WAHYU
KEPADA YOHANES –(21)
“….DAN DI
TENGAH-TENGAH KAKI DIAN ITU ADA SEORANG SERUPA ANAK MANUSIA, berpakaian jubah…”
(Wahyu 1:13).
ALLAH SELALU ADA PADA
UMAT-NYA
“
Kita beroleh rasa aman di dalam hubungan kita dengan Kristus. Banyak
orang Kristen merasa tidak aman.
Mereka tidak tahu apakah mereka telah cukup berusaha atau apakah
hubungan mereka sehat. Kepada mereka,
Yesus katakan, “Aku ada disini di antara kamu.”
Jelas bahwa gereja itu tidak sempurna, membuat kesalahan dalam beberapa
hal, bahkan berpaling dari Yesus. Namun
demikian, Dia tetap berjalan di antara kaki-kaki dian sebagai Allah perjanjian
yang setia dan selalu ada bagi umat-Nya.”
( Jon Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”,
Bandung: Indonesia Publishing House,
2007.)
‘ada
seorang serupa Anak Manusia’ (Bdk. Daniel 7:13-14).
a) Ini menunjuk kepada Tuhan Yesus dalam
hakekat manusiaNya.
Tetapi mengapa diberi kata ‘serupa’? Karena di sini Yesus menampakkan
diri dalam kemuliaanNya, sehingga ada perbedaannya dengan Yesus dalam perendahanNya
yang dulu dilihat oleh Yohanes (sebelum kematianNya).
b) Tetapi seorang penafsir mengatakan
bahwa ini justru menunjuk pada keilahian Yesus.
Geoffrey B. Wilson: “The word ‘like’ not only affirms
a similarity with man, but also indicates that he is more than man and thus
points to his deity” (= Kata ‘serupa’ bukan hanya menegaskan kemiripan
dengan manusia, tetapi juga menunjukkan bahwa ia lebih dari manusia, dan dengan
demikian menunjuk pada keilahianNya) - hal 22.
‘berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan
dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas’.
a) Ada yang menganggap bahwa ini adalah
pakaian imam besar, dan dengan demikian menunjukkan Yesus sebagai Imam Besar
kita.
William Barclay: “The word which describes the robe
is PODERES, ‘reaching down to the feet’. This is the word which the Greek Old
Testament uses to describe the robe of the High Priest (Exodus 28:4; 29:5;
Leviticus 16:4)” [= Kata yang menggambarkan jubah adalah PODERES, ‘mencapai
kaki’. Ini adalah kata yang digunakan oleh Perjanjian Lama berbahasa Yunani
untuk menggambarkan jubah Imam Besar (Kel 28:4; 29:5; Im 16:4)] - hal 45.
William Barclay: “Josephus also describes carefully
the garments which the priests and the High Priest wore when they were serving
in the Temple. They wore ’a long robe reaching to the feet,’ and around the
breast, ‘higher than the elbows,’ they wore a girdle which was loosely wound
round and round the body. The girdle was embroidered with colours and flowers,
with a mixture of gold interwoven (Josephus: The Antiquities of the Jews,
3.7:2,4). All this means that the description of the robe and the girdle of the
glorified Christ is almost exactly that of the dress of the priests and of the
High Priest” [= Josephus juga menggambarkan secara teliti pakaian yang
dikenakan oleh imam-imam dan Imam Besar pada waktu mereka melayani dalam Bait
Allah. Mereka mengenakan ‘jubah panjang yang mencapai kaki’, dan mengelilingi
dada, ‘lebih tinggi dari siku’, mereka memakai sabuk yang dililitkan pada tubuh
secara longgar. Sabuk itu disulam dengan warna-warna dan bunga-bunga bercampur
emas (Josephus: The Antiquities of the Jews, 3.7:2,4). Semua ini berarti bahwa
penggambaran dari jubah dan sabuk dari Kristus yang telah dimuliakan hampir
persis dengan pakaian imam-imam dan Imam Besar] - hal 45.
b) Tetapi ada yang tidak setuju pada
penafsiran di atas.
Beasley-Murray: “While it is true that the high
priest wore such a robe, it was also worn by men of rank generally, and there
is no need to bring in the high priest here” (= Sekalipun memang benar
bahwa imam besar
mengenakan jubah seperti itu, tetapi itu juga dikenakan oleh orang-orang
yang berkedudukan tinggi pada umumnya, dan tidak perlu memasukkan imam besar di
sini) - hal 66-67.
Leon Morris sejalan dengan Beasley-Murray.
(Pdt.
Budi Asali M.Div- Eksposisi Wahyu kepada Yohanes.)
