Setiap
hari adalah hadiah dari Tuhan
“Pada hari Tuhan” –Ini adalah Hari
Sabat dan bukan hari Minggu.
·
Hari
Sabat adalah hari Sabat Tuhan, bukan hari Sabat orang Yahudi, karena:
1. Yesus
memasuki rumah ibadat pada hari Sabat (Luk.4:16).
2. Tidak ada
perobahan hari kebaktian sesudah kematian Yesus, sebab:
a. Rasul Paulus berbakti pada hari Sabat
tiga kali berturut-turut (Kisah 17:2).
b. Ia meyakinkan orang Yahudi dan Yunani,
artinya hari Sabat bukan monopoli orang Yahudi (Kisah 18:4).
Pada hari apa Yohanes menerima penglihatannya yang pertama?. Why 1:10.
“Pada
HARI TUHAN…”
Biasa mendengar orang-orang Kristen membicarakan pada hari Minggu adalah
Hari Tuhan dan mendapati mereka menafsirkan pernyataan Yohanes demikian. Tetapi tidak ada referensi dalam Kitab Suci
untuk hari Minggu sebagai Hari Tuhan.
Hari apa yang diakui Tuhan menjadi hari-Nya? Markus 2:28:
“Jadi Anak manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat”.
Yohanes memelihara Sabat di
Patmos:
“Adalah pada hari Sabat Tuhan kemuliaan kelihatan kepada rasul yang
dibuang itu. Hari Sabat dipelihara
dengan sucinya oleh Yohanes di pulau Patmos seperti bilamana ia berkhotbah
kepada orang banyak di kota-kota Yudea.
Ia menuntut sebagai miliknya sendiri janji-janji yang berharga yang
telah diberikan mengenai hari itu.” E.G. White, Kisah Para Rasul hlm.458,459.
Minggu tidak disebut “hari Tuhan”
hingga akhir masa.
Kata sifat Yunani(Gerika): “kepunyaan Tuhan”, “milik Tuhan”,(KURIAKE)
dalam sejarah terakhir gereja Kristen pertama berdiri sendiri dalam literatur
Kristen, tanpa kata “hari”, akhirnya kata ini menjadi istilah yang diterima
untuk hari Minggu, hari kebangkitan Kristus.
Walaupun istilah ini sering muncul dalam Bapa-bapa Gereja dengan arti
hari Minggu, bukti meyakinkan yang pertama dari penggunaan yang demikian tampak
hingga bagian terakhir pada abad kedua dalam Gospel According to Peter
apokripal (9,12…) di mana hari kebangkitan Kristus disebut ‘hari Tuhan’.
Karena dokumen ini dituliskan sedikit-dikitnya tiga perempat abad
sesudah Yohanes menuliskan Wahyu, itu tidak bisa ditunjukkan sebagai bukti
bahwa ucapan ‘hari Tuhan’ pada zaman Yohanes adalah hari Minggu.”
SDA
Bible Commentary, jilid 7. Hlm.735.
Lord’s day (Hari
Tuhan), boleh diartikan sebagai Hari pehukuman, tetapi dalam bahasa Yunani :
Hemera –menunjukkan suatu hari.
Hemera to khurio – The day of the Lord/hari Tuhan, Khurio = Kristus.
Kuriake – in modern Greek: Sunday/hari
minggu, Hemera –day/hari.
Sedikit kebenarannya bahwa ini hari minggu, karena ini adalah hari
kebangkitan (The day of resurrection).
Ada sebuah buku yang disebut dengan: Apocrypha –hidden book(buku
tersembunyi). Dalam buku ini ada satu
buku yang namanya Gospel of Peter (Injil Petrus). Pada buku ini disebutkan bahwa Kebangkitan
Kristus itu adalah Hari Tuhan (Christ’s resurrection is the Lord’s day).
Sebutan/pernyataan tersebut ditulis 75 tahun setelah buku Wahyu ditulis,
maka oleh sebab itu tidak dapat menjadi bukti bahwa hari Tuhan itu adalah hari kebangkitan ( the Lord’s day is the
resurrection day )
Bukti-bukti bahwa Hari Tuhan itu adalah hari Sabat:
Baca: Kejadian 2:3; Keluaran 20:11; Yesaya 58:13; Matius 2:28.
Hari yang
ketujuh adalah Hari Sabtu :
1.
