WAHYU
KEPADA YOHANES –(23)
“….Anak
Manusia,…WAJAHNYA BERSINAR-SINAR BAGAIKAN MATAHARI YANG TERIK” (Wahyu 1:13-16)---ayat
16.
YESUS BINTANG KITAB
WAHYU
“Penampilan Yesus di Patmos sangat
memukau. Saat menatap-Nya, Yohanes
tersungkur karena takjub (Wahyu 1:17).
Yesus tidak tampak seperti manusia biasa yang dikenalnya dulu di
Galilea.
Ayat ini menyebutkan, Yesus itu memukau dan mengesankan seperti
malaikat di dalam Daniel 10. Tetapi Dia
juga lebih daripada itu. Dia memiliki
karakteristik Keallahan. Rambut-Nya
seperti “bulu yang putih metah” bisa dibandingkan dengan salju, serta api
membara merupakan karakteristik “Dia yang Lanjut Usia” yang tertulis dalam
Daniel 7:9.
Ketika Dia menyebut diri-Nya “Yang Awal dan Yang Akhir”(Wahyu 1:17,18),
tidak perlu dipertanyakan lagi bahwa Yesus datang kepada Yohanes sebagai Allah
Perjanjian Lama(Yesaya 44:6; 48:12).
Yesus benar-benar “BINTANG” dalam setiap pengertian kata.”
(Jon
Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007.)
‘wajahNya
bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik’
(Bdk. Mat 17:2 Kis 9:3-5).
“Ini menunjukkan kemuliaan yang luar biasa. Tadinya Kristus rela
merendahkan diriNya dengan berinkarnasi / menjadi manusia, sehingga tidak
terlihat kemuliaanNya. Tetapi setelah Ia bangkit dari antara orang mati, dan
lebih-lebih setelah Ia naik ke surga, maka Ia dimuliakan sehingga bersinar
seperti matahari.”
James B. Ramsey: “It is His presence that makes them shine;
the withdrawal of His supplies or care would leave them in utter darkness and
utterly worthless. What more worthless than a candlestick in the dark, without
a light? So nothing is more worthless than a church without Christ” (= KehadiranNyalah yang membuat mereka
bersinar; penarikan suplai atau perhatianNya, akan meninggalkan mereka dalam
kegelapan dan ketidakberhargaan total. Apa yang lebih tidak berharga dari
kandil dalam kegelapan, tanpa terang? Demikian juga tidak ada yang lebih tidak
berharga dari suatu gereja tanpa Kristus) - hal 84.
Herman Hoeksema: “She is a light, not of herself, but, as is
clearly indicated by the fact that Christ stands, or walks, in the midst of the
seven golden candlesticks, only through her fellowship with Christ in the
Spirit. The Lord is her light, and apart from Christ she is in darkness and
lies in the midst of death”
(= Ia adalah terang, bukan dari dirinya sendiri, tetapi, seperti ditunjukkan
secara jelas oleh fakta bahwa Kristus berdiri atau berjalan di tengah-tengah
ketujuh kandil emas, hanya melalui persekutuannya dengan Kristus dalam Roh.
Tuhan adalah terangnya, dan terpisah dari Kristus ia ada dalam kegelapan dan
berada di tengah-tengah kematian) - hal 40.
Penerapan:
Karena itu, supaya kita bisa bersinar, kita
harus dekat dengan Tuhan, dan banyak bersekutu dengan Tuhan. Kebaktian Pagi,
dimana kita berdoa dan membaca Firman Tuhan secara pribadi, harus kita lakukan
dengan disiplin dan sungguh-sungguh! Bdk. Yoh 15:4-5 - “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam
kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia
tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu
tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya.
Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab
di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa”.
(Pdt. Budi Asali
M.Div- Eksposisi Wahyu kepada Yohanes.)
