
   Jawab:
a.    Supaya engkau membeli daripada-Ku emas yang telah dimurnikan dengan api(logam mulia).
b.   dan juga pakaian putih (jubah)
c.    dan lagi minyak untuk matamu(obat)
   Apakah arti emas, pakaian putih dan pelumas mata?
   Emas –tabiat yang mulia yang dapat berdiri teguh pada saat penganiayaan.  Hal itu mencakup juga firman Allah, Mazmur 19:7-10 dan IMAN yang bekerja oleh kasih, Galatia 5:6; Yakobus 2:5; Ayub 23:10.
   Pakaian putih –Pakaian kebenaran Yesus.  Yesaya 61:10; Wahyu 19:8.  Ini merupakan pemberian Yesus dengan percuma.  Kita tidak melakukan apapun untuk memperolehnya.  Kita hanya menerimanya dengan iman.  Zakharia 3:1-5.  Dan kita mempertahankannya dengan iman juga. Roma 1:17.
   Pelumas mata –berarti:
1.   Kejelian/ketajaman pemahaman firman Allah.  Mazmur 119:8; 1 Yohanes 2:20,27.
2.   Roh Suci –menyanggupkan kita melihat keadaan yang sebenarnya dari membuat pilihan yang benar, Yohanes 14:26; Efesus 1:17-19.
   Apakah yang harus kita lakukan agar kita yakin bahwa emas murni, pakaian putih dan pelumas mata itu dapat jadi milik kita?.  Wahyu 3:20
   Jawab: Aku harus membukakan pintu hatiku dan mengizinkan Yesus masuk ke dalam hidupku.
   Tujuh jemaat adalah yang pertama dari rangkaian tujuh penglihatan dalam Kitab Wahyu.  Yohanes menggambarkan tujuh jemaat, tujuh meterai, tujuh sangkakala, dan tujuh cawan murka.  Suatu adegan pembukaan mengawali setiap tujuh penglihatan ini.  Misalnya, penglihatan tentang Kristus di antara ke tujuh kaki dian(Why.2:3).  Adegan-adegan pembukaan seperti latar belakang panggung bagi setiap penglihatan yang terjadi berikutnya.  Sebagai akibatnya, John Bowman (dalam The Interpreter’s Dictionary of the Bible) mengemukakan tesis bahwa Kitab Wahyu bagaikan pertunjukan Yunani kuno, dengan tujuh babak dan tujuh adegan dimainkan dengan latar belakag pendahuluan masing-masing penglihatan.
   Dengan demikian, di dalam Kitab Wahyu Allah memakai bentuk drama untuk menyampaikan pesan mengenai apa yang nyata di alam semesta ini.   Sementara aktor-aktor seringkali berbicara tentang banyak hal seolah-olah itu nyata, drama bisa menjadi alat efektif mengungkapkan kebenaran.

   Ilustrasi:
   Seorang siswa bernama Dan ingin menjadi seorang aktor terkenal. Setelah Dan terjun dalam pelayanan, dia mengatakan bahwa menjadi hamba Tuhan itu banyak persamaannya dengan seni teater.  Dia mendapati bahwa hamba-hamba Tuhan memainkan peran berkuasa dan berpengaruh.  Mereka mewakili Tuhan.  Para hamba Tuhan mungkin sesekali memendam pemikiran yang tidak pantas, tetapi mereka tidak berani mempraktikkannya, jika tidak, mereka akan mempermalukan nama Yesus di antara orang-orang lemah, kaum muda, dan mereka yang tidak percaya.  Mereka harus setia kepada Firman dan tidak menyeleweng dan main-main.

   Peran orang Kristen di dunia sekuler ini sama menantangnya.  Kita harus senantiasa mencamkan tujuan misi dalam benak kita, namun demikian mudah dijangkau oleh mereka yang membutuhkan.  Siapa yang cukup sigap untuk menerima tantangan ini.  Tidak seoran pun, tetapi bersama Tuhan segala sesuatu mungkin.  Dia memilih seorang pembunuh gagap untuk memimpin umat-Nya keluar dari tanah Mesir (Musa)  Ia memilih yang termuda dari saudara-saudaranya untuk membunuh raksasa(Daud).  Dia lahir di palungan, namun demikian mampu mengubah dunia!.  Dia memerintahkan kita melakukan apa yang kelihatannya mustahil.  Dan Dia tidak memanggil mereka yang siap, tetapi mempersiapkan mereka yang dipanggil-Nya.

DAFTAR PUSTAKA:
1.   DR. U. Aritonang, Tafsiran Buku Wahyu: Universitas Advent Indonesia Cisarua -Bandung, 1988.
2.   Leo R. Van Dolson, “Kemenangan Sekarang ini-Kemuliaan Masa Mendatang”(Wahyu, Bagian I ), Bandung: Indonesia Publishing House, Pelajaran Sekolah Sabat Penuntun Guru, April-Juni 1989.
3.   Materi Seminar Wahyu, Bandung: Indonesia Publishing House, 1993.
4.   Jon Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007.