Imamat
23:16 “Sampai kepada keesokan harinja kemudian daripada sabtu yang ketudjuh itu, genap lima puluh hari hendaklah
kamu mempersembahkan kepada Tuhan suatu makanan jang baharu”. Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia,
Jakarta: 1965.
2.
Keluaran
20:8-11. Sabat adalah hari yang ketujuh.
3.
Yang
kita pelihara adalah dari matahari terbenam sampai ke matahari terbenam (mulai
hari jumat).
Apa yang Yohanes maksudkan dengan “Hari
Tuhan”?. Kapankah nabi ini memperoleh
penglihatannya?. Tidak mudah untuk
dijawab. Setidaknya lima pilihan jawaban
yang masuk akal:
I.
Hari
Tuhan itu adalah hari Sabtu. Sabtu
adalah hari ketujuh pada kalender Ibrani, Sabat untuk orang Yahudi. Alkitab sering merujuk hari Sabat sebagai
“Hari Tuhan”. Dalam Yesaya 58, Tuhan
sendiri berbicara tentang hari Sabat sebagai “hari-Ku yang kudus.” Dan Markus 2:27-28, Yesus menyatakan bahwa
Dia adalah “Tuhan atas hari Sabat.”
Pilihan Alkitabiah yang kuat untuk memahami bahwa Yohanes mengacu pada
ayat-ayat sebelumnya untuk mengidentifikasi Sabat sebagai hari di saat
penglihatan itu datang. Karena dia
banyak tertarik pada perintah Sabat dalam pasal 14, maka kita yakin ini
merupakan pilihan terbaik.
II.
Pilihan
kedua adalah hari Minggu.
Tulisan-tulisan Kristen dari abad ke dua(sekitar 35-40 tahun setelah
Kitab Wahyu) jelas menggunakan frasa “Hari Tuhan” sebagai kiasan untuk hari
Minggu. Gagasan ini dikaitkan dengan
kenyataan bahwa Yesus bangkit dari kematian pada hari pertama pekan(hari
Minggu), sehingga “Hari Tuhan” bisa mengacu pada hari itu. Tapi tidak punya bukti bahwa orang Kristen
pada abad pertama memelihara hari Minggu.
III.
Kemungkinan
ketiga merujuk kepada Paskah. Yesus
bangkit pada hari Minggu, hari pertama dalam pekan yang bertepatan hari raya
Paskah orang Yahudi. Orang-orang Kristen
merayakan Paskah setiap tahunnya kurang lebih sekitar hari raya Paskah orang
Yahudi. Jika mungkin itu yang di benak
sang nabi bahwa dia memperoleh penglihatan pada musim semi, sekitar musim
Paskah.
IV.
Mungkin
yang dipikirkan Yohanes adalah hari Tuhan menurut versi Perjanjian Lama, dalam
frasa yang mengungkapkan campur tangan Tuhan di akhir sejarah dunia. Sang pewahyu mungkin mengatakan, “Aku
mendapat penglihatan ini dengan pemikiran tentang zaman akhir.”
V.
Beberapa
dokumen kuno menyarankan “Hari Kaisar” khusus yang sekali setahun
dirayakan. Ketika orang-orang berkumpul
untuk beribadah, Yohanes mungkin menegaskan kepada orang Romawi bahwa Allah
akan campur tangan pada saat musuh merasa sepenuhnya memegang kendali. Wahyu menunjukkan sesungguhnya Yesus adalah
Tuhan, bukan kaisar manusia.
Pada tingkat spiritual moral, tidak ada
salahnya untuk mengingatkan diri kita bahwa setiap hari adalah hadiah dari
Tuhan. Setiap hari adalah hari “yang
dijadikan Tuhan” (Mzm.118:24), waktu yang digunakan untuk memuliakan Dia dan
untuk memberkati orang lain. Setiap hari
adalah untuk dinikmati dengan ucapan syukur.
DAFTAR PUSTAKA:
1.
DR.
U. Aritonang, Tafsiran Buku Wahyu: Universitas Advent Indonesia Cisarua
-Bandung, 1988.
2.
Leo
R. Van Dolson, “Kemenangan Sekarang ini-Kemuliaan Masa Mendatang”(Wahyu, Bagian
I ), Bandung: Indonesia Publishing House, Pelajaran Sekolah Sabat Penuntun
Guru, April-Juni 1989.
3.
Materi
kuliah “Revelation”: Institut Theologia & Keguruan Advent, Bandung 1974.
4.
Alkitab,
Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta 1965.
5.
Jon
Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007.