Berbahagia
mereka yang melakukan petunjuk dalam
Wahyu
“BERBAHAGIALAH IA YANG MEMBACAKAN DAN MEREKA YANG
MENDENGARKAN kata-kata nubuat ini dan menuruti apa yang tertulis didalamnya,
sebab waktunya sudah dekat”. (Wahyu 1:2,3)
Ayat di atas mengatakan, “Berbahagialah ia yang membacakan dan...
mendengarkan…”Apakah artinya itu?
Mengapa ada satu orang yang membaca dan banyak yang mendengar?. Karena buku-buku dalam zaman Perjanjian Baru
sangat langka dan mahal untuk diproduksi, kebanyakan orang akan menemukan
satu-satunya ketika seseorang membacanya dengan suara yang keras kepada mereka.
Kitab Wahyu dimaksudkan untuk dibaca di gereja, untuk didengarkan secara lisan
oleh sekelompok orang bukan sebagai sebuah karya yang ditulis untuk studi
perorangan.
Sebuah berkat khusus diberikan pada masyarakat yang membaca buku Wahyu.
Bila gereja mau bersabar mendengarkan seluruh Kitab Wahyu dibacakan maka
ternyata itu dapat dibacakan sekitar satu setengah jam!.
Yohanes mendorong setiap orang Kristen mempraktikkan pembacaan Kitab
Wahyu di gereja dan ibadah keluarga.
Berbahagialah(blessed). Bahasa Yunani: “makarios”, “happy”.(Lihat
Mat.5:3).
Ayat diatas mengandung suatu berkat yang diucapkan atas mereka yang
membaca, mendengar, dan patuh kepada pekabaran nubuat. Itu mengingatkan
kata-kata Yesus dalam Lukas 11:18, “Yang berbahagia ialah mereka yang
mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.”
Berkat bagi mereka yang membaca:
Berkat ilahi adalah ikatan yang tak terpisahkan dengan pembacaan,
pendengaran, dan penurutan kepada firman Allah.
Sebagaimana Musa memperingatkan Israel di perbatasan Negeri Perjanjian
itu, “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang
diucapkan Tuhan” (Ulangan 8:3), demikian juga Yohanes memperingatkan jemaat
pada akhir zaman: bergantung sepenuhnya kepada firman Allah adalah jalan
satu-satunya untuk bertahan pada waktu kesusahan.
“ Kata nabi itu: ‘Berbahagialah yang membaca’--ada beberapa yang tidak
akan membaca; berkat bukan untuk mereka. ‘Dan mereka yang mendengar’—ada juga
yang tidak mau mendengar sesuatu mengenai nubuatan; berkat bukan untuk golongan
ini. ‘Dan simpanlah hal-hal yang tertulis di dalamnya’—banyak yang tidak mau
memperhatikan amaran-amaran dan petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam Wahyu
itu; tidak seorang dari mereka ini yang dapat menuntut berkat yang dijanjikan
itu. Semua yang mengejek
pelajaran-pelajaran nubuatan dan mengolok lambang-lambang yang diberikan dengan
sungguh-sungguh disini, semua yang tidak mau membarui hidup mereka dan tidak
mau bersedia untuk kedatangan Anak manusia itu, tidak akan diberkati.”
E.G. White, The Great Controversy,
hlm.341.
Saudaraku,…
Membaca dan mempelajari Kitab Wahyu saja, belumlah cukup. Agar dapat memperoleh berkat, seseorang perlu
melakukan petunjuk yang ada didalamnya.
Pahami dan terapkan apa yang anda
baca :
“Satu bagian yang pendek yang dipelajari sampai maknanya jelas kepada
pikiran dan hubungannya dengan rencana keselamatan jelas betul, itu lebih
bernilai daripada membaca beberapa fasal tanpa tujuan tertentu serta tiada
pengajaran yang positif yang diperolehnya.
