“Inilah Wahyu
Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepada-Nya,….Dan oleh malaikat-Nya yang
diutus-Nya, Ia telah menyatakannya
kepada hamba-Nya Yohanes ”(Wahyu 1:1).
Perkataan “menyatakannya”, Kata Yunani: semaino, “to
indicate/”attest” by a sign,” “to announce”, “to reveal”, “to make known”, “to
explain”.
KJV: “signified” =menandakan, memberitahukan dengan sebuah tanda.
“Menyatakan” berarti berkomunikasi melalui tanda-tanda, isyarat, dan
lambang-lambang. Jadi nubuatan Wahyu
adalah simbolis (lambang).
Kitab Wahyu diberikan kepada kita melalui tahapan-tahapan ini:
a.
Allah
memberikannya kepada Yesus.
b.
Yesus
memberikannya kepada Malaekat-Nya, dan kemudian
c.
Malaekat-Nya
memberikannya kepada Yohanes.
‘menyatakannya’.
RSV: ‘made
it known’ (= menyatakannya). Memang bisa diterjemahkan seperti ini, seperti
dalam Kis 25:27.
KJV /
Lit: ‘signified’ (= menandakan / menyatakan dengan tanda / simbol).
Kata
Yunani yang digunakan adalah ESEMANEN, yang berasal dari kata Yunani SEMANEIN
yang berarti ‘to signify’ (= menandakan / menyatakan dengan tanda /
simbol). Sedangkan kata bendanya adalah SEMEIA, yang berarti ‘signs’ (=
tanda-tanda). Karena itu jangan heran kalau hampir seluruh Kitab Wahyu ini
dipenuhi dengan simbol.
Herman
Hoeksema: “... He signified it. This means that He cast it into the
form of signs and symbols derived from our earthly life and experience. ... It
seems to imply that the form in which Christ imparted this revelation to His
servant John differs from the form in which Christ Himself received from God.
Christ is heavenly, the Lord of heaven, the resurrected Lord in glory. He is
able to receive the revelation of heavenly things directly, in heavenly form.
But we are still earthly, in our humiliated body. And we cannot receive the
revelation of heavenly things in other than earthly form, signs and symbols”
(= ... Ia menyatakannya dengan tanda. Ini berarti bahwa Ia membuatnya ke dalam
bentuk dari tanda-tanda dan simbol-simbol yang diambil dari hidup dan
pengalaman duniawi kita. ... Kelihatannya ini menunjukkan bahwa bentuk dalam
mana Kristus memberikan wahyu ini kepada hambaNya Yohanes berbeda dengan bentuk
dalam mana Kristus sendiri menerimanya dari Allah. Kristus bersifat surgawi,
Tuhan dari surga, Tuhan yang bangkit dalam kemuliaan. Ia bisa menerima wahyu
dari hal-hal surgawi secara langsung, dalam bentuk surgawi. Tetapi kita tetap
bersifat duniawi, dalam tubuh kita yang hina. Dan kita tidak dapat menerima
wahyu dari hal-hal surgawi dalam bentuk lain selain bentuk duniawi, tanda-tanda
dan simbol-simbol) - hal 11.
Saya
berpendapat bahwa ini merupakan suatu pukulan yang berat bagi golongan Futurist
yang selalu ingin menghurufiahkan Kitab Wahyu ini.
DAFTAR PUSTAKA:
1.
The
Seventh-day Adventist Bible Commentary,Jld.7. U.S.A: Review and Herald
Publishing Association. Revised, 1980.
2.
Materi
Seminar Wahyu, Bandung: Indonesia Publishing House, 1993
3.
Pdt.
Budi Asali, M.Div. Eksposisi Wahyu kepada Yohanes.
4.
Jon
Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007.