WAHYU YESUS KRISTUS
“Inilah Wahyu Yesus Kristus, yang
dikaruniakan Allah kepada-Nya, supaya ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya
apa yang harus segera terjadi…(Wahyu 1:1).
Baik Tuhan maupun setan menghendaki penyembahan
dari Anda. Menyedihkan sekali bahwa
jutaan orang sedang menyembah setan tanpa mereka sadari. Kitab Wahyu akan memberikan amaran terhadap
hal ini serta menunjukkan kepada Anda bagaimana cara menghindari penyembahan
kepada setan itu. Dalam Wahyu fasal 1 –
Pahlawan Buku Wahyu diperkenalkan kepada kita, yaitu Yesus Kristus sendiri.
Kitab Wahyu ditulis oleh Yohanes di sebuah pulau kecil berbatu-batu yang
bernama Patmos yang terletak di Laut Tengah atau Republik Turki sekarang.
(Wahyu 1:9), di mana ia diasingkan dan kerja paksa di pertambangan karena
mempertahankan imannya. Patmos merupakan
pulau penjara seperti “Nusakambangan” pada zamannya. Dengan situasi lingkungan yang sangat
mengerikan dan seram inilah Yohanes menulis kitab Wahyu.
Kunci yang sangat penting untuk dapat mengerti Kitab Wahyu adalah
mempelajari buku-buku Alkitab lainnya, khususnya Perjanjian Lama. Wahyu banyak berisi lukisan-lukisan yang terdapat
dalam Perjanjian Lama. Seorang penulis
terkenal bernama Taylor G. Bunch berkata, “26 dari 39 Kitab Perjanjian Lama
dikutip dalam Kitab Wahyu, dan 404 ayatnya adalah salinan langsung atau diambil
dari buku lainnya dalam Alkitab.
“Inilah Wahyu Yesus Kristus”(Wahyu 1:1)
Maksudnya disini adalah Wahyu dari atau tentang
Yesus Kristus dan pekerjaan-Nya di sorga sesudah kebangkitan-Nya.
“Dalam Wahyu digambarkan perkara-perkara yang mendalam tentang
Allah. Nama yang diberikan kepada
halaman-halamannya yang diilhamkan, “Wahyu”, bertentangan dengan sebutan bahwa
inilah buku yang dimeteraikan. Suatu
wahyu adalah sesuatu yang dinyatakan.
Tuhan sendiri menyatakannya kepada hamba-Nya rahasia-rahasia yang
terdapat dalam buku ini, dan ia merencanakan bahwa hal itu akan terbuka untuk
pelajaran semua orang.
Kebenaran-kebenarannya dialamatkan kepada mereka yang hidup pada
hari-hari terakhir dari sejarah dunia, sama seperti mereka yang hidup pada
zaman Yohanes. Sebagian dari pemandangan
yang digambarkan dalam nubuatan ini adalah pada masa yang silam, sebagian
sedang berlaku sekarang; sebagian memperlihatkan akhir pertentangan yang besar
antara kuasa kegelapan dan Raja Sorga, dan sebagian mengungkapkan kemenangan
dan kesukaan dari orang-orang tebusan dalam dunia yang dijadikan baru.”
E.G.
White, Kisah Para Rasul, hlm.460,461.
“Wahyu bukan wahyu milik Timur Tengah, wahyu gereja Kristen, ataupun
wahyu dunia Islam. Judul buku itu bahkan
bukan “Wahyu Zaman Akhir”—melainkan Wahyu Yesus Kristus. Walaupun sulit dipahami, tujuan utamanya
adalah mengajar kita tentang Yesus. Jika
penafsiran kita tentang Kitab Wahyu tidak mengarahkan pada gambaran yang lebih
jelas mengenai Kristus, berarti kita belum benar-benar memahami kitab
tersebut”.
Jon
Paulien, Kabar Baik Dari Patmos hlm.10.
Saudaraku yang kekasih,
Mari kita berdoa, agar sementara kita mempelajari kitab Wahyu Allah akan
menolong kita untuk tidak pernah kehilangan pandangan pada YESUS.
DAFTAR PUSTAKA:
1. Materi Seminar Wahyu, Bandung: Indonesia Publishing House, 1993.
2. E.G. White, Kisah Para Rasul, Bandung: Indonesia Publishing House, 1985.
3. Materi Kuliah "Revelation", Bandung: Institut Theologia dan Keguruan Advent, 1974.
4. Jon Paulien, Kabar Baik Dari Patmos, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007.