Peganglah selalu Alkitabmu. Kalau
kau mempunyai kesempatan, bacalah; masukkan ayat-ayat Alkitab itu dalam
ingatanmu”.---E.G. White, Kebahagiaan Sejati, hlm.86.
Apa alasan
Anda?. “Allah maksudkan Alkitab untuk dibaca dan
dipahami oleh setiap orang. Salah satu
masalah kita pada zaman ilmiah ini ialah kita telah dipersiapkan untuk berpikir
bahwa hanya ahli yang terlatih yang “benar-benar mengerti”. Atau barangkali bukan itu masalah yang
sebenarnya—mungkin itu hanya suatu alasan.
Mungkin kita hanya terlalu biasa disuapi dalam segala hal oleh para ahli
dan para ilmuwan. Lebih mudah
begitu!. Kita lebih suka main tekan
tombol gantinya menuntut usaha tambahan.
“Dan tampaknya itulah yang terjadi dengan sejumlah besar orang yang
mencoba juga untuk belajar Alkitab.
Karena itu memerlukan upaya, mereka berhenti tanpa mendapat berkat yang
telah ditempatkan di situ bagi mereka yang ingin menemukan secara pribadi nilai
dan pengalaman sukacita belajar Alkitab secara mendalam.”___Leo R. Van Dolson,
How to Get the Most out of Bible Study (Boise, Idaho: Pacific Press, 19980)
hlm.7,8.
Apakah saya
menggunakan waktu yang memadai membaca firman Allah?
Berapa banyak waktu yang memadai?.
Bukankah kualitas belajar kita lebih penting daripada kuantitas belaka?. Disini ada beberapa saran untuk belajar
Alkitab yang berkualitas :
·
Pilih
tiap hari satu waktu yang tetap kapan anda dapat belajar Alkitab tanpa
gangguan.
·
Pilih
suatu waktu kapan pikiran anda tajam.
·
Menyediakan
waktu berdoa sebelum dan sesudah belajar.
·
Berikan
waktu untuk merenungkan apa yang telah anda baca, pastikan bahwa anda telah
memahaminya dengan baik.
·
Buat
suatu penerapan yang praktis kepada hidup anda tentang apa yang telah anda
pelajari.
Kini, kebanyakan umat manusia di dunia
mempunyai Alkitab atau bagian dari Alkitab itu dalam bahasa mereka. Jadi kita harus benar-benar menggunakan waktu
untuk membacanya. Survey pernah
menunjukkan bahwa 85% orang-orang Amerika mempunyai Alkitab, tetapi sedikit
yang membacanya secara tetap.
Kesimpulannya ialah bahwa orang-orang di Amerika Serikat mencintai
Alkitab, namun buta huruf akan Alkitab.
Jika kita tidak menggunakan banyak waktu dengan firman Allah, cara yang
terbaik untuk memperbaiki ialah menyapu debu pada Alkitab kita dan mengambil
waktu untuk mempelajarinya setiap hari.
Syair berikut, menantang pernyataan bahwa
kita tidak mempunyai cukup waktu untuk belajar Alkitab secara teratur:
-Selamat pagi
Tuhan. Saya akan mempelajari firmanMu.
Wah! Lihat cermin kotor itu!.
-Segera
setelah saya sikat gigi. Dan membersihkan cermin itu
Dan menyisir rambut saya, Akan saya pelajari
firmanMu
Apakah ada dering telepon?
-Segera
sesudah saya sikat gigi. Membersihkan cermin itu,
Menyisir rambut saya. Dan menjawab telepon
Akan saya pelajari firmanMu. Apa yang saya
dengar itu?
Oh, engkau, Fidol.
-Segera
setelah saya sikat gigi. Dan membersihkan cermin
Dan menyisir rambut saya. Dan menjawab telepon
itu.
Dan memberikan makan anjing. Akan saya pelajari firmanMu
Oh, lihat waktu; Akan terlambat saya kerja!
-Segera
setelah saya kembali dari pekerjaan.