WAHYU
KEPADA YOHANES –(24)
“KETIKA AKU MELIHAT
DIA, TERSUNGKURLAH AKU DI DEPAN KAKINYA SAMA SEPERTI ORANG YANG MATI; tetapi Ia
meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: ‘Jangan takut! Aku adalah
Yang Awal dan Yang Akhir…” (Wahyu 1:17)
KEBESARAN ALLAH YANG
MELAMPAUI AKAL
“Yohanes mengenal Yesus cukup baik ketika Dia
masih dalam wujud manusia(lihat 1 Yohanes).
Tetapi itu 60 tahun yang lalu.
Dan Yesus telah naik ke alam semesta lain. Sang nabi tentu tak berharap Yesus
sewaktu-waktu muncul. Bukan hanya itu,
Yesus memiliki kualitas-kualitas memukau yang Yohanes kaitkan dengan Allah
sendiri. Dia adalah “Yang Awal dan Yang
Akhir”, yang menggambarkan Tuhan yang agung dalam Perjanjian Lama(Yes.44:6;
48:12). Yesus datang kepada Yohanes
sebagai Allah Perjanjian Lama. Dia menciptakan
dunia ini, memberikan hukum Taurat di Gunung Sinai, serta memenuhi Bait Allah
dengan kemuliaan pada zaman Salomo.
Pastinya sangat mengejutkan bagi Yohanes. Sebagai akibatnya, dia pun JATUH
TERSUNGKUR. Ini lebih daripada yang
sanggup ditanggungnya. Inilah Wahyu
Yesus Kristus. Dia lebih daripada
manusia, Dia dalah Allah yang menjadi manusia.
Saat kita, seperti Yohanes, tersadar dari kenyataan ini, kita akan
dihiburkan dengan mengatahui bahwa Tuhan benar-benar sanggup memenuhi segala
yang kita butuhkan, termasuk HIDUP YANG KEKAL”.
(Jon
Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007.)
‘Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan
kakiNya sama seperti orang yang mati’.
Berkat yang menyebabkan
ketakutan.
Rasul Yohanes melihat Yesus dalam kemuliaan. Seharusnya semua itu
menimbulkan sukacita, syukur, dan pujian. Tetapi ternyata ia menjadi takut.
Kita juga sering seperti itu dimana kita salah mengerti tentang apa yang
terjadi pada kita / di sekitar kita sehingga kita menjadi takut, padahal semua
itu membawa berkat bagi kita, dan sebetulnya tidak perlu kita takuti.
Dalam suatu buku Renungan Pagi diceritakan suatu cerita sebagai berikut:
“The story is told of a lone survivor of a
shipwreck who was thrown upon an uninhabited island. After a while he built for
himself a rude shelter in which he placed the few precious possessions he had
managed to save from the ship. Being a Christian he prayed most earnestly for
deliverance, and anxiously scanned the horizon to hail any ship that might come
in that direction. One day, upon returning from a hunt for food, he was
horrified to find his campsite in flames. All that he had salvaged was
disappearing in the smoke! Disaster had struck, or so it appeared. However,
that which seemed to have transpired for the worst was in reality for his gain.
While to his limited vision such a cruel blow was inexplicable, to God’s
infinite wisdom his loss was for the best, and actually resulted in the very
thing for which he had been praying most earnestly - for the very next day a
ship arrived! ‘We saw your smoke signal,’ the captain said! The Christian
recognized then that even his seeming calamity had been God directed” (= Ada suatu cerita tentang seseorang yang
merupakan satu-satunya orang yang selamat dari suatu kapal yang karam yang
terdampar di suatu pulau yang tidak berpenghuni. Setelah beberapa waktu ia
membangun tempat berlindung untuk dirinya sendiri dan di sana ia menempatkan
beberapa barang-barang berharga yang berhasil ia selamatkan dari kapal itu.
Sebagai seorang kristen ia berdoa dengan sungguh-sungguh untuk kelepasan, dan
ia selalu mengawasi kaki langit untuk memanggil kapal yang datang ke arah
tersebut. Suatu hari, pada waktu kembali dari mencari makan, ia terkejut karena
mendapati bahwa perkemahannya terbakar. Semua barang-barang yang ia selamatkan
habis terbakar! Bencana telah menimpa, atau begitulah kelihatannya. Tetapi hal
yang terjadi yang kelihatannya sangat buruk itu sebetulnya menguntungkan dia.