WAHYU
KEPADA YOHANES –(22)
“Anak Manusia,…KEPALA
DAN RAMBUTNYA PUTIH BAGAIKAN BULU YANG PUTIH METAH, dan mata-Nya bagaikan nyala
api. Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan
TEMBAGA MEMBARA DALAM PERAPIAN; …” (Wahyu 1:13-16)
KEBESARAN YESUS
“Berdasarkan ayat bacaan kita hari ini, dia menjelaskan bahwa rambut
Yesus seperti wol. Bukan maksud Yesus di
dalam penglihatan ini untuk memberikan gambaran yang tepat menyerupai diri-Nya yang
sebenarnya. Dan putihnya kepala serta
rambut Yesus bukan untuk menunjukkan bahwa Ia berambut pirang, sebaliknya itu
untuk mengenang kembali “Yang Lanjut Usia” di dalam Daniel 7. Yesus datang kepada Yohanes langsung dari
takhta Allah untuk memberinya dorongan semangat Ilahi dalam menghadapi
kesulitan yang akan dia alami serta bagi gereja-Nya.
(
Jon Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007).
Ay 14: “Kepala dan rambutNya
putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mataNya bagaikan nyala api”.
1) Rambut
putih menunjukkan usia lanjut / kekekalan (bdk. Dan 7:9), dan kekekalan
menunjukkan keilahian.
Homer Hailey lebih
memilih untuk menafsirkan bahwa kepala dan rambut putih menunjukkan kemurnian
dan kekudusan, tetapi ia mengatakan bahwa kekekalan bisa diambil sebagai arti
sekunder (hal 110).
Leon Morris menambahkan
satu arti lagi untuk rambut putih, yaitu ‘kebijaksanaan’, dan Steve Gregg
menambahkan arti ‘honor’ (= kehormatan).
2) Mata yang
seperti nyala api (bdk. Dan 10:6) menunjukkan kemahatahuan dan juga
kemarahan yang suci (holy anger) terhadap dosa.
Pulpit Commentary: “His eyes were as a
flame of fire, piercing men through and through, burning up all hypocritical
pretence” (= MataNya bagaikan nyala api, menembus manusia, membakar semua
kepura-puraan yang bersifat munafik) - hal 16.
Ay 15: “Dan kakiNya mengkilap
bagaikan tembaga membara di dalam perapian; suaraNya bagaikan desau air bah”.
1) ‘Dan
kakiNya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian’ (bdk. Daniel
10:6 Yeh 1:7).
a) Logam apa
yang dimaksud di sini?
Kitab Suci Indonesia
menterjemahkan ‘tembaga’ (= copper).
KJV: ‘brass’ (=
kuningan).
RSV/NIV/NASB: ‘bronze’
(= perunggu).
Kata Yunani yang
diterjemahkan ‘tembaga membara’ adalah CHALKOLIBANOS.
William Barclay: “No one really knows what the metal is.
Perhaps it was that fabulous compound called ‘electrum’, which the ancients
believed to be an alloy of gold and silver and more precious than either” (= Tidak seorangpun yang betul-betul tahu
ini logam apa. Mungkin itu adalah campuran yang menakjubkan yang disebut
‘electrum’, yang dipercaya oleh orang-orang kuno sebagai campuran dari emas dan
perak, dan lebih berharga dari keduanya) - hal 49.
Beasley-Murray: “John’s word for bronze denotes a very
precious metal, compounded of gold and silver, beloved of the ancients for its
flashing qualities” (= Kata
yang dipakai oleh Yohanes untuk perunggu menunjukkan logam yang sangat
berharga, campuran emas dan perak, disenangi oleh orang-orang kuno karena
berkilau) - hal 67.
b)
Macam-macam penafsiran tentang bagian ini.
·
William
Barclay:
“The brass stands for strength, for
the steadfastness of God; and the shining rays stand for speed, for the
swiftness of the feet of God to help his own or to punish sin” (= kuningan melambangkan kekuatan dan
keteguhan / ketidak-berubahan / kesetiaan Allah; dan sinar yang berkilauan
melambangkan kecepatan, kecepatan kaki Allah untuk menolong milikNya atau
menghukum dosa) - hal 50.
·
Pulpit
Commentary: ini menunjukkan ‘firmness, might and splendour’ (= keteguhan
/ ketegasan, kekuatan, dan kemegahan).
·
Adam
Clarke mengatakan bahwa kaki yang seperti tembaga membara ini merupakan simbol
dari ‘stability and permanence’ (= kestabilan dan keabadian), karena
tembaga dianggap sebagai logam yang paling tahan lama.
·
Kaki
yang seperti tembaga membara ini menunjukkan Providence (= pelaksanaan
Rencana Allah) yang tidak bisa ditahan.
·
Kaki
ini menginjak-injak kuasa kegelapan, semua musuh-musuhNya, sampai semua hancur
terbakar. Bdk. Mal 4:3 yang menunjukkan janji Tuhan bagi orang percaya bahwa
nanti kita akan menginjak-injak orang jahat.
·
Kaki
yang seperti tembaga membara ini menunjukkan api yang menghanguskan dari
penghakimanNya yang mendekat.
Saya condong pada 2
penafsiran yang terakhir (bdk. Wah 2:18).
(Pdt.
Budi Asali M.Div- Eksposisi Wahyu kepada Yohanes.).