Hari ini, Tuhan –pasti”.
Ay 3:
“Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat
ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah
dekat”.
1)
“Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata
nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya” (ay 3).
a)
Arti dari kata ‘berbahagia’.
Kata ‘berbahagialah’ / ‘blessed’
(= diberkatilah) di sini sama dengan kata yang digunakan dalam ucapan bahagia
dalam Mat 5:3-12. Jadi, ‘berbahagia’ / ‘diberkatilah’ di sini juga tidak
menunjuk pada perasaan bahagia / sukacita (bdk. Mat 5:4), keadaan kaya (bdk.
Luk 6:20,24), sehat / sembuh dari sakit, dsb. Tetapi maksudnya Allah menganggap
orang itu berbahagia / diberkati.
b)
Ini merupakan yang pertama dari seri 7 berkat yang ada dalam Kitab Wahyu
(1:3 14:13 16:15 19:9 20:6 22:7 22:14).
c)
Janji berkat bagi para pembaca Kitab Wahyu ini ada pada awal Kitab Wahyu, yaitu
dalam 1:3 ini, dan lalu diulang pada akhir Kitab Wahyu, yaitu dalam 22:7. Jadi
seluruh Kitab Wahyu diapit oleh 2 janji berkat bagi mereka yang membaca dan
mentaatinya.
d)
Janji berkat ini diperuntukkan bagi mereka yang membaca dan mentaati Kitab
Wahyu ini.
Herman
Hoeksema: “As long as we contemplate the things of this present
time, the things that come to pass in this world, from a mere earthly, human,
historic viewpoint, there is nothing but darkness and hopeless misery. For
‘vanity of vanities, all is vanity’ is true of the whole of present existence.
... The world is not improving though it is developing in a cultural sense. It
is plainly getting worse. ... But ‘blessed are they that hear and keep the
words of this prophecy’ even now, even in the midst of this present darkness
and death and hopelessness. For if we may look at these same things in the
light of this ‘revelation of Jesus Christ,’ and live in the expectation of His
coming, there is peace and hope and joy. Then we will be of good cheer, for we
know that He has overcome the world” (= Selama kita merenungkan hal-hal
dari waktu sekarang ini, hal-hal yang terjadi di dunia ini, semata-mata dari
sudut pandang duniawi, manusia, dan sejarah, maka tidak ada apapun selain
kegelapan dan kesengsaraan tanpa harapan. Karena ‘kesia-siaan dari kesia-siaan,
segala sesuatu adalah sia-sia’ adalah benar tentang seluruh keberadaan saat
ini. ... Dunia ini tidak membaik sekalipun dunia ini berkembang dalam arti
kebudayaan. Dunia ini jelas bertambah jelek. ... Tetapi ‘berbahagialah mereka
yang mendengar dan memelihara kata-kata nubuat ini’ bahkan pada saat ini,
bahkan di tengah-tengah kegelapan dan kematian dan keadaan tanpa harapan
sekarang ini. Karena jika kita bisa melihat pada hal-hal yang sama dalam terang
dari ‘wahyu Yesus Kristus’ ini, dan hidup dalam pengharapan akan kedatanganNya,
ada damai dan harapan dan sukacita. Maka kita akan bergembira, karena kita tahu
bahwa Ia telah mengalahkan dunia) - hal 14.
e)
Janji berkat bagi orang yang membaca dan mentaati Kitab Wahyu ini menunjukkan
bahwa Kitab Wahyu ini bisa dimengerti.
Pulpit
Commentary: “And if the words are to be kept, they can be understood.
We have no right to set aside the Revelation as an insoluble puzzle” (= Dan
jika kata-kata kitab ini harus dipelihara / ditaati, mereka bisa dimengerti.
Kita tidak mempunyai hak untuk mengesampingkan Kitab Wahyu sebagai suatu
teka-teki yang tidak dapat dipecahkan) - hal 3.