Sementara bagi pandangannya yang terbatas pukulan yang kejam itu tidak bisa
dijelaskan, bagi hikmat Allah yang tak terbatas kerugiannya adalah untuk
kebaikannya, dan betul-betul menghasilkan hal untuk mana ia telah berdoa dengan
sungguh-sungguh - karena para hari berikutnya sebuah kapal tiba! ‘Kami melihat
tanda asapmu’ kata kaptennya! Lalu orang kristen itu menyadari bahwa bahkan hal
yang baginya terlihat sebagai bencana telah diarahkan oleh Allah) - ‘Bread for Each Day’, July 30.
(Pdt. Budi Asali M.Div- Eksposisi
Wahyu kepada Yohanes.)
WAHYU
KEPADA YOHANES –(25)
“KETIKA AKU MELIHAT
DIA, TERSUNGKURLAH AKU DI DEPAN KAKINYA SAMA SEPERTI ORANG YANG MATI ” (Wahyu
1:17)
“TERAPI KAGET”
“Berjumpa Yesus dalam sebuah penglihatan sungguh mengejutkan Yohanes. Anda bisa bilang bahwa Kitab Wahyu berasal
dari semacam “terapi kaget” yang Yesus berikan kepada sang nabi. Yesus datang kepadanya dalam wujud yang
benar-benar tidak terduga.”.
(Jon Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”,
Bandung: Indonesia Publishing House, 2007)
WAHYU
KEPADA YOHANES –(26)
“Jangan takut ! Aku
adalah YANG AWAL DAN YANG AKHIR, DAN YANG HIDUP;..dan Aku MEMEGANG SEGALA KUNCI
MAUT DAN KERAJAAN MAUT ” (Wahyu 1:18).
KUNCI MAUT DIPEGANG
OLEH YESUS
Para
sarjana Alkitab mengamati adanya hal mengherankan dalam ayat diatas. Kita mendapati adanya persamaan antara gambaran
Yesus di sini dengan Hekate, dewi
terbesar dan terpopuler di Asia Kecil. Hekate diakui sebagai dewi pemegang
kunci Hades, alam maut mitologikal.
Orang-orang zaman purba menyebutnya trimorphos
berarti memiliki tiga bentuk atau wujud berbeda dikaitkan dengan tiga bagian
alam semesta yang besar {surga, bumi, dan dunia bawah tanah(Hades)}.
Dalam wujud surgawinya dia dikenal dengan nama Selene atau Luna
(bulan). Di bumi dia disebut sebagai Artemis atau Diana (lihat Kis.19). Dan
dalam dunia bawah tanah, orang-orang Yunani menyebutnya sebagai Persephone. Dia juga dikenal sebagai “yang awal dan yang
akhir” (Wahyu 22:13). Sebagai yang bebas
bergerak di antara surga, bumi, dan dunia bawah tanah, Hekate bisa menjadi dewi pewahyu.
Di bumi ini dia bisa menyingkapkan apa yang di terjadi di surga dan di
Hades. Sebagai pemegang kunci Hades, dia
juga bisa menjadi pemberi keselamatan.
Mengapa Yesus merujuk gambaran diri-Nya sedemikian menyerupai dewi
kafir?. Karena Allah selalu menjumpai
umat-Nya sebagaimana diri mereka apa adanya (Lihat 1 Kor.9:19-23).
(Jon Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”,
Bandung: Indonesia Publishing House, 2007.)
Kebangkitan rohani dan jasmani adalah mungkin karena kematian dan
kebangkitan Kristus. Yesus memegang
“anak kunci kerajaan sorga”, tetapi Dia memberikannya kepada kita. Dia adalah yang bangkit dari kematian secara
rohaniah, dan akhirnya membangkitkan orang-orang mati yang benar dari
kuburan. Walaupun demikian, kasih
karunia-Nya menyanggupkan kita untuk memperkenalkan kasih-Nya kepada
orang-orang lain, supaya dengan kesaksian kita mereka boleh datang untuk
menikmati berkat kerajaan kasih karunia dan akhirnya kerajaan kemuliaan.
