“AKU ADALAH ALFA DAN OMEGA, ‘FIRMAN TUHAN ALLAH,
‘YANG ADA DAN YANG SUDAH ADA DAN YANG AKAN DATANG, YANG MAHAKUASA”(Wahyu 1:8)
Kesetiaan
tidak selalu menerima hadiah langsung.
Ayat 8: ALLAH BAPA DAN KRISTUS
DILUKISKAN SEBAGAI ALFA DAN OMEGA.
1.
Aku
Alfa dan Omega – Yang awal dan akhir, yang pertama dan terakhir (ayat 4) adalah
Bapa.
2.
Yang
awal dan akhir (ayat 11-18) adalah Kristus.
3.
Alfa
dan Omega dikenakan kepada Bapa dan Anak karena keduanya mempunyai sifat hidup
yang tidak berkesudahan.
4.
Yang
mahakuasa- Yang menjadi pemerintah atas seluruh alam semesta.
Mengapa Allah disebut “Alfa dan Omega”
(Wahyu 1:8).
Kata Alfa dan Omega adalah nama huruf
pertama dan terahir dari alphabet Yunani (Baca Why 21:6; 22:13). Susunan kata-kata itu menunjukkan
kesempurnaan, kelengkapan, dan sama artinya dengan ‘permulaan dan akhir,
pertama dan terakhir’.(Baca The SDA Bible Commentary, jilid 7, hlm.734).
Digunakan untuk referensi kepada Kristus beberapa
kali dalam buku, gelar itu menekankan kesempurnaan dan kelengkapan dari
pekabaran nubuat Wahyu. Hal ini
memperoleh dukungan lebih lanjut dalam amaran yang sungguh-sungguh pada
penutupan buku itu (baca Why 22:18,29).
Dalam ayat kita, Tuhan adalah Alfa dan
Omega(awal dan akhir dalam alfabet Yunani).
Dia adalah Yang Ada, Yang sudah Ada, dan Yang akan Datang (yang memegang
kendali masa lampau, masa kini, da masa depan), Yang Mahakuasa. Allah adalah Tuhan atas sejarah. Situasi apapun yang kita hadapi tidak akan
sanggup mengejutkan-Nya. Segala yang
menimpa kita adalah bagian dari rencana yang lebih besar. Tapi bagaimana kalau terjadi sesuatu ketidak
beruntungan kepada seorang umat Tuhan yang setia.
Penghakiman Tuhan atas bangsa-bangsa yang jahat
dan sistemnya termuat dalam seluruh Kitab Wahyu. Namun umat-Nya ditemukan di dalam
bangsa-bangsa dan sistem yang sama.
Mereka mengalami “efek samping” penghakiman Ilahi. Dikarenakan sistem manusia sifatnya
bercampur- aduk, maka umat Allah yang setia
tidak boleh mengharapkan keamanan sempurna dalam hidup ini. Kesetiaan tidak selalu menerima hadiah langsung. Namun Tuhan Allah tetap memegang kendali,
bahkan saat keadaan tampaknya benar-benar tidak terkendali. Mari kita tetap sabar untuk menantikan
keadilan daripada-Nya.
DAFTAR PUSTAKA:
1.
DR.
U. Aritonang, Tafsiran Buku Wahyu: Universitas Advent Indonesia Cisarua
-Bandung, 1988.
2.
The
SDA Bible Commentary, Jilid 7, U.S.A: Review and Herald Publishing Association,
Revised, 1980.
3.
Leo
R. Van Dolson, “Kemenangan Sekarang ini-Kemuliaan Masa Mendatang”(Wahyu, Bagian
I ), Bandung: Indonesia Publishing House, Pelajaran Sekolah Sabat Penuntun
Guru, April-Juni 1989.
4.
Jon
Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007.