Barnes’
Notes: “It may be inferred from this verse, that it is possible
so to understand this book, as that it may convey useful instruction. This is
the only book in the Bible of which a special blessing is pronounced on him who
reads it; but assuredly a blessing would not be pronounced on the perusal of a
book which is entirely unintelligible. While, therefore, there may be many
obscurities in this book, it is also to be assumed that it may be so far
understood as to be useful to Christians, in supporting their faith, and giving
them elevated views of the final triumph of religion, and of the glory of the
world to come” (= Bisa ditarik kesimpulan dari ayat ini, bahwa adalah
mungkin untuk mengerti kitab ini sedemikian rupa, sehingga kitab ini memberikan
informasi yang berguna. Ini adalah satu-satunya kitab dalam Alkitab tentang
mana suatu berkat yang khusus dinyatakan bagi dia yang membacanya; tetapi jelas
bahwa suatu berkat tidak akan dinyatakan pada pembacaan suatu kitab yang sama
sekali tidak bisa dimengerti. Karena itu, sementara ada banyak hal yang kabur /
tidak jelas dalam kitab ini, juga harus dianggap bahwa kitab ini bisa
dimengerti sedemikian jauhnya sehingga berguna untuk orang-orang kristen, dalam
menopang iman mereka, dan memberi mereka pandangan-pandangan yang tinggi
tentang kemenangan akhir dari agama, dan tentang kemuliaan dari dunia yang akan
datang) - hal 1542.
Dalam persoalan mengerti
Kitab Wahyu, James B. Ramsey berkata bahwa dalam kitab Wahyu sering terjadi
Mat 11:25 dimana Allah menyembunyikan arti terhadap orang pandai / bijak,
tetapi membukakannya bagi anak kecil / bayi.
James B.
Ramsey: “It must however be here observed that what has often been
found true in regard to other things of the kingdom of God, has happened here;
that while these things have been hid from the wise and prudent, they have been
revealed unto babes. God has made foolish the wisdom of men, and amply rewarded
the faith and diligence of the humble and earnest believer. Where the pride of
human learning has stumbled, and where the strength of human reason and the cravings
of a vain curiosity have been baffled, and have turned from it as useless,
because they could not understand it, the humble and simple-hearted believer
has found the richest encouragements of faith and hope” (= Tetapi harus
diperhatikan bahwa apa yang sering didapati sebagai hal yang benar berkenaan
dengan hal-hal lain dalam kerajaan Allah, telah terjadi di sini; yaitu bahwa
sementara hal-hal ini disembunyikan dari orang berhikmat dan bijaksana, mereka
dinyatakan kepada bayi-bayi. Allah telah membuat hikmat manusia menjadi bodoh,
dan memberikan banyak upah pada kesetiaan dan kerajinan dari orang percaya yang
rendah hati dan sungguh-sungguh. Dimana kesombongan pengetahuan manusia telah
tersandung, dan dimana kekuatan dari akal manusia dan keinginan dari rasa ingin
tahu yang sia-sia telah dibuat menjadi bingung, dan telah berpaling dari kitab
ini sebagai sia-sia, karena mereka tidak bisa mengertinya, orang yang rendah
hati dan orang percaya yang berhati sederhana telah menemukan dorongan /
pengobaran iman dan pengharapan yang terkaya) - hal 29.
Bdk. Mat 11:25 1Kor
1:25-29.
Karena
itu, kalau saudara mau mengerti Kitab Wahyu ini, janganlah mempelajarinya
dengan sikap sombong, atau sekedar rasa ingin tahu yang sia-sia, atau dengan
sikap acuh tak acuh. Tetapi pelajarilah dengan rendah hati (ini harus
diwujudkan dengan banyak berdoa), rajin, tekun, dan sungguh-sungguh.
f)
Sekalipun memang Kitab Suci menjanjikan berkat bagi pembacaan Firman Tuhan
secara umum / bagian manapun dari Kitab Suci (bdk. Maz 19:12 Luk 11:28),
tetapi hanya Kitab Wahyu yang mempunyai janji berkat secara khusus seperti ini.