“Setan tidak dapat menahan orang mati itu di dalam genggamannya jika
Anak Allah memanggil mereka untuk hidup kembali. Ia tidak dapat menahan di dalam kematian
rohani satu jiwa yang di dalam iman menerima kuasa perkataan Kristus. Tuhan berkata kepada semua orang yang mati di
dalam dosa, ‘Bangunlah, hai engkau yang tidur, dan bagkitlah dari antara orang
mati”. Efesus 5:14 Perkataan itu adalah
hidup kekal.”
E.G
White, Kerinduan Segala Zaman I, hlm.299.
Sudahkah saya alami kebangkitan dari kematian rohani yang ditawarkan
Kristus?. Apakah saya menggunakan anak kunci kerajaan sorga yang dipinjamkan
Kristus kepada saya untuk memimpin orang-orang lain menikmati hidup yang dia
berikan?.
(Leo
R. Van Dolson, “Kemenangan Sekarang ini-Kemuliaan Masa Mendatang”(Wahyu, Bagian
I ), Bandung: Indonesia Publishing House, Pelajaran Sekolah Sabat Penuntun
Guru, April-Juni 1989.)
“tetapi Ia meletakkan
tangan kananNya di atasku, lalu berkata: ‘Jangan takut!”.
·
Kita
yang adalah orang percaya tidak perlu takut pada kehadiranNya!
·
William
Barclay:
“.. there is also something lovely.
When the seer fell in awed terror before the vision of the Risen Christ, the
Christ stretched out his right hand and placed it on him and bade him not to be
afraid. The hand of Christ is strong enough to uphold the heavens and gentle
enough to wipe away our tears” (= ... di sini juga ada sesuatu yang bagus / indah. Pada saat sang
pelihat jatuh ketakutan di hadapan penglihatan dari Kristus yang telah bangkit,
Kristus mengulurkan tangan kananNya dan meletakkannya padanya dan memintanya
untuk tidak takut. Tangan Kristus cukup kuat untuk me-nahan / menopang langit
dan cukup lembut untuk menghapus air mata kita) - hal 50.
·
dalam
kata-kataNya selanjutnya Tuhan memberikan alasan-alasan mengapa kita tidak
perlu takut.
‘Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir’.
‘Aku adalah yang awal’
seharusnya adalah ‘I am the first’ (= Aku adalah yang pertama). Dengan
kata-kata ini Yesus mengclaim diriNya sebagai Allah, yang ada dari
selama-lamanya sampai selama-lamanya.
Pulpit Commentary: “Here the Lord Jesus identifies himself with
the living God who spake by the prophets. There cannot be two firsts! He who is
the First is Jehovah, Lord of hosts. Jesus is the First. Therefore Jesus is the
one living and true God” (=
Di sini Tuhan Yesus mengidentikkan diriNya dengan Allah yang hidup yang
berbicara oleh nabi-nabi. Tidak mungkin ada dua ‘yang pertama’! Ia yang pertama
adalah Yehovah, Tuhan semesta alam. Yesus adalah yang pertama. Karena itu Yesus
adalah Allah yang hidup dan benar) - hal 16.
Penerapan:
·
Bagian
ini bisa saudara gunakan kalau saudara menghadapi orang-orang Saksi Yehovah. Mengapa? Karena mereka
beranggapan bahwa Yesus hanyalah ‘allah kecil’, yang merupakan ciptaan pertama
dari Yahweh / Yehovah. Kalau pandangan mereka ini benar, maka hanya Yahweh /
Yehovah sendiri sajalah yang berhak berkata: ‘I am the first’ (=
Aku adalah yang pertama), dan di sini Yesus seharusnya berkata: ‘I am the second’ (= Aku adalah yang kedua). Tetapi
ternyata Yesus tidak berkata demikian. Ia berkata: ‘I am the first’ (=
Aku adalah yang pertama)., dan ini membuktikan bahwa Ia betul-betul
adalah Allah sendiri.
·
Bahwa
Yesus adalah Allah, merupakan alasan pertama mengapa kita tidak boleh takut.
Ingat baik-baik, Juruselamat dan Gembala kita itu adalah Allah sendiri! Apa
yang harus / perlu kita takuti?
‘dan
Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya’.
Bahwa Yesus sudah mati,
tetapi bangkit kembali, merupakan alasan kedua mengapa kita yang percaya kepada
Yesus tidak boleh takut. Paling banter kita mati, tetapi sama seperti Yesus,
kitapun akan bangkit. Juga ditinjau secara rohani, kematian dan kebangkitan
Yesus membereskan semua dosa kita. Jadi lagi-lagi menyebabkan kita tidak boleh
takut.
‘Aku memegang segala kunci maut
dan kerajaan maut’.
Kematian / maut dan
kerajaan maut / HADES mempunyai pintu gerbang (Maz 9:14b Maz
107:18b Yes 38:10), dan Kristus memegang kuncinya!
‘Kunci’ merupakan simbol
dari kuasa dan otoritas. Jadi kalau dikatakan bahwa Kristus memegang kunci
‘maut’ / ‘death’ (= kematian), maka itu menunjukkan bahwa saat kematian
setiap orang ada dalam tangan dan penguasaan Kristus.
James B. Ramsey: “Not
a soul can pass from this world to the next, except just at the time and in the
circumstances which He ordains” (= Tidak ada satu jiwapun bisa berpindah dari dunia ini ke dunia yang
akan datang, kecuali hanya pada saat dan dalam keadaan yang Ia tentukan)
- hal 67.
Bdk. Mat 10:28-30 - “Dan
janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak
berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan
baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. Bukankah burung pipit dijual dua ekor
seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak
BapaMu. Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya”.
Dilihat dari ay 28 nya kelihatannya sekalipun manusia bisa
membunuh kita, kita tetap tidak boleh takut, karena mereka tidak bisa membunuh
jiwa. Tetapi dilihat dari ay 29-30 nya, terlihat bahwa sebetulnya membunuh
tubuh kitapun orang-orang itu tidak bisa, kecuali kalau Tuhan memang
menghendaki kematian kita. Ini semua menyebabkan kita tidak boleh takut kepada
siapapun!
Tetapi apa artinya
‘Kristus memegang kunci kerajaan maut’?
·
‘kerajaan
maut’ diterjemahkan ‘hell’ (= neraka) oleh KJV. Kitab Suci bahasa
Inggris yang lain tetap menggunakan kata Yunani HADES.
·
macam-macam
penafsiran tentang HADES.
*
Adam Clarke: HADES
menunjuk bukan pada neraka atau tempat penantian, tetapi pada kubur.
*
Homer
Hailey:
“Death claims the body, which
returns to the dust; and Hades claims the spirit, which, after death, is in the
realm of the unseen” (=
Kematian menuntut tubuh, yang kembali kepada debu; dan HADES menuntut roh, yang
setelah kematian berada dalam dunia dari yang tak kelihatan) - hal 113.
*
William
Hendriksen:
“It is evident that the term ‘Hades’
as used here cannot mean hell or the grave. It signifies the state of
disembodied existence. It refers to the state of death which results when life
ceases and when body and soul separate. Thus Hades always follows death (Rev.
6:8)” [= Jelaslah bahwa
istilah HADES seperti yang digunakan di sini tidak bisa berarti neraka atau
kuburan. Itu berarti keadaan dari keberadaan tanpa tubuh. Itu menunjuk pada
‘keadaan kematian’ yang diakibatkan dari kehidupan yang berhenti dan pada waktu
tubuh dan jiwa berpisah. Demikianlah HADES selalu mengikuti kematian (Wah 6:8)]
- hal 57.
Bahwa kunci maut / kematian maupun Hades dipegang oleh Yesus merupakan alasan ketiga mengapa
kita tidak boleh takut.
(Pdt.
Budi Asali M.Div- Eksposisi Wahyu kepada Yohanes.)