Ini menunjukkan 2 hal, yaitu:
·
Kitab Wahyu ini mempunyai kepentingan khusus / istimewa, dan juga menjanjikan
berkat yang istimewa bagi pembacanya.
·
sebaliknya ini juga memperingatkan bahwa orang yang mengabaikan Kitab Wahyu ini
akan mendapat kerugian khusus / istimewa juga.
James B.
Ramsey: “Such a benediction is attached to no other book of
Scripture. It is indeed true in regard to every part of God’s Word, that they
are blessed who read and keep it; but such a special declaration as this
prefixed to this book only, indicates a special importance attached to it, and
a special kind or degree of blessing to be secured by its devout study, or at
the very least a gracious warning against some special danger of neglect, and
of spiritual injury arising therefrom” (= Berkat seperti ini tidak
dicantumkan dalam kitab lain manapun dalam Kitab Suci. Hal itu memang benar
berkenaan dengan setiap bagian Firman Allah, bahwa mereka yang membaca dan
memeliharanya diberkati; tetapi pernyataan khusus seperti yang hanya diletakkan
di depan kitab ini, menunjukkan suatu kepentingan khusus yang dilekatkan
padanya, dan suatu jenis atau tingkat berkat yang khusus pasti didapatkan
dengan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, atau sedikitnya ada suatu
peringatan yang baik / murah hati tentang suatu bahaya khusus dari pengabaian
kitab ini, dan tentang kerugian / luka rohani yang muncul dari pengabaian itu)
- hal 26.
g)
Pembacaan di depan umum / dalam kebaktian.
Wah 1:3 - “Berbahagialah
ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat
ini”.
Ini menunjukkan bahwa yang
dimaksudkan adalah pembacaan oleh satu orang di muka umum, misalnya dalam
kebaktian. Dalam abad-abad awal dari kekristenan, pembacaan Kitab Suci dalam
Kebaktian adalah sesuatu yang sangat penting. Ireneaus bahkan mengatakan bahwa
pada abad-abad awal itu ada jabatan ‘pembaca Kitab Suci’ dalam gereja.
Ayat-ayat yang melandasi
praktek pembacaan Kitab Suci dalam Kebaktian adalah Kel 24:7
Neh 8:4-dst Luk 4:16 Kis 13:15 (‘pembacaan dari
hukum Taurat dan kitab nabi-nabi’; ini jelas menunjukkan sedikitnya 2
text!) Kis 15:21 Kol 4:16 1Tes 5:27.
Bahwa ada janji berkat bagi
yang membaca dan mendengar pembacaan Kitab Wahyu dalam kebaktian, menunjukkan
bahwa Yohanes menganggap Kitab Wahyu ini sebagai Kitab Suci / Firman Tuhan.
Tetapi bagi orang yang
menggunakan bagian ini untuk mengharuskan pembacaan Kitab Suci dalam
kebaktian, maka:
·
perlu diingat bahwa ayat-ayat di atas tidak mengharuskan adanya pembacaan Kitab
Suci (selain pembacaan Kitab Suci sebelum khotbah) dalam kebaktian.
·
perlu diketahui bahwa ada perbedaan besar antara abad-abad awal dari
kekristenan dan jaman sekarang. Pada abad-abad awal Kitab Suci ditulis /
disalin dengan tangan, jadi jumlahnya sedikit dan harganya mahal. Disamping
itu, pada jaman itu, banyak orang kristen yang buta huruf / tidak bisa membaca!
Karena itu pembacaan Kitab Suci di gereja adalah sesuatu yang sangat penting.
Tetapi pada jaman sekarang Kitab Suci bisa didapat dengan mudah, dan orang yang
buta huruf sudah sangat jarang, sehingga pembacaan Kitab Suci di gereja tidak
terlalu perlu (kecuali pembacaan bagian yang akan dikhotbahkan).
Tentu saja berkat yang
dijanjikan dalam Wah 1:3 ini juga berlaku untuk pembacaan pribadi.
h)
‘menuruti’ (ay 3).
Literal: ‘keep’ (=
menyimpan / memelihara).
Ini mencakup menyimpannya
dalam hati dan mentaatinya. Bdk. Yoh 13:17! Yak 1:22.
Tidak ada berkat bagi orang
yang hanya membaca / mendengarnya tetapi tidak mentaatinya! Sebaliknya ada
kerugian bagi orang seperti itu, karena orang yang tahu / mengerti, kalau ia
melanggar maka hukumannya lebih berat (bdk. Luk 12:47-48).
2) Ay 3: ‘kata-kata
nubuat’.
Jadi
Kitab Wahyu ini disebut sebagai ‘kata-kata nubuat’ (bdk. 22:7,10,18,19).
3) Ay 3: ‘waktunya
sudah dekat’.
Ini
menunjukkan bahwa ‘waktu ditetapkan oleh Tuhan’ (bdk. Maz 39:5-6 Mat
6:27 Gal 4:4 Yoh 2:4 7:6,8,30 8:20
12:23 13:1 17:1 Kis 1:7 Mat 8:29 Wah 12:12).
Mengomentari
Yoh 2:4 dimana Yesus berkata ‘SaatKu belum tiba’, William Hendriksen
berkata:
“The
words, ‘My hour has not yet come,’ clearly indicate Christ’s consciousness of
the fact that he was accomplishing a task entrusted to him by the Father, every
detail of which had been definitely marked off in the eternal decree, so that
for each act there was a stipulated moment” (=
kata-kata ‘saat / waktuKu belum tiba’ secara jelas menunjukkan kesadaran Yesus
terhadap fakta bahwa Ia sedang mengerjakan suatu tugas yang dipercayakan
kepadaNya oleh Bapa, yang mana setiap bagiannya telah ditandai dengan pasti
dalam ketetapan kekal, sehingga untuk setiap tindakan ada waktu yang telah
ditentukan).
Ia lalu
melanjutkan:
“Jesus
knew that all his deeds had been predetermined as to the exact hour of their
occurence” (= Yesus tahu bahwa semua tindakanNya telah ditentukan lebih dulu
berkenaan dengan saat yang tepat terjadinya hal itu).
Penerapan:
Kalau
saudara menginginkan sesuatu tetapi belum bisa terkabul, maka sadarilah bahwa
waktu Tuhan belum sampai, dan bahkan mungkin itu bahkan sama sekali bukan
kehendak Tuhan. Betapapun baiknya keinginan saudara, percayalah bahwa kehendak
Tuhan itu lebih baik.
Sebaliknya,
kalau saudara mendapat sesuatu yang belum saudara inginkan saat ini (misalnya
istri menjadi hamil di saat krisis ekonomi!), maka percayalah juga bahwa itu
sudah waktu Tuhan, dan waktu Tuhan pasti lebih baik dari waktu saudara!.
DAFTAR PUSTAKA:
1.
Jon
Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007.
2.
The
SDA Bible Commentary, Jilid 7, U.S.A: Review and Herald Publishing Association,
Revised, 1980.
3.
Materi
Seminar Wahyu, Bandung: Indonesia Publishing House, 1993.
4.
Leo
R. Van Dolson, “Kemenangan Sekarang ini-Kemuliaan Masa Mendatang”(Wahyu, Bagian
I ), Bandung: Indonesia Publishing House, Pelajaran Sekolah Sabat Penuntun
Guru, April-Juni 1989.
5.
The
SDA Bible Commentary, Jilid 7, U.S.A: Review and Herald Publishing Association,
Revised, 1980.
6.
Pdt.
Budi Asali M.Div- Eksposisi Wahyu kepada Yohanes.
========